• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KELILING PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN LANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KELILING PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN LANGKAT"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KELILING PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN

LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan sudi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

OLEH:

JUNI ARTIKA BR. SITEPU 140709125

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Januari 2019

JUNI ARTIKA BR. SITEPU 140709125

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Masalah ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Perpustakaan Umum ... 5

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7

2.1.3 Tugas Perpustakaan Umum ... 8

2.2 Perpustakaan Keliling ... 9

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling ... 9

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling ... 10

2.2.3 Tujuan Perpustakaan Keliling ... 11

2.2.4 Sistem Layanan Perpustakaan Keliling ... 12

2.2.5 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan Keliling ... 13

2.2.6 Waktu Layanan dan Tempat Perpustakaan Keliling ... 13

2.3 Koleksi ... 14

2.3.1 Pengertian Koleksi ... 14

2.3.2 Jenis-jenis Koleksi Perpustakaan Keliling ... 15

2.3.3 Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan ... 16

2.3.4 Kriteria Pemeilihan Koleksi Perpustakaan Keliling ... 18

2.3.5 Penataan Koleksi di Rak ... 19

2.3.6 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Keliling ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Metode Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Informan Penelitian ... 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.5 Jenis Data dan Sumber Data ... 23

3.5.1 Data Primer ... 24

3.5.2 Data Sekunder ... 24

3.6 Analisis Data ... 25

3.7 Keabsahan Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1 Gambaran Umum ... 27

4.2 Karakteristik Informan ... 29

4.3 Kategori ... 30

4.3.1 Bahan Pustaka Tercetak ... 30

4.3.2 Koleksi Bahan Pustaka Terekam ... 33

4.3.3 Koleksi bahan Pustaka tidak Tercetak ataupun tidak Terekam ... 35

4.4 Rangkuman Hasil Wawancara ... 36

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN ... 41

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keterangan Informan ... 22 Tabel 4.1 Daftar Informan ... 29 Tabel 4.2 Daftar Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat ... 32 Tabel 4.3 Daftar Pengunjung Perpustakaan Keliling ... 35 Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Wawancara ... 36

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Instrumen Penelitian ... 41 LAMPIRAN II Transkip Wawancara ... 44 LAMPIRAN III Daftar Foto di Perpustakaan Keliling Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat ... 49 LAMPIRAN IV Struktur Organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat ... 51 PERATURAN

DAERAH LANGKAT NO 61 TAHUN 2016

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Diera Keterbukaan informasi saat ini perpustakaan menjadi peran penting pendidikan dalam pembangunan masyarakat. Perpustakaan seharusnya dapat menumbuhkan minat baca masyarakat dengan cara mrmberikan berbagai pelayanan informasi yang berbasis pada pemenuhan kebutuhan informasi yang siap untuk dimanfaatkan maksimal mungkin,sehingga mendorong sumber daya masyarakat agar terus tumbuh dan berkembang lebih maju. Menjadi suatu tantangan bagi pengelola perpustakaan untuk dapat menciptakan suatu pelayanan yang ideal sempurna,karena perpustakaan selalu memiliki berbagai kendala seperti kurangnya dana operasional untuk pengadaan sarana-prasarana yang memadai ,penyediaan bahan bacaan yang kurang berkualitas, dan kadang tidak sesuai kebutuhan,serta tingkat kemutakhiran kandungan isi buku atau koleksi bahan bacaan yang tidak lagi relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Faktor inilah yang menjadi masalah yang harus dihadapi dalam setiap pelayanan perpustakaan ,karena sesuai dengan fungsi dan tujuan didirikannya pepustakaan.

Perpustakaan hadir untuk menjawab berbagai kebutuhan informasi dan pemerintah daerah dan pihak pengelola perpustakaan harus terus berupaya dalam meningkatkan kinerja pelayanan perpustakaan.

Perpustakaan memiliki tanggung jawab dalam menyediakan, mengelola dan menyajikan informasi seperti melakukan kebijakan pengadaan koleksi, pengelolaan koleksi dan peyajian koleksi kepada pelanggan perpustakaan sehingga koleksi yang dimiliki relevan dengan kebutuhan pengguna. Untuk itu

(14)

diperlukan pemanfaatan koleksi. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat, merupakan perpustakaan Umum yang mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat Umum dan membina semua jenis perpustakaan. Perpustakaan Keliling adalah bagian perpustakaan Umum yang mendatangi pemustaka dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air), secara umum perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh perpustakaan Umum (menetap).

Perpustakaan Keliling ini mendatangi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari perpustakaan umum yang biasanya berada dipusat Kotamadya atau Kabupaten. Dengan adanya perpustakaan keliling ini memungkinkan penduduk yang jauh dari perpustakaan Umum dapat memanfaatkan jasa yang diberikan oleh perpustakaan Umum.

Perpustakaan keliling yang diwujudkan dalam bentuk mobil unit sehingga dapat dipindah-pindahkan ketempat tertentu agar pemakaian perpustakaan inin menjadi luas. Masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan keliling adalah masyarakat yang bertempat tinggal didaerah terpencil atau lokasinya tidak terjangkau oleh perpustakaan Umum yang statis, seperti orang tahanan,orang cacat dan sekelompok jenis lainnya. Sekolah atau instansi yang belum mempunyai perpustakaan ataupun yang sudah memiliki perpustakaan tetapi koleksi buku yang dibutuhkan belum memadai disekolahnya. Sasaran pelayanan perpustakaaan keliling pada intinya adalah mengupayakan adanya titik temu antai pemakai dengan sumber-sumber informasi yang ada diperpustakaan, yaitu bahan pustaka yang tersedia dapat memberi arti dan bantuan yang maksimal hingga dapat mengundang masyarakat maupun individu untuk memanfaatkan koleksi yang ada

(15)

diperpustakaan keliling, Namun perpustakaan keliling ini belum sesuai dengan yang diharapkan karena terhambatnya oleh banyak faktor yaitu ketersediaan masih belum lengkap dan belum mampu memenuhi kebutuhan pengguna dari berbagai golongan dan mayoritas profesi pengguna pada umumnya. Karena masih banyak keluhan dari segi kualitas, mutu dan kuantitas keterpakaian belum maksimal karena masi terdapat buku-buku yang kurang aktual dengan tahun terbit dan edisi lama. Penentuan jadwal pelayanan yang ditentukan Dinas Perpustakaan yaitu tiga kali dalam seminggu dan jam pelayanan yang terbatas.

Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Langkat memiliki Koleksi 443 judul dan 886 eksemplar. Di Perpustakaan ini terdapat 3 Unit Mobil Keliling yang digunakan untuk mengunjungi setiap Sekolah, masyarakat dan lain sebagainya. Dalam Seminggu Penjadwalan Perpustakaan Keliling ada 3 Kecamatan yang dikunjungi ada kecamatan Salapian, Kecamatan Bahorok dan Kecamatan Selesai. Seperti halnya saya fokuskan adalah “Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Keliling di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah sekaligus pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan koleksi Perpustakaan Keliling di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada dasar tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Tujuan Penelitian ini adalah untuk

(16)

mengetahui pemanfaatan koleksi Perpustakaan Keliling di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Bagi Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat, sebagai masukan bagi perpustakaan dalam melakukan kebijakan pengadaan koleksi buku dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan koleksi di Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya ketika melakukan penelitian masalah yang sama.

2. Bagi Pengguna perpustakaan, sebagai cara untuk memberikan pelayanan pengguna yang lebih baik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan keliling yang meliputi: bahan pustaka yang tercetak, bahan pustaka yang terekam, dan bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan merupakan tempat penting bagi masyarakat untuk memperoleh informasi baik yang dibutuhkan bagi dunia pendidikan maupun dunia non pendidikan. UU No. 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa,

“perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”. Penjelasan selanjutnya berdasarkan Undang Undang No. 43 tahun 2007 pasal 20 menyatakan bahwa, “perpustakaan memiliki jenis-jenis yaitu Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Perpustakaan Khusus”.

Selanjutnya pengertian Perpustakaan Umum menurut Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495) (2009:2) adalah “perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kotamadya yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan diwilayah kabupaten atau kotamadya”

serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum tidak membedakan usia,ras,agama,status social ekonomi dan gender.

Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2006:30) menyatakan bahwa:

“perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang,status sosial,agama,suku,pendidikan dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum

(18)

adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat dan didanai dengan dana masyarakat.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan memiliki tujuan yang ingin dicapai seperti perpustakaan lainnya, begitu pula dengan perpustakaan umum. Menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:31), menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari – hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar, dan

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Lebih lanjut Cannon (2016:1) menjelaskan bahwa tujuan perpustakaan Umum sebagai berikut :

1. To make available all of the information, entertainment (within limits), and resources possible to every patron, regardless ofage financial status, or any other factors

2. To provide a quiet, safe place for study, research, reading, and learning,

3. To educate, inform, and entertain its patrons through program for all age groups.

4. To protect the rights of all users, including the right to visit the library and check out any materials (within certain requirements) without judgment, censorship, or interference.

5. To keep a collection of local materials, such as newspaper archives, genealogical records, historic nonfiction, and fiction by local authors, which may not exist anywhere else.

Pernyataan di atas dapat diartikan:

1. Untuk menyediakan semua informasi, hiburan (dalam batas tertentu), dan sumber daya yang mungkin untuk setiap pelindung, tanpa memandang usia, status keuangan, atau faktor lainnya.

(19)

2. Untuk menyediakan tempat yang tenang dan aman untuk belajar, penelitian, membaca, dan belajar.

3. Untuk mendidik, menginformasikan, dan menghibur pelanggannya melalui pemrograman untuk semua kelompok umur.

4. Untuk melindungi hak semua pengguna, termasuk hak untuk mengunjungi perpustakaan dan memeriksa materi apapun (dalam persyaratan tertentu) tanpa penghakiman, sensor, atau interferensi.

5. Untuk menyimpan koleksi materi lokal, seperti arsip surat kabar, catatan silsilah, nonfiksi bersejarah, dan fiksi olrh penulis lokal, yang mungkin tidak ada di tempat lain.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum pada era informasi sekarang ini mengarahkan pemikiran tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin kompleks.

Standardisasi Nasional Indonesia (SNI 7495) Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota (2009, 3) menetapkan bahwa fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan koleksi.

2. Menghimpun koleksi muatan lokal.

3. Mengorganisasi materi perpustakaan.

4. Mendayagunakan koleksi.

5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

7. Melestarikan materi perpustakaan.

8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.

Lebih lanjut Ria A. (2017:1) menjelaskan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Fungsi penyimpanan: bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.

2. Fungsi informasi: perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat. Perpustakaan menyediakan berbagai macam informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar penggunaan perpustakaan dapat mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai kebutuhannya.

(20)

3. Fungsi pendidikan: perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun no formal artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah.

Melalui fungsi ini manfaat yang dapat diperoleh adalah agar pengguna perpustakaan mendapatkan kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan untuk mengembangkan dan membangkitkan minat yang telah dimiliki pengguna.

4. Fungsi rekreasi: masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti:

novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

5. Fungsi kultural: perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukankan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

6. Fungsi kebudayaan: perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Sebagai fungsi kebudayaan maka perpustakaan dimanfaatkan pengguna sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok, membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, mendorong tumbuhnya kreativitas dalam kesenian;

mengembangkan sikap dan sifat hubungan antar manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis.

7. Fungsi penelitian: sebagai fungsi penelitian maka perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian yang meliputi berbagai jenis maupun bentuk informasi itu sendiri.

