• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Lingkup Pekerjaan

Tahapan pada Pengembangan Database Sekolah Dasar (Updating Data) dan Menengah, meliputi kegiatan/tahapan sebagai berikut ;

a. Identifikasi Sistem

Melakukan identifikasi fasilitas-fasilitas yang dapat dikembangkan untuk memperkaya fitur-fitur aplikasi database.

b. Pengumpulan Data/Survey

Melakukan pengumpulan data/survey ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan hasil identifikasi sistem.

c. Analisa Sistem

Melakukan analisa, memperoleh data dan informasi, analisa permasalahan dan solusinya.

d. Perancangan Sistem (Design System)

Berdasarkan hasil analisa sistem, maka dilakukan rekonstruksi sistem yang telah ada yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

e. Penyusunan Sistem (Coding)

Tahap selanjutnya adalah melakukan penyusunan sistem mengacu kepada rancangan sistem yang telah ada.

f. Testing dan Implementasi Sistem

Setelah dilakukan penyusunan system, maka dilakukan testing/uji coba sistem dengan tujuan untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kesalahan program, kekurangan atau ketidakefisienan sistem yang disusun. Kemudian dilakukan implementasi sistem berupa upload ke server dan publishing.

g. Penyusunan Dokumentasi Sistem dan Petunjuk Operasional

Tahap selanjutnya adalah penyusunan dokumentasi sistem yang berisi penjelasan

perubahan/penyempurnaan sistem. Selain itu juga disusun petunjuk operasional yang berisi petunjuk/penjelasan dan cara-cara menjalankan aplikasi

h. Sosialisasi dan Pelatihan

Aplikasi kemudian akan disosialisasikan melalui pelatihan untuk menjamin bahwa pihak pengguna dapat mengoperasikan dan memelihara sistem. Pelatihan dapat dilaksanakan melalui workshop Training of Trainer, dengan menggunakan data dan kasus sebenarnya.

Adapun bentuk fitur aplikasi database sekolah dasar dan menengah yang akan dibangun secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Decisions Support System

Decisions Support System adalah metode untuk melakukan pengurutan status pemberian bantuan/hibah berdasarkan input data survey. Decisions Support System akan selalu mengurutkan sekolah dasar dan menengah yang sangat direkomendasikan diberikan bantuan/hibah diposisi teratas dalam perangkingan, sedangkan sekolah dasar dan menengahyang telah diberikan bantuan/hibah akan berada diposisi terbawah dalam perangkingan.

b. Webgis

Webgis adalah salah satu cara untuk menvisualisasikan letak sekolah dasar dan menengahdalam sebuah peta digital. Jika sekolah dasar dan menengahtertentu dipilih/diklik maka aplikasi akan menampilkan urutan/status bantuan terhadap sekolah tersebut serta menampilkan gambar bangunan sekolah dasar dan menengahdalam bentuk 2 dan 3 dimensi.

c. Pemodelan Bangunan Sekolah Dasar dan Menengah

Setiap bangunan sekolah dasar dan menengah yang dipetakan akan dibuat pemodelan bangunan. Pemodelan bangunan dilakukan dalam format 2 dan 3 dimensi menggunakan software Google Sketchup.

BAB II

PROFIL KABUPATEN BANJAR

2.1 Administrasi dan Geografis

Pembentukan Kabupaten Banjar dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang No.

27 Tahun 1959 tentang perubahan nama dari Kabupaten Banjarmasin menjadi Kabupaten Banjar. Secara geografis terletak pada 2o 49’ 55” - 3o 43’ 38” pada garis Lintang Selatan dan 114o 30’ 20” hingga 115o 35’ 37” pada Bujur Timur. Dan terbagi menjadi 20 kecamatan, dengan 290 desa/ kelurahan. Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah ± 4.688 km². Adapun batas administrasi Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara/To The North : Kabupaten Tapin

Sebelah Selatan/To The South : Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru Sebelah Timur/To The East : Kabupaten Kotabaru

Sebelah Barat/To The West : Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin Ketinggian wilayah Kabupaten Banjar berkisar antara 0–1.878 meter dari permukaan laut (dpl). Ketinggian ini merupakan salah satu faktor yang menentukan letak kegiatan penduduk, maka ketinggian juga dipakai sebagai penentuan batas wilayah tanah usaha, dimana 35 % berada di ketinggian 0–7 m dpl, 55,54 % ada pada ketinggian 50–300 m dpl, sisanya 9,45 % lebih dari 300 m dpl. Rendahnya letak Kabupaten Banjar dari permukaan laut menyebabkan aliran air pada permukaan tanah menjadi kurang lancar. Akibatnya sebagian wilayah selalu tergenang (29,93%) sebagian lagi (0,58%) tergenang secara periodik. Pada umumnya tanah di wilayah ini bertekstur halus (77,62%) yaitu meliputi tanah liat, berlempung, berpasir dan berdebu Sementara 14,93 % bertekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat berpasir, sisanya 5,39 % bertekstur kasar yaitu pasir berlempung, pasir berdebu.

2.2 Demografi Wilayah Kabupaten

Berdasarkan data yang tecatat pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar, jumlah rumah tangga pada pertengahan tahun 2013 mencapai 140.290 RT, dengan jumlah penduduk 536.328 orang yang terdiri dari 272.303 laki-laki dan 264.025 perempuan, dengan sex ratio 103. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Martapura dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi 2.557. Dibanding tahun sebelumnya, kecamatan Martapura mengalami kenaikan jumlah penduduk. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka kepadatan penduduk, dimana pada tahun 2012, kepadatannya tercatat sebesar 2.545 penduduk per km2. Kecamatan Aranio yang hanya 7 penduduk/km2 merupakan daerah dengan tingkat kepadatan rendah.

Berdasarkan data Kantor dinas Tenaga Kerja Kabupaten Banjar tercatat 4.757 pencari kerja, dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah tingkat Sarjana/DIV. Dari jumlah tersebut orang diantaranya 37 telah ditempatkan. Penetapan tingkat upah/gaji bagi pekerja merupakan kebijakan yang sangat penting, karena hal ini berkaitan langsung dengan kebijaksanaan peningkatan taraf hidup pekerja dan keluarganya. Berdasarkan data dari Disnaker Kab. Banjar tahun 2013 ratarata kebutuhan hidup layak seorang pekerja lajang adalah sebesar Rp. 1.531.908,-.

Gambar 2.1 Jumlah penduduk Kab. Banjar

2.3 Sekolah Dasar, Menengah dan Kejuruan di Kabupaten Banjar

Faktor yang sangat berperan dalam pencapaian pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan penduduknya semakin maju pendidikan penduduknya akan membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan di berbagai bidang kehidupan.

Penduduk yang berkualitas dan berpendidikan menjadi subyek dalam menggerakkan arah pembangunan. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya ditunjang dengan ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan. Jumlah sekolah negeri dalam lingkup Dinas Pendidikan yang ada Kabupaten Banjar sebanyak 444 buah, dengan rincian 363 SD/SDLB Negeri, 71 SMP dan 10 SMA/SMK. Sekolah swasta berjumlah 30 buah. Secara keseluruhan jumlah murid yang ditampung adalah 65.867 orang dengan sebanyak 5.813 guru, berarti ratio guru berbanding murid berkisar pada perbandingan 1:11. Sementara sekolah yang berada dalam lingkup Kantor Kementrian Agama berjumlah 187 buah, dengan guru sebanyak 2.791 orang dan murid 27.594 orang, sehingga ratio guru dan murid sekitar 1:10.

Tabel 2.1 Tabel sebaran tingkat pendidikan Kab. Banjar

BAB III

METODOLOGI

3.1 Pendekatan

Pengembangan sebuah sistem dapat dimulai dari identifikasi kebutuhan pengguna. Dalam uraian Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa pemerintah Kabupaten Banjar memerlukan sebuah sistem informasi yang mampu memberikan keakuratan data mengenai sekolah dasar dan menengah. Pengembangan database sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Banjar dilakukan melalui pendekatan konsepsional, di mana alur pengembangannya mengacu pada teori yang ada. Setiap sekolah yang berada dalam lingkungan pemerintahan Kabupaten Banjar baik itu sekolah dasar, pertama dan menengah/kejuruan akan disurvey oleh tim. Setiap sekolah akan memiliki karakteristik data yang berbeda satu sama lain tergantung hasil pengumpulan data. Adanya perbedaan ini akan terlihat sekolah-sekolah yang belum terjamah oleh pemerintah daerah dalam hal pemberian bantuan.

3.2 Metode pelaksanaan Kegiatan

Pada dasarnya sebuah sistem, apakah itu terkomputerisasi atau tidak, yang dirancang dengan tujuan untuk memproses informasi, bisa dianggap sebagai sistem informasi. Khususnya, sebuah sistem yang memasukkan sekelompok input data, kemudian diproses (disusun, di organisasi, atau distrukturkan) dengan bermacam cara/metoda guna memperoleh informasi sebagai outputnya. Kegiatan utama dari sistem ini pada umumnya adalah mengumpulkan data, mengorganisasikannya, menyimpan, kemudian diproses, lalu ditampilkan sebagai informasi dalam segala bentuk (raw data, inpretasi data, dsb) dan dalam format yang beragam (teks, video, suara, dsb) yang digunakan untuk tujuan tertentu. Karakteristik dari sistem informasi adalah sebagai berikut :

- Harus ada input data;

- Ada pemrosesan data dengan beragam cara;

- Menghasilkan informasi sebagai output.

Gambar 3.1 Skema sistem informasi

Ciri utama sistem informasi adalah distribusi dan interaksi basis data. Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang menciptakan aliran informasi. Proses interaksi tersebut berupa proses data dengan cara pemasukan, pengolahan, integrasi, pengolahan, komputasi atau perhitungan, penyimpanan, serta distribusi data atau informasi. Perlu dibedakan antara data dan informasi. Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek seperti nilai, ukuran, berat, luas, dan sebagainya. Sedangkan informasi merupakan pengetahuan tambahan yang diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data tersebut. Nilai suatu informasi amat bergantung dari pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna. Dengan kata lain informasi merupakan sekumpulan data yang relevan dan berkaitan (sesuai dengan tingkatan validitas dan reliabilitas nya), yang diolah dan diproses menjadi bentuk yang mudah dipahami, disukai, dan mudah diakses. Pengguna bebas memanfaatkan informasi sebagai pengetahuan, dasar perencanaan, landasan pengambilan keputusan, sampai kepada hal yang sederhana seperti hiburan.

Pengembangan Database Sekolah Dasar dan Menengah di Kabupaten Banjar dilaksanakan dalam beberapa tahapan pekerjaan yaitu:

- Persiapan

- Survey dan Inventarisasi Data - Kompilasi dan Pengolahan Data

- Perancangan dan Pembangunan Sistem Informasi Webgis - Pengujian dan Pemasangan Sistem

- Pelatihan

3.3 Metode Pembangunan Aplikasi

3.3.1 Metode Analisis dan Desain Aplikasi

Metodologi Analisa dan Desain yang digunakan di dalam pengerjaan sistem ini adalah metodologi analisa dan desain object-oriented dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language). UML adalah bahasa pemodelan/diagram yang secara standar digunakan untuk mengekspresikan hasil analisa dan desain. UML disepakati sebagai standar industri di bawah pengawasan OMG (Object Management Group).

UML berisi spesifikasi beberapa jenis dokumen atau diagram, seperti misalnya diagram use case untuk menjelaskan requirement atau diagram class untuk menjelaskan class-class yang diperlukan dalam pemrograman nanti. Selain diagram/dokumen UML untuk melengkapi desain diperlukan pula dokumen tambahan, seperti misalnya desain sketsa user interface dan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk menjelaskan struktur database yang akan digunakan.

Gambar 3.2 UML

3.3.2 Metode Pemograman

Metodologi pemrograman yang digunakan di dalam pengembangan database sekolah dasar dan menengah adalah metodologi Object Oriented Programming (OOP).

Alasan digunakannya metodologi OOP ini berkaitan erat dengan karakteristik yang menjadi ciri-ciri yang dimilikinya, yaitu:

- Pendekatan lebih pada data dan bukan pada prosedur/fungsi.

- Program besar dibagi pada apa yang dinamakan objek-objek.

- Struktur data dirancang dan menjadi karakteristik dari objek-objek.

- Fungsi-fungsi yang mengoperasikan data tergabung dalam suatu objek yang sama.

- Data tersembunyi dan terlindung dari fungsi/prosedur yang ada di luar.

- Objek-objek dapat saling berkomunikasi dengan saling mengirim pesan satu sama lain.

- Pendekatan adalah dari bawah ke atas (bottom up approach).

BAB IV

DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengembangan Database Sekolah Dasar (Updating Data) dan Sekolah Menengah, metodologi dalam pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan dengan melalui beberapa tahapan berdasarkan kaidah-kaidah pengembangan software yang benar.

4.1 Identifikasi Sistem

Pada tahapan ini dilakukan persiapan pekerjaan, baik yang menyangkut persiapan administratif maupun persiapan teknis. Persiapan teknis meliputi kegiatan mobilisasi personil dan koordinasi tim kerja yang akan dilibatkan dalam keseluruhan pekerjaan, penajaman metoda dan rencana kerja, penyiapan perangkat survei, serta pengumpulan data awal. Secara rinci, pokok pekerjaan dan hasil kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Administrasi Meliputi pengurusan surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Jenis surat yang diperlukan pada tahap ini berupa surat tugas konsultan dan surat pengantar Konsultan, yang ditujukan untuk instansi terkait dan berwenang di wilayah studi. Pelaksanaan pengurusan administrasi dimaksudkan untuk memudahkan kelancaran pekerjaan, terutama berkaitan dengan pengumpulan data dan pekerjaan di lapangan.

b. Mobilisasi Personil, Peralatan, dan Koordinasi Tim Kerja Meliputi kegiatan penyiapan peralatan, tenaga ahli dan kegiatan koordinasi/diskusi antara tenaga ahli yang terlibat dalam tim kerja konsultan. Penyiapan peralatan kantor yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan berupa komputer, printer, ATK dan sebagainya. Tenaga ahli yang akan dilibatkan harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pekerjaan (bidang keahlian, kualifikasi personil, dan pengalaman kerja). Penentuan personil yang akan dilibatkan dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektivitas kerja yang dapat diberikan, sehingga proses pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pada tahap awal, kegiatan koordinasi tim kerja

konsultan bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara matang dan rinci, berkaitan dengan proses pekerjaan yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi penyusunan organisasi kerja, penyusunan rencana kerja, pembagian kerja, serta kebutuhan fasilitas pendukung yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Pada tahap selanjutnya kegiatan koordinasi dan diskusi tim kerja akan dilakukan secara berkelanjutan (selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung), untuk memperoleh kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan.

c. Penajaman metoda dan rencana kerja Kegiatan ini bertujuan untuk menajamkan rencana/metodologi pelaksanaan pekerjaan, sebagai suatu pegangan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini.

Rumusan rencana kerja ini secara garis besar meliputi detail kegiatan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, pelibatan dan jadwal penugasan tenaga ahli, serta keluaran pekerjaan yang harus dihasilkan.

d. Penyiapan perangkat survei Sebagai langkah awal pelaksanaan survei lapangan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan yang diperlukan agar pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar.

Persiapan yang dilakukan antara lain meliputi perumusan desain survei, daftar kebutuhan data dan instansi sumber data/informasi, penyiapan personil (surveyor) dan peralatan survei yang akan digunakan dalam kegiatan lapangan.

e. Pengumpulan data awal Kegiatan pengumpulan data sekunder awal akan dilakukan dengan mengumpulkan laporan perencanaan, hasil studi, kebijakan, yang terkait dengan lokasi pekerjaan baik langsung maupun tidak langsung serta peta dasar yang tersedia dari instansi pemetaan yang berwenang

f. Studi Pustaka Studi Pustaka, berupa studi kepustakaan terhadap bahan-bahan awal yang telah diperoleh dari pengumpulan data awal yang berkaitan dengan substansi pekerjaan. Studi pustaka/literatur meliputi kajian terhadap literatur umum maupun kebijakan dan peraturan perundangan yang berlaku. Maksudnya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang subtansi pekerjaan.

Identifikasi sistem dilakukan dengan menganalisa kebutuhan-kebutuhan

dikembangkan harus dapat mengkalkulasi tingkat prioritas sekolah berdasarkan kriteria-kriteria yang diinputkan. Berikut ini kriteria-kriteria yang digunakan untuk proses kalkulasi tingkat prioritas sekolah yaitu :

Tabel 4.1 Kriteria untuk penentuan prioritas sekolah

No Kriteria Bobot (%)

1 Ruang Kelas (ruang kelas & rombel)

2 Laboratorium

3 Prasarana Guru (Rg. Kepsek, Guru & TU)

4 Perpustakaan dan Aula

5 Prasarana Siswa (UKS, Rg. BP, OSIS, Keterampilan, Kesenian)

6 Prasarana Pendukung (Tempat ibadah, Gudang,

Koperasi, WC, Parkir, Lap Olahraga, Halaman, keamanan)

7 Rumah Dinas (Kepsek & Guru)

8 Sarana Pendukung (Alat peraga, mebeler, bantuan buku)

9 Lain-lain (status tanah, akses sekolah, lingkungan, bantuan gedung)

Setiap kriteria memiliki bobot masing. Penentuan nilai besaran bobot masing-masing kriteria akan diserahkan kepada pengguna. Pengguna dapat dengan mudah mengubah bobot kriteria karena dalam sistem yang sedang dikembangkan akan disediakan interface untuk melakukan operasi tersebut. Selain mengumpulkan data-data untuk penentuan prioritas sekolah, akan dilakukan juga penggambaran bangunan sekolah secara 3D untuk menggambarkan kondisi ideal dari bangunan sekolah. Sistem ini dirancang untuk dapat menerima inputkan berupa gambar 3D Google Skecthup sehingga dapat ditampilkan di halaman web.

Gambar 4.1 Bangunan 3D dalam halaman web

Selain dapat mengkalkulasikan tingkat prioritas, sistem yang dikembangkan harus memiliki fasilitas webgis (peta online) yang memungkinkan pengguna untuk dapat mengetahui posisi sekolah. Webgis yang dikembangkan akan diintegrasikan dengan Google Map, tujuan adalah untuk mendapatkan citra lahan sehingga dalam posisi sekolah dapat dilihat di Google Map.

Gambar 4.2 Webgis 4.2 Pengumpulan Data/Survey

Bagian pokok yang merupakan inti dari database adalah tersedianya data yang cukup lengkap dan bisa dipercaya. Sebagai bahan informasi untuk melengkapi atau memperoleh data-data di lokasi studi yang diperlukan dalam penyusunan maka perlu dilakukan survey sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data Sekunder, Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunjungi instansi terkait sebagai sumber data seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, BPS, kantor/instansi lainnya yang diidentifikasi sebagai sumber penyedia data sekunder. Disamping itu pengumpulan data sekunder juga dapat dilakukan dengan mengunjungi web site lembaga/instansi sumber data dan informasi. Bentuk data sekunder dapat berupa lembaran surat peraturan, dokumen perencanaan, peta-peta tematik, dan data statistik baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy. Hal penting yang perlu diperhatikan dari data sekunder ini adalah akurasi dan validitas nya. Diupayakan untuk mendapatkan data dengan akurasi dan validitas tinggi. Pengumpulan data sekunder, baik data spasial (peta) yang ada maupun atribut data yang akan dimasukkan dalam webgis. Data peta diperoleh dari instansi penyedia peta yang berwenang, seperti

Bakosurtanal, baik dalam format digital maupun dalam format hardcopy.

Sedangkan data atribut disesuaikan dengan kebutuhan identifikasi.

b. Survei Lapangan dan Pemetaan Survei lapangan dilakukan untuk melakukan ground check terhadap sekolah-sekolah untuk melakukan verifikasi data. Survei lapangan dimaksudkan untuk merekam kondisi yang ada di lokasi. Rekaman yang dilakukan oleh surveyor antara lain meliputi merekan kondisi fisik bangunan, pendataan inventaris sekolah serta mencatat permasalahan yang mungkin ada (wawancara). Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat dari pengamatan langsung di lapangan, kunci utama berada pada kemampuan dan kepekaaan surveyor merekam hal-hal penting yang diperlukan sebagai data dan informasi. Disamping itu surveyor juga harus didukung dengan perangkat merekam yang baik seperti kamera, recording, GPS dan perangkat lainnya.

Untuk memenuhi segala kebutuhan dalam pengembangan database sekolah dasar dan menengah, maka dibutuhkan data-data yang berhubungan dengan sekolah tersebut. Data yang diambil dari survey langsung meliputi data umum sekolah, kondisi fisik bangunan, dan data guru.

Data umum sekolah meliputi :

No. Kolom Data Keterangan

1 NSS NSS atau Nomor Statistik Sekolah adalah

merupakan nomor unik suatu sekolah yang pengelolaanya dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) yang bertujuan untuk memudahkan dan mengetahui lokasi suatu sekolah. NSS biasanya juga dipergunakan oleh BAN (Badan Akreditasi Nasional) sebagai nomor unik statistika suatu sekolah.

Berikut cara penomoran NSS yaitu

• digit 1 dan 2 kode untuk tingkat sekolah

• digit 3 kode untuk status sekolah

• digit 4 dan 5 untuk kode provinsi

• digit 8 dan 9 untuk kode kecamatan

• digit 10, 11 dan 12 kode untuk nomor urut sekolah per kecamatan

2 Nama Sekolah berisikan data untuk nama sekolah

3 Nama Kepsek Nama kepala sekolah pada sekolah bersangkutan.

4 Alamat Alamat sekolah lengkap

5 Kecamatan Kecamatan tempat sekolah berada

6 Desa Desa tempat sekolah berada

7 Koordinat Koordinat berisikan data lokasi sekolah berdasarkan longitude dan latitude

8 Luas tanah dan bangunan

Berisikan berapa luas bangunan dan luas tanah

9 Jumlah murid saat masuk

Jumlah siswa laki-laki dan siswa perempuan saat pertama kali masuk per kelas

10 Jumlah murid sekarang

Jumlah siswa laki-laki dan siswa perempuan saat ini per kelas

11 Jumlah kelas Jumlah ruangan untuk masing-masing kelas

12 Jarak terjauh siswa Dalam satuan kilometer, yaitu berapa jarak tempat tinggal siswa terjauh dengan sekolah

13 Kondisi mebeler Data mebeler yang disurvey meliputi kondisi kursi, meja, lemari dan papan tulis.

14 Kondisi peralatan Data peralatan termasuk Lab. Fisika, Lab. Kimia, Lab.

Biologi, Lab. Komputer, Lab. Bahasa, Olahraga dan Kesenian

15 Jumlah buku Pendataan jumlah buku per mata pelajaran yang dimiliki oleh sekolah

Data kondisi fisik bangunan meliputi :

No. Kriteria Sub Kriteria Fisik yang dinilai

1 Ruang Kelas Kelas 1 Atap

2 Laboratorium Laboratorium Fisika

Atap

Plafond

Pintu & Jendela

Plafond

3 Prasarana Guru Ruang Kepala Sekolah

4 Perpustakaan dan Perpustakaan Atap

Plafond

Pintu & Jendela

6 Prasarana Pendukung Tempat Beribadah Atap

Plafond

Pondasi

Utilitas

Utilitas

Mebeler Meja Tingkat Kerusakan

Mebeler Papan

Tulis

Tingkat Kerusakan

Mebeler Lemari Tingkat Kerusakan

Buku Tahun Bantuan

Lapangan

Olahraga

Kepemilikan

Halaman Halaman

9 Lain-Lain Status Tanah Status Tanah

Keamanan/Pagar Pagar

Data guru meliputi :

No. Kolom Data Keterangan

1 NIP NIP guru yang bersangkutan

2 Nama Guru Nama guru yang bersangkutan

3 Jenis Kelamin

4 Pendidikan terakhir Menguraikan tentang pendidikan terakhir guru (D3/S1/S2)

5 Prodi/Jurusan Jurusan yang diambil dalam menempuh pendidikan terakhir

6 Status Status guru bersangkutan disekolah (PNS/Honorer) 7 Sertifikasi Status sertifikasi guru (tersertifikasi/belum)

4.3 Analisa Sistem

Sistem yang sedang dikembangkan harus dapat dijalankan kapan pun dan dimana pun. Untuk itu, sistem yang dibuat harus berbasiskan web yang dapat berjalan di internet agar mampu diakses kapan pun dan dimana pun. Berdasarkan KAK Pengembangan Database Sekolah Dasar (Updating Data) dan Menengah tentang ketentuan teknis yang mengharuskan penggunaan bahasa dan manajemen database open source maka bahasa pemograman yang dipilih untuk sistem ini adalah PHP (Hypertext Preprocessor) dengan menggunakan framework Codeigniter dan jQuery.

Sedangkan untuk manajemen database menggunakan MySQL sebagai tempat untuk menyimpan data. Untuk menampilkan peta secara online yang terintegrasikan dengan google map, sistem ini menggunakan framework Openlayers yang bersifat opensource.

Gambar 4.2 Skema infrastruktur sistem informasi berbasis web

PHP dapat berjalan di berbagai sistem operasi seperti Windows 98/NT, UNIX, LINUX, Solaris maupun Macintosh. PHP merupakan software yang open source yang dapat didownload secara gratis dari situs resminya yaitu http://www.php.net.

Software ini juga dapat berjalan pada web server seperti PWS (Personal Web Server), Apache, IIS, AOLServer, fhttpd, phttpd dan sebagainya. PHP juga merupakan bahasa pemograman yang dapat dikembangkan sendiri seperti untuk menambah fungsi-fungsi baru. Keunggulan lainnya dari PHP adalah bahwa PHP juga mendukung

Software ini juga dapat berjalan pada web server seperti PWS (Personal Web Server), Apache, IIS, AOLServer, fhttpd, phttpd dan sebagainya. PHP juga merupakan bahasa pemograman yang dapat dikembangkan sendiri seperti untuk menambah fungsi-fungsi baru. Keunggulan lainnya dari PHP adalah bahwa PHP juga mendukung

Dokumen terkait