• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA JUMLAH KUNJUNGAN PENGGUNA KE DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA JUMLAH KUNJUNGAN PENGGUNA KE DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA JUMLAH KUNJUNGAN PENGGUNA KE DINAS KEARSIPAN DAN

PERPUSTAKAAN KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.S.I) dalam Bidang Studi

Perpustakaan dan Sains Informasi OLEH:

Rezki Qairunnisah Aringgi Nasution 150709037

UNIVERITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Januari 2020 Penulis

Rezki Qairunnisah Aringgi Nasution 150709037

(5)

i ABSTRAK

Aringgi, Rezki Qairunnisah. 2020. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Jumlah Kunjungan Pengguna di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

Perpustakaan harus memiliki sumber daya manusia, memiliki fasilitas yang memadai dan koleksi perpustakaan, agar dapat menarik pengunjung untuk datang ke perpustakaan. Rata-rata pengunjung Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kabupaten Langkat hanya 10-15 orang saja perharinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya jumlah kunjungan penguna di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat yang berjumlah 825 orang dan berdasarkan rumus slovin diperoleh sampel sebanyak 89 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik “Accidental Sampling”. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yag mempengaruhi rendahnya jumlah kunjungan pengguna pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat adalah jarak tempat tinggal pengguna dengan perpustakaan, lokasi perpustakaan yang sulit diakses, koleksi yang kurang beragam dan kurang up to date dan promosi perpustakaan juga menjadi salah satu faktor kurangnya jumlah kunjungan perpustakaan.

Kata kunci: Perpustakaan Umum, Kunjungan Pengguna

(6)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan segala karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Jumlah Kunjungan Penggunaan ke Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universtas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta Ayahanda M. Syailan Nasution dan Ibunda Artinillah yang telah memberikan dukungan, perhatian, motivasi, doa serta kasih sayang sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

Kepada kakak peneliti Nurhayati Nasution, A.Md.Keb, Ade Irma Silviani Nasution, S.Pd dan abangda tersayang Mauluddin Nasution, S.T yang selalu memberikan semangat dan doa kepada peneliti.

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai rasa hormat peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan ketulusan hati kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Eva Rabita, M.Hum selaku Ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi dan selaku Penguji I yang banyak memberikan kritik dan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ishak, S.S, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi

(7)

iii Perpustakaan dan Sains Informasi.

4. Bapak Drs. Belling Siregar, S.S., M.Lib selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nur’aini, S.Sos, M.I.P elaku penguji II peneliti yang telah banyak memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Seluruh staf pengajar Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu selama perkuliahan.

7. Seluruh staf dan anggota perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi ini Yanti, Ayu, Hilda, Maya, Tira, Dilla dan Fira.

Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Januari 2020 Penulis

Rezki Qairunnisah Aringgi Nasution 150709037

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 4

BAB 2 KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7

2.1.4 Tugas Pokok Perpustakaan Umum ... 8

2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Pemustaka ... 9

2.2.1 Pengertian Kunjungan ... 9

2.2.2 Lokasi Perpustakaan ... 11

2.2.3 Layanan Perpustakaan Umum ... 12

2.2.3.1 Sistem Layanan ... 13

2.2.3.2 Jenis-jenis Layanan Perpustakaan Umum ... 16

2.2.4 Sarana dan Prasarana perpustakaan Umum ... 17

2.2.4.1 Gedung dan Ruangan Perpustakaan ... 18

2.2.4.2 Perlengkapan Perpustakaan ... 20

2.2.4.3 Koleksi Perpustakaan ... 21

2.2.4.4 Jenis Koleksi Perpustakaan ... 22

(9)

2.2.5 Promosi Perpustakaan ... 23

2.2.5.1 Tujuan Promosi Perpustakaan ... 24

2.2.5.2 Fungsi Promosi Perpustakaan ... 25

2.2.5.3 Sarana Promosi Perpustakaan ... 26

2.2.5.4 Metode Promosi Perpustakaan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Populasi ... 29

3.4 Sampel ... 30

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.7 Analisis Data ... .... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis deskriptif ... 33

4.2 Lokasi Perpustakaan ... 34

4.3 Koleksi Perpustakaan ... 37

4.4 Sarana dan Prasarana... 43

4.5 Layanan Perpustakaan ... 47

4.6 Promosi Perpustakaan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN... 60

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jarak Tempat Tinggal ... 35

Tabel 4.2 Akses Lokasi Perpustakaan ... 37

Tabel 4.3 Keamanan lokasi ... 38

Tabel 4.3 Keamanan lokasi ... 38

Tabel 4.4 Koleksi beragam ... 39

Tabel 4.5 Koleksi Tersedia ... 39

Tabel 4.6 Koleksi Buku Referensi ... 40

Tabel 4.7 Koleksi Mutakhir ... 42

Tabel 4.8 Jumlah Pinjaman Koleksi ... 43

Tabel 4.9 Waktu pengembalian Koleksi ... 44

Tabel 4.10 Waktu Perpanjangan Koleksi ... 45

Tabel 4.11 Ruangan Perpustakaan ... 46

Tabel 4.12 Fasilitas Umum ... 47

Tabel 4.13 Alat Penerangan Perpustakaan ... 48

Tabel 4.14 Frekuensi kunjungan ... 49

Tabel 4.15 Jam Buka Layanan ... 49

Tabel 4.16 Pelayanan Perpustakaan ... 50

Tabel 4.17 Jenis Layanan Terbuka ... 51

Tabel 4.18 Sikap Pustakawan ... 52

Tabel 4.19 Layanan Pustakawan ... 53

Tabel 4.20 Sifat/Perilaku Pustakawan ... 54

Tabel 4.21 Promosi Perpustakaan ... 55

Tabel 4.22 Promosi Sosialisasi Perpustakaan ... 56

(11)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi merupakan tuntutan kebutuhan yang harus terpenuhi. Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi merupakan kunci dalam memenangkan tantangan globalisasi.

Sedangkan minimnya penguasaan sumber ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi akan berujung pada sebuah kemunduran dan kegagalan dalam persaingan di era globalisasi. Sumber dayaamanusia yang unggul dan kompetitif mensyaratkan dirinya untuk terus belajarrsepanjang hayat. Perpustakaan menjadi pusat informasi dannsumber ilmu pengetahuan. Melihat pentingnya keberadaan dari perpustakaan di tengah masyarakat, maka didirikanlah salah satu jenis perpustakaan yakni perpustakaan umum.