8. Fungsi deposit: sebagai fungsi deposit maka perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui fungsi perpustakaan umum adalah sebagai fungsi informatif, edukatif, rekreatif, yang sistem pembelajarannya dapat dilakukakan sepanjang hayat sebagai pusat informasi, preservasi budaya, dan pendidikan.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Menurut Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan (2008:45) beberapa tugas yang harus dijalankan oleh perpustakaan umum adalah :

(21)

1. Menyediakan sarana pendidikan, informasi dan penelitian baik dalam rangka kegiatan formal maupun informal kepada semua anggota masyarakat yang memerlukannya;

2. Menyediakan data statistic, dokumen, naskah dan informasi lainnya untuk keperluan penelitian, pendidikan, dan kegiatan kemasyarakatan;

3. Memberikan layanan informasi dan bimbingan bagi semua masyarakat anggota masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan penelusuran dan pendayagunaan sumber-sumber informasi;

4. Mengadakan aktifitas social, kesenian dan kemasyarakatan dalam rangka memperkaya kebudayaan, peningkatan pengetahuan dan rasa seni anggota masyarakat setempat;

5. Menggairahkan kegunaan membaca dan membangkitkan minat baca kepada anggota masyarakat, baik sebagai hiburan dan penggunaan waktu senggang, maupun kegiatan lainnya yang konstruktif dalam pembinaan masyarakat sebagai warga Negara yang baik;

6. Mengadakan kerja sama, koordinasi dan partisipasi, dengan dinas, instansi, lembaga pemerintah dan swasta dalam usaha membina dan meningkatkan jasa layanan perpustakaan kepada seluruh lapisan masyarakat.

2.2 Perpustakaan Keliling

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling

Menurut Supriyanto (2006:108) perpustakaan keliling adalah

“perpustakaan yang bergerak (Mobile library) dengan membawa bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum Kotamadya yang menetap.”

Menurut Sutarno (2006:41) perpustakaan keliling merupakan :

jenis layanan yang dikembangkan pada perpustakaan umum yang disebut unit layanan perpustakaan keliling. Maksudnya agar perpustakaan keliling dapat memberikan layanan berkeliling (mobil) mendatangi tempat pemukiman penduduk.Tempat kegiatan masyarakat seperti sekolah, kantor kelurahan atau tempat-tempat tertentu yang dianggap strategis.

Berdasarkan beberapa pengertian perpustakaan keliling di atas dapat diketahui perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan membawa serta bahan-bahan pustaka seperti buku, majalah, Koran, dan bahan pustaka lainnya disesuaikan dengan

(22)

tempat yang akan dikunjungi, dengan demikian perpustakaan keliling dapat melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh perpustakaan pusat (umum).

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling

Menurut Supriyanto (2006:108) perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan perpustakaan umum kotamadya yang mempunyai fungsi:

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena dilokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan

2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat di rumah sakit, menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan

4. Memberikan layanan yang yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun,

6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.

7. Melakukan tugas-tugas kepustakawanan, seperti : mendata atau membuat koleksi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidaka bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulan dan tahunan.

Menurut Teo (2007) menyatakan bahwa fungsi utama dari perpustakaan keliling adalah “mendekatkan informasi kepada masyarakat desa,karena mereka belum mampu memperoleh informasi secara amandiri. Dengan kata lain, hakekat keberadaan perpustakaan keliling adalah pelayanan bagi pembaca. Apa pun bentuk operasionalnya, yang penting bahan bacaan dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh public pembaca.”

Menurut Anwar (2001:52) fungsi perpustakaan keliling adalah :

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum.

2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat atau mencapai perpustakaan menetap.

3. Mempromosikan koleksi dan layanan kepada masyarakat.

(23)

4. Menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunaannya serta memberikan waktu layanan yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat penggunaannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahuibahwa perpustakaan keliling berfungsi untuk memberikan atau meratakan layanan informasi baik itu berupa buku, majalah, Koran dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil yang belum memiliki perpustakaan permanen serta mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat dan meningkatkan minat baca.

2.2.3 Tujuan Perpustakaan Keliling

Sesuai dengan fungsi yang diemban oleh perpustakaan keliling, maka maksud dan tujuan diselenggarakan perpustakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992:4-5) adalah :

1. Meratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil yang belum atau tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap.

2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat umum.

3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

4. Memperkenalkan jasa-jasa yang ada diperpustakaan kepada masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan pada kalangan masyarakat.

5. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

6. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat social, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.

Lebih lanjut Kriswanto (2010) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah :

1. Membiasakan masyarakat untuk membaca, terutama menciptakan sikap bahwa sekarang, buku termasuk kebutuhan dasar dari setiao keluarga

2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman. Dan kesadaran rakyat serta melatih mereka, terutama kaum muda, baik secara intelektual, spiritual, maupun emosional menurut usia dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

(24)

3. Mengatasi kelemahan-kelemahan spiritual dan intelektual yang diakibatkan oleh tidak adanya kemampuan finansial dalam membeli bahan bacaan terutama buku yang dibutuhkan.

4. Mengatasi penyakit minat baca yang telah parah diderita oleh masyarakat menuju berkembangnya masyarakat membaca (reading society)

5. Mempercepat berkembangnya literasi informasi dimasyarakat serta mengeliminasi terjadinya kesenjangan intelektual yang diakibatkan oleh kesenjangan informasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah membantu perpustakaan umum untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca, sehingga masyarakat akan lebih cerdas dan kreatif.

2.2.4 Sistem Layanan Perpustakaan Keliling

Menurut supriyanto (2006:122-123) Layanan Perpustakaan Keliling pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakan status social, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun status-status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas usia, bebas memanfaatkan layanan jasa perpustakaan keliling.

Ada dua sistem layanan perpustakaan keliling yang dikenal dewasa ini yaitu:

1. Layanan Terbuka (open acces)

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memilih dan mencari dalam sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung menuju ke rak-rak buku, majalah dan Koran yang tersedia diperpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, maka dapat meminta petugas perpustakaan.

2. Layanan Tertutup

Dalam layanan jenis ini, pustakawan atau petugas perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas

(25)

tersebut mencari dan mengambil sendiri bahan pustaka dari tempatnya.

Pengunjung tidak diperbolehkan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambilan bahan pustaka harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan.

2.2.5 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan Keliling

Menurut supriyanto (2006:124-125) Jenis layanan dapat dilakukan atau diusahakan oleh perpustakaan keliling antara lain:

1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

2. Layanan Membaca di Perpustakaan

Gunanya memberi kesempatan bagi pengunjung yang belum menjadi anggota perpustakaan, mereka dapat membaca saja, maka disediakan layanan membaca di tempat layanan (service point).

3. Layanan Bercerita (Story Telling)

Jenis layanan ini lebih dikenal sebagai layanan tambahan dilingkungan Perpustakaan Umum, Tujuan utamanya adalah meningkatkan minat baca anak-anak terutama anak pra sekolah. Walaupum layanan ini lebih sering dilakukan diperpustakaan umum kotamadya namun perpustakaan keliling dapat juga memberikan layanan ini, dalam hal pemerataan pelayanan kepada masyarakat yang jaraknya tidak terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kotamadya menetap.

4. Pemutaran Film

Pemutaran film merupakan jenis layanan yang sangat digemari masyarakat. Pemutaran film merupakan sarana yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan, jenis layanan ini memang belum popular, tetapi perlu untuk masa-masa yang akan datang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat.

5. Layanan Jasa Informasi

Untuk memenuhi kebutuhan informasi,orang tidak hanya cukup dengan satu media saja,melainkan juga media-media lain termasuk juga perpustakaan keliling sebagai media informasi, contoh misalnya:

orang bertanya sungai apa yang terbesar dipulau Sumatera dan letaknya dimana?

2.2.6 Waktu Layanan dan Tempat Layanan Perpustakaan Keliling 1. Waktu Layanan

(26)

Menurut supriyanto (2006:126-127) Mengingat layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis, yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan perlu dilakukan didalam dua shif perhari, yaitu shif pagi dan shif siang, dengan demikian shif pagi dapat melayani satu pos layanan dan shif siang dapat melayani satu pos sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca

2. Tempat layanan

Menurut supriyanto (2006:126-127) perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat tergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan diruang khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah, satau pos RT/RW atau di lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling, serta sebaiknya pada tempat layanan membaca diberi papan nama yang bertuliskan : Hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.

2.3 Koleksi

2.3.1 Pengertian Koleksi

Berdasarkan buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:160) menyatakan bahwa koleksi adalah “sejumlah pustaka tentang suatu perkara tertentu atau jenis tertentu, yang dikumpulkan oleh seseorang atau suatu perpustakaan”

(27)

UU No. 43 tahun 2007 menjelaskan bahwa koleksi perpustakaan adalah

“semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah dan dilayankan.”

Lebih lanjut Kohar (2003:6) menyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah “yang mencakup berbagai format sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dilihat perbedaan dan persamaan dari pendapat di atas. UU No. 43 tahun 2007 menjelaskan koleksi bukan hanya dari segi jenis saja dan bentuknya saja tapi dari segi proses pengelolahan dan pelayanan kepada pengguna. Kohar menjelaskan bahwa koleksi adalah bahan pustaka yang terdiri dari berbagai format yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan pengguna. Sedangkan buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi menekankan bahwa koleksi adalah sejumlah bahan pustaka mengenai perkara tertentu.

2.3.2 Jenis-jenis Koleksi Perpustakaan Keliling

Menurut Supriyanto (2006:109) Pada Dasarnya bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling dapat dikelompokkan kedalam tiga macam sebagai berikut :

1. Bahan pustaka yang tercetak

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah : Buku, surat kabar,majalah, bulletin,pamphlet, dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan kedalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, referensi ,yaitu buku yang digunakan hanya digunakan perpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedia, kamus, direktori, alamanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/panduan.

2. Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: slide, kaset audio, kaset video, film, dan sejenisnya. Untuk Perpustakaan Keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekamdalam bentuk mikro (microfilm) seperti: microfilm dan microfish.

(28)

3. Bahan Pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam

Mengingat Perpustakaan Keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak, maka sebaiknya perpustakaan keliling menyediakan koleksi berupa: Kumpulan mainan anak-anak, Nintendo, tetris, manik-manik, balok-balok, dan lain-lain yang dapat mengingatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini dapat merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat belajar dirumah maupun disekolah.

Berdasarkan uraian di atas dinyatakan bahwa jenis-jenis koleksi perpustakaan terdiri dari koleksi yang memiliki format elektronik maupun non elektronik. Koleksi format eletronik seperti koleksi pandang-dengar, koleksi media elektronik dan lainnya sedangkan koleksi non elektronik seperti koleksi karya cetak dan karya non cetak.

2.3.3 Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia bidang Perpustakaan yang membahas tentang perpustakaan keliling (SNI 7712:2012) tujuan dari prosedur perpustakaan keliling adalah “menjamin berjalannya pelayanan perpustakaan keliling dengan baik”. Ruang lingkup prosedur ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan kunjungan pelayanan perpustakaan keliling.

Berikut ini prosedur kerja layanan perpustakaan keliling berdasarkan SNI 7712:2012 :

1. Prosedur Kerja

a. Persiapan Pelayanan Perpustakaan Keliling

1) Mobil ada 3 unit masing masing berisi koleksi buku perpustakaan.

2) Kelompok layanan perpustakaan keliling bertanggung jawab menyebarkan informasi mengenai pelayanan perpustakaan keliling ke berbagai lapisan masyarakat.

(29)

3) Masyarakat dapat mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan kunjungan perpustakaan keliling yang ditujukan kepada Kepala Perpustakaan maksimal 1 minggu dari tanggal pengajuan kunjungan perpustakaan keliling. Surat tersebut akan di disposisikan sampai ke kelompok layanan

perpustakaan keliling.

4) Kelompok layanan perpustakaan keliling melakukan survei kondisi tempat yang menjadi target kunjungan perpustakaan keliling. Kelompok layanan perpustakaan keliling

menghubungi pihak terkait dan menjelaskan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.

5) Kelompok layanan perpustakaan keliling berkoordinasi dengan pihak terkait dengan menentukan hari, waktu kunjung. Dan durasi kunjungan.

6) Kelompok layanan perpustakaan keliling mempersiapkan jadwal pelaksanaan dan pustakawan atau tenaga teknisi perpustakaan yang melaksanakan pelayanan tersebut.

7) Supir mobil perpustakaan keliling bertanggung jawab terhadap pelayanan mobil perpustakaan keliling.

2. Koleksi

a. Koleksi perpustakaan keliling dikembangkan untuk menunjang visi dan misi, tugas pokok, dan fungsi, serta kebutuhan masyarakat.

(30)

b. Jenis koleksi perpustakaan keliling terdiri atas koleksi karya cetak, karya rekam dan bentuk lain yang mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat.

c. Perpustakaan keliling memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 5000 judul.

d. Perpustakaan keliling menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan lokal.

e. Koleksi perpustakaan keliling terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat.

f. Penambahan keleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul pertahun.

g. Perpustakaan keliling melakukan pencacahan koleksi sekurang- kurangnya setiap tiga tahun.

h. Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya setiap tiga tahun.

2.3.4 Kriteria Pemilihan Koleksi

Layanan Perpustakaan Keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila bahan-bahan koleksi yang disajikan sesuai kubutuhan dan memenuhi selera pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Menurut Supriyanto (2006: )Untuk memilih bahan pustaka bagi perputakaan keliling perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi sebagai berikut:

1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner yang dibagikan kepada mereka sewaktu berkunjung keperpustakaan keliling.

(31)

2. Tahun terbit koleksi dipilih yang paling baru, aau paling tidak satu atau dua tahun terahir dan berupayakan edisi terbaru.

3. Usahakanlah agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya Tarik bagi pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling.

4. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara” propaganda politik, mengkritik, menentang dan memberi tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, lenimisme, maupun ajaran komunis lainnya.

6. Isi bahan pustaka juga tidak mengandung ajaran ekstrim kanan.

7. Isi bahan pustaka tidak melanggar norma-norma moral (susila, etika).

Norma agama keindahan (estetika) yang berlaku dan hidup di Jakarta khususnya dan di Indonesia umumnya.

8. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dengan asa perikemanusia-an yang berlaku di Indonesia dan dunia Internasional.

9. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.

10. Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

11. Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembangunan nasional.

12. Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tipografi yang baik,kertas dan penjilidan yang baik, serta huruf,gambar dan ilustrasinya menarik.

2.3.5 Penataan Koleksi di Rak

Menurut supriyanto (2006:124-125) Penyusunan koleksi di rak (shelfing) yang terdapat pada unit Perpustakaan Keliling harus dapat mempermudah pemakai dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan. Susunan koleksi yang digunakan adalah menurut golongan Klasifikasi atau Subyek.

Bagaimanaun, susunan koleksinya harus dapat ditelusuri dengan mudah cepat dan tepat.

Teknik penyusunan koleksi yang biasa digunakan di perpustakaan yaitu menurut golongan/klasifikasi atau subyek pada umumnya menggunakan sistem klasifikasi Dewey (DDC), sebagai berikut :

000 – Karya Umum

(32)

100 – Filsafat 200 – Agama

300 – Ilmu-Ilmu Sosial 400 – Bahasa

500 – Ilmu Pengetahuan Murni 600 – Teknologi/ Ilmu Terapan 700 – Kesenian

800 – Kesusastraan

900 – Geografi, Sejarah dan Biografi F – Fiksi

R – Referensi

2.3.6 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Keliling

Pemanfaatan perpustakaan keliling adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan berbagai layanan dan fasilitas sarana dan prasarana yang ada diperpustakaan. Menurut Sutarno (2006:215)

“pemberdayaan atau pendayagunaan perpustakaan adalah suatu upaya memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang tersedia , baik oleh penyelenggara maupun oleh penggunanya secara maksimal”. Berarti dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan berbagai layanan informasi yang ada di perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling dikatakan berhasil jika pemustaka dapat memanfaatkan sering perpustakaan dengan baik dan dari pemanfaatan perpustakaan itu, pengguna dapat memenuhi kebutuhan informasinya.

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Menurut Erlina (2011:1) “Metode penelitian adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakuakn dengan cepat”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Yusuf (2014:62) “penelitian kualitatif merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena dengan menggunkan tahap- tahap penelitian dengan pendekatan kualitatif”.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat, yang beralamat di Jl. T. Amir Hamzah No. 1 Stabat.

3.3 Informan Penelitian

Penentuan Informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiono (2009:216) purposive sampling adalah

“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Penentuan informan dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tema penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi peneliti serta mampu memberi informasi yang dapat dikembangkan untuk memperoleh data. Informan pada penelitian ini berjumlah tiga orang, yaitu Kepala Bidang Perpustakaan, Kepala Seksi Pelayanan Perpustakaan, dan Staf Bagian Pelayanan Perpustakaan Keliling pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Langkat.

(34)

Tabel 3.1 Keterangan Informan

Informan Kode Informan Pendidikan Jabatan

Informan 1 I1 Sarjana Sosial Kepala Bidang

Perpustakaan

Informan 2 I2 Sarjana Sosial Kepala Seksi

Pembinaan dan Pelayanan Perpustakaan

Informan 3 I3 Sarjana Sosial Staff Bagian

Pelayanan Perpustakaan

Keliling

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca sejumlah buku, literature, jurnal ilmiah, internet untuk mendapatkan kerangka teori yang menjadi landasan mengenai masalah penelitian.

2. Observasi

Arikunto (2002:146) mendefinisikan bahwa observasi adalah “kegiatan yang meliputi pemustaaan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera”. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan tentang keadaan yang ada di lapangan sehingga penulis lebih memahami tentang subjek dan objek yang diteliti. Observasi dilakukan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Langkat.

3. Wawancara

Menurut Meleong (2002:135) Wawancara adalah “percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu

(35)

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban pertanyaan itu”.

Wawancara dalam penelitian ini, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis untuk mengumpulkan data dan peneliti melakukan Tanya jawab atau wawancara secara langsung dan menggunakan perekam suara.

4 Dokumentasi

Sugiono (2012:82-83) menjelaskan bahwa “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bias berbentuk tulisan, gambara, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi, subjek menggunakan alat bantu kamera dan handphone untuk penelitian ini adalah foto- foto koleksi kebudayaan, hasil dari berbagai kegiatan perpustakaan berunsur kebudayaan, dan kondisi sarana prasarana ruang deposit.

3.5 Jenis Data dan Sumber Data

Menurut Sutopo (2006:56-57) sumber data adalah “tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, maupun dokumen-dokumen”.

Lebih lanjut Moleong (2011:112) menjelaskan bahwa:

“Pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang diperlukan”.

(36)

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literature, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenan dengan penelitian yang dilakukan.

Lebih lanjut Sugiono (2008:402) menjelaskan bahwa:

“Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data Kepada pengumpulan data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literature dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank”.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literature, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenan dengan penelitian yang dilakukan.

Lebih lanjut Sugiyono (2008:402) menjelaskan bahwa:

“Data sekunder adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku. Literature dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank”.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku,artikel jurnal online maupun tercetak, situs internet yang berkaitan tentang koleksi perpustakaan keliling.

(37)

3.6 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara berupa jawaban dari informan akan disortir terlebih dahulu untuk mempermudah dalam analilis data dan dihubungkan serta dibandingkan satu dengan yang lainnya. Menurut Sugiyono (2009:338) “analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

1 Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok, kompleks, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.

2 Penyajian Data

Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk teks naratif, table, dan sebagainya. Untuk mempermudah pemahaman terhadap informasi yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan penyederhanaan informasi.

3 Verifikasi Data

Tahapan selanjutnya adalah verifikasi dari kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan ke penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses menginterprestasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode wawancara serta observasi sambil melakukan pencocokan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.

(38)

3.7 Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode triangulasi yaitu dengan teknik yang dilakukan melalui wawancara dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Menurut Sugiyono (2009:339) “Data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang”. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1 Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Langkat.

2 Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3 Triangulasi Metode

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian pada bab ini merupakan upaya untuk membahas tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan di perpustakaan keliling di Kabupaten Langkat, baik itu dari hasil wawancara dengan pegawai yang terlibat secara langsung maupun dengan pengguna perpustakaan keliling. hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan seberapa besar pemanfaatan koleksi perpustakaan keliling yang ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat .

4.1 Gambaran Umum

Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat didirikan pada tahun 2000 yang dahulunya terbentuk disalah satu sub Bagian Organisasi Tata Laksana Setdakab Langkat (ORTA) Berdasarkan perda nomor 22 Tahun 2000 tanggal 22 Desember 2000 terbentuk kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat yang terletak di jalan T. Amir Hamzah No.1 Stabat.

Pada tahun 2001 Kantor Perpustakaan Umum dan Kearsipan Kabupaten Langkat pindah digedung eks Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat yang beralamat di Jalan T. Putra Aziz No. 3 Stabat sampai dengan 2005. Kemudian ditahun 2006 Kantor Perpustakaan dan Kearsipan kembali menjadi Bagian yang namanya menjadi Bagian Perpustakaan dan Kearsipan yang pada waktu itu kantor bergabung dengan Sekretariat yang beralamat di jalan T. Amir Hamzah No. 1 Stabat.

Pada tahun 2008 Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi berganti dari Bagian menjadi Kantor dan berpindah alamat ke Gedung eks Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat yang beralamat dijalan T. Putra Aziz No. 3

(40)

Stabat dan berjalan sampai saat ini. Pada tahun 2017, berdasarkan peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Langkat, maka Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Langkat berubah menjadi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat yang mana Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat adalah merupakan Tipe B, yang menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang kersipan dan perpustakaan.

Keadaan Gedung di Dinas Kearsipan dan Perpustaan di Kabupaten Langkat terdiri dari dua bangunan, yaitu : 1. Bangunan Sekretariat dn Kersipan di Jl. T.Putra Aziz No. 3 kec. Stabat Kab.Langkat dengan Luas Tanah 4074 m2 dan luas gedung 6592 m2. Gedung terdiri 1 lantai dan status kepemilikan tanah- gedung adalah hak milik. Kondisi gedung/ ruangan bersifat permanen dengan Listrik 3500VA dan Air PDAM. Yang ke 2. Bangunan perpustakaan dikomplek Lemtabah (Komplek Taman T.Amir Hamzah ) kec. Stabat Kab.Langkat.

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Langkat yng salah satu misinya adalah terwujudnya masyarakat yang religius,maju, dinamis sejahtera dan mandiri. Maka Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat sebagai salah satu unit kerja yang berkedudukan sebagai unsur penunjang Pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten dibidang dan perpustakaan.

Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh Perpustakaan Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:

Visi :

(41)

Terwujudnya budaya baca dan tertib arsip untuk kecerdasan masyarakat Kabupaten Langkat.

Misi :

Mewujudkan pelayanan dibidang perpustakaan dan kearsipan yang Edukatif dan Rekreatif, menumbuhkembangkan minat dan budaya baca dikalangan masyarakat, menyelenggarakan pengolahan, perawatan, serta pelestarian sistem tata kelola kearsipan damn meningkatkan kemampuan teknis petugas aparatur dibidang perpustakaan kearsipan.

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah staff yang bertugas pada bagian perpustakaan keliling dan pengguna perpustakaan keliling. Peneliti melakukan wawancara terhadap staff bagian layanan keliling dan pengguna perpustakaan keliling dimana sebelumnya menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kemudian meminta kesediaan waktu untuk diwawancara dan wawancara dilakukan saat waktu yang telah ditentukan. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.

Tabel 4.1 Daftar Informan

Kode Keterangan

I1

Kepada Bidang Perpustakaan.

I2

Staff bagian Pelayanan Perpustakaan Keliling

I3 Masyarakat/ pengguna

(42)

4.3 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal evaluasi sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, dengan cara melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian- bagian yang diteliti sehingga dapat menghasilkan beberapa kategori. Penulis menetapkan tiga kategori yang berkaitan. Adapun ketiga kategori itu adalah, sebagai berikut:

1. Koleksi Bahan pustaka tercetak.

2. Koleksi Bahan pustaka terekam.

3. Koleksi Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam.

4.3.1 Bahan Pustaka Tercetak

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil wawancara adalah kategori Intensitas penggunaan koleksi. Intensitas penggunaan koleksi adalah tentang koleksi bahan tercetak apa yang ada diperpustakaan keliling. Perpustakaan Sesuai dengan pernyataan dari informan:

I1 : Diperpustakaaan keliling terdapat banyak koleksi bahan tercetak yaitu surat kabar,majalah dan buku yang hanya digunakan perpustakaan menetap saja sebagai acuan misalnya ensiklopedi,kamus direktori dan sejenisnya.

I2 : Diperpustakaaan keliling terdapat banyak koleksi bahan tercetak yaitu surat kabar,majalah dan buku yang hanya digunakan perpustakaan

(43)

menetap saja sebagai acuan misalnya ensiklopedi,kamus direktori dan sejenisnya

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan I1 dan I2 dapat dipahami bahwa koleksi perpustakaan keliling sangat lah beragam dan banyak di Perpustakaan Keliling di Kabupaten Langkat.

Gambar 4.1

Bahan koleksi bahan tercetak

Seberapa Banyak jumlah koleksi bahan tercetak yang ada diperpustakaan keliling sebagai berikut sesuai pernyataan informan : I1 : jumlah koleksi bahan tercetak yang ada diperpustakaan keliling

sebanyak 1.045 eksemplar

I2 : sebanyak 1.045 eksemplar bahan koleksi tercetak yang ada diperpustakaan keliling ini.

(44)

Tabel 4.2

Daftar Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

NO Klasifikasi Jumlah Eksemplar

1 000-Karya Umum 50

2 100-Filsafat 60

3 200-Agama 150

4 300-Ilmu social 130

5 400-Bahasa 122

6 500-Ilmu pengetahuan murni 55

7 600-Teknologi/Ilmu terapan 60

8 700-Kesenian 88

9 800-Kesusastraan 210

10 900-Geografi, Sejarah dan Biografi 120

Total 1.045

Jenis koleksi bahan tercetak yang sering di manfaatkan oleh pengguna sesuai pernyataan informan :

I1 : jenis yang sering digunakan pengguna adalah nomor klasifikasi 800 (kesustraan)seperti novel-novel dan buku cerita anak dan nomor klasifikasi 900 (sejarah,geografi dan biografi)seperti buku tentang sejarah-sejarah yang disukai pengguna untuk membacanya terutama kalangan anak remaja.

I2 : jenis yang paling sering digunakan pengguna adalah nomor klas 800 dan 900.

(45)

I3 : Yang sering saya baca atau yang sering dimanfaatkan adalah buku cerita anak,dongeng dan novel novel serta buku sejarah.

Jenis koleksi bahan tercetak yang tidak sering digunakan oleh pengguna sesuai informan :

I2 : Yang tidak sering dibaca oleh pengguna adalah nomor klasifikasi 300

yaitu Ilmu Sosial karena pengguna mungkin tidak tertarik dengan ilmu sosial.

I3 : Yang tidak pernah ataupun yang tidak sering saya baca diperpustakaan keliling adalah tentang ilmu sosial.

Apakah koleksi bahan tercetak sudah sesuai dengan keinginan pengguna sesuai informan :

I3 : Menurut saya belum sesuai dengan keinginan ataupun dengan kebutuhan yang saya butuhkan, karena masi banyak kekurangan dalam jenis koleksi ataupun koleksi terbaru yang saya cari misalkan buku tentang agama , karena yang paling banyak itu buku tentang anak.

4.3.2 Koleksi Bahan Pustaka Terekam

Kategori kedua yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan adalah kategori koleksi bahan pustaka terekam. Jenis koleksi bahan terekam apa saja yang sering digunakan oleh pengunjung perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Sesuai dengan pernyataan berikut ini :

I2 : jenis koleksi terekam yang sering digunakan oleh pengguna misalnya film, kaset rekaman suara dan kaset video karena bahan terekam belum banyak koleksinya.

(46)

I3 : Saya sebagai pengguna perpustakaan keliling juga tidak sering menggunakan koleksi terekam, tapi pernah saya tonton kaset video di televisi yang terdapat di mobile keliling itu.

Jumlah koleksi bahan terekam yang ada diperpustakaan keliling sesuai dengan pernyataan berikut ini :

I2 : jumlah koleksi bahan terekam yang ada di perpustakaan keliling tidak banyak, hanya 15 buah

Apa saja jenis bahan terekam yang ada diperpustakaan keliling untuk memenuhi kebutuhan informasinya sesuai dengan pernyataan berikut ini :

I2 : Menurut saya jenisnya tidak banyak, karena yang ada dikoleksi perpustakan keliling ini hanya terbatas, misalkan : film, kaset rekaman suara dan kaset video . kemungkinan ditahun 2019 ditambahkan lagi keleksi bahan pustaka terekam nya.

I3 : Menurut saya sebagai pengunjung perpustakaan keliling yang saya lihat lah ataupun saya ketahui yang saya sampaikan , yang ada hanya film, kaset rekaman suara dan kaset video yang saya pernah gunakan.

Apakah koleksi bahan terekam sudah sesuai dengan keinginan pengguna sesuai informan :

I3 : Menurut saya sebagai pengguna perpustakaan , koleksi bahan pustaka terekam belum sesuai dengan keinginan saya ataupun pengguna lainnya. Karena koleksi bahan terekam sangat sangat minim sekali. Jadi, perlu ditambahkan lagi agar sesuai keinginan pengguna lainnya.

(47)

Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa koleksi yang ada di layanan referensi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sudah memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Karena dari ketiga informan tersebut, tidak ada yang menggunakan hanya satu koleksi.

Tabel 4.3

Daftar Pengunjung Perpustakaan Keliling

Hari Jumlah Pengunjung

Senin 60

Rabu 50

Jumat 100

4.3.3 Koleksi bahan Pustaka tidak Tercetak ataupun tidak Terekam

Kategori ketiga yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan adalah bahan pustaka tidak tercetak ataupun tidak terekam.

I2 : bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam misalkan : kumpulan mainan anak-anak. Manik-manik , balok-balok. Tetapi sangat jarang di gunakan oleh pengguna karena lebih sering membaca dengan bahan tercetak seperti buku dan terekam seperti mendengarkan dan melihat audio dan video.

I3 : bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam misalkan balok- balok. Saya tidak pernah menggunakan nya karna saya lebih sering menggunakan bahan koleksi tercetak seperti buku.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa koleksi yang ada di perpustakaan keliling belum memenuhi kriteria hanya saja ada kendala dengan kurangnya koleksi terekam dan koleksi tidak tercetak ataupun terekam yang memenuhi kebutuhan dan informasi penggunanya.

(48)

4.4 Rangkuman Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses analisa data yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data, yang menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi yaitu triangulasi sumber, teknik, dan waktu, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4

Rangkuman Hasil Wawancara

No Kategori Hasil Wawancara

1 Koleksi Bahan Tercetak 1. koleksi bahan tercetak yang terdapat di perpustakaaan keliling yaitu surat kabar,majalah dan buku.

2. jumlah koleksi bahan tercetak yang ada diperpustakaan keliling sebanyak 1.045 eksemplar

3. jenis yang paling sering digunakan pengguna adalah nomor klas 800 dan 900.

4. Yang tidak pernah ataupun yang tidak sering di baca diperpustakaan keliling adalah tentang ilmu sosial 2 Koleksi Bahan Terekam 1. jenis koleksi terekam yang sering

digunakan oleh pengguna misalnya film, kaset rekaman suara dan kaset video

2. jumlah koleksi bahan tercetak yang ada diperpustakaan keliling sebanyak 15 buah.

3. koleksi bahan pustaka terekam belum sesuai dengan keinginan pengguna Karena koleksi bahan terekam sangat minim sekali. Jadi, perlu ditambahkan lagi agar sesuai keinginan pengguna lainnya.

3 Koleksi Bahan tidak Tercetak ataupun tidak Terekam

1. bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam misalkan : kumpulan mainan anak-anak.

Manik-manik dan balok-balok.

2. Bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam jarang digunakan pengguna.

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, penulis memberikan kesimpulan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan keliling yang ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat belum sesuai Karena pengguna perpustakaan keliling hanya menggunakan sebagian dari koleksi yang disediakan di mobil Perpustakaan keliling. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa unsur yang menjadi alat ukur Pemanfaatan koleksi perpustakaan keliling :

1. Koleksi bahan tercetak yang terdapat di perpustakaan keliling yaitu surat kabar,majalah dan buku, jumlah koleksi bahan tercetak yang ada diperpustakaan keliling sebanyak 1.045 eksemplar.

2. jenis koleksi terekam yang sering digunakan oleh pengguna misalnya film, kaset rekaman suara dan kaset video, jumlah koleksi bahan terekam yang ada di perpustakaan keliling sebanyak 15 buah.

3. Bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam misalkan : kumpulan mainan anak-anak, Manik-manik dan balok-balok.,bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam jarang digunakan pengguna.

4. Jenis yang sering dipakai oleh pengguna adalah nomor klasifikasi 800 dan 900 dn yang tidak sering digunakan oleh pengguna nomor klasifikasi 300.

5.2 Saran

(50)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis maka saran yang dapat diberikan kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:

1 Diharapkan agar pustakawan terus meningkatkan kualitas dan efektivitasnya seiring perkembangan zaman yang semakin maju. Agar koleksi bahan tercetak yang ada di perpustakaan keliling semakin banyak.

2 Perlu adanya menambahkan koleksi terekam, agar semakin meningkatkan minat pengguna untuk menggunakan koleksi bahan terekam.

3 Perlu adanya menambahkan koleksi bahan tidak tercetak maupun tidak terekam misalkan balok-balok, mainan anak-anak dan sebagainya , agar di perpustakaan keliling semakin banyak pengguna yang menggunakannya terutama anak-anak.

4 Untuk jenis koleksi nomor klasifikasi 800 dan 900 perlu diperbanyak lagi koleksi dikarenakan, koleksi tersebut yang sering digunakan oleh pengguna.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ade Kohar, 2003. Teknik Kebijakan Pengembangan Koleksi.Jakarta:Perpustakaan Nasional RI.

Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Cannon, Valleta. What is the function of a public library?. Quora.

https://www.quora.com/what-is-thefunction-of-a-public-library (akses 1 maret 2018).

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakulstas Ilmu Psikologi UGM.

Hermawan, Rachman dan Zen Zulfikar. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta:

Sagung Seto.

Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 2008. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

Moleong L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Perpustakaan Nasional RI. (2000). Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Ria A. Fungsi Perpustakaan Umum. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Bekasi. Basipda. Bekasikab.go.id/berita-fungsi-perpustaakaan- umum.html (akses 21 maret 2018).

Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan SNI 7712 tahun 2012.

Standardisasi Nasional Perpustakaan Umum SNI 7495 tahun 2009.

Supriyanto. 2006. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

Sugiyono. 2008. Metode penelitian komunikatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

________. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

________. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutarno. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Sagung Seto, 2006

(52)

Sutopo. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2017 Tentang Perpustakaan Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenamedia Group.

(53)

LAMPIRAN I

INSTRUMEN PENELITIAN

Pedoman wawancara untuk Kepala Bidang Perpustakaan 1. Apa saja koleksi bahan tercetak yang ada diperpustakaan keliling?

2. Berapa banyak jumlah koleksi bahan tercetak yang ada di perpustakaan keliling?

3. Jenis koleksi bahan tercetak apa yang sering dimanfaatkan oleh pengguna?

Gambar

Tabel 3.1 Keterangan Informan
Tabel  4.1   Daftar Informan

Referensi

Dokumen terkait

Alih-alih sebagai pengganti spektroskop hamburan dan fluoresens yang menggunakan parameter intensitas, maka pada penelitian awal kami (Febriyanto dan Firdaussi,

Pada jaringan distribusi sekunder, sistem jaringan primer diturunkan menjadi sistem tegangan rendah 220/380 V dengan menggunakan transformator penurun tegangan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru PAUD dalam mengintegrasikan nilai keagamaan, nilai sosial dan nilai saintifik pada rencana pelaksanaan pembelajaran

Salah satu manfaat hasil sensus pokok yaitu sebagai dasar perhitungan kebutuhan pupuk.Kegiatan pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat penting,

Pengelolaan kompetensi akhlak Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta dari hasil temuan survei menunjukkan sebanyak 85% dosen menyatakan dalam melaksanakan tugasnya, dosen

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sampang sebagai lembaga perpustakaan dan kearsipan di daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan

Kegiatan seleksi bahan pustaka di Perpustakaan Sastra Mangutama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung dilakukan oleh pustakawan dengan menyediakan form

Salah satu kegiatan dari pelayanan perpustakaan keliling pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu adalah dalam rangka peningkatan SDM yang