• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Penimbunan loading ramp yaitu penyimpanan TBS sementara sebelum di masukkan ke dalam lori/di proses.

b. Dasar Teori

TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya di bongkar di loading ramp dengan menuang (Dump) langsung dari truck. Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45°. Kisi-kisi tersebut berfungi untuk memisahkan kotoran berupa pasir,kerikil, dan sampah-sampah yang terikut dalam TBS. Kotoran yang jatuh melalui kisi-kisi ditampung oleh dirt conveyor sehingga memudahkan dalam pembuangan. Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakan secara hidrolis sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat

dengan 2,50-2,75 ton TBS (lori kecil) dan 4,50 ton TBS (lori besar) (Pahan, 2008).

c. Alat Dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam stasiun loading ramp adalah pintu hidrolik, lori dan gancu sedangkan bahan yang di gunakan adalah Tandan buah segar (TBS)

d. Prosedur Kerja

1. Setelah selesai disortasi, buah dimasukkan dalam hopper.

2. TBS yang ada dalam hopper akan dimasukkan ke dalam lori-lori melewati pintu hidrolik.

3. TBS disusun secara manual dalam lori untuk diratakan agar TBS tidak jatuh pada saat lori dimasukkan dalam sterilizer.

4. Lori yang telah penuh ditarik dengan capstan untuk dipindahkan ke jalur sterilizer dengan menggunakan transfer carriage.

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan adanya stasiun Loading Ramp ini buah dari kebun dapat di tampung sebelum menuju ke stasiun berikutnya, selain itu juga dengan adanya stasiun ini di harapkan buah yang di olah terlebih dahulu adalah buah yang pertama di terima oleh pabrik sesuai dengan prinsip yang di terapkan oleh perusahaan yaitu FIFO (Firts In First Out), sehingga kandungan asam lemak pada buah sawit tidak tinggi dan mendapatkan mutu CPO yang baik.

f. Pembahasan

Pada loading ramp ini di terapkan prinsip FIFO (First In First Out) yang mana buah yang pertama kali masuk harus di olah terlebih dahulu agar kadar ALB nya tidak tinggi atau dapat di minimaliskan karena apabila buah yang lambat di olah dapat memicu tingginya kadar ALB yang menyebabkan mutu CPO rendah dan berkualitas kurang baik/buruk. Loading Ramp ini adalah tempat penampungan TBS sementara sebelum di olah. Loading Ramp memiliki hoper dengan kapasitas 200 ton dan memiliki Lori dengan kapasitas 12 ton, Lori yang di miliki pada PT. Telen Prima Sawit sebanyak 30 buah lori namun lori yang digunakan di sesuaikan dengan bnyaknya buah yang masuk ke dalam PKS.

7. Stasiun Rebusan a. Tujuan

Adapun tujuan dari perebusan adalah sebagai berikut :

1. Menonaktifkan Enzim Lipase yang bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asal lemak bebas (ALB).

2. Memudahkan pelepasan buah dari tandannya.

3. Melunakkan daging buah sehingga nut mudah di pisahkan dari serat

b. Dasar Teori

Menurut Pahan (2008), Sterilizer merupakan alat atau media perebusan TBS yang berbentuk tabung/slinderis dengan kapasitas tampung lori 4 buah atau sekitar 40 ton. Tabung Sterilizer adalah terbuat dari plat timah, aluminium dan campuran seng steinlees, sehingga pada saat terjadi perbusan kemungkinan besar tidak akan terjadi kontaminasi dari tabung tersebut.

c. Alat Dan Bahan

Alat yang di gunakan yaitu Sterilizer, Panel Control, Safety Valve, Capstan, Transfer Carriage, Grafik, Presure Gaugh, Lori, Rail dan Trolley. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu TBS (Tandan Buah Segar) dan steam (Uap).

d. Prosedur Kerja

1. Lori yang telah dipindahkan dari jalur rail loading ramp ke jalur rail sterilizer maksimal 5 lori. 4 lori yang dimasukkan ke dalam sterilizer sedangkan lori yang satunya digunakan sebagai pendorong.

2. Setelah lori di masukkan ke dalam sterilizer, pintu sterilizer ditutup kemudian putar tuas pintu untuk di kunci sampai posisi lock ring terkunci.

3. TBS kemudian di rebus selama 85 - 90 menit tergantung kondisi buah dan menggunakan suhu 135 - 140°C dengan tekanan 2.8 – 3.0 kg/cm2.

4. Perebusan ini menggunakan sistem tripple peak dimana peak pertama berfungsi untuk membuang udara dingin yang ada di dalam bejana, peak kedua berfungsi sebagai pemanasan bejana, dan peak ketiga berfungsi sebagai proses pematangan sempurna. Tabel 3. tahapan proses perebusan sistem tripple peak

Step Kondensat Exhaust Main Inlet

Peak pertama 19 Menit

1 Buka Tutup Buka

2 Tutup Tutup Buka

3 Buka Tutup Buka

4 Buka Buka Tutup

Peak kedua 19 Menit

5 Buka Tutup Buka

6 Tutup Tutup Buka

7 Buka Tutup Buka

8 Buka Buka Tutup

Peak ketiga 47 Menit

9 Buka Tutup Buka

10 Tutup Tutup Buka

11 Buka Tutup Buka

12 Tutup Tutup Buka

13 Buka Tutup Buka

14 Tutup Tutup Buka

15 Buka Tutup Buka

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan adanya stasiun perebusan ini dapat menghentikan aktifitas Enzim Lifase yang dapat menyebabkan kadar asam lemak pada CPO yang di hasilkan menjadi tinggi dan dapat membantu proses plepasan buah pada seasiun berikutnya.

f. Pembahasan

Sistem perebusan yang di pakai oleh PT. Telen Perima Sawit ini adalah sistem Tripple Peak (Tiga Puncak) yang mana pada tiap puncaknya (mulai dari puncak pertama hingga puncak ketiga) masing-masing memiliki tekanan yang berbeda-beda, selain itu juga temperatur dan lamanya perebusan biasanya tergantung pada mutu TBS yang akan di olah. Kapasitas pabrik PT. Telen Prima Sawit ini ialah 45 ton per jam. Jadi dalam sekali rebusan TBS yang di rebus haraus mencapai 45 ton.

Bejana sterilizer yang di gunakan oleh PT, Telen Prima Sawit merupakan sebuah bejana tekan dengan tipe horizontal dilengkapi dua unit pintu. Body terbuat dari plat baja dengan ketebalan plate 15 mm yang dilengkapi liner dari plat BMS tebal 9 mm, besi siku untuk rail track, dua buah nozzle steam inlet berdiameter 150 mm, lima buah nozzle untuk steam exhaust dan drainase kondensate berdiameter 100 mm, serta satu buah safety valve. Dalam perencanaan kebutuhan unit

steriliser yang disesuaikan dengan kapasitas pabrik, dengan pendekatan perhitungan :

Kapasitas pabrik x siklus perebusan (menit) Kebutuhan unit sterilizer =

Isi sterilizer x 60 menit Sumber : Panduan PT. Telen Prima Group, 2009

8. Proses Penebahan a. Tujuan

Tujuan penebahan buah yaitu untuk melepaskan semua berondolan dari janjangan secara maksimal dan umtuk memudahkan proses pelumatan dan pengepresan.

b. Dasar Teori

Penebahan tandan bertujuan untuk memisahkan buah dari janjang, buah dirontokan dalam drum silinder yang di lengkapi batang logam yang berputar dengan kecepatan 25 rpm. Tandan dimasukkan secara teratur dengan jumlah yang tetap. Lori yang berisi tandan buah hasil sterilisasi di tarik keluar menggunakan hoisting crane. Mekaanis ini di lakukan dengan cara mengangkat, melintangkan dan membalikkan lori ke atas mesin penebah (Thresher). Tujuannya untuk melepaskan buah dari tandannya (Sunarko, 2009).

c. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu Tippler, Mecanical Bunch Feeder, Inclined Bunch Conveyor, Thresher, Under Thresher, Horizontal Empty Bunch Conveyor dan Inclined Empty Bunch Conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah TBS masak.

d. Prosedur Kerja

1. TBS yang telah masak dan masih berada di dalam lori, dimasukkan ke dalam tippler untuk dituang ke hopper inclined bunch feeder sedkit demi sedikit

2. Di ujung hopper ini terdapat mecanical bunch feeder untuk mengatur masuknya TBS ke dalam inclined bunch conveyor. 3. TBS masak yang di bawa oleh inclined bunch conveyor akan

masuk ke thresher drum.

4. Didalam tresher drum terdapat kisi-kisi dan sudu pengarah. Dimana antaranya yang berfungsi sebagai:

- Kisi-kisi sebagai lubang untuk jatuhnya berondolan dan masuk ke under thresher conveyor.

- Sudu pengarah yaitu untuk mengarahkan janjangan keluar dari

thresher drum.

5. Thresher drum yang berputar dengan putaran 25 rpm sehingga dapat membanting janjangan hingga berondolan terlepas.

6. Berondolan yang telah terlepas dari janjangannya akan jatuh ke under thresher conveyor melawati kisi-kisi tresher drum untuk diolah lebih lanjut.

e. Hasil Yang Dicapai

Pada stasiun ini brondolan telah terlepas dari tandannya sehingga proses selanjutnya menjadi lebih mudah, selain itu juga proses penebahan harus berlangsung sempurna sehingga tidak ada lagi brondolan/buah yang masih melekat pada tandan/janjang.

f. Pembahasan

Buah yang sudah melalui proses perebusan di pisahkan dengan menggunakan threser, buah yang benar-benar sudah memiliki tingkat kematangan yang baik akan mudah terlepas dengan janjang, sedangkan untuk buah yang memiliki tingkat kematangan yang kurang baik akan sulit terpisah dengan janjang. Threser ini memiliki putaran sebanyak 25 rpm artinya dalam satu menit putaran yang di lakukan alat ini adalah sebanyak 25 kali putaran, jumlah threser yang di gunakan pada PT. Telen Prima Sawit ini adalah sebnyak 2 buah.

9. Pelumatan Buah Digester a. Tujuan

1. Untuk melumatkan buah sehingga biji dan daging buah dapat dipisahkan.

2. Mempermudah proses pengempaan (press) sehingga dapat mengeluarkan minyak dari daging buah secara maksimal

b. Dasar Teori

Buah yang telah membrondol dari mesin penebahan kemudian di masukkan kedalam ketel pengaduk (Digester). Ketel ini memiliki dinding rangkap dan poros putar yang di lengkapi dengan pisau-pisau pengaduk. Buah di dalam digester akan di aduk dan di lumatkan sedemikian rupa oleh pisau-pisau yang saling bergesekan. Daging buah akan terpecah dan terlepas dari bijinya. Proses pengadukan ini berlangsung selama 20 menit pada suhu sekitar 90ºC (Sunarko, 2009).

c. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada proses ini yaitu Digerter, Under Tresher Conveyor, Bottom Crosss Conveyor, Bottom Conveyor, Inclined Fruit Conveyor, Top Cross, dan Fruit Distributing Conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah berondolan yang telah masak dan steam (uap).

d. Prosedur Kerja

1. Setelah melalui proses penebahan, brondolan di kirim ke digester melalui Under Thresher Conveyor, Bottom Crosss Conveyor, Bottom Conveyor, Inclined Fruit Conveyor, Top Cross, dan Fruit Distributing Conveyor kemudian masuk ke dalam Digester untuk di lumatkan.

2. Digester harus terisi minimal ¾ dari isi digester.

3. Di dalam digester terdapat 5 pasang pisau pengaduk (long dan short arm) yg berfungsi mencacah daging buah agar daging buah dapat terlepas dari biji.

4. Dalam pengadukan diberikan steam dengan temperatur 90°C 5. Berondolan yang sudah tercacah menuju dasar digester akan di

kirim keproses selanjutnya (Press) dengan menggunakan expeller arm.

e. Hasil Yang Dicapai

Pelepasan daging buah dari bijinya dapat terlepas secara maksimal sehinnga proses pengempaan (Press) lebih mudah dipisahkan antara minyak dan daging buah. Pengisian digester harus continue dan Selama pengadukan diperlukan pemanasan yang continue sehingga massa buah dan kekentalan (Viscosity) minyak menurun yang berakibat minyak akan mudah dikeluarkan.

f. Pembahasan

Buah yang masuk kedalam digester diaduk dan di lumatkan sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari dagingnya. Proses pengadukan dan peremasan buah akan berlangsung dengan baik jika isi ketel adukan selalu di pertahankan penuh. Untuk memudahkan proses pelumatan di perlukan panas dengan suhu 90oC yang di berikan dengan cara menginjeksikan. Digester ini juga dilengkapi dengan

digester arm dan expeller arm dimana alat tersebut dipasang pada satu poros shaft yang berputar ± 25 rpm. Di dalam pengadukan di digester akan menyebabkan terjadinya :

a. Daging buah terlepas dari nut sehingga nut lebih mudah dipisahkan.

b. Melumatkan daging buah sehingga minyak mudah dikeluarkan.

c. Massa buah akan lebih merata dan temperatur menjadi lebih homogen.

d. Sebagian minyak keluar dari daging buah kemudian dikeluarkan melalui lubang bottom plate digester.

