• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mengenai pemanfaatan layanan sirkulasi yang meliputi keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, dan sanksi.

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Sutarno (2006, 38) menyatakan bahwa : “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

Menurut Sutarno (2003:32) menyatakan bahwa :

“perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya”.

Sedangkan Menurut Hartanto (2006, 1) bahwa :

“Perpustakaan Umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat”.

Perpustakaan umum ( public library ) menurut Reitz (2004) adalah

“ A library or library system that provides unrestricted access to library resource and services free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or in part by public funds”.

Dalam pengertian di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak).

Perpustakaan umum melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya untuk mendapatkan informasi secara gratis. Menurut Hermawan dan Zen dalam buku Etika Kepustakawanan (2006, 30) “Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat dan didanai dengan dana masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Hermawan dan Zulfikar (2006:31) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah :

(a) memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan

(b) menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari

(c) membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi

(d) bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar; dan

(e) memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Adapun menurut manifesto perpustakaan umum Unesco dalam Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Rahayuningsi (2007, 5) menyatakan bahwa Perpustakaan umum mempunyai tujuan utama yaitu ;

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat informasi secara murah, mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan umum juga berperan sebagai agen kultural yang bertugas menumbuhkan apresiasi masyarakat di bidang seni dan budaya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6) dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi untuk ;

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

4. Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi 5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lain-lain.

7. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan

8. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat mitra kerja lainnya.

9. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana/prasarana.

10. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Sedangkan menurut Yusuf (1996, 21), fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan buku-buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang diperlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam.

Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Berdasarkan defenisi di atas dapat dikatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah, melestarikan, menyebar luaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan kebudayaan dan juga sebagai fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi kultural, dan fungsi rekreasi.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000) “Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Sesuai dengan pengertian perpustakaan, maka tugas dari perpustakaan meliputi pengumpulan, menyimpan dan menyajikan koleksi yang tersedia kepada pengguna. Menurut Yusuf (1996, 18) tugas pokok perpustakaan umum meliputi :

1. Perpustakaan Umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat.

2. Perpustakaan Umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

2.2 Persepsi

Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis ( Gibson,2000 ).

Menurut Walgito (2002:69) “persepsi merupakan proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya simulasi oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan simulasi tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”. Lebih lanjut, Walgito menyatakan bahwa proses terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut ini:

a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu rangsangan oleh alat indra manusia.

b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis.Rangsangan yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak sehingga memunculkan sebuah kesan-kesan sensoris.

c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik.

Rangsangan yang diterus saraf sensoris diproses pada otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang di inderakan.

d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan berpersepsi sehingga mampu menimbulkan sebuah perilaku.

Berdasarkan uraian di atas, perasepsi merupakan proses diterimanya simulasi oleh individu melalui alat indera seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Pada dasarnya, persepsi dibagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Yang dikemukanan oleh Nina Ariani dan Ida Farida terdapat 2 faktor yang mempengaruhi persepsi diantarannya:

a. Faktor Eksternal

Ada beberapa hal yang terdapat dalam stimulus yang dapat mengarahkan perhatian kita yaitu:

1) Intensis/ukuran: benda-benda yang ukurannya besar cenderung lebih kita perhatikan.

2) Kontras/sesuatu yang baru (Noveltry): sesuatu yang berbeda dari yang lainnya atau sesuatu yang baru akan cenderung lebih diperhatikan.

3) Repitisi/frekuensi: sesuatu yang sering muncul/berulang-ulang lebih kita perhatikan.

4) Gerakan: sesuatu yang bergerak akan lebih kita perhatikan dari pada benda yang diam.

b. Faktor Internal

Selain faktor yang ada dalam diri individu, perhatian juga dapat diarahkan oleh faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang mempersepsi (respector).Faktor-faktor itu adalah :

1) Kebutuhan: orang akan memperhatikan hal-hal yang akan memuaskan kebutuhannya.

2) Minat: orang akan memperhatikan hal-hal yang disukainnya.

3) Set: set adalah harapan seseorang akan rangsang/stimulus yang timbul.

Set menyangkut kesiapan seseorang untuk berespons terhadap suatu stimulus tertentu. Nina Aryani (2010, h. 4.5-4.6).

Sedangkan menurut Wiji Suwarno (2009, h. 54-55) faktor yang mempengaruhi pesepsi yaitu :

1) Stereotip, yaitu pandangan tentang ciri-ciri tingkah laku dari sekelompok masyarakat tertentu.

2) Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yaitu dapat mempengaruhi pembentukan kesan pertama.

3) Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.

4) Ciri yang ada pada diri orang lain, yaitu daya tarik fisik sesorang yang dapat menimbulkan penilaian khusus.

2.2.2 Ciri-ciri Persepsi

Untuk mengetahui tanda-tanda persepsi, maka persepsi memiliki ciri-cirinya untuk mengenal proses terjadinya persepsi antara lain:

a. Modalitas, rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiappanca indra yaitu sifat sensoris dari masing-masing indra. Misalnya cahaya untuk penglihatan dan indra penciuman.

b. Dimensi ruang seperti bawah-atas, tinggi rendah, dan luas-sempit c. Waktu seperti lambat-cepat, tua, muda

d. Berstruktur, konsep keseluruhan yang menyatu. Objek atau kendala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteks.

Struktur dan konteks adalah keseluruhan yang menyatu melihat kita.

e. Dunia penuh arti. Cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada objek yang dimiliki arti atau makna bagi kita yang ada hubungan dengan tujuan dalam diri kita. Toha Nursalam (1996, h. 49).

2.3 Jenis Pelayanan Perpustakaan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunanya, perpustakaan memiliki beberapa jenis pelayanan. Diantaranya pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, pelayanan audiovisual, pelayanan terbitan berseri dan pelayanan bimbingan pengguna. Menurut Rahayuningsih (2007: 87) jenis - jenis layanan pengguna dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Layanan locker 2. Layanan sirkulasi 3. Layanan referensi

4. Layanan penelusuran informasi 5. Layanan informasi koleksi terbaru

6. Layanan koleksi, terbagi atas: (a) Layanan koleksi umum/sirkulasi, (b) Layanan koleksi cadangan, (c) Layanan terbitaan berkala, (d) Layanan koleksi digital, (e) Layanan koleksi referensi, (f) Layanan koleksi khusus, (g) Layanan koleksi tugas akhir.

7. Layanan ruang baca 8. Layanan foto copy

9. Layanan workstation dan multimedia

10. Layanan lain - lain, termasuk: pengawasan keluar masuknya koleksi, penataan koleksi, layanan informasi perpustakaan, pendidikan pengguna, sosialisasi peraturan.

Dari uraian di atas dinyatakan bahwa jenis pelayanan pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan yaitu layanan locker, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan informasi baik penelusuran dan koleksi terbaru, layanan koleksi, layanan ruang baca dan multimedia, layanan fotocopy dan lainnya.

2.4 Sistem Pelayanan

Perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik, serta dapat mengetahui peraturan tata tertib perpustakaan. Menurut Bafadal (2000, h. 24) menjelaskan pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syihabuddin Qalyubi (2007: 222), yang menyatakan bahwa pelayanan diperpustakaan lazimnya menggunakan dua sistem, yaitu terbuka (open access) dan tertutup (closed access). Untuk perpustakaan yang koleksinya masih sederhana atau sedikit, maka sistem yang baik digunakan adalah sistem pelayanan tertutup.

Sebaiknya untuk koleksi yang banyak maka digunakan systemlayanan terbuka a. Sistem Pelayanan Terbuka (Opened Access)

Sistem layanan terbuka merupakan bagian dari sistem pelayanan perpustakaan. Menurut Darmono (2001: 139), “ sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”, sedangkan menurut Syihabuddin Qalyubi (2007: 222),

“Sistem terbuka membebaskan pengunjung ke tempat koleksi perpustakaan dijajarkan. Mereka dapat melakukan browsing ataumembuka-buka, melihat-lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tersebuttidak cocok mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkanberbeda”.Selain itu ada beberapakelebihan dan kelemahan dari sistem ini.

Menurut Lasa Hs (2008: 214), beberapakelebihan sistem layanan terbuka antara lain, kartu katalog tidak segera rusak,menghemat tenaga, lebih banyak judul koleksi yang diketahui, dan kecil sekalikemungkinan terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pengguna. Sedangkankekurangannya antara lain frekuensi kerusakan koleksi lebih besar, perlu ruanganyang luas, susunan koleksi tidak teratur, dan pengguna baru sering bingung.

Selain itu menurut Syihabuddin Qalyubi (2007: 222), “keuntungan sistemterbuka yaitu pengguna dapat melakukan browsing (melihat-lihat koleksi sehinggamendapatkan pengetahuan yang beragam) dan tenaga yang dibutuhkan tidak banyak. Kemudian kelemahan dari sistem ini yaitu pengguna banyak yang salahmengembalikan koleksi pada tempat semula sehingga koleksi bercampur aduk,petugas setiap hari harus mengontrol rak-rak untuk mengetahui buku yang salahletak dan kehilangan koleksi relatif besar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem terbuka pengunjung bebas melihat – lihat koleksi yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

b. Sistem Pelayanan Tertutup (Closed Access)

Menurut Syihabuddin Qalyubi (2007: 223), yang menyebutkan bahwa di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak-rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengambilkan bahan pustaka untuk para pengunjung.

Dalam sistem layanan tertutup juga memiliki beberapa keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya. Kelebihan sistem ini, antara lain daya tampung koleksi lebih banyak, susunan koleksi lebih teratur, kerusakan dan kehilangan koleksi relatif lebih sedikit, dan tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi. Sedangkan kekurangan sistem ini, antara lain memerlukan banyak energi ( tenaga kerja), terdapat sejumlah koleksi yang tidak dikenal pengguna, dan sering terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pengguna (Lasa Hs, 2008:214).

Sedangkan menurut Syihabuddin Qalyubi (2007: 223), kelebihan sistem tertutup yaitu koleksi akan tetap terjaga kerapiannya dan koleksi yang hilang dapat diminimalkan. Selanjutnya kelemahan dari sistem ini antara lain banyak waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayanan, banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan pustaka serta pengguna tidak dapat browsing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa system layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan para pengguna dalam mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan, akan tetapi melalui bantuan petugas perpustakaan.

2.5 Pelayanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi di perpustakaan merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan pengguna perpustakaan. Menurut Bafadal-Ibrahim (2000,24)

“pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembaliaan bahan pustaka”.

Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. Hal ini karena bagian layanan sirkulasi masih memiliki tugas untuk penagihan koleksi yang belum dikembalikan, penagihan denda, memberikan surat bebas perpustakaan, mencatat jumlah pengunjung dan peminjam. Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan”.

Menurut Tri Septiyantono (2003:221) “pelayanan sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan. Baik tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimanan pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi.

2.5.1 Tujuan pelayanan sirkulasi

Tujuan layanan sirkulasi menurut Andi Ibrahim (2014:178), jenis pelayanan yang dekat dengan pengunjung ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan dengan tujuan:

1) Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.

2) Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain, akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan pada waktu pengembalian.

3) Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas. Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga.

4) Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.

5) Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.

Sedangkan tujuan pelayanan sirkulasi menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 99) yaitu: “Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin, mudah untuk mengetahui siapa yang meminjam koleksi tersebut, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali”.

Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain maka akan segera dapat diketahui alamat sipeminjam atau dinantikan pada waktu pengembalian.

Terjaminya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas, dengan demikian keadaan pustka akan terjaga. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi dan apabila terjadi pelanggaran segera diketahui.

Selain pendapat di atas Lasa (2005, 213) juga menyatakan bahwa pelayanan sirkulasi bertujuan untuk:

1. Agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.

2. Agar mudah diketahui identitas peminjaman buku yang dipinjam dan waktu pengembalian.

3. Untuk menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang ditentukan.

4. Untuk memperoleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan.

5. Untuk mengontrol jika terdapat pelanggaraan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pelayanan sirkulasi adalah supaya pengguna mampu memanfaatkan koleksi yang ada, untuk mengetahui siapa-siapa saja yang melakukan peminjaman, pengembalian, serta untuk mengontrol jika terdapat pelanggaran.

2.5.2 Fungsi pelayanan sirkulasi

Menurut Qalyubi (2007: 221) bagian layanan sirkulasi mempunyai fungsi melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal berikut ini:

a) Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan

b) Pendaftaran anggota perpustakaan, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustkaan

c) Peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan waktu bahan peminjaman

d) Pengurusan keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam, seperti denda

e) Pengeluaran surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya dan surat bebas pustaka

f) Penugasan yang berkaitan dewngan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak

g) Pertanggungjawaban atas segala berkas peminjaman.

h) Pembuatan statistik peminjaman berupa statistik anggota yang memperbarui keanggotaanya, anggota batu, anggota yang mengundurkan diri, pengunjung perpustakaan, statistik peminjam, statistik jumlah buku yang dipinjam, statistik peminjaman buku berdasarkan subjek, dan jumlah buku yang masuk daftar tendon i) Penugasan lainnya, terutama yang berkaitan dengan peminjaman Sedangkan menurut Darmono (2001:136) bahwa fungsi pelayanan sirkulasi sebagai berikut ini:

1. Adanya iklim yang kondusif untuk menciptakan minat baca, gairah membaca, dan kebiasaan membaca.

2. Tersedianya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna perpustakaan.

3. Perpustakaan diselenggarakan dengan teratur diorganisir secara baik, artinya perpustakaan dikelola dengan baik dan bertumpu pada manajemen penyelenggaraan perpustakaan serta adanya tertib administrasi.

4. Pemakai mengetahui cara-cara pemanfaatan perpustakaan dengan baik, untuk menunjang ini perpustakaan perlu membuat rambu-rambu yang dapat menuntun pemakai untuk menarik dan menemukan informasi di perpustakaan.

5. Adanya pustakawan atau tenaga perpustakaan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan bidang kepustakawanan yang memadai.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi pelayanan sirkulasi untuk menciptakan layanan yang berkualitas sesuai dengan aturan dan tugas yang ada sehingga dapat berjalan dengan tertib dan amandalam melayani kebutuhan pengguna perpustakaan.

2.5.3 Kegiatan Pelayanan Sirkulasi

Pengertian layanan sirkulasi menurut Rahayuningsih (2007:95) adalah

“layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi”.Sedangkan Rusina Sjahrial Pamuntjak (2000: 98),

“menyatakan proses pelayanan sirkulasi meliputi kegiatan: keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, penagihan, sanksi, dan memberikan keterangan bebas pinjaman”. Kegiatan tersebut akan diuraikan pada uraian berikut:

a. Keanggotaan

Salah satu tugas bagian sirkulasi adalah menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan melayani perpanjangan keanggotaan. Keanggotaan merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah menjadi anggota perpustakaan.

Mengenai syarat dan jenis keanggotaan berbeda-beda tergantung kepada kebijakan perpustakaan. Syarat keanggotaan pada perpustakaan yang sudah terotomasi tentu saja berbeda dengan perpustakaan yang masih tradisional.

Jenis keanggotaan menurut Rahayuningsih (2007, 96) meliputi: “keanggotaan intern dan ekstern. Anggota intern yaitu anggota yang terdiri dari orang yang berkaitan langsung dengan lembaganya, sedangkan anggota ekstern yaitu anggota

Jenis keanggotaan menurut Rahayuningsih (2007, 96) meliputi: “keanggotaan intern dan ekstern. Anggota intern yaitu anggota yang terdiri dari orang yang berkaitan langsung dengan lembaganya, sedangkan anggota ekstern yaitu anggota

Dokumen terkait