• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Lirik Lagu “Tokek Racun” Menurut Semiologi Roland Barthes

Salah satu area yang dirambah oleh Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran dari pembaca. Roland Barthes sebagai salah satu seorang pengikut Saussure membuat model sistematika dalam menganalisa makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih bertujuan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap terhadap tanda (two step of significations).

Tahap pertama, tanda merupakan hubungan antara signifier dan signified , Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Selanjutnya tahap kedua ialah makna konotasi dari tanda, hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Dengan kata lain denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap suatu objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya (Fiske, 1990:72). Begitupun juga dengan lirik lagu “Tokek Racun”, signifikasi dua tahap (two step of significataion) yang dikemukakan berdasarkan Barthes sebagai berikut:

Gambar 4.1. Peta Tanda Roland Barthes 1. signifier

(penanda): teks lirik lagu “Tokek Racun”

2. signified (petanda): Konsep menurut kamus bahasa Indonesia 3. denotative sign(tanda denotative): kata-kata

yang bermakna paling nyata 4. CONNOTATIVE SIGNIFIER

(PENANDA KONOTATIF): kata-kata yang bermakna paling nyata

5. CONNOTATIF SIGNIFIED (PETANDA KONOTATIF):konsep baru yang muncul dari pembaca terhadap kata-kata yang bermakna paling nyata

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF): kata-kata tersebut adalah konsep pembaca

4.3. Penyajian Data dan Pemaknaan Data 4.3.1. Penyajian Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lirik lagu “Tokek Racun” yang dibawakan oleh Mr – X Katrok, dengan melakukan pengamatan unsur penanda dan petanda pada lirik lagu tersebut dan dibahas melalui teori semiologi Roland Barthes. Berikut ini adalah lirik lagu “Tokek Racun” :

TOKEK RACUN

Dasar kau tokek racun Kau bayar aku untuk tidur Ngomong nggak sopan santun Kau anggap aku keong racun

Kau rayu diriku Kau goda diriku Kau colek diriku Eh kau lebay sekali

Pakai basa basi kau ngajak happy happy Eh kau tak tahu malu

Pakai basa basi kau pasang tarif tinggi Mulut komat kemot

Matamu melotot

Memang bodymu semok Tapi kayak wong goblok Mentang mentang kokay Tapi nggak ngaku jablay Dasar tante kucai

Ngajak check in dan santai Sorry sorry sorry jeng Kau cantik tapi gendeng Sorry sorry sorry mbak

Berdasarkan pengamatan terhadap lirik lagu diatas, hasil pengamatan tersebut kemudian akan diinterpretasikan dan disajikan representasinya. Setelah itu diketahui apa pesan yang terkandung di dalamnya. Lirik lagu tersebut selanjutnya dianalisis berdasarkan landasan teori dari Roland Barthes, untuk mengetahui pengungkapan representasi posfeminisme .

Tanda-tanda berupa tulisan, terdiri dari kata-kata tersebut dipenggal-penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia (satuan bacaan) yang dapat berupa kata, beberapa kalimat, sebuah paragraf atau beberapa paragraf, untuk dikategorikan ke dalam kode Barthes.

Definisi tanda dari Roland barthes adalah berdasarkan unsur penanda

(signifier), petanda (signified), dan diantara hubungan tersebut terdapat dua tahap

yang disebut tataran pertama dan tataran kedua. Pada tataran pertama berupa realitas atau kenyataan dan juga tanda yang ada dalam masyarakat. Barthes menyebutkan tataran ini sebagai denotasi. Kemudian pada tataran kedua merupakan suatu pencerminan kebudayaan yang dimiliki masyarakat atau disebut Barthes sebagai konotasi.

4.3.2. Pemaknaan Data

Pemaknaan lirik lagu “Tokek Racun” oleh peneliti akan dilakukan penjabaran makna tiap kalimat yang terdiri dari rangkaian kata-kata, lalu tiap bait yang terdiri dari rangkaian kalimat. Tentunya dalam memaknai pesan yang terkandung dalam lirik lagu “Tokek Racun” berdasarkan atas frame of reference (pengetahuan) dan field of experience (pengalaman) dari peneliti. Setiap kata

tentu mengandung suatu makna, baik makna denotatif atau makna konotatif. Disini peneliti berpedoman pada kamus bahasa Indonesia untuk menentukan makna yang telah disepakati bersama tersebut.

Bait pertama

Dasar kau tokek racun Kau bayar aku untuk tidur Ngomong nggak sopan santun Kau anggap aku keong racun

Bait 1, kalimat 1: Dasar kau tokek racun 1. Penanda: dasar

kau tokek racun

2. Petanda: konsep tentang perempuan yang dianggap sebagai tokek racun, hewan yang merayap yang dapat menyebabkan luka, sakit, kematian 3.tanda denotatif: perempuan

4. Penanda konotatif: seorang perempuan disamakan seperti tokek racun, hewan yang membahayakan

5. petanda konotatif: konsep tentang perempuan seperti tokek racun, tokek racun disini adalah

mempunyai pengaruh. Perempuan tidak dianggap lemah tetapi dapat mempengaruhi pria karena sebuah kuasa yang dimilikinya

6. tanda konotatif: wujud kekuasaan perempuan

Sumber:diolah peneliti

Dalam kalimat pertama bait satu, terdapat kode simbolik, karena dalam kalimat tersebut terdapat kata tokek racun yang menjadi tema dalam lirik lagu ini. Kode proaretik, karena terdapat tindaka atau pernyataan dari seorang laki-laki bahwa perempuan disamakan dengan tokek racun.

Kalimat pertama ini terdiri dari kata Dasar mempunyai makna denotasi bagian terbawah. Kau merupakan bentuk dari kata engkau sebagai penunjuk pelaku, pemilik. Kata Tokek merupakan binatang merayap, kulitnya kasap berbintik-bintik. Kata Racun mempunyai makna zat (gas) yang dapat menyebabkan sakit atau mati.

Jadi pengertian kalimat Dasar Kau Tokek Racun mempunyai makna perempuan diinterpretasikan sebagai tokek racun, perempuan mempunyai karakter yang membahayakan. Akan dijelaskan dalam kalimat berikutnya.

Bait 1, kalimat 2: kau bayar aku untuk tidur 1. Penanda: kau

bayar aku untuk tidur

2. Petanda:konsep tentang tidur, 3. tanda denotatif: wujud tidur

4. Penanda konotatif: seorang

perempuan memberikan uang kepada seorang laki-laki untuk berhubungan seks

5. Petanda konotatif:konsep tentang ajakan perempuan kepada seorang laki-laki dengan cara memberikan uang untuk melakukan hubungan seks

6. tanda konotatif:kondisi seorang perempuan yang ingin melakukan hubungan seks

Sumber:diolah peneliti

Kalimat kedua pada bait satu ini termasuk dalam kode proaretik karena menceritakan tentang tidakan yang dilakukan seorang perempuan dengan memberikan uang kepada seorang laki-laki. Kode semik karena terdapat kata tidur yang lebih diartikan sebagai kegiatan atau tindakan yang berhubungan dengan seks.

Kalimat kedua ini terdapat kata Kau merupakan bentuk dari kata engkau sebagai penunjuk pelaku, pemilik. Kata Bayar mempunyai makna membayar, memberikan uang. Aku adalah kata ganti orang pertama. Untuk merupakan kata yang menyatakan sebab atau alasan, tujuan. Kata Tidur mempunyai makna dalam keadaan berhenti, biasanya dengan memejamkan kedua belah mata.

Jadi makna dari kalimat Kau bayar aku untuk tidur mempunyai makna seorang perempuan memberikan uang kepada seorang laki-laki agar mau menemaninya tidur atau melakukan hubungan seks dengannya.

Apabila digabungkan makna dari bait satu ini adalah pernyataan seorang laki-laki bahwa perempuan itu mempunyai karakter yang membahayakan, karena perbuatan seorang perempuan yang memberikan uang kepada seorang laki-laki, jika bersedia untuk melakukan hubungan seks dengannya. Jadi seorang perempuan mempunyai suatu bentuk kekuasaan yang dapat mempengaruhi laki-laki, dengan menggunakan kekayaan yang dimilikinya.

Bait Kedua

Kau rayu diriku Kau goda diriku Kau colek diriku

Bait 2, kalimat 1: kau rayu diriku 1. Penanda: kau

rayu diriku

2. Petanda:konsep tentang rayu 3. tanda denotative: rayu yaitu janji muluk untuk menyenangkan hati 4. Penanda konotatif: seorang

perempuan berusaha membujuk seorang laki-laki

5. Petanda konotatif:konsep tentang perempuan sebagai sosok yang lemah lembut, membujuk seorang laki-laki agar bersedia menuruti keinginannya untuk melakukan hubungan seks

6. tanda konotatif:wujud rayuan dan bujukan kepada seorang laki-laki Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.4. Peta Tanda Roland Barthes Bait 2 Kalimat 1

Kalimat kesatu pada bait kedua ini termasuk dalam kode hermeneutik, karena terdapat kata rayu, sehingga menimbulkan pertanyaan merayu untuk apa? Kode proaretik karena menceritakan tentang tindakan seorang perempuan membujuk laki-laki untuk berhubungan seks

Dalam kalimat ini terdapat kata Kau merupakan bentuk dari kata engkau sebagai penunjuk pelaku, pada lirik lagu ini adalah perempuan tersebut. kata rayu mempunyai makna bujukan, janji muluk untuk menyenangkan hati.Kata diri memiliki makna seseorang, badan. Ku merupakan kata ganti orang pertama.

Jadi pengertian kalimat Kau rayu diriku adalah seorang perempuan membujuk seorang laki-laki untuk melakukan hubungan seks. Perempuan lebih berani mengungkapkan keinginannya untuk memenahi hasratnya, berbeda dengan perempuan yang distereotipkan oleh masyarakat mempunyai sifat lemah, lembut, pemalu, keibuan, dan tidak suka berbicara kasar.

Bait 2, kalimat 2: Kau goda diriku 1. Penanda: kau

goda diriku

2. Petanda:konsep tentang goda 3. tanda denotatif: menguji ketahanan iman

4. Penanda konotatif:seorang perempuan menggoda seorang laki-laki

5. Petanda konotatif: konsep tentang perempuan sebagai sosok yang lemah lembut, menggoda seorang laki-laki agar bersedia menuruti keinginannya untuk melakukan hubungan seks

6. tanda konotatif:wujud rayuan dan bujukan kepada seorang laki-laki Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.5. Peta Tanda Roland Barthes Bait 2 Kalimat 2

Kalimat kedua pada bait kedua ini termasuk dalam kode proaretik karena menceritakan tentang tindakan seorang perempuan membujuk laki-laki untuk berhubungan seks

Kalimat ini terdiri dari kata Kau mempunyai arti kamu. Kata goda mempunyai makna mengajak, menarik hati, menguji ketahanan iman, kata diri memiliki makna seseorang. Ku merupakan kata ganti orang pertama.

Dari pemaknaan di atas maka makna dari kalimat Kau goda diriku adalah seorang perempuan melakuan perbuatan agar laki-laki tersebut merasa tertarik dengan dirinya. Jadi seorang perempuan menggunakan bujukan dan rayuan untuk mempengaruhi seorang laki-laki, Bujukan dan rayuan adalah wujud dari kekuasaan seorang perempuan. Perempuan yang dapat membujuk dan merayu laki-laki dapat dikatakan bahwa dia memiliki kuasa atas laki-laki tersebut, karena dia bisa mengetahui kelemahan laki-laki tersebut.

Bait 2, kalimat 3; Kau colek diriku 1. Penanda:kau

colek diriku

2. Petanda:konsep tentang colek 3. tanda denotatif: menyentuh dengan jari

4. Penanda konotatif: seorang

perempuan menyentuh laki-laki dengan ujung jari

5. Petanda konotatif:konsep tentang seorang perempuan sebagai sosok yang lemah lembut, menyentuh seorang laki-laki agar laki-laki tersebut bersedia untuk melakukan hubungan seks dengannya

6. tanda konotatif:wujud rayuan dan bujukan kepada seorang laki-laki Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.6. Peta Tanda Roland Barthes Bait 2 Kalimat 3

Kalimat ketiga pada bait kedua ini termasuk dalam kode proaretik karena menceritakan tentang tindakan seorang perempuan membujuk laki-laki untuk berhubungan seks

Dalam kalimat Kau colek diriku terdapat kata Kau mempunyai arti kamu. Kata colek mempunyai makna mengambil dengan ujung jari, sentuhan jari. Kata diri memiliki makna seseorang. Ku merupakan kata ganti orang pertama.

Jadi, makna dari kalimat Kau colek diriku adalh seorang perempuan menyentuh bagian tubuh dari laki-laki tersebut.

Apabila digabungkan secara keseluruhan, makna bait kedua adalah seorang perempuan yang berusaha membujuk seorang laki-laki, dengan hal-hal yang dapat menarik perhatian laki-laki tersebut, antara lain dengan bujukan dan rayuan disertai menyentuh bagian tubuh laki-laki tersebut. Semua itu dilakukan

untuk mencapai tujuan yang diiginkan, yaitu agar laki-laki tersebut bersedia berhubungan seks dengannya.

Bait Ketiga

Eh kau lebay sekali

Pakai basa basi kau ngajak happy happy Eh kau tak tahu malu

Pakai basa basi kau pasang tarif tinggi

Bait 3, kalimat 1: Eh kau lebay sekali 1. Penanda: eh,

kau lebay sekali

2. Petanda:konsep lebay

3. tanda denotative: hal yang terlalu lebih

4. Penanda konotatif: lebay sekali 5. Petanda konotatif:konsep perbuatan seorang wanita yang terlalu berlebihan

6. tanda konotatif:pernyataan seorang pria bahwa perbuatan perempuan itu terlalu berlebihan kepadanya

Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.7. Peta Tanda Roland Barthes Bait 3 Kalimat 1

Kalimat kesatu bait ketiga ini termasuk dalam kode hermeneutik atau teka-teki, karena dalam kalimat ini terdapat kata yang menimbulkan pertanyaan berlebihan seperti apa?

Kalimat yang ada di bait tiga ini, terdapat kata Eh merupakan kata seru untuk menyatakan heran, kaget. Makna dari kata Eh sebagai sebuah penegasan. Kau merupakan bentuk dari kata engkau sebagai penunjuk pelaku, pemilik. Kata

lebay berasal dari bahasa prokem yang memiliki arti hiperbola dan singkatan dari kata-kata berlebihan. Sekali mempunyai arti amat, sangat, paling.

Jadi pengertian dari kalimat Eh kau lebay sekali adalah laki-laki itu menyatakan bahwa perbuatan perempuan itu terlalu berlebihan dalam mempengaruhi laki-laki itu.

Bait 3, kalimat 2: Pakai basa basi kau ngajak happy-happy 1. Penanda: pakai basa-basi kau ngajak happy-happy 2. Petanda:konsep tentang ngajak happy-happy 3. tanda denotative: bersenang-senang

4. Penanda konotatif: ngajak happy-happy

5. Petanda konotatif: dengan tutur kata yang lembut seorang

perempuan mengajak laki-laki untuk melakukan hubungan seks

6. tanda konotatif: seorang perempuan mengajak laki-laki untuk berhubungan seks

Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.8. Peta Tanda Roland Barthes Bait 3 Kalimat 2

Kalimat pakai basa-basi kau ngajak happy-happy, termasuk dalam kode

hermeneutik, karena terdapat kata happy-happy yang dalam bahasa Indonesia berarti senang-senang, menimbulkan pertanyaan senang-senang seperti apa?. Kode proaretik karena menceritakan tentang perempuan yang ingin mengajak laki-laki untuk berhubungan seks. Kode semik karena terdapat kata senang-senang yang mewakili bentuk tindakan yang dilakukan perempuan dengan mengajak laki-laki untuk berhubungan seks. Kode cultural karena telah menjadi

kebiasaan dalam masyarakat bahwa untuk memenuhi tujuan yang diinginkan, diperlukan bujukan dan rayuan dengan menggunakan tutur kata yang lembut

Kalimat ini terdiri dari kata pakai memiliki arti mengenakan. Basa-basi memiliki makna adat sopan santun, tata karma, tutur kata yang baik. Kau merupakan bentuk dari kata engkau, mempunyai arti kamu. Ngajak berasal dari kata dasar ajak yang berarti membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu, kemudian mendapat awalan ng yang kemudian menjadi ngajak, kata happy-happy kata berasal dari bahasa Inggris, dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti senang-senang.

Dari pemaknaan diatas maka makna dari kalimat Pakai basa-basi kau

ngajak happy-happy adalah sebuah ucapan atau tutur kata yang lembut seorang

perempuan itu mengajak laki-laki untuk bersenang-senang, termasuk melakukan hubungan seks.

Bait 3, kalimat 3:Eh kau tak tahu malu 1. Penanda: eh,

kau tak tahu malu

2. Petanda:konsep tentang malu 3. tanda denotatif: merasa hina karena berbuat sesuatu yang kurang baik

4. Penanda konotatif: tak tahu malu 5. Petanda konotatif: konsep perempuan tidak merasa hina dengan perbuatannya

6. tanda konotatif:pernyataan laki-laki bahwa perempuan itu tidak merasa hina dengan perbuatannya yang telah mengajak laki-laki untuk berhubungan seks Sumber: diolah peneliti

Kalimat Eh, kau tak tahu malu termasuk dalam kode hermeneutik karena terdapat kata malu yang menimbulkan pertanyaan malu seperti apa?

Pada bait ke tiga kalimat keempat ini terdapat kata Eh merupakan kata seru untuk menyatakan heran, kaget. Makna dari kata Eh sebagai sebuah penegasan. Kau merupakan bentuk dari kata engkau sebagai penunjuk pelaku. Kata tak mempunyai arti tidak. Tahu mempunyai makna mengerti. Kata malu memiliki arti merasa rendah, hina, merasa berkekurangan karena berbuat sesuatu yang kurang baik.

Jadi makna kalimat Eh kau tak tahu malu mempunyai pengertian seorang perempuan itu tidak merasa hina dengan perbuatannya, karena telah mengajak seorang laki-laki untuk berhubungan seks.

Bait 3, kalimat 4:Pakai basa-basi kau pasang tarif tinggi 1. Penanda: pakai

basa-basi kau pasang tarif tinggi

2. Petanda: konsep tentang tariff 3. tanda denotatif: harga sewa

4. Penanda konotatif: pasang tarif tinggi 5. Petanda konotatif: konsep tentang pemberian uang yang banyak kepada laki-laki, menunjukkan bahwa perempuan mempunyai

(harta)kekayaan yang digunakan untuk mempengaruhi laki-laki 6. tanda konotatif:perempuan memberikan uang kepada laki-laki sebagai imbalan telah melacur atau berhubungan seks dengannya

Sumber: diolah peneliti

Kalimat keempat pada bait keempat ini termasuk dalam kode proaretik karena menceritakan tentang tindakan seorang perempuan yang memberikan uang kepada laki-laki sebagai imbalan telah melacur atau berhubungan seks dengannya. Kode semik karena terdapat kata tarif tinggi yang lebih diartikan harga sewa yang mahal, jadi perempuan memberikan uang dalam jumlah banyak kepada laki-laki jika bersedia berhubungan seks dengannya.

Lirik dari bait ketiga ini terdiri dari kata pakai memiliki arti mengenakan. Basa-basi memiliki makna adat sopan santun, tata karma, tutur kata yang baik. Kau merupakan bentuk dari kata engkau, mempunyai arti kamu. Pasang mempunyai arti memakai, mengenakan, memberi. Tarif mempunyai makna daftar harga sewa, ongkos. Tinggi mempunyai makna banyak atau mahal harga, sudah jauh pada tingkatan atas.

Jadi kalimat Pakai basa-basi kau pasang tarif tinggi mempunyai makna bahwa dengan sebuah ucapan atau tutur kata yang lembut seorang perempuan memberikan uang yang banyak kepada laki-laki itu sebagai harga sewa atau imbalan jika bersedian berhubungan seks dengan prempuan itu.

Apabila digabungkan secara keseluruhan, makna dari bait ketiga adalah perempuan itu terlalu berlebihan karena perbuatannya, dengan tutur kata yang halus dan lembut serta tanpa ada rasa malu seorang perempuan mengajak laki-laki untuk melakukan seks dan memberikan uang yang banyak kepada laki-laki tersebut sebagai imbalan jika mau menuruti keinginannya untuk melakukan hubungan seks dengan perempuan itu.

Bait keempat

Mulut komat kamit Matamu melotot

Memang bodimu semok Tapi kayak wong goblok

Bait 4, kalimat 3: Memang bodymu semok 1. Penanda:

memang bodymu semok

2. Petanda:konsep tentang semok 3. tanda denotatif: montok

4. Penanda konotatif: body semok 5. Petanda konotatif:konsep tentang perempuan yang mempunyai tubuh yang sexy, sehingga kelebihannya dapat digunakan untuk

mempengaruhi laki-laki agar bersedia untuk berhubngan seks dengannya

6. tanda konotatif:pernyataan seorang pria bahwa perempuan itu mempunyai kelebihan, yaitu tubuh yang sexy

Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.11. Peta Tanda Roland Barthes Bait 4 Kalimat 3

Dalam kalimat memang bodymu semok termasuk dalam kode semik yang dalam bahasa Indonesia berarti montok, jika dikonotasikan memiliki buah dada yang besar dan pantat yang besar.

Kalimat ketiga, bait keempat ini terdiri dari kata memang mempunyai makna sebenarnya, selalu begitu halnya, selayaknya. Kata bodi mempunyai arti bentuk tubuh, perawakan. Mu merupakan bentuk ringkas dari kata kamu yaitu

kata ganti orang kedua. Kata semok berasal dari bahasa Jawa, yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti montok.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka lirik Memang bodymu semok mengungkapkan sebuah pernyataan seorang laki-laki bahwa perempuan itu mempunyai bentuk tubuh yang sexy.

Bait 4, kalimat 4: Tapi kayak wong goblok 1. Penanda: tapi

kayak wong goblok

2. Petanda:konsep tentang goblok 3. tanda denotatif: bodoh

4. Penanda konotatif: wong goblok 5. Petanda konotatif: konsep tentang perempuan itu seperti orang bodoh yang menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh

perempuan itu diluar batas pelabelan atau penandaan terhadap perempuan 6. tanda konotatif:perbuatan prempuan itu tidak sesuai dengan pelabelan yang ada di masyarakat

Sumber: diolah peneliti

Gambar 4.12. Peta Tanda Roland Barthes Bait 4 Kalimat 4

Kalimat tapi kayak wong goblok termasuk dalam kode hermeneutik karena terdapat kata wong goblok yang dalam bahasa Indonesia berarti orang bodoh yang menimbulkan pertanyaan orang bodoh seperti apa?

Dalam kalimat tapi kayak wong goblok, terdapat kata tapi artinya penghubung untuk menyatakan namun. Kayak mempunyai makna seperti. Kata wong berasal dari bahasa Jawa, yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti

orang. Kata goblok juga berasal dari bahasa Jawa, yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti bodoh.

Dari penjelasan diatas kalimat Tapi kayak wong goblok memiliki makna tetapi perempuan itu seperti orang bodoh.

Apabila digabungkan makna bait keempat adalah seseorang laki-laki mengakui bahwa perempuan itu mempunyai tubuh yang sexy, tetapi dia terlihat seperti orang bodoh, karena prbuatan perempuan merayu dan membujuk laki-laki untuk sesuatu yang diinginkan, yaitu berhubungan seks.

Bait kelima

Mentang mentang kokay Tapi nggak ngaku jablay Dasar tante kucai

Ngajak check in dan santai

Bait 5, kalimat 1: Mentang-mentang kokay 1. Penanda:

mentang-mentang kokay

2. Petanda:konsep tentang kokay 3. tanda denotatif: kaya

4. Penanda konotatif: hanya karena perempuan itu kaya

5. Petanda konotatif:konsep tentang perempuan yang mempunyai kekayaan, sehingga dia memiliki kuasa untuk mempengaruhi laki-laki 6. tanda konotatif:wujud perempuan yang berkuasa, karena kekayaannya Sumber: diolah peneliti

Kalimat yang ada di bait kelima ini termasuk dalam kode hermeneutik atau teka-teki , karena dalam kalimat ini terdapat kata kokay, dalam bahasa Indonesia berarti kaya, yang menimbulkan pertanyaan wujud kekayaannya seperti apa?

Kalimat pertama pada bait satu ini terdapat kata mentang-mentang mempunyai makna sementang-mentang, hanya karena maka. Kata kokay berasal

Dokumen terkait