BAB 1 PENDAHULUAN
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungannmasyarakat di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat berdasarkan teori Sutarno (2003) yang mencakup lokasi, layanan perpustakaan, sarana dan prasarana perpustakaan, promosi perpustakaan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggrakan dengan tujuan untuk melayani masyarakat umum mulai dari anak-anak sampai dewasa dengan tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Oleh karena itu di Perpustakaan Umum disediakan berbagai koleksi buku berdasarkan kebutuhan msyarakat sekitarnya.
Menurut Sudarsono (2006, 301)
Perpustakaan Umum merupakan pusat informasi yang menyediakan beragam pengetahuan dan informasi bagi penggunanya. Layananndiberikan dengan dasar kesamaan akses bagi setiap orang tanpa membedakan umur, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun status sosial.
Sedangkan Rahayuningsih (2007, 4) menyatakan bahwa:
Perpustakaan umum didirikannuntuk melayani semua anggota masyarakat yang memerlukan jasa informasi dan perpustakaan. Jadi, perpustakaan umum bersifat terbuka untuk umum, dibiayai denganndana masyarakat umum, dan memberikan jasa pelayanan yang bersifat cuma - cuma.
Pendapat lain dikemukakan oleh Saleh (2011, 9) bahwa “Secara khusus perpustakaan umum berperan dalam pendidikannseumur hidup di masyarakat (life-long education atau life-long learning).”
Sedangkan menurut Sutarno (2003, 32)
Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembagaapendidikan yanggdemokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa,
agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.
Dari pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum merupakannpusat informasi yang bersifat terbuka serta menyediakan beragam pengetahuan bagi penggunanya tanpa memandangglatar belakang, usia, jenis kelamin serta perbedaan lainnya.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
Dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat, perpustakaan umum juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai dengan melayani seluruh lapisan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan.
Pada Pasal 4 UU No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa
“Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemarannmembaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Menurut manifesto perpustakaan umum UNESCO (Sulistyo-Basuki, 1991:47) menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu:
1. Memberikan kesempatannbagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kahidupan yang lebih baik 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat,
terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangattdalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini seringgdisebut sebagai fungsi pendidikannperpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.
4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakattsekitarnya.
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) Tujuan dari perpustakaan umum antara lain:
1. Untuk memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahannpustaka dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraannya.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat danntepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi, bertindak selaku agen kultural, sehinggaamenjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
4. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan layanan kepada pemustaka dengan menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah. Serta meningkatkannminat bacaamasyarakat agar berwawasan luas sehingga mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya melalui penyediaan bahannpustakaayang sesuai dengan yang masyarakattbutuhkan.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Ketersediaan sumber informasi dan sumber daya manusia di dalam perpustakaan dapat mendukung terlaksananyaafungsi perpustakaan umum dengan baik. Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaranndari semua tugas perpustakaan. Fungsi-fungsi dibuat untuk terlaksanaadan tercapainya tujuan dari perpustakaan.
Menurut Hartono (2016, 23) untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, perpustakaan umum melaksanakan fungsi seperti:
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaannbahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar menukar, dll.
3. Pengolahan dan penyiapan setiappbahan pustaka.
4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
5. Pendayagunaannkoleksi.
6. Pemberian layanan kepada masyarakat yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dll.
7. Pemasyarakatan perpustakaan
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya.
10. Menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana prasarana.
11. Pengolahan dannketatausahaannperpustakaan.
Sedangkan Suwarno (2009, 42) menyatakan bahwa:
Fungsi sebuah perpustakaannmerupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalammrangka pencapaian tujuan perpustakaan. Sementara tujuan yang akan dicapai atassperan, tugas dan fungsi perpustakaan secara singkat adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya di perpustakaan kepada pengguna. Hasilnya adalahhterjadinya perubahan, baik dalammhal kemampuan, sikap, maupun keterampilan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di pahami bahwa fungsi sebuah perpustakaan adalah sebagai sarana pelestarian bahan pustaka sehingga pemustaka memperoleh informasi dan perpustakaannmenjadi tempat pembelajaran dan penelitian.
2.1.4 Tugas Pokok Perpustakaan Umum
Perpustakaan secara umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat, dan juga melakukan layanan informasi literal kepada masyarakat. Karena tujuannyaamemberi layanan informasi literal kepada masyarakat maka tugas pokokkperpustakaan umum adalah:
a. Menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbukuusebagai sumber informasi.
b. Mengolah dan merawat pustaka.
c. Memberikan layanan bahan pustaka.
Menurut Hartono (2016, 23) tugas pokok perpustakaan umum adalah “menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakannkoleksi bahan pustaka, menyediakan
sarana dannprasarana serta melayani masyarakat pengguna yang membutuhkannbahan informasi dan bahannbacaan.”
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalahhmenyediakan, mengolah, memeliharaadan mendayagunakan koleksi bahan pustaka sertaamenyediakan fasilitas belajarrdan membaca.
2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Pemustaka 2.2.1 Pengertian Kunjungan
Pengunjung yang datang pada perpustakaan umum memiliki berbagai alasan.
Pengguna akannmelakukan kegiatan yanggada padaaperpustakaan sesuai dengan tujuannya. Setiap pengguna memiliki tujuan berbeda-beda ketika berkunjung ke perpustakaan. Ada yang hanya sekedarrmencari hiburan, ada yang menikmatiiilayanan yang disediakan oleh perpustakaan, bahkan ada yang mencari informasi untuk pemenuhannkebutuhanninformasinya.
Menurut Endarmako yang dikutip oleh Ashal (2016, 29) “kunjung” atau
“berkunjung” merupakannberanjangsa, bertamu,bbersambang, bertemu, bertandang, datang.
Pendapat lain dikemukakan oleh Endang Gunarti yang dikutip oleh Dini Isnindarwati (2008, 44) menjelaskannbahwa “maksud kunjungan ke perpustakaan dibedakannmenjadi dua versi, yaitu : pertama adalah kunjungan “ilmiah”, dan kedua adalahhkunjungan karena ada dorongan yang lainnya.”
Tujuan berkunjung secara umum menurut Darmono yang dikutip oleh Nurdin (2013, 26) adalah ingin melihat dan menyaksikan sesuatu yang menarik, namun pada kenyataan ada tujuan yang lebih spesifik, diantaranya yaitu:
a. Berkunjung untuk tujuan kesenangan, dalam arti masyarakat datang memanfaatkan koleksi perpustakaan yang disenangi seperti, membaca novel, surat kabar, komik dan lain-lain.
b. Berkunjung untuk tujuan memperoleh sesuatu yang baru (ilmu pengetahuan).
c. Berkunjung untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, dalam artian seseorang datang keeperpustakaan memanfaatkan fasilitas dan membacaakoleksi yang ada untuk menyelesaikan tugas akademiknya ataupun tugas kantornya.
Kegiatan semacam ini dinamakan readinggfor work.
Dari pendapat para ahli di atas menyatakan pengguna memiliki tujuannberbeda-beda untuk berkunjung ke perpustakaan sesuai dengannkebutuhan masing-masing.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya pengguna perpustakaan.
Menurut Sutarno (2003, 118) beberapa hal yanggmembuat masyarakat tidak ingin berkunjung ke perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Lokasi Perpustakaan
Perpustakaan belum mampu menyentuh masyarakat, sebaliknya masyakat belum menyentuh perpustakaan dan memahami arti dari kegunaan perpustakaan dikarenakannjarak dan letak perpustakaan yang kurang strategis.
b. Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Jika perpustakaan tidak memiliki sarana dan prasarana yang baik maka hal tersebut akannmempengaruhi penggunaauntuk datang ke perpustakaan.
c. Koleksi Perpustakaan
Koleksi yangtdisediakan oleh perpustakaan kurang memadai danntidak sesuai dengan kebutuhan pengguna.
d. Layanan Perpustakaan
Pengguna menginginkan pelayanan yang terbaik sehingga kebutuhan informasi dapattterpenuhi.
e. Promosi perpustkaan
Memperkenalkan perpustkaan kepada khalayak menjadi salah satu faktor keberhasilannperpustakaan.
Dan berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan pemustakaadapat ditinjau dari: lokasi perpustakan, layanannperpustakaan, saranaadan prasarana, promosi perpustakaan.
2.2.2 Lokasi Perpustakaan
Mendirikan sebuah gedung perpustakaannharus memperhatikan aspek yang mendukung agar optimalnyaapenyelenggaraan perpustakaan. Salah satunya adalah lokasi perpustakaan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab III Pasal 15 Ayat (2) menyatakannbahwa “Lahan perpustakaan harus berlokasi yang mudah diakses, aman, nyaman, dan memiliki statusshukum yang jelas”.
Menurut Siregar (2011, 93) “lokasi adalah letak perpustakaan yang berkaitan dengan jarakkdan tempat tinggal, tempat bekerja/ sekolah/ kampus, dan waktu tempuh yanggdibutuhkan untuk mencapai lokasi”.
Sedangkan Tjiptono (2002, 41), menjelaskan bahwa adanya pertimbangan-pertimbangan yanggcermat dalam menentukan lokasi gedung perpustakaan umum antara lain:
1. Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkauudengan sarana transportasi umum. Sehingga pengunjung pustaka dapat dengan mudah mengunjungi perpustakaan.
2. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yanggdapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
3. Lokasi beradaapada lalu lintas (Traffic). Dimana ada dua hal yang perlu di pertimbangkannyaitu :
a. Banyaknya orang lalu lintas bisa memberikan peluang terjadinya impulseeBuying ( hasrat/ dorongan untuk membeli).
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya pelayanan polisi, pemadam kebakaran atauuambulan.
4. Tempat parkir yang luas dan aman. Tempat parkir yang luas dan nyaman, dapat meningkatkan minat kunjung pemustaka, karena dapat memberi rasa nyaman bagi pemustakaayang sedang dan akan mencari berbagai informasi yang adaadi perpustakaan.
5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerahhsekitar yang mendukung barang dan jasa yang ditawarkan.
7. Persaingan, yaitu lokasiipesaing.
8. Peraturannpemerintah.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk pembangunan gedunggperpustakaan umum, yaitu :
1. Lokasi strategis
2. Mudah diakses olehhmasyarakat baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum
3. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi masyarakat pengunjung 4. Dapat mendukung program pembelajaran bagiimasyarakat.
Jadi dapat dinyatakan bahwaalokasi perpustakaan harus strategis sehingga mudah untukkdiakses oleh masyarakat dan dijangkauuoleh transportasi umum.
2.2.3 Layanan Perpustakaan Umum
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan yang matang. Layanan perpustakaan memberikanninformasi yang dibutuhkannkepada pengguna, baik untuk dimanfaatkan di tempat ataupun digunakan di luarrperpustakaan.
Menurut Sudarsono (2006, 162) “Layanan perpustakaan umum harus dapat diadaptasikan sesuai dengannkebutuhan masyarakat pedesaan maupun perkotaan”.
Selain itu, Sutarno (2006, 90-91) menyatakan bahwa bentuk rill dari layanan perpustakaan ituuadalah sebagai berikut:
1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.
2. Berorientasiikepada pemakai.
3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.
4. Berjalan mudah dan sederhana.
5. Murah dan ekonomis.
6. Menarikkdan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.
7. Bervariatif.
8. Mengundanggrasa ingin kembali.
9. Ramahhtamah.
10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan tetapi tidak bersifat menggurui.
11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.
12. Mampuuberkompetensi dengan layanan di bidang lain.
13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.
Dari pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan sangat mempengaruhi dalam menjalankan operasional perpustakaan. Layanan yang di lakukan harusssesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga pengguna akan memiliki rasa ingin kembali untuk datang ke perpustakaan.
2.2.3.1 Sistem Layanan
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan yanggmatang. Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik jika akses yang digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Ada tiga jenis layanan di perpustakaan, yakni layanan terbuka (open access), layananntertutup (closes access) dannlayanan campuran (mixed access). Masing-masing layanan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan serta berbeda dalam pelaksanaanya.
a. Layanan Terbuka (open access)
Layanan ini memberikan kebebasan kepada pemakai untuk mencari koleksi yang diperlukan. Pemakai diizinkan langsung keruang koleksi perpustakaan untuk memilih dan mencari koleksi yang diinginkan. Hal ini sesuai dengannpendapat Rahayuningsih (2007, 93) bahwa “sistem layanan terbukaaadalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ruang koleksi atau memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkanndari jajaran koleksi.”
Sedangkan Darmono (2001, 139) menyatakan bahwa “sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkannparaapengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.”
Menurut Hartono (2016, 235) layanan terbuka memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan layanan terbuka (open access) yakni:
1. Pemakai bebas memilih koleksi di rak.
2. Pemakai tidakkharus menggunakan catalog.
3. Pemakai dapat pengganti koleksi yang isisnya mirip, jika bahan yanggdicari tidak ada.
4. Pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengannjudul yang dicarinya.
5. Koleksi lebih didayagunakan.
6. Menghematttenaga.
Sedangkan kelemahan layanan terbuka (open access) yakni:
1. Pemakai cenderung mengembalikan koleksi seenaknya, sehingga 2. Mengacaukan dalamipenyusunan koleksi di rak.
3. Kemungkinan kehilangan koleksi sangatibesar.
4. Tidak semuaipemakai paham dalam mencari koleksi di rak.
5. Perlu pembenahan terus-menerus.
Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa layanan terbuka (open access) memungkinkan pengguna untuk memilih koleksi yanggdibutuhkan pada ruang koleksi perpustakaan.
b. Layanan Tertutup (Closed Access)
Layanan ini menerapkan koleksi tertutup bagi pemakai dalam arti pemakai tidak dapat mencari koleksi di rak tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Oleh karena itu pemakai harus mencari nomor panggil koleksi melalui katalog yang disediakan.
Rahayuningsih (2007, 94) mengemukakan bahwa “layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkannpengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan.”
Syihabuddin Qalyubi (2007, 223) menyatakan bahwa:
Di dalam sistem tertutup pengunjungitidak diperkenankan masuk ke rak-rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yanggakan mengambil bahan pustaka untuk para pengunjung.
Menurut Hartono (2016, 235) layanan tertutup memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan layanan tertutup yaitu:
1. Koleksi tersusun rapi karna hanya petugas yang mengambil.
2. Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil.
3. Koleksi tidakkcepat rusak.
4. Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar.
5. Proses temu kembali lebih efektif.
Sedangkan kelemahan dari layanan tertutup (closed access) adalah sebagai beikut:
1. Pemakai kuranggpuas dalam mencari koleksi.
2. Koleksi yang di dapat terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.
3. Katalog cepat rusak.
4. Tidakisemua pemakai paham menggunakan katalog.
5. Tidak semuaakoleksi dapat didayagunakan.
6. Petugas lebih sibuk.
Dari para ahli di atas dapat dipahami bahwa layanan tertutup (closed access) adalah sistem layanan yang tidak memperkenankan pengguna untuk mencari sendiri bahan pustaka yanggdi butuhkan.
c. Layanan Campuran (mixed access)
Pada layanan campuran perpustakaan dapat menerapkan dua sistem layanan sekaligus (layanan terbuka dan layanan tertutup). Perpustakaan yang menggunakan layanan campurannbiasanya memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, tesis dan referens. Sedangkan untuk koleksi lainnya yang bersifat umum menggunakan akses layanan terbuka. Layanan campuran biasanya digunakan pada perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaannsekolah yang ruang koleksi dan ruang bacanya sangat terbatas.
Menurut Hartono (2016, 236) layanan campuran (mixed access) juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya di perpustakaan. Kelebihan layanan campurann(mixed access) yaitu:
1. Pemakai dapattmenggunakan koleksi refrens dan koleksi umum sekaligus.
2. Tidak membutuhkan ruang bacaakhusus koleksi refrens.
Sedangkan kelemahan dari layanan campuran (mixed access) adalah:
1. Petugas sulit mengontrol pemakai yang menggunakan koleksi refrens dan koleksi umum sekaligus.
2. Ruang koleksi refrens dan umum menjadi satu.
3. Perlu pengawasan yang lebih ketat.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan campuran (mixed access) adalah layanan yang menerapkan sistem layanan terbuka dan layanan tertutup secara bersamaan.
2.2.3.2 Jenis-jenis Layanan Perpustakaan Umum
Dalam memenuhi kebutuhan penggunanya perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan. Layanan ini biasanya dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya.
Menurut Hartono (2016, 236-237) berdasarkan jenisnya layanan perpustakaan meliputi:
5. Layanan abstrak dan indeks 6. Layanan informasi mutakhir 7. Layanan fotokopi
8. Layanan literatur
9. Layanan koleksi khusus.
Sedangkan Yoyo (2004, 3-6) menjelaskan bahwa layanan perpustakaan terdiri dari dua jenis layanan, yaitu:
a. Layanan Teknis merupakan layanan yang tidak langsung berhubungan dengan pembaca (technical services), yang pekerjaannya meliputi: pengadaan bahan pustaka, pengorganisasian bahan pustaka atau pengolahan bahan pustaka dan administrasi lainnya.
b. Layanan pembaca merupakan layanan yang langsung berhubungan dengan pembacaaatau pemakai perpustakaan, yang pekerjaannya meliputi: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan ekstensi dan layanan silang layan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan. Layanan pada setiap perpustakaan berbeda-bedaasesuai dengan jenis perpustakaan dan kebutuhan penggunanya. Dannlayanan yang tersedia di perpustakaan pada umum adalah: Layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan pendidikan pemakai, layanan penelusuran Informasi dan layanan anak.
2.2.4 Sarana dan Prasarana perpustakaan
Untuk dapat menjalankan fungsinya dan memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan dengan baik dan berkualitas maka perpustakaan butuh didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai sehingga juga dapat menunjang aktivitas dan pekerjaan yang ada didalamnya.
Berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 yang menjelaskan bahwa:
a. Setiap penyelenggaraaperpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan.
b. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengannkemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Sutarno (2006, 108) Pembinaan sarana dan prasarana perpustakaan adalah:
Kegiatan untuk mengadakan, menggunakan, memelihara, menata, menambah dan mengembangkan baik mengenai jumlah, jenis, kualitas, maupun volumenya.
Sarana dannprasarana yang lengkap dan baik, mudah dan enak dipergunakan, menarik bentuk, warna dan ukuran, secara langsung dan tidak langsung, akan meningkatkan perhatian, citra dan kesan yang baik oleh masyarakat terhadap perpustakaan. Oleh karena itu pembinaan sarana dan prasarana perpustakaan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal perpustakaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana perpustakaan dikembangkan sesuai kemajuan teknologi dan informasi dengan mempertimbangkan berbagai faktorrbaik internal maupun eksternal.
2.2.4.1 Gedung dan Ruangan Perpustakaan
Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan. Gedung dan ruangannmerupakan salah satu fasilitas yanggterdapat di perpustakaan yang memberi kemudahan bagi pustakawan dan pengguna perpustakaan.
Menurut Sutarno (2006, 80-81), aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah:
1. Lokasi, harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya.
2. Luasstanah (jika perpustakaan menempatkan gedung tersendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang.
3. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 % dari jumlah masyarakat yanggakan dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi.
4. Ruangan-ruangan lain yang diperlukan, seperti gudang dan kamar kecil 5. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan.
6. Cahaya di dalam ruang harus terang.
7. Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara/ ventilasi harus baik.
8. Lingkungan tenang, Serta tempat parkir kendaraan secukupnya.
Pendapat lain dari Aa kosasih (2009, 3) menyatakan bahwa
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila bangunannya besar dan permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku/barang dan titik layanan yang diberikan perpustakaan.
Selanjutnya Aa Kosasih mengatakan bahwa gedung/ruangan perpustakaan hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Rasaaaman
2. Pencahayaan yang baik
3. Didesain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memiliki persyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan.
4. Didesain untuk menampung persyaratan khusus populasi dalam arti cara paling efektif.
5. Didesain untuk mengakomodasi perubahan pada program pengajaran serta perkembangannteknologi audio visualdan data yang muncul.
6. Didesain untuk memungkunkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut perabotan, peralatan, alat tulis kantor dan materi.
7. Dirancanggdan dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu keaneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.
8. Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajran, dengan panduan dan tandatanda yang jelas dan menarik.
Berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 5) adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Ruang koleksi
Ruang koleksi adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaam. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi audio visual dan lain-lain.
b. Ruang baca
Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka.
Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca/pemakai jasa perpustakaan.
c. Ruang pelayanan
Ruang pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkn barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.
d. Ruang kerja teknis administrasi
Ruang kerja teknis administrasi adalah ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan, seperti pemerosesan bahan pustaka, mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut siap untuk disajikankepada pemakai perpustakaan, ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya dan ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak.
e. Ruang khusus
Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/pertemuan, ruang bercerita untuk anak-anak dan ruang lain untuk kantin.
Menurut Lasa (2005: 149) perlu diperhatikan asas-asas tata ruang, antara lain:
Menurut Lasa (2005: 149) perlu diperhatikan asas-asas tata ruang, antara lain: