• Tidak ada hasil yang ditemukan

lingkungan secara optimal

Dalam dokumen LAKIP 2013. (Halaman 52-70)

pengenalan operasional dan pemeliharaan sistem energi baru terbarukan serta pelatihan pengelolaan keuangan mikro bagi kelompok masyarakat pesisir.

Gambar. Pelatihan penyajian warung kuliner

Gambar. Pelatihan pengelolaan sampah pesisir

Gambar. Pelatihan Pengenalan Operasional dan Pemeliharaan Sistem Energi Baru Terbarukan

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP DIY) juga turut melakukan fasilitasi dan pembangunan kelautan perikanan Kabupaten Bantul. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mendukung program pemberdayaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir. Kegiatan tersebut adalah :

a) Sosialisasi mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut

b) Sosialisasi alat penangkap bibit ikan sidat dan jalur pemasaran bibit ikan sidat yang bertujuan untuk :

 Memberikan alternatif sumber pendapatan bagi nelayan Bantul  Melestarikan populasi sidat

c) Fasilitasi alat penangkap bibit ikan sidat untuk Kelompok Mina Anguilla, Poncosari, Srandakan

d) Sosialisasi dan fasilitasi konservasi penyu dengan tujuan untuk :

 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat pesisir Kabupaten Bantul dalam upaya konservasi penyu

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM kelompok konservasi penyu dalam teknis dan pengelolaan konservasi penyu

 Meningkatkan persentase penetasan telur penyu

e) Sosialisasi penanganan limbah cair domestik dengan sasaran para pemilik warung kuliner di wilayah pesisir Kabupaten Bantul. Tujuannya adalah untuk :

 Meningkatkan pengetahuan pemilik usaha kuliner tentang penanganan limbah domestik usahanya

 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilik usaha kuliner dalam penanganan limbah domestik

 Menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan pantai di Kabupaten Bantul

f) Fasilitasi papan nama jenis ikan untuk TPI Ngepet dan TPI Patihan, Kabupaten Bantul g) Identifikasi tanaman pantai dalam rangka penguatan mitigasi pesisir, tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk:

 Mengetahui jenis-jenis tanaman pantai yang dapat dimanfaatkan dalam upaya mitigasi di wilayah pesisir Kabupaten Bantul

 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian tanaman pantai

h) Kegiatan Mitigasi Bencana Alam Laut Dan Pesisir

 Meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir Kabupaten Bantul tentang mitigasi bencana alam laut dan pesisir

 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan mitigasi bencana alam laut dan pesisir

i) Gerakan bersih pantai dan laut yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian alam, terutama di wilayah pantai dan laut j) Fasilitasi sarana prasarana konservasi penyu

 Memberikan motivasi kelompok-kelompok konservasi penyu dalam upaya pelestarian penyu di Kabupaten Bantul

 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian sumberdaya alam, khususnya penyu di wilayah pesisir Kabupaten Bantul

Untuk lebih memperluas kegiatan ekonomi alternatif telah dilakukan studi potensi pembuatan garam. Hasil studi pada tahun 2012 menunjukkan bahwa potensi garam di Pantai Selatan layak untuk dikembangkan, karena dengan prototype teknologi tepat guna menggunakan terpal dapat menghasilkan garam kualitas I yang dapat dikembangkan sebagai garam konsumsi dengan penambahan yodium. Pada tahun 2013 ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan apresiasi kepada Kabupaten Bantul dengan Demplot Pembuatan Garam berupa BLM dari Direktorat Jenderal KP3K, KKP untuk kelompok Sarem Sembada (Ngepet, Srigading, Sanden). Apabila demplot ini berhasil, Kabupaten Bantul akan dijadikan pilot project pengembangan garam di Pantai Selatan.

2)

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan

Tujuan dari program ini adalah untuk menjaga kelestarian biota ikan, meningkatkan populasi ikan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perairan umum. Dengan didukung anggaran sebesar Rp104.050.000,00 output program ini adalah terlaksananya restocking di perairan umum, kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan pokmaswas dan kegiatan pengembangan usaha konservasi penyu. Sedangkan outcome

program adalah peningkatan peran masyarakat dalam pengawasan dan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan.Untuk menjaga kelestarian biota ikan di perairan umum dilakukan pemasangan 25 (dua puluh lima) buah papan larangan menangkap ikan menggunakan alat/bahan beracun serta sanksi pidananya .

Untuk peningkatan populasi ikan di perairan umum dilaksanakan penebaran benih ikan sebanyak 359.000 ekor ikan, yang ditebar di beberapa lokasi.

Gambar. Kegiatan restocking di perairan umum

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian biota ikan di perairan umum, dilaksanakan pembinaan terhadap 19 Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).

Gambar. Pembinaan pokmaswas

Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat pesisir Bantul dalam upaya konservasi penyu di Kabupaten Bantul serta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM kelompok konservasi penyu dalam teknis dan pengelolaan konservasi penyu telah dilaksanakan Pelatihan Pengelolaan Konservasi Penyu dengan kelompok sasaran sebagi berikut:

a) Kelompok Konservasi Penyu Mino Raharjo, Patihan b) Forum Komunikasi Penyu Bantul, Samas

c) Kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo, Ngentak d) Kelompok Konservasi Penyu Mancingan

3)

Pengembangan Budidaya Perikanan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan, dan menguatkan kelembagaan perikanan. Untuk mencapai tujuan program dilaksanakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan SDM dan didukung dana sebesar Rp1.154.300.000,00. Output dari program ini adalah kelompok pembudidaya ikan mendapatkan fasilitasi baik teknologi maupun permodalan, sehingga meningkatkan minat masyarakat dalam budidaya ikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya rumah tangga dan kelompok pembudidaya ikan.

Pendampingan kepada Pokdakan berupa pemantauan penyakit dilaksanakan dengan kunjungan ke Pokdakan, terutama ke Pokdakan yang melaporkan kepada instansi terkait tentang adanya indikasi penyakit, kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel untuk dilakukan uji laboratorium di Fakultas Perikanan UGM guna mengetahui penyebab dan jenis penyakitnya. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa rata-rata penyakit disebabkan oleh jamur dan bakteri serta kualitas air yang tidak baik atau tercemar.

Dengan adanya pemantauan penyakit pada ikan bisa dihindari kerugian akibat kematian ikan.

Selain pendampingan berupa pengawasan penyakit ikan, juga telah dilakukan pelatihan untuk pembudidaya yaitu pelatihan budidaya cacing serta pelatihan produksi dan perbenihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan para pembudidaya ikan yang outputnya nanti adalah untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan para pembudidaya ikan.

Gambar. Pelatihan Budidaya Cacing Gambar. Pelatihan Produksi dan

perbenihan ikan

Gambar. Kegiatan Studi banding di Kelompok Pembudidaya Ikan Gurami

Gambar. Kegiatan Studi banding di Kampung Lele Boyolali

Dari program Pengembangan Budidaya Perikanan ini, telah berhasil membawa dampak pada peningkatan jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP), luas lahan budidaya, jumlah Pokdakan, dan peningkatan produksi perikanan budidaya. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah Pokdakan dan peningkatan luas lahan budidaya serta produksi perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin berminat untuk berusaha di sektor perikanan. Data peningkatan tersebut disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Jumlah RTP, Pokdakan, Luas Lahan, dan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2012 dan 2013 No. Uraian Jumlah 2012 2013 1. RTP Perikanan budidaya (RTP) 8.127 8170 2. Pokdakan (kelompok) 740 815

3. Luas lahan (ha) 113,60 114,80

4. Produksi perikanan budidaya

(kg)

10.980.671 11.806.936

Perikanan budidaya yang telah dikembangkan terdiri dari berbagai macam jenis ikan, sebagaimana disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25

Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Ikan Tahun 2012-2013

No. Jenis Ikan Produksi (kg)

2012 2013 1 Gurami 1.594.478 2.038.269 2 Nila 1.710.900 2.151.031 3 Lele 6.554.066 6.688.746 4 Bawal 337.798 227.527 5 Patin 172.641 64.049 6 Mas 61.024 56.716 7 Udang vaname 504.598 579.218 9 Lain-lain 45.166 1.380 Jumlah 10.980.671 11.806.936

Jenis ikan yang dominan dibudidayakan adalah lele, nila dan gurami. Lele paling banyak dibudidayakan karena memiliki umur panen relatif lebih cepat, padat tebarnya lebih banyak, dan lebih tahan terhadap penyakit. Dominansi budidaya lele terhadap jenis ikan yang lain disajikan pada Grafik 5.

Grafik 5.

Dominansi Budidaya Lele terhadap Jenis Ikan Lainnya

Perikanan budidaya biasanya diusahakan di kolam, karamba, dan tambak. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan produksi perikanan budidaya di kolam, sedangkan budidaya ikan di karamba dan tambak mengalami penurunan, seperti terlihat pada Tabel 4.85.

Tabel 26.

Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Usaha Tahun 2012-2013

No. Jenis Usaha Produksi (kg) 2012 2013 1 Kolam 10.428.823 11.211.208 2 Sawah 14.030 - 3 Karamba 33.220 15.130 4 Tambak 504.598 580.598 Jumlah 10.980.671 11.806.936 Sumber: DKP, 2014

Pengembangan budidaya perikanan juga didukung dengan pengembangan benih ikan melalui empat Balai Benih Ikan (BBI) yakni BBI Barongan, Sanden, Gesikan, dan Krapyak, dan melalui Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Produksi benih yang dihasilkan pada

Tabel 27.

Produksi Benih Ikan dari UPR dan BBI Tahun 2012-2013

No. Jenis Usaha

Produksi Ket. 2012 2013 1 UPR 177.822.435 119.903.855 Ekor 2 BBI 1.632.086 1.717.202 Ekor Jumlah 179.454.521 121.621.202 Ekor

Dari tabel di atas dapat dilihat adanya penurunan produksi benih pada tahun 2013 sebanyak 32,23% dibanding dengan tahun 2012, hal ini disebabkan usaha perbenihan sebagian besar beralih ke perbenihan gurame karena harganya lebih mahal. Untuk menghasilkan benih gurame memerlukan waktu yang lebih panjang dan jumlah tebar induk persatuan luas relatif lebih sedikit dibanding lele sehingga benih yang dihasilkan juga lebih sedikit.

Selain berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan melalui anggaran Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP DIY) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga turut andil dalam membangun dunia perikanan di Kabupaten Bantul.

DKP DIY melalui kegiatan Pembinaan Mutu Benih dan Induk Perikanan memfasilitasi para pembenih dengan memberikan bantuan berupa induk ikan gurami, lele, nila dan sarana perbenihan. Selain itu melalui Pembinaan dan Pengembangan Perikanan juga telah diberikan sarana prasarana produksi perikanan budidaya baik untuk komoditas lele, mina padi maupun nila.

4)

Pengembangan Perikanan Tangkap

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan SDM perikanan tangkap. Dalam mencapai tujuan tersebut memanfaatkan SDM dan teknologi serta didukung anggaran sebesar Rp455.000.000,00. Output program antara lain adanya kajian informasi kelautan (oseanografis) dengan menggunakan analisa data penginderaan jauh multi waktu untuk mendukung pengembangan pemodelan distribusi daerah potensi ikan (fishing ground) di perairan selatan Kabupaten Bantul.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan nelayan dan calon nelayan diadakan pelatihan teknis pengoperasian kapal dan teknis penangkapan ikan, pelatihan teknis dan manajemen kader nelayan, dan pelatihan pengelolaan TPI (Tempat Pelelangan Ikan).

Gambar. Pelatihan Teknis Pengoperasian Kapal dan Teknis Penangkapan Ikan

Gambar. Pelatihan Teknis dan Manajemen Kader Nelayan

Untuk mendukung program perikanan tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI juga telah memberikan bantuan berupa 2 buah kapal 30 GT kepada:

 KUB INKA BANTUL VI (Parangtritis, Kretek, Bantul) dengan Kapal (30 GT) INKAMINA 645

 KUB INKA BANTUL VII (Pendowoharjo, Sewon, Bantul) dengan Kapal (30 GT) INKAMINA 646

Gambar. Inka Mina 645 dan 646 (Kapal 30 GT bantuan dari KKP)

Selain itu juga memberikan BLM sebesar Rp.100.000.000,00 untuk tiap kelompok melalui Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaaan Perikanan Tangkap (PUMP-PT) kepada 6 kelompok seperti pada tabel berikut:

No Nama KUB Alamat Nama Ketua

1 Misaya Mina Grogol X RT 01, Kel.

Parangtritis, Kec. Kretek Tri Handoyo 2 Mino Segoro Kidul Karang RT 01, Kel.

Tirtohargo, Kec. Kretek Sujar

3 Mina Jaya Tegalrejo RT 67, Kel.

Srigading, Kec. Sanden Tri Awanto

4 Mina Manunggal Karya

Karanganyar RT 05, Kel.

Gadingharjo, Kec. Sanden Ngadiranta 5 Bahari Sejahtera Krajan RT 04, Kel.

Poncosari, Kec. Srandakan Sasli Asmoro 6 Berkah Berlimpah Ngentak RT 04, Kel.

Dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut, terjadi peningkatan produksi perikanan tangkap sebesar 4,48% yaitu dari 1.150,498 ton pada tahun 2012 naik menjadi 1.202,137 ton pada tahun 2013. Peningkatan juga terjadi pada jumlah nelayan sebesar 17,66%, jumlah KUB sebesar 45%, jumlah perahu motor tempel sebesar 2,25% dan jumlah kapal motor 28,57%. Data produksi perikanan tangkap dan sarana serta prasarana perikanan tangkap disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28

Produksi Perikanan Tangkap, Jumlah Nelayan dan KUB, dan Sarpras Lainnya Tahun 2012-2013

No. Uraian

Jumlah

2012 2013

1 Produksi Perikanan Tangkap (ton)

1.150,498 1.202,137

2 Jumlah nelayan (orang) 504 537

3 Jumlah KUB (Kelompok) 20 29

4 Perahu motor tempel 89 112

5 TPI 6 5*)

Keterangan :

*) Berkurangnya jumlah TPI disebabkan karena TPI Samas terkena abrasi pada bulan September 2013. Relokasi TPI baru akan dilakukan pada tahun 2014.

5)

Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Peningkatan produksi kelautan dan perikanan harus didukung dengan penanganan pasca panen dan pemasaran agar diperoleh hasil yang optimal. Dalam melaksanakan program ini memanfaatkan SDM, teknologi, dan didukung anggaran sebesar Rp120.000.000,00. Output program antara lain terlaksananya promosi hasil produksi perikanan kelautan, peningkatan kelembagaan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar), dan terlaksananya pelatihan Poklahsar. Dengan terlatihnya Poklahsar, penanganan paska panen ikan telah mengikuti sistem rantai dingin sehingga kualitas ikan tetap terjaga. Potensi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan cukup besar. Pada tahun 2013 terdapat 85 Poklahsar ikan dengan olahan ikan yang beraneka ragam seperti abon, kerupuk, nugget, keripik, kuliner hingga nata rumput laut. Pemasarannya pun relatif luas meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, bahkan Jawa Timur.

Berbagai kegiatan untuk mendukung pengolahan dan pemasaran produksi perikanan telah dilaksanakan antara lain:

a. Fasilitasi Poklahsar untuk mengikuti kegiatan Bantul Expo Tahun 2013 sehingga akan meningkatkan promosi dan jaringan pemasaran produk hasil pelaku usaha kelautan dan perikanan;

b. Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Hasil Perikanan berupa lomba masak ikan dan kampanye manfaat makan ikan;

Gambar. Kegiatan lomba masak ikan

c. Lomba UMKM Poklahsar Hasil Perikanan untuk mendorong peningkatan Manajemen dan Pengelolaan Usaha Pengolahan Hasil Perikanan;

d. Rehabilitasi Gedung DKP lama untuk digunakan sebagai sentra pemasaran bidang pengolahan dan kuliner serba ikan yang diproduksi oleh anggota Assosiasi Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan “Projo Mino” Kabupaten Bantul yang bekerja sama dengan Dharma wanita DKP Kabupaten Bantul;

Gambar. Sentra pemasaran bidang pengolahan dan kuliner serba ikan e. Fasilitasi sarana pemasaran ikan dari APBD I Dinas Kelautan dan Perikanan DI

Yogyakarta sebanyak 6 paket, dengan nama penerima manfaat sebagai berikut :

No Nama Keterangan

1 Narni Pedagang Ikan Pasar Niten

2 Martuti Pedagang Ikan Pasar Bantul

3 Topan Pedagang Ikan Pasar Bantul

4 Pariyati Pedagang Ikan Pasar Depok

5 Winarsih Pedagang Ikan Pasar Depok

6 Sartini Pedagang Ikan Pasar Niten

Sumber: DKP, 2014

f. Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dari APBD I Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta sebanyak 26 paket diberikan kepada siswa-siswa Sekolah PAUD, TK dan SD yang berada di Kabupaten Bantul yaitu sebanyak 22 sekolah .

Gambar. Kegiatan Gemarikan di salah satu TK di Bantul

g. Sarana pemasaran ikan olahan dari APBD I Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta sebanyak 1 paket diserahkan kepada Asosiasi Pengolah dan Pemasar Ikan Kabupaten Bantul “Projo Mino” untuk mendukung pemasaran ikan di Sentra pemasaran dan kuliner perikanan di Gedung DKP Lama;

h. Fasilitasi Bantuan Langsung Masyarakat kepada 5 Kelompok Usaha Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) di Kabupaten Bantul bersumber dari dana APBN melalui Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PUMP-P2HP). Kelompok penerima program PUMP P2HP seperti pada tabel berikut:

Nama Kelompok Alamat Jenis Usaha

Berkah Setiawan Titang, Sumberagung, Jetis Kasihan

Pengolah snack ikan

Kerang Jaya

Beton, Tirtonirmolo, Kasihan Pengrajin Kulit Kerang

Sambel Welut Pak Sabar

Dokaran, Tamanan,

Banguntapan Pemasar Ikan

Mina Kemasan Singosaren, Banguntapan Pemasar Benih Ikan

Gambar. Sarana pemasaran berupa kendaraan roda tiga

i. Fasilitasi sarana pemasaran es dari Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal P2HP, KKP RI berupa 1 unit Kendaraan roda 4 Truck Box Berrefrigerasi digunakan untuk pemasaran es bagi Koperasi Wisata Mina Bahari 45 (Depok, Parangtritis, Kretek) yang merupakan bentuk penghargaan atas prestasi Koperasi tersebut sebagai Pengelola Pabrik Es terbaik se-Indonesia Tahun 2013 dari KKP RI;

Gambar. Mobil Sarana Pengangkut Es

j. Sarana pengolahan krupuk dari Anggaran Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan, KKP RI Tahun Anggaran 2013 sebanyak 5 paket untuk Poklahsar

k. Sarana pengolahan produk jeli ikan untuk wirausaha muda dari Direktorat Usaha dan Investasi, Direktorat Jenderal P2HP, KKP RI, senilai Rp.69,9 juta untuk 4 Poklahsar

6)

Pengembangan Bidang Kelautan dan Perikanan

Pengembangan bidang kelautan dan perikanan sangat penting untuk mengembangkan potensi kelautan dan perikanan. Pengembangan program ini memanfaatkan SDM dan anggaran sebesar Rp3.741.020.300,00. Output program adalah peningkatan produksi kelautan dan perikanan yang terfokus pada peningkatan dan pengembangan sarana prasarana Balai Benih Ikan (BBI) antara lain pembangunan kolam BBI Gesikan, pembangunan saluran irigasi BBI Krapyak dan Sanden, rehabilitasi kolam BBI Gesikan, Sanden dan Barongan, serta pembangunan pagar BBI Gesikan dan Krapyak. Pembangunan sarana prasarana pada UPT BBI di Dinas Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan produsi benih ikan untuk masyarakat.

Selain kegiatan yang bersifat pembangunan fisik, melalui dana DAK juga telah dilakukan peningkatan sarana prasarana UPT BBI berupa pengadaan induk dan sarana prasarana BBI, pengadaan alat laboratorium/ alat uji kualitas air, pengadaan alat kesehatan ikan, pengadaan alat uji logam berat, pengadaaan mikroskop dan kelengkapannya serta sarana pendukung lainnya.

Gambar. Pembangunan kolam di BBI Gesikan

Dalam dokumen LAKIP 2013. (Halaman 52-70)

Dokumen terkait