10. Ekstaksi Minyak (Press) a. Tujuan

Tujuan Ekstraksi Minyak yaitu untuk mengeluarkan minyak dari daging buah yang telah dilumatkan. Memudahkan proses ekstraksi minyak dan Memisahkan antara daging buah dengan biji.

b. Dasar Teori

Menurut Satrosayono (2008), Bubur buah kelapa sawit di masukkan ke dalam mesin pemeras. Dengan alat ini minyak ada di tengah-tengah bubur (Jeladren) akan di telan keluar. Mesin pemeras yang di gunakan ad dua jenis yaitu :

1. Hydraulic Press Machine (Mesin Pemeras Hidrolis)

Mesin pemeras ini terdiri atas dua buah ketel, satu ketel ada di dalam mesindan stu ketel lagi ada di luar mesin. Ketel di bagian dalam berlubang-lubang, merupakan tempat keluarnya minyak jika jeladren diperas. Ketel di bagian luar berfungsi sebagai penampungan minyak hasil perasan.

2. Continue Press Machine (Mesin Pemeras Kontinu)

Mesin ini berupa ketel yang di pasang membujur (Horizontal). Dinding ketel berlubang-lubang, berfungsi sebagai keluarnya minyak. Di dalam ketel terdapat sumbu berdaun yang berbentuk sepiral melingkar. Bentuk sumbu dan daunnya menyerupai mata bor. Jika mesin bergerak, ketel secara terus-menerus disi dengan jeladren. Jeladren akan bergerak dan terdesak ke arah pemeras. Minyak akan keluar melalui dinding yang berlubang dan ampas jeladren akan keluar melalui ujung ketel.

c. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada prosess Ekstaraksi ini adalah Press, Oil Gutter, Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank dan West Conveyor Sedangkan bahan yang digunakan adalah buah yang telah melalui proses pelumatan.

d. Proses Kerja

1. Buah yang telah dilumatkan masuk ke alat press dengan model doble screw.

2. buah yang masuk akan ditekan dengan bantuan screw press dengan tekanan 40-45 kg/cm2 sehingga mengeluarkan minyak. 3. minyak di dapat akan keluar melalui lubang-lubang (Press cage)

dan turun ke crude oil gutter. Sedangkan serabut dan nut akan jatuh cake breaker conveyor.

4. Pada saat proses pengepresan diinjeksikan air panas (Delution) dalam screw press untuk diencerkan sebanyak 15-25% dari banyak dengan temperatur air 90°C.

5. Minyak yang masuk ke dalam oil gutter akan masuk ke sand trap tank untuk dikurangi pasir dan benda padat lainnya.

6. Kemudian minyak kasar keluar secara over flow menuju vibrating screen untuk menyaring serabut-serabut yang ikut dengan minyak. Saringan ini menggunakan mesh 20 dan 40.

7. minyak yang telah disaring akan di tampung sementara di crude oil tank sebelum dikirim ke Stasiun Klarifikasi. Sedangkan serabut yang yang tidak lolos dari daringan tadi akan dikirim kembali untuk di press melalui west conveyor.

e. Hasil Yang Dicapai

Pada stasiun press ini minyak dari daging buah dapat di pisahkan dengan mudah sehingga minyak yang di peroleh dari daging buah di dapat dengan maksimal serta mengurangi losis atau kehilangan minyak terhadap fiber serendah mungkin. Minyak kasar hasil pressan akan masuk kedalam oil gutter, menuju ke sand trap tank, vibrating screen dan crude oil tank. Sedangkan fiber dan nut masuk ke setasiun kernel melalui cake breaked conveyor.

f. Pembahasan

Pada proses press ini, buah yang telah di lumatkan menggunakan Digester akan dipress dengan menggunakan tekanan hidrolik sehingga bahan berupa buah sawit yang telah dilumatkan akan mengeluarkan minyak secara otomatis serta nut dan fiber juga akan terpisah dari pada proses ini, sehingga menghasilkan crude oil (minyak kotor), nut serta fiber. Proses Press ini mengunakan screw press Komponen utama alat ini terdiri dari double worm screw sebagai pendorong, press cage untuk menyaring minyak yang keluar dan cone untuk penekan. Alat ini juga dilengkapi sistem hidraulik dan gearbox motor untuk penggerak putaran screw. Selama proses pengepresan dilakukan penambahan air (Dilution) sekitar 15 – 30 %.

11. Proses Klarifikasi a. Tujuan

Tujuan pemurnian minyak yaitu untuk melakukan penjernihan minyak kasar, menurunkan kandungan kotoran dan air yang ada pada minyak serta mendapatkan minyak CPO yang memenuhi standard mutu yang di syaratkan.

b. Dasar Teori

Setyamidjaja (1991), mengatakan bahwa minyak yang keluar

dari mesin press mengandung 45%-55% air, lumpur dan bahan-bahan lainnya. Minyak yang masih kasar ini kemudian di bawa ke tangki pemurnian atau tangki klarifikasi.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini yaitu CST (Continue Settling Tank), Stirrer, POT (Pure Oil Tank), Buffer Tank, Sludge Tank, Sand Cyclone, Brush Strainer, Oil Recovery Tank, Vacum Dryer, Centrifuge, Fat Pit, Sludge Racovery Tank dan Pompa. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu CPO (Minyak Kotor Hasil Pengempaa) dan steam.

d. Prosedur kerja

1. Minyak yang telah di tampung di crude oil tank langsung dikirim

2. Didalam CST terjadi proses pengendapan karna adanya gaya berat jenis sehingga massa jenis yang lebih berat (air, kotoran dan sludge) akan turun kebawah sedangkan masa jenis yang lebih ringan (Minyak) akan berada di atas. Dalam pengendapan ini di bantu dengan alat stirer yang berputar dengan putaran 3 rpm berfungsi membantu untuk mengangkat minyak serta meratakan suhu panas pada CST.

3. Minyak yang berada diatas mengalir ke POT secara over flow, sludge yang berada di tegah dan bawah di alirkan secara under flow.

4. Minyak yang secara over flow dikirim ke POT akan dilakukan pemurnian sistem penguapan. Minyak yang ada di POT akan masuk ke vacum dryer untuk di uapkan agar air dalam minyak dapat dikurangi.

5. Minyak yang telah divacumkan akan lasung dikirim ke storage (Tangki Timbun) dan air yang telah diuapkan akan di masukkan ke dalam hot well tank.

6. Sludge yang secara under flow masuk ke sludge tank menuju sand

cyclone agar pasir-pasir halus yang larut dalam sludge dapat di perangkap sehingga mengurangi kotoran pada sludge sebelum dikirim ke buffer tank.

7. Sludge yang telah dikirim ke buffer tank sebagai penampung sementara kemudian dimasukan ke brush strainer untuk mengurangi serabut-serabut halus agar pada saat sludge masuk ke centifuge tidak menyumbat di setiap nozzel centrifuge.

8. Sludge yang telah dibersihkan dari serabut-serabut halus akan dipisahkan lagi antara sludge dan minyak. Didalam centrifuge, sludge akan masuk ke dalam setiap nozzel yang berbutar dengan kecepatan putaran 1500 rpm. Pada saat itu, terjadi pemisahan antara massa jenis. Massa jenis yang lebih ringan (Minyak) akan terlempar keluar sedangkan massa jenis yang lebih berat (Sludge) akan jatuh ke bawah.

9. Minyak dari hasil pemisahan di sentifuge akan ditampung sementara ke oil recovery tank sebelum dikirim ke CST untuk di proses ulang. Sedangkan sludge akan kirim ke fat fit untuk penampungan sementara sebelum di kirim ke sludge recovery tank (Pengutipan Minyak).

e. Hasil Yang Dicapai

Minyak yang di hasilkan dari stasiun kelarifikasi adalah

minyak yang benar-benar memenuhi syarat sehingga minyak siap di simpan di dalam tangki timbun dan siap untuk dipasarkan. Minyak yang di dapat adalah minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil).

f. Pembahasan

Proses Klarifikasi merupakan suatu tahap di mana minyak yang masih kotor (Crude Oil) dapat di murnikan melalui berbagai macam proses dengan alat yang berbagai macam pula, selain itu juga, tahap Klarifikasi ini juga merupakan satu tahap yang penting karena pada tahap inilah merupakan penentu kualitas minyak CPO. Pada proses pemurnian minyak, minyak yang masih ada pada sludge (Light Phase) di kutip kembali agar tidak ada minyak yang terbuang namun sludge yang tidak mengandung minyak (Haevy Phase) akan di alirkan ke kolam limbah untuk segera di manfaatkan.

12.Penyimpanan Minyak/CPO a. Tujuan

Tujuan penyimpanan minyak yaitu untuk menampung minyak sementara sebagai minