• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINGKUP KEGIATAN

Dalam dokumen Inspeksi Besar Bendungan Sempor (Halaman 43-49)

BAB V. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

RUANG LINGKUP

3. LINGKUP KEGIATAN

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam lingkup pekerjaan, konsultan harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Spesifikasi Pekerjaan

1. Persiapan dan Orientasi Lapangan

Sebelum memulai pekerjaan konsultan harus melalukan persiapan seperlunya, diantaranya adalah mobilisasi peralatan, personil, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini yang semuanya harus dalam kondisi baik. Disamping itu juga harus melakukan

orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum lapangan secara menyeluruh, mengidentifikasi kendala yang ada, kemudian menjabarkan program pelaksanaan dan Rencana Mutu Kontrak.

Guna menunjang kegiatan dan memudahkan koordinasi serta komunikasi konsultan diwajibkan memiliki kantor lapangan disekitar lokasi kegiatan selarna pelaksanaan pekerjaan.

Setelah pekerjaan selesai, lokasi yang ditinggalkan harus dalam keadaan bersih dan dirapihkan kembali.

2) Pengumpulan data dan Analisa Data

Konsultan berkewajiban mengumpulkan dan menganalisa data yang diperlukan baik yang tersedia di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak maupun yang tidak tersedia, untuk masing-masing pekerjaan. Kekurangan atau keterbatasan data yang ada di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak tidak menjadi alasan untuk terhambatnya pelaksanaan pekerjaan

Konsultan harus memeriksa ketelitian data yang dipakai dan bertanggung jawab terhadap mutu data yang dipakai. Data yang harus dikumpulkan antara lain:

a) Semua laporan studi yang pernah dilakukan,

b) Laporan desain termasuk review/revisi/modifikasi desain,

c) Laporan pelaksanaan konstruksi, meliputi: kendali mutu (quality control), laporan akhir proyek (completion report), dll.

d) Laporan yang berkaitan dengan pengelolaan/OP bendungan, antara lain laporan pemantauan, laporan pelaksanaan OP, laporan inspeksi, dan lain-lain

e) Data hidrologi terbaru, peta geologi regional, dan lain sebagainya.

3) Data dan Gambar-gambar

Konsultan harus menyerahkan foto dan gambar serta soft copy dalam CD yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

4) Peralatan Kerja

Konsultan harus menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

5) Evaluasi, Analisis dan Penggambaran

Evaluasi, Analisis dan Penggambaran dari seluruh pekerjaan ini harus mengikuti Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) terkait

utamanya yang disebutkan pada butir 11 dan 13 di bawah. Konsultan wajib memiliki (copy) dan memahami NSPM tersebut.

6) Asistensi dan Diskusi

Guna menghindari kesalahan pemahaman dan penafsiran atas pelaksanaan kegiatan dan kemajuannya maka :

a) Konsultan wajib melakukan asistensi dan diskusi dengan pemberi tugas atau yang dikuasakan (Direksi), pada setiap akan memulai dan akhir dari suatu kegiatan.

b) Konsultan wajib melakukan diskusi untuk setiap tahapan laporan yang dipimpin oleh Team Leader dengan Bidang OP Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, dan untuk laporan tertentu dengan melibatkan Subdit OP Bendungan dan Balai Bendungan dalam rangka mendapatkan masukan sesuai NSPM terkait.

7) Presentasi Dalam Sidang Komisi Keamanan Bendungan (KKB)

Konsultan wajib menyiapkan laporan dan bahan presentasi untuk kemudian di presentasi dalam Sidang Komisi Keamanan Bendungan, serta melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan saran sidang KKB. Konsultan berkewajiban memperbaiki laporan inspeksinya sesuai dengan saran sidang KKB. Konsultan wajib melakukan asistensi dan diskusi dengan pemberi tugas.

b. Inspeksi Besar

Yang dimaksud inspeksi besar pada studi ini, adalah inspeksi/pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek teknis maupun non teknis, dalam rangka evaluasi keamanan bendungan bagi suatu bendungan yang telah ada (Safety Evaluation of Existing Dams/ SEED).

Cakupan inspeksi antara lain meliputi : Pemeriksaan komponen-komponen bendungan diatas air dan bawah air termasuk peralatan mekanik-listrik, pondasi, bukit tumpuan bendungan, waduk dan daerah sekitarnya; pemeriksaan dan uji peralatan hidromekanik-elektrik dan gawar banjir (peringatan dini akan adanya banjir); pemeriksaan instrumen dan evaluasi data pembacaannya; tinjauan terhadap sistem OP dan RTD (Rencana Tindak Darurat), Berita evaluasi keamanan bendungan tahap pertama dan tahap kedua/lanjutan.

kegiatan-kegiatan diantaranya dan tidak terbatas hal-hal sbb : a. Pekerjaan persiapan

Sebelum pelaksanaan inspeksi, konsultan harus melakukan pekerjaan persiapan yang mencakup antara lain :

1) Sosialisasi tentang Inspeksi Besar Bendungan Sempor kepada masyarakat di sekitar Waduk Sempor.

2) Pengumpulan data, yang mencakup antara lain: data hidrologi terbaru, dokumen desain, dokumen pelaksanaan konstruksi, dokumen OP termasuk data pemantauan, laporan inspeksi sebelumnya, sistem OP, RTD, dll. Dokumen atau data desain dan konstruksi yang ada di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak kemungkinan sangat terbatas, dalam kondisi demikian konsultan harus mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang dapat dipercaya.

3) Kajian data: setiap inspeksi harus didahului dengan mempelajari data yang ada, laporan-laporan inspeksi/kajian sebelumnya. Bila belum pernah dilakukan inspeksi, pelajari dokumen desain, konstruksi dan riwayat OP.

4) Daftar simak inspeksi: harus disiapkan secara rinci sesuai bendungan yang diinspeksi dan dipahami setiap anggota tim.

5) Perlengkapan inspeksi yang harus dibawa saat inspeksi antara lain: ringkasan data bendungan, ringkasan laporan inspeksi sebelumnya, gambar-gambar, daftar simak, kamera, alat bantu inspeksi seperti: GPS, pica AM, teropong, lampu senter, waterpass, peta geologi, kompas, alat baca instrumen, video kamera, dll.

b. Pemeriksaan bendungan

Pemeriksaan yang harus dilakukan oleh konsultan dalam pekerjaan inspeksi besar ini adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap komponen bendungan dan bangunan pelengkapnya dan pemeriksaan secara khusus terhadap komponen bendungan yang mengalami perubahan dan atau gejala kerusakan.

c. Pemeriksaan visual pada obyek inspeksi yang berada diatas permukaan tanah dan air seperti: permukaan tubuh bendungan, bangunan pelengkap, bukit tumpuan, peralatan hidromekanik, dll., bangunan pelengkap, waduk dan sekitarnya.

d. Pemeriksaan bawah air harus dilakukan terhadap obyek inspeksi dibawah air antara lain :

1). Permukaan lereng hulu bendungan; periksa kemungkinan adanya lubang benain, longsoran, gerusan, kemerosotan mutu lapisan lereng, dll.

2). Kolam peredam energi dan kolam olak; periksa kemungkian adanya erosi dan gerusan

3). Muka hulu bendungan; periksa kemungkinan adanya: retakan, kemerosotan mutu, yang berakibat peningkatan rembesan/ bocoran, dll.

4). Buka tutup pintu intake bendungan.

5) Pemeriksaan bawah air dilakukan dengan cara :

1). Pemeruman/ Echosounding, untuk pemeriksaan kedalaman pada daerah konstruksi dan daerah genangan waduk

2). Penyelaman dengan kamera televisi bawah air. 3). Pemeriksaan secara langsung saat air surut.

4). Pemeriksaan dilengkapi dengan test uji baik di lapangan rnaupun di laboratorium yang bersertifikasi.

6) Pemeriksaan khusus

Melaksanakan pemeriksaan detail (investigasi) terhadap komponen bendungan batu lapis lindung lereng hilir (Dam Rip–Rap) yang menunjukkan adanya perubahan geometric lereng dan atau gejala kerusakan.

7) Identifikasi dan pencatatan masalah

Semua informasi, laporan dan catatan yang berkaitan dengan masalah yang timbul harus dikumpulkan dan dipelajari, dan bendungan perlu diperiksa atas :

1) Unjuk kerja/ performance yang tidak sesuai dengan yang direncanakan,

2) Terjadinya kerusakan konstruksi,

3) Penyimpangan yang terkait dengan deformasi, tekanan pori, rembesan,

4) Timbulnya bahaya dari kondisi geologi,

5) Tidak berfungsinya peralatan hidromekanik-elektrik,

atau fondasi,

7) Penyimpangan terhadap NSPM (norma, standar, pedoman, dan manual),

8) Dan lain sebagainya yang dampaknya berpotensi mengganggu fungsi dan keamanan bendungan.

8) Pemeriksaan dan Uji operasi; harus dilakukan terhadap peralatan yang

terkait dengan keamanan bendungan seperti: 'peralatan hidromekanik, tenaga listrik utama dan cadangan untuk operasi pintu dan katup, sistem dan prosedur peringatan banjir termasuk kehandalan peralatan yang digunakan, dll.

9) Instrumentasi; periksa kondisi dan fungsi instrumentasi dengan

melakukan pembacaan secara langsung dan/ atau lakukan kajian/ evaluasi atas data pemantauan yang ada.

Periksa dan pastikan alat-alat hidrologi, alat pencatat gempa, sistem pemantau deformasi, peralatan lain berfungsi baik, serta periksa dokumentasi dan evaluasi terhadap data hasil pemantauannya

10) Hidrologi dan banjir rencana; kaji laporan analisis hujan dan banjir

rencana yang ada dan kriteria desain yang digunakan, lakukan analisis hujan dan banjir rencana dan penelusuran banjir berdasar data mutakhir, periksa kecukupan pelimpah, tinggi jagaan, pola operasi, potensi bencana didaerah hilir bila terjadi keruntuhan bendungan, dll.

11) Sistem OP dan Rencana Tindak Darurat (RTD)

Pemeriksaan harus dilakukan pula terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan operasi dan pemeliharaan bendungan, meliputi :

1) Sistem OP mencakup: periksa ketersediaan panduan OP dilapangan, waktu penyusunan; kecukupan instruksi/petunjuk dalam panduan ketersediaan dokumen penting, gambar-gambar, grafik, format laporan; dipahamikah panduan oleh petugas; kecukupan tenaga dari aspek jumlah dan kemampuan, perlukah penyempurnaan, dll.

2) RTD dan kesiapannya: periksa keandalan sistem komunikasi, prosedur operasi RTD, jalur evakuasi, tenaga listrik cadangan, telemetri, sistem gawar banjir (peringatan dini akan adanya banjir), sirine, kekurangan peralatan RTD, panduan RTD, papan peringatan, instrumentasi telemetering hidrologi, perlukah penyempurnaan.

c. Evaluasi Keamanan Bendungan

Evaluasi keamanan bendungan berdasarkan hasil pemeriksaan/inspeksi pada masing-masing bidang aspek kajian sesuai obyek inspeksi, dilakukan dalam 2 tahap sebagai berikut :

a. Evaluasi tahap pertama;

1) Kaji semua data yang ada yang terkait dengan desain, konstruksi, OP bendungan dan bangunan pelengkapnya, sehingga benar-benar memahami bendungan dan riwayat operasi serta pemeliharaannya. 2) Identifikasi semua potensi masalah yang dampaknya merugikan

terhadap keamanan hulu dan hilir bendungan serta periksa kecukupan bendungan dan bangunan pelengkapnya untuk memenuhi fungsinya, dengan didukung: data yang relevan, pertimbangan dan analisis teknis diantaranya dengan membandingkan perilaku bendungan dengan perilaku yang direncanakan dalam desain.

b. Evaluasi tahap kedua;

Melakukan analisis teknik untuk menilai status/ tingkat keamanan bendungan ditinjau dari :

1) Aspek struktur; periksa stabilitas tubuh bendungan termasuk stabilitas terhadap gempa pada kondisi normal dan luar biasa, minimal pada potongan: bagian tertinggi, bagian yang perilakunya menyimpang dan bagian yang geometrinya berubah cukup besar dan bagian kritis lainnya.

2) Aspek hidrolik (kecukupan pelimpah, tinggi jagaan, erosi eksternal, dll) 3) Aspek rembesan (erosi internal, piping, boiling, uplift, pelarutan materil bendungan dan pondasi, dll), berdasar data-data yang tersedia, kemudian membuat kesimpulan dan saran.

Buat laporan, termasuk kesimpulan, status keamanan bendungan dan saran tindak lanjut yang diperlukan.

4. KELUARAN DAN

Dalam dokumen Inspeksi Besar Bendungan Sempor (Halaman 43-49)

Dokumen terkait