Perpustakaan umum dapat digunakan oleh semua golongan masyarakat dari segala umur, pendidikan, agama, ras, dan suku bangsa apapun. Oleh karena itu masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan umum. Perpustakaan umum juga dapat dijadikan sebagai tempat pelestarian kekayaan budaya bangsa yang fungsi utamanya melestarikan hasil budaya masyarakat dan menyebarluaskan gagasan, pengalaman dan pengetahuannsebagai hasil budaya manusia kepada masyarakat yang membutuhkannya. Perpustakaan umummmempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan informasi kepada pengguna perpustakaan (public servant). Pemenuhan kebutuhan pengguna layanan perpustakaan yang senantiasa harussditingkatkan karena salah satu tolak ukur keberhasilan perpustakaan adalah terletak pada pelayanannya dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Pengguna akan menilai baik buruknya perpustakaan pada saat kegiatan pelayanannberlangsung. Pelayanan yang baik merupakan

(12)

salah satu syarat untuk menunjang perpustakaan umum sehingga jumlah kunjungan dapat meningkat. Hal yang mendukung lainnya berupaakoleksi bahan pustaka dan penyediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat menurut usia, tingkat pendidikan, dan berbagai kelompok masyarakat yang di layani. Perpustakaan umum juga harus memiliki fasilitas yang memadai dan terhubung dengan jaringan internet. Hal ini diharapkan mampu mendoronggmeningkatnya jumlah pengunjung ke perpustakaan.

Untuk dapat mencapai tujuan dan fungsi yang telah ditetapkan, perpustakaan umum harus memiliki sumber daya manusia, memiliki fasilitas yang memadai baik berupa gedung atau ruang, koleksi perpustakaan, layanan serta dana yang memadai. Hal tersebut menjadi faktorrmeningkat atau menurunnya jumlah kunjungan di perpustakaan

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat merupakan salah satu perpustakaan umum yang berada di Kabupaten Langkat. Berdasarkan observasi awal peneliti, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat memiliki layanan sirkulasi, layanan ruang baca, layanan audio visual, layanan keliling (perpustakaan keliling) dan layanan anak. Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat menerapkan sistem layanan terbuka dengan memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk memilih bahan pustaka yang mereka butuhkan dari ruang koleksi. Perpustakaan umum ini memiliki koleksi umum, koleksi refrens, majalah dan juga koleksi anak dengan total koleksi 25.112 eksemplar dengan kurang lebih 6.278 judul buku. Jumlah anggota yang terdaftar sampai Juni 2019 berjumlah 825 orang. Berdasarkan data pengunjung perpustakaan sejak Januari tahun 2019 sampai September 2019 total pengunjung sekitar 3.924. Pada tahun sebelumnya pengunjung perpustakaan umum Kabupaten Langkat berjumlah 4.967 orang. Januari sampai Desember 2017 pengunjung Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat berjumlah 5.232 dan pada tahun 2016 berjumlah 5.618. Pengunjung yang datang perhari ke Perpustakaan Umum mulai dari 10 sampai 15 orang. Dari data

(13)

yang diperoleh hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga kunjungan di Perpustakaan Kabupaten Langkat termasuk rendah ditinjau dari jumlah penduduk Kabupaten Langkat yang berjumlah ±1.028.309 jiwa. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat telah melakukan promosi ke berbagai sekolah di daerah kabupaten langkat, tetapi hal ini tidak meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung ke Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi rendahnya jumlah kunjungan masyarakat ke Perpustakaan Kabupaten Langkat. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan pemustaka di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi jumlah kunjungan pemustaka pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan pemustaka pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan masukanndan evaluasi dalam pelayanan perpustakaan.

(14)

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti mengenai hal- hal yang berkaitanndengan tingkat kunjungan di perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungannmasyarakat di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat berdasarkan teori Sutarno (2003) yang mencakup lokasi, layanan perpustakaan, sarana dan prasarana perpustakaan, promosi perpustakaan

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggrakan dengan tujuan untuk melayani masyarakat umum mulai dari anak-anak sampai dewasa dengan tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Oleh karena itu di Perpustakaan Umum disediakan berbagai koleksi buku berdasarkan kebutuhan msyarakat sekitarnya.

Menurut Sudarsono (2006, 301)

Perpustakaan Umum merupakan pusat informasi yang menyediakan beragam pengetahuan dan informasi bagi penggunanya. Layananndiberikan dengan dasar kesamaan akses bagi setiap orang tanpa membedakan umur, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun status sosial.

Sedangkan Rahayuningsih (2007, 4) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum didirikannuntuk melayani semua anggota masyarakat yang memerlukan jasa informasi dan perpustakaan. Jadi, perpustakaan umum bersifat terbuka untuk umum, dibiayai denganndana masyarakat umum, dan memberikan jasa pelayanan yang bersifat cuma - cuma.

Pendapat lain dikemukakan oleh Saleh (2011, 9) bahwa “Secara khusus perpustakaan umum berperan dalam pendidikannseumur hidup di masyarakat (life-long education atau life-long learning).”

Sedangkan menurut Sutarno (2003, 32)

Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembagaapendidikan yanggdemokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa,

(16)

agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.

Dari pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum merupakannpusat informasi yang bersifat terbuka serta menyediakan beragam pengetahuan bagi penggunanya tanpa memandangglatar belakang, usia, jenis kelamin serta perbedaan lainnya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat, perpustakaan umum juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai dengan melayani seluruh lapisan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan.

Pada Pasal 4 UU No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa

“Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemarannmembaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Menurut manifesto perpustakaan umum UNESCO (Sulistyo-Basuki, 1991:47) menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu:

1. Memberikan kesempatannbagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kahidupan yang lebih baik 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat,

terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangattdalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini seringgdisebut sebagai fungsi pendidikannperpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakattsekitarnya.

(17)

Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) Tujuan dari perpustakaan umum antara lain:

1. Untuk memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahannpustaka dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat danntepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi, bertindak selaku agen kultural, sehinggaamenjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

4. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan layanan kepada pemustaka dengan menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah. Serta meningkatkannminat bacaamasyarakat agar berwawasan luas sehingga mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya melalui penyediaan bahannpustakaayang sesuai dengan yang masyarakattbutuhkan.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Ketersediaan sumber informasi dan sumber daya manusia di dalam perpustakaan dapat mendukung terlaksananyaafungsi perpustakaan umum dengan baik. Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaranndari semua tugas perpustakaan. Fungsi-fungsi dibuat untuk terlaksanaadan tercapainya tujuan dari perpustakaan.

Menurut Hartono (2016, 23) untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, perpustakaan umum melaksanakan fungsi seperti:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

2. Penyediaannbahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar menukar, dll.

3. Pengolahan dan penyiapan setiappbahan pustaka.

4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaannkoleksi.

6. Pemberian layanan kepada masyarakat yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dll.

7. Pemasyarakatan perpustakaan

(18)

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya.

10. Menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana prasarana.

11. Pengolahan dannketatausahaannperpustakaan.

Sedangkan Suwarno (2009, 42) menyatakan bahwa:

Fungsi sebuah perpustakaannmerupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalammrangka pencapaian tujuan perpustakaan. Sementara tujuan yang akan dicapai atassperan, tugas dan fungsi perpustakaan secara singkat adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya di perpustakaan kepada pengguna. Hasilnya adalahhterjadinya perubahan, baik dalammhal kemampuan, sikap, maupun keterampilan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di pahami bahwa fungsi sebuah perpustakaan adalah sebagai sarana pelestarian bahan pustaka sehingga pemustaka memperoleh informasi dan perpustakaannmenjadi tempat pembelajaran dan penelitian.

2.1.4 Tugas Pokok Perpustakaan Umum

Perpustakaan secara umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat, dan juga melakukan layanan informasi literal kepada masyarakat. Karena tujuannyaamemberi layanan informasi literal kepada masyarakat maka tugas pokokkperpustakaan umum adalah:

a. Menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbukuusebagai sumber informasi.

b. Mengolah dan merawat pustaka.

c. Memberikan layanan bahan pustaka.

Menurut Hartono (2016, 23) tugas pokok perpustakaan umum adalah “menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakannkoleksi bahan pustaka, menyediakan

(19)

sarana dannprasarana serta melayani masyarakat pengguna yang membutuhkannbahan informasi dan bahannbacaan.”

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalahhmenyediakan, mengolah, memeliharaadan mendayagunakan koleksi bahan pustaka sertaamenyediakan fasilitas belajarrdan membaca.

2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Pemustaka 2.2.1 Pengertian Kunjungan

Pengunjung yang datang pada perpustakaan umum memiliki berbagai alasan.

Pengguna akannmelakukan kegiatan yanggada padaaperpustakaan sesuai dengan tujuannya. Setiap pengguna memiliki tujuan berbeda-beda ketika berkunjung ke perpustakaan. Ada yang hanya sekedarrmencari hiburan, ada yang menikmatiiilayanan yang disediakan oleh perpustakaan, bahkan ada yang mencari informasi untuk pemenuhannkebutuhanninformasinya.

Menurut Endarmako yang dikutip oleh Ashal (2016, 29) “kunjung” atau

“berkunjung” merupakannberanjangsa, bertamu,bbersambang, bertemu, bertandang, datang.

Pendapat lain dikemukakan oleh Endang Gunarti yang dikutip oleh Dini Isnindarwati (2008, 44) menjelaskannbahwa “maksud kunjungan ke perpustakaan dibedakannmenjadi dua versi, yaitu : pertama adalah kunjungan “ilmiah”, dan kedua adalahhkunjungan karena ada dorongan yang lainnya.”

Tujuan berkunjung secara umum menurut Darmono yang dikutip oleh Nurdin (2013, 26) adalah ingin melihat dan menyaksikan sesuatu yang menarik, namun pada kenyataan ada tujuan yang lebih spesifik, diantaranya yaitu:

(20)

a. Berkunjung untuk tujuan kesenangan, dalam arti masyarakat datang memanfaatkan koleksi perpustakaan yang disenangi seperti, membaca novel, surat kabar, komik dan lain-lain.

b. Berkunjung untuk tujuan memperoleh sesuatu yang baru (ilmu pengetahuan).

c. Berkunjung untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, dalam artian seseorang datang keeperpustakaan memanfaatkan fasilitas dan membacaakoleksi yang ada untuk menyelesaikan tugas akademiknya ataupun tugas kantornya.

Kegiatan semacam ini dinamakan readinggfor work.

Dari pendapat para ahli di atas menyatakan pengguna memiliki tujuannberbeda- beda untuk berkunjung ke perpustakaan sesuai dengannkebutuhan masing-masing.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya pengguna perpustakaan.

Menurut Sutarno (2003, 118) beberapa hal yanggmembuat masyarakat tidak ingin berkunjung ke perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Lokasi Perpustakaan

Perpustakaan belum mampu menyentuh masyarakat, sebaliknya masyakat belum menyentuh perpustakaan dan memahami arti dari kegunaan perpustakaan dikarenakannjarak dan letak perpustakaan yang kurang strategis.

b. Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Jika perpustakaan tidak memiliki sarana dan prasarana yang baik maka hal tersebut akannmempengaruhi penggunaauntuk datang ke perpustakaan.

c. Koleksi Perpustakaan

Koleksi yangtdisediakan oleh perpustakaan kurang memadai danntidak sesuai dengan kebutuhan pengguna.

d. Layanan Perpustakaan

Pengguna menginginkan pelayanan yang terbaik sehingga kebutuhan informasi dapattterpenuhi.

(21)

e. Promosi perpustkaan

Memperkenalkan perpustkaan kepada khalayak menjadi salah satu faktor keberhasilannperpustakaan.

Dan berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan pemustakaadapat ditinjau dari: lokasi perpustakan, layanannperpustakaan, saranaadan prasarana, promosi perpustakaan.

2.2.2 Lokasi Perpustakaan

Mendirikan sebuah gedung perpustakaannharus memperhatikan aspek yang mendukung agar optimalnyaapenyelenggaraan perpustakaan. Salah satunya adalah lokasi perpustakaan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab III Pasal 15 Ayat (2) menyatakannbahwa “Lahan perpustakaan harus berlokasi yang mudah diakses, aman, nyaman, dan memiliki statusshukum yang jelas”.

Menurut Siregar (2011, 93) “lokasi adalah letak perpustakaan yang berkaitan dengan jarakkdan tempat tinggal, tempat bekerja/ sekolah/ kampus, dan waktu tempuh yanggdibutuhkan untuk mencapai lokasi”.

Sedangkan Tjiptono (2002, 41), menjelaskan bahwa adanya pertimbangan- pertimbangan yanggcermat dalam menentukan lokasi gedung perpustakaan umum antara lain:

1. Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkauudengan sarana transportasi umum. Sehingga pengunjung pustaka dapat dengan mudah mengunjungi perpustakaan.

2. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yanggdapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Lokasi beradaapada lalu lintas (Traffic). Dimana ada dua hal yang perlu di pertimbangkannyaitu :

a. Banyaknya orang lalu lintas bisa memberikan peluang terjadinya impulseeBuying ( hasrat/ dorongan untuk membeli).

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya pelayanan polisi, pemadam kebakaran atauuambulan.

(22)

4. Tempat parkir yang luas dan aman. Tempat parkir yang luas dan nyaman, dapat meningkatkan minat kunjung pemustaka, karena dapat memberi rasa nyaman bagi pemustakaayang sedang dan akan mencari berbagai informasi yang adaadi perpustakaan.

5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerahhsekitar yang mendukung barang dan jasa yang ditawarkan.

7. Persaingan, yaitu lokasiipesaing.

8. Peraturannpemerintah.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk pembangunan gedunggperpustakaan umum, yaitu :

1. Lokasi strategis

2. Mudah diakses olehhmasyarakat baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum

3. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi masyarakat pengunjung 4. Dapat mendukung program pembelajaran bagiimasyarakat.

Jadi dapat dinyatakan bahwaalokasi perpustakaan harus strategis sehingga mudah untukkdiakses oleh masyarakat dan dijangkauuoleh transportasi umum.

2.2.3 Layanan Perpustakaan Umum

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan yang matang. Layanan perpustakaan memberikanninformasi yang dibutuhkannkepada pengguna, baik untuk dimanfaatkan di tempat ataupun digunakan di luarrperpustakaan.

Menurut Sudarsono (2006, 162) “Layanan perpustakaan umum harus dapat diadaptasikan sesuai dengannkebutuhan masyarakat pedesaan maupun perkotaan”.

Selain itu, Sutarno (2006, 90-91) menyatakan bahwa bentuk rill dari layanan perpustakaan ituuadalah sebagai berikut:

1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.

2. Berorientasiikepada pemakai.

3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.

(23)

4. Berjalan mudah dan sederhana.

5. Murah dan ekonomis.

6. Menarikkdan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.

7. Bervariatif.

8. Mengundanggrasa ingin kembali.

9. Ramahhtamah.

10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan tetapi tidak bersifat menggurui.

11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.

12. Mampuuberkompetensi dengan layanan di bidang lain.

13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.

Dari pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan sangat mempengaruhi dalam menjalankan operasional perpustakaan. Layanan yang di lakukan harusssesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga pengguna akan memiliki rasa ingin kembali untuk datang ke perpustakaan.

2.2.3.1 Sistem Layanan

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan yanggmatang. Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik jika akses yang digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Ada tiga jenis layanan di perpustakaan, yakni layanan terbuka (open access), layananntertutup (closes access) dannlayanan campuran (mixed access). Masing- masing layanan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan serta berbeda dalam pelaksanaanya.

a. Layanan Terbuka (open access)

Layanan ini memberikan kebebasan kepada pemakai untuk mencari koleksi yang diperlukan. Pemakai diizinkan langsung keruang koleksi perpustakaan untuk memilih dan mencari koleksi yang diinginkan. Hal ini sesuai dengannpendapat Rahayuningsih (2007, 93) bahwa “sistem layanan terbukaaadalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ruang koleksi atau memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkanndari jajaran koleksi.”

(24)

Sedangkan Darmono (2001, 139) menyatakan bahwa “sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkannparaapengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.”

Menurut Hartono (2016, 235) layanan terbuka memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan layanan terbuka (open access) yakni:

1. Pemakai bebas memilih koleksi di rak.

2. Pemakai tidakkharus menggunakan catalog.

3. Pemakai dapat pengganti koleksi yang isisnya mirip, jika bahan yanggdicari tidak ada.

4. Pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengannjudul yang dicarinya.

5. Koleksi lebih didayagunakan.

6. Menghematttenaga.

Sedangkan kelemahan layanan terbuka (open access) yakni:

1. Pemakai cenderung mengembalikan koleksi seenaknya, sehingga 2. Mengacaukan dalamipenyusunan koleksi di rak.

3. Kemungkinan kehilangan koleksi sangatibesar.

4. Tidak semuaipemakai paham dalam mencari koleksi di rak.

5. Perlu pembenahan terus-menerus.

Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa layanan terbuka (open access) memungkinkan pengguna untuk memilih koleksi yanggdibutuhkan pada ruang koleksi perpustakaan.

b. Layanan Tertutup (Closed Access)

Layanan ini menerapkan koleksi tertutup bagi pemakai dalam arti pemakai tidak dapat mencari koleksi di rak tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Oleh karena itu pemakai harus mencari nomor panggil koleksi melalui katalog yang disediakan.

Rahayuningsih (2007, 94) mengemukakan bahwa “layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkannpengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan.

(25)

Syihabuddin Qalyubi (2007, 223) menyatakan bahwa:

Di dalam sistem tertutup pengunjungitidak diperkenankan masuk ke rak-rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yanggakan mengambil bahan pustaka untuk para pengunjung.

Menurut Hartono (2016, 235) layanan tertutup memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan layanan tertutup yaitu:

1. Koleksi tersusun rapi karna hanya petugas yang mengambil.

2. Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil.

3. Koleksi tidakkcepat rusak.

4. Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar.

5. Proses temu kembali lebih efektif.

Sedangkan kelemahan dari layanan tertutup (closed access) adalah sebagai beikut:

1. Pemakai kuranggpuas dalam mencari koleksi.

2. Koleksi yang di dapat terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.

3. Katalog cepat rusak.

4. Tidakisemua pemakai paham menggunakan katalog.

5. Tidak semuaakoleksi dapat didayagunakan.

6. Petugas lebih sibuk.

Dari para ahli di atas dapat dipahami bahwa layanan tertutup (closed access) adalah sistem layanan yang tidak memperkenankan pengguna untuk mencari sendiri bahan pustaka yanggdi butuhkan.

c. Layanan Campuran (mixed access)

Pada layanan campuran perpustakaan dapat menerapkan dua sistem layanan sekaligus (layanan terbuka dan layanan tertutup). Perpustakaan yang menggunakan layanan campurannbiasanya memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, tesis dan referens. Sedangkan untuk koleksi lainnya yang bersifat umum menggunakan akses layanan terbuka. Layanan campuran biasanya digunakan pada perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaannsekolah yang ruang koleksi dan ruang bacanya sangat terbatas.

(26)

Menurut Hartono (2016, 236) layanan campuran (mixed access) juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya di perpustakaan. Kelebihan layanan campurann(mixed access) yaitu:

1. Pemakai dapattmenggunakan koleksi refrens dan koleksi umum sekaligus.

2. Tidak membutuhkan ruang bacaakhusus koleksi refrens.

Sedangkan kelemahan dari layanan campuran (mixed access) adalah:

1. Petugas sulit mengontrol pemakai yang menggunakan koleksi refrens dan koleksi umum sekaligus.

2. Ruang koleksi refrens dan umum menjadi satu.

3. Perlu pengawasan yang lebih ketat.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan campuran (mixed access) adalah layanan yang menerapkan sistem layanan terbuka dan layanan tertutup secara bersamaan.

2.2.3.2 Jenis-jenis Layanan Perpustakaan Umum

Dalam memenuhi kebutuhan penggunanya perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan. Layanan ini biasanya dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya.

Menurut Hartono (2016, 236-237) berdasarkan jenisnya layanan perpustakaan meliputi:

1. Layanan ruang baca

2. Layanan ruang baca dapat dibagi menurut jenis dan kondisinya antara lain:

layanan ruang baca buku refrensi, layanan ruang baca study carrel, layanan ruang baca berupa meja baca sendiri, dan layanan ruang baca berupa meja baca kelompok.

3. Layananisirkulasi 4. Layanan refrensi

5. Layanan abstrak dan indeks 6. Layanan informasi mutakhir 7. Layanan fotokopi

8. Layanan literatur

9. Layanan koleksi khusus.

(27)

Sedangkan Yoyo (2004, 3-6) menjelaskan bahwa layanan perpustakaan terdiri dari dua jenis layanan, yaitu:

a. Layanan Teknis merupakan layanan yang tidak langsung berhubungan dengan pembaca (technical services), yang pekerjaannya meliputi: pengadaan bahan pustaka, pengorganisasian bahan pustaka atau pengolahan bahan pustaka dan administrasi lainnya.

b. Layanan pembaca merupakan layanan yang langsung berhubungan dengan pembacaaatau pemakai perpustakaan, yang pekerjaannya meliputi: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan ekstensi dan layanan silang layan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan. Layanan pada setiap perpustakaan berbeda-bedaasesuai dengan jenis perpustakaan dan kebutuhan penggunanya. Dannlayanan yang tersedia di perpustakaan pada umum adalah: Layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan pendidikan pemakai, layanan penelusuran Informasi dan layanan anak.

2.2.4 Sarana dan Prasarana perpustakaan

Untuk dapat menjalankan fungsinya dan memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan dengan baik dan berkualitas maka perpustakaan butuh didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai sehingga juga dapat menunjang aktivitas dan pekerjaan yang ada didalamnya.

Berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 yang menjelaskan bahwa:

a. Setiap penyelenggaraaperpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

b. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengannkemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Sutarno (2006, 108) Pembinaan sarana dan prasarana perpustakaan adalah:

(28)

Kegiatan untuk mengadakan, menggunakan, memelihara, menata, menambah dan mengembangkan baik mengenai jumlah, jenis, kualitas, maupun volumenya.

Sarana dannprasarana yang lengkap dan baik, mudah dan enak dipergunakan, menarik bentuk, warna dan ukuran, secara langsung dan tidak langsung, akan meningkatkan perhatian, citra dan kesan yang baik oleh masyarakat terhadap perpustakaan. Oleh karena itu pembinaan sarana dan prasarana perpustakaan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana perpustakaan dikembangkan sesuai kemajuan teknologi dan informasi dengan mempertimbangkan berbagai faktorrbaik internal maupun eksternal.

2.2.4.1 Gedung dan Ruangan Perpustakaan

Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan. Gedung dan ruangannmerupakan salah satu fasilitas yanggterdapat di perpustakaan yang memberi kemudahan bagi pustakawan dan pengguna perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 80-81), aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah:

1. Lokasi, harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya.

2. Luasstanah (jika perpustakaan menempatkan gedung tersendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang.

3. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 % dari jumlah masyarakat yanggakan dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi.

4. Ruangan-ruangan lain yang diperlukan, seperti gudang dan kamar kecil 5. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan.

6. Cahaya di dalam ruang harus terang.

7. Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara/ ventilasi harus baik.

8. Lingkungan tenang, Serta tempat parkir kendaraan secukupnya.

Pendapat lain dari Aa kosasih (2009, 3) menyatakan bahwa

Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila bangunannya besar dan permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku/barang dan titik layanan yang diberikan perpustakaan.

(29)

Selanjutnya Aa Kosasih mengatakan bahwa gedung/ruangan perpustakaan hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Rasaaaman

2. Pencahayaan yang baik

3. Didesain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memiliki persyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan.

4. Didesain untuk menampung persyaratan khusus populasi dalam arti cara paling efektif.

5. Didesain untuk mengakomodasi perubahan pada program pengajaran serta perkembangannteknologi audio visualdan data yang muncul.

6. Didesain untuk memungkunkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut perabotan, peralatan, alat tulis kantor dan materi.

7. Dirancanggdan dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu keaneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.

8. Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajran, dengan panduan dan tandatanda yang jelas dan menarik.

Berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 5) adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Ruang koleksi

Ruang koleksi adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaam. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi audio visual dan lain- lain.

b. Ruang baca

Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka.

Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca/pemakai jasa perpustakaan.

c. Ruang pelayanan

Ruang pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkn barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.

d. Ruang kerja teknis administrasi

Ruang kerja teknis administrasi adalah ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan, seperti pemerosesan bahan pustaka, mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut siap untuk disajikankepada pemakai perpustakaan, ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya dan ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak.

e. Ruang khusus

Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/pertemuan, ruang bercerita untuk anak-anak dan ruang lain untuk kantin.

(30)

Menurut Lasa (2005: 149) perlu diperhatikan asas-asas tata ruang, antara lain:

1. Asas jarak adalah kemungkinan proses penyelesaian pekerjaan yang susunan tata ruangnya ditempuh paling dekat.

2. Asas rangkaian kerja, adalah penempatan sumber daya manusia dan sarana dalam suatu sistem yang bersamaan dengan alur penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan dalam penataan ruangan.

3. Asas pemanfaatan, yakni penataan ruangan yang menggunakan seluruh ruangan yang tersedia. Menerapkan asas - asas tata ruang tersebut dengan baik pada perpustakaan, maka akan dapat membantu perpustakaan dalam mengoptimalkan segala bentuk kegiatan serta pengelolaan pada perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam membangun gedung perpustakaan harus mempertimbangkan beberapa aspek dan harus adanya penataan ruangan agar terlihatnya pola rangkaian kerja. Ruangan perpustakaan dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna nyaman berada di perpustakaan. Gedung dan ruangan perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, aktivitas layanan perpustakan dan tempat bekerja pustakawan.

2.2.4.2 Perlengkapan Perpustakaan

Agar terlaksananya fungsi perpustakaan dengan baik maka perpustakaan membutuhkan beberapa jenis perlengkapan. Perlengkapan perpustakaan adalah barang- barang yang dibutuhkan oleh staff dan pustakawan agar terlaksanakan dengan baik kegiatan di dalam perpustakaan.

Menurut Darmono (2001) terdapat beberapa perlengkapan pokok (umum) yang dibutuhkan sebuah perpustakaan antara lain:

1. Rak atau lemari buku; berfungsi untuk menempatkan koleksi buku. Ada rak buku yang terdiri atas satu sisi dan ada pula yang dua sisi. Untuk rak satu sisi ditempatkan merapat pada dinding ruang perpustakaan, adapun rak dua sisi dapat diletakkan ditengah ruangan, pada masing-masing sisinya diisi dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Biasanya rak buku memiliki ketinggian 190 cm dan terdiri atas 4-5 sap untuk menempatkan koleksi buku.Rak surat kabar; berfungsi untuk meletakkan

2. surat kabar agar tidak mudah rusak atau sobek. Biasanya rak surat kabar terbuat dari kayu dan lebarnya disesuaikan dengan ukuran surat kabar yang dilanggan oleh perpustakaan. Rak ini dilengkapi alat penjepit yang

(31)

panjangnya 36 inci, yang memudahkan surat kabar untuk dipasang atau dilepas kembali.

3. Rak majalah; berfungsi untuk meletakkan majalah dan biasanya hanya terdiri atas 2 sap. Konstruksi rak yang rendah ini dapat memudahkan pengguna perpustakaan mengambil koleksi majalah yang dibutuhkan.

4. Meja dan kursi baca; perlengkapan ini sangat dibutuhkan oleh perpustakaan untuk melayani pengguna perpustakaan yang ingin membaca koleksi buku di ruang perpustakaan. Pemilihan jenis meja dan kursi baca selain harus disesuaikan dengan kondisi luas ruangan juga disesuaikan dengan dana yang dialokasikan untuk membeli perlengkapan tersebut. Sebaiknya meja dan kursi baca terbuat dari bahan yang kuat (kayu), nyaman dan seragam baik warna dan bentuknya.

5. Meja dan kursi kerja; berguna bagi staf perpustakaan untuk melaksanakan aktivitas dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Umumnya meja dan kursi kerja disediakan dalam bentuk tunggal tidak digabung antara staf yang satu dengan lainnya, artinya untuk satu orang staf akan mendapatkan satu buah meja dan kursi.

6. Meja sirkulasi; berfungsi untuk melayani pengguna yang akan meminjam atau mengembalikan koleksi buku perpustakaan. Meja sirkulasi biasanya didesain khusus agar dapat menampung buku dan berkas lainnya dalam jumlah yang banyak. Agar pelayanan sirkulasi berjalan optimal, maka desain meja sirkulasi biasanya terdiri atas beberapa meja yang digabung menjadi satu sehingga membentuk meja yang fleksibel dalam melakukan kegiatan sirkulasi.

7. Lemari catalog; berfungsi untuk menyimpan kartu catalog. Besarnya lemari catalog disesuaikan dengan jumlah laci yang diinginkan sedangkan tingginya disesuaikan dengan tinggi badan pengguna perpustakaan pada umumnya.

8. Kereta buku; berfungsi untuk mengangkut buku yang dikembalikan oleh pengguna perpustakaan (dari sirkulasi ke rak buku) atau mengangkut buku yang telah diproses dibagian pembinaan koleksi ke rak buku. Biasanya kereta buku terbuat dari bahan yang kuat dan beroda.

9. Papan display; berfungsi untuk memamerkan koleksi buku baru yang akan dilayankan oleh perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa berbagai jenis perlengkapan yang memadai perlu di pertimbangkan agar penyusunan tata ruang perpustakaan dapat dilakukan dengan baik dan fungsional.

2.2.4.3 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan unsur penting dalam keberhasilan sebuah perpustakaan. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan yang baik kepada penggunanya.

(32)

Hartono (2016, 110) menyatakan bahwa:

Koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan perpustakaan yang terdapat di perpustakaan. Bahan perpustakaan merupakan kesatuan unit informasi dalam bentuk tercetak dan terekam. Dalam konteks pengembangan koleksi perpustakaan, koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang di kumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Kohar (2003, 6) bahwa “koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan perpustakaan baik dalam bentuk tercetak ataupun yang terekam untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.2.4.4 Jenis Koleksi Perpustakaan

Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan mencakup dari banyak jenis publikasi sesuai dengan keragaman masyarakat yang dilayani di perpustakaan umum. Jenis koleksi pada perpustakaan ada dua jenisnya yaitu koleksi tercetak dan koleksi non cetak.

Menurut Tarto yang dikutip oleh Suwarno (2011, 60) bahan pustaka meliputi hal- hal berikut:

1. Karya cetak berupa teks, buku referensi seperti esiklopedia, kamus, almanak, annual, direktori, manual, handbook, biografi, sumber geografi, tertbitan pemerintah seperti peraturan perundang-undangan, laporan penerbit, terbitan berkala berupa majalah, buletin, jurnal dan surat kabar.

2. Karya rekam berupa kaset audio, VCD, CD, CD-Rom pengetahuan, video cassette, televisi, dsb.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sutarno (2003,71) pengelompokan bahan pustaka di perpustakaan terdiri atas:

1. Kelompok bahan pustaka umum

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi)

3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar) 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual)

5. Kelompok bahan pustaka khusus seperti lukisan, foto, dan lain-lain

(33)

6. Kelompok bahan pustaka terekam atau elektronik seperti film, kaset, video dan lain-lain

7. Kelompokibahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain

8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitianndan sebagainya.

Dari pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa jenis-jenis bahan pustaka terdiri dari bahan pustaka cetak dan noncetak. Setiap penggunaadapat memilih koleksi yang dapat dimanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.

2.2.5 Promosi Perpustakaan

Kurangnya pengunjung pada perpustakaan karena tidak mengenal perpustakaan.

Cara agar perpustakaan dikenal oleh masyarakat adalah dengan melakukan promosi.

Promosi merupakan salah satu komponen pemasaran dengan membagikan informasi mengenai koleksi perpustakaan, layanan perpustakaan dan kegiatan perpustakaann lainnya yang melibatkannpengguna. Kegiatan promosi dilakukan untuk meningkatkan dannmengembangkan perpustakaan sehingga fungsi dari perpustakaan dapat dipenuhi.

Menurut Hartono (2016, 282)

promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi perpustakaan dan pemakai dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi perpustakaan, sekaligus membujukkkonsumen/pemakai perpustakaan untuk bereaksi terhadap produk atau jasaaperpustakaan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Badollahi Mustafa (2010, 122) bahwa “Promosi adalah mekanisme komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-tenik hubungan masyarakat.”

Dari pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa promosi perpustakaan merupakan kegiatan perpustakaan dengan memberikan informasi mengenai produk dan jasa yang dimiliki perpustakaan dengan tujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan koleksi, fasilitassdan layanan yanggtelah disediakan.

(34)

2.2.5.1 Tujuan Promosi Perpustakaan

Diadakannya promosi perpustakaan bertujuan agar perpustakaan semakin dikenal oleh masyarakattsehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang di sediakan oleh perpustakaan. Tujuan lain dari promosi perpustakaan adalah untuk menyadarkan masyarakat tentanggpentingnya perpustakaan. Mempromosikan perpustakaan juga tidak berbedaadengan mempromosikan sebuah produk komersial.

Menurut Jerone dan Andrew dalam Hartono (2016, 282) bahwa tujuan promosi antara lain:

a. Menarik perhatian b. Menciptakan kesan c. Membangkitkan minat d. Memperoleh tanggapan

Tujuan promosi perpustakaan menurut Qalyubi dkk (2003, 260) adalah sebagai berikut :

a. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat.

b. Mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang gemar membaca.

c. Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

d. Memberikan kesadaran masyarakat akan adanya pelayanan perpustakaan dan menggunakannya, serta mengembangkan pengertian masyarakat agar mendukung kegiatan perpustakaan.

Sedangkan menurut Badollahi (2010, 125) tujuan promosi perpustakaan adalah:

a. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat.

b. Mendorong minat baca masyarakat dan mendorong mereka agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimal mungkin.

c. Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari promosi perpustakaan agar membangkitkan minat masyarakat untuk mengunjungi dan menggunakan koleksi perpustakaan. Serta masyarakat turut mendukung kegiatan perpustakaan.

(35)

2.2.5.2 Fungsi Promosi Perpustakaan

Dengan adanya promosi maka masyarakat akan lebih mengenal perpustakaan.

Melaksanakan kegiatan promosi secara tidak langsung pustakawan telah berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Menurut Hartono (2016, 283) ada beberapa fungsi promosi dalam menunjang kegiatan pemasaran perpustakaan antara lain:

a. Dapat membantu untuk memperkenalkan eksistensi perpustakaan kepada khalayak secara lebih luas.

b. Membantu menginformasikan tentang visi, misi, tujuan, kegunaan/manfaat perpustakaan bagi khalayak.

c. Membantu menginformasikan tentang apa isi perpustakaan (what, siapa yag menggunakan jasa perpustakaan (who), kapan waktu layanan perpustakaan (when), dimana lokasi perpustakaan (where), mengapa harus ke perpustakaan (why), dan bagaimana menjadi pengguna perpustakaan (how).

d. Membantu menginformasikan tentang buku-buku baru yang sudah diolah dan siaga untuk dipinjamkan.

e. Membantu menginformasikan tentang kegiatan-kegiatan ekstra perpustakaan seperti: seminar, ceramah, bedah buku, pameran, lomba, program musik, mendongen, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Baderi yang dikutip oleh Rahayu (2015, 66) ada beberapa fungsi promosi dalam menunjang kegiatan pemasyarakatan perpustakaan, yaitu:

1. Dapat membantu memperkenalkan eksistensi perpustakaan kepada masyarakat secara lebih luas.

2. Membantu menginformasikan tentang visi, misi, tujuan dan manfaat perpustakaan bagi masyarakat.

3. Membantu menginformasikan tentang isi perpustakaan, siapa yang dapat memanfaatkannya, kapan waktu layanan perpustakaan, lokasi perpustakaan , alasan ke perpustakaan dan tata cara menjadi anggota perpustakaan.

4. Membantu menginformasikan tentang koleksi baru perpustakaan yang sudah selesai diolah dan sudah dapat dipinjam.

5. Membantu menginformasikan tentang kegiatan-kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh perpustakaan, seperti seminar, lokal karya, bedah buku, bedah teknologi, pameran, dan sebagainya.

Dari pendapat ahli di atas dapat diketahui fungsi promosi perpustakaan adalah memperkenalkan perpustakaan kepada masyarakat serta menginformasikan tentang isi dari perpustakaan dan waktu layanan perpustakaan.

(36)

2.2.5.3 Sarana Promosi

Sarana promosi merupakan media untuk memperkenalkan perpustakaan kepada khalayak. Dalam melaksanakan promosinya perpustakaan dapat mengguna beberapa sarana promosi perpustakaan.

Hartono (2016, 284) menyatakan terdapat beberapa sarana promosi dalam bentuk tercetak yaitu :

1. Brosur, merupakan salah satu bentuk media promosi yang berupa kertas cetakan yang mengandung informasi suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh konsumen. Informasi penting yang terdapat dalam brosur meliputi petunjuk umum tentang perpustakaan, informasi tentang koleksi, daftar bacaan yang menarik, dan jenis layanan perpustakaan.

2. Poster, merupakan media promosi yang biasanya berupa kertas berukuran A-3, A-2, dasar ide pembuatan poster adalah menyampaikan pesan kepada masyarakat pengguna secara efektif, mudah dan murah.

3. New Letter, suatu media yang dapat digunakan untuk memberikan informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-berita atau artikel singkat yang ditulis dengan gaya tidak formal.

4. Pembatas buku, suatu media berupa kertas atau benda yang digunakan untuk memberikan tanda pembatas pada halamanhalaman sebuah buku. Pembatas buku dapat digunakan sebagai promosi karena kertas yang dibuat dari karton diberi gambar, logo dan kata-kata mutiara yang mengajak agar orang mau datang ke perpustakaan.

5. Buku panduan, sebuah media berupa buku kecil yang diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi segala sesuatu mengenai perpustakaan.

6. Kalender Perpustakaan, merupakan suatu media yang berlaku satu tahun, sehingga media ini perlu diperhitungkan bahwa informasi yang disajikan harus bertahan lama minimal satu tahun. Hal yang perlu disampaikan pada kalender adalah nama, alamat perpustakaan, serta logo perpustakaan.

Sedangkan menurut Badollahi (2017) bentuk lain dari sarana promosi selain bentuk tercetak adalah bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan baik di lingkungan perpustakaan maupun di luar perpustakaan dalam rangka promosi perpustakaan.

a. Pameran, merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan produk perpustakaan agar dikenal masyarakat. Tujuannya untuk menarik perhatian pengguna atau calon pengguna dan untuk memajukan layanan perpustakaan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pameran adalah gagasan awal atau tema pameran, tempat pameran, waktu pameran, koleksi apa yang akan dipamerkan, peralatan yang mendukung, kondisi tertentu seperti suhu, kelembaban dan sebagainya, penanggung jawab pameran, pembuatan brosur,

(37)

spanduk, siapa yang akan menjadi sasaran pameran, tokoh yang diundang dan biaya yang di perlukan.

b. Ceramah dan seminar, merupakan kegiatan promosi perpustakaan karena bertujuan untuk mempromosikan layanan perpustakaan sebagai proses pendidikan pemakai

c. Bercerita, merupakan media promosi yang lebih umum dikenal istilah mendongeng. Tujuan dari kegiatan bercerita adalah mendorong anak memanfaatkan koleksi dan layanan melalui cerita. Hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan bercerita adalah menentukan lokasi, pendongeng dan peserta yang akan mengikuti acara tersebut.

d. Bazar, merupakan kegiatan jual beli yang dilakukan pada suatu tempat dan waktu tertentu tetapi bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual beli.

Tujuan bazar adalah secara langsung atau tidak langsung mengundang orang- orang untuk datang ke perpustakaan. Untuk melaksanakan bazar perpustakaan dapat melakukan kerjasama dengan instansi lain.

e. Lomba dan kuis, dengan mengadakan lomba dan kuis di perpustakaan baik berupa lomba penulisan makalah maupun lomba pembuatan poster, kegiatan lomba yang dirancang sedemikian rupa agar dapat mendorong orang untuk datang ke perpustakaan.

f. Wisata perpustakaan, mengajak serombongan orang untuk berkeliling ke perpustakaan guna melihat semua aspek di perpustakaan, yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran kepada orang lain bahwa banyak aspek di perpustakaan yang cukup menarik.

g. Memutar film atau video, memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan termasuk cara yang cukup tepat untuk menarik para pengguna perpustakaan. Video tentang perpustakaan diputar setiap ada kunjungan agar kunjungan rombongan dapat melihat perpustakaan dalam waktu yang lebih hemat.

Menurut artikel Janet L. Balas yang dikutip oleh Putri Maulidia (2014) “Library promotion have change as the technology has changed, and now many libraries have gone online to promote their services in the internet”. Dikatakan bahwa promosi

perpustakaan telah berubah sama seperti teknologi, dan sekarang banyak perpustakaan yang sudah online untuk mempromosikan layanan mereka di internet.

Dari pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan sarana promosi perpustakaan dapat dilakukan dengan memberikan cetakan seperti brosur, poster dan sebagainya ataupun dengan melakukan kegiatas seperti pameran, bazar dan sebagainya. Media internet juga menjadi salah satu sarana promosi yang berkembang dan banyak digunakan.

(38)

2.2.5.4 Metode Promosi

Promosi perpustakaan sangat perlu dilakukan karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal manfaat suatu perpustakaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu promosi, salah satunya adalah metode yang digunakan untuk promosi.

Perpustakaan harus memilih cara yang terbaik agar dapat menarik perhatian pengguna, sehingga mereka termotivasi untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanan serta fasilitas perpustakaan.

Menurut Badollahi (2017, 1.32) beberapa bentuk atau metode promosi yang biasa digunakan antara lain:

1. Publikasi 2. Iklan

3. Kontak perorangan 4. Insentif

5. Penciptaan suasana lingkungan

Mempromosikan perpustakaan dengan menginformasikan koleksi bahan pustaka yang tersedia dan segala jenis layanan yang sudah disiapkan kepada masyarakat luas.

Cara-cara lain yang dapat digunakan adalah:

1. Memajang bahan pustaka baru atau koleksi tertentu di ruang pamer yang telah disediakan.

2. Menerbitkan dan menyebarkan daftar tambahan pustaka.

3. Memperkenalkan perpustakaan kepada sekolah-sekolah atau organisasi masyarakat.

4. Dan lain-lain.

Dari pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa metode-metode promosi perpustakaan dilakukan agar pengguna berminat datang ke perpustakaan dan mengenal perpustakaan. Cara-cara yang dilakukan harus khusus agar perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu.Sesuai dengan permasalahan dan tujuan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode yang digunakan deksriptif kuantitatif.

Menurut Arikunto (2006, 3) penelitian deskriptif adalah “penelitian untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Sedangkan Menurut Sugiyono (2009, 147) dekskriptif adalah “cara yang digunakan untuk menganalisi data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.”

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya jumlah kunjungan pemustaka ke perpustakaan Umum Kabupaten Langkat.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat yang beralamat di Jalan T. Putra Aziz No. 3 Stabat – Kwala Bingai.

3.3 Populasi

Populasi sebagai objek penelitian yang diperlukan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat sebanyak 825 orang.

(40)

3.4 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2007, 116) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Mengingat jumlah populasi yang besar maka untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya peneliti mengambil sampel dari populasi. Untuk menentukan banyaknya sampel maka peneliti menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% yaitu:

n =

dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Taraf kesalaha 10%

sesuai dengan rumus slovin, maka diperoleh sampel penelitan adalah n =

n =

n = 89

Dengan demikian, dari jumlah populasi 825 diperoleh ukuran sampel sebanyak 89 sampel penelitian. Sedangkan kriteria untuk menentukan sampel penulis menggunakan accidental sampling. Sampel diambil dari pengguna yang ada di Perpusatakaan Umum Kabupaten Langkat.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling.

Accidental Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

(41)

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2007).

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner.

2. Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang bersumber dari jurnal, buku, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian sangatlah penting karena berkaitan dengan tersedianya data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Pada penelitian ini dalam mengumpulkan data penelitian digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan untuk di isi oleh responden penelitian yang sedang menggunakan Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat.

2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian yaitu Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui bahan pustaka dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.7 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul melalui kuesioner kemudian dianalisis. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan metode deksriptif.

(42)

Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan rumus index % berdasarkan angket skala likert, yaitu

Rumus indeks % = Total skor / y x 100

Total skor = Jumlah responden secara keseluruhan yang menjawab tiap alternatif jawaban dikalikan masing-masing bobot nilai

Y= Skor tertinggi likert x Jumlah responden (5 x 89 = 445)

X= Skor terendah likert x Jumlah responden (1 x 89 = 89)

Maka dalam penelitian ini data yang akan ditabulasi sesuai dengan kelompok aspek yang diteliti. Untuk memudahkan interpretasi data yang akan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dalam bentuk perhitungan persentase. Untuk menghitung persentase digunakan rumus distribusi frekuensi yang dijelaskan oleh Arikunto (2000, 349):

P = x 100%

Keterangan:

P = Presentasi

F = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden

Untuk menafsirkan besar persentase yang diperoleh dari tabulasi data, peneliti menggunakan metode penafsiran dari Arikunto (2002, 246) dengan rincian sebagai berikut:

1 – 25% : Sebagian kecil 26 – 49% : Hampir setengah

50% : Setengah

51 – 75% : Sebagian besar 76 – 99% : Pada umumnya

100% : Seluruhnya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, penulis memberikan kesimpulan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan keliling yang ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban sebagai penyelenggaran urusan pemerintahan di bidang perpustakaan dan kearsipan mempunyai posisi yang sangat

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca masyarakat pada Perpustakaan Desa Insan Kamil di Desa Muara Uwai Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar

Penelitian ini dapat dilihat dari indikator faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sinjai terkait judul Evaluasi Keterpakaian Koleksi Perpustakaan Keliling Dinas

Penelitian ini dapat dilihat dari indikator faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana layanan perpustakaan keliling pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, untuk mengetahui

Laporan Dinas Luar Daerah dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sumbawa Barat untuk Studi Komparatif Aplikasi SRIKANDI di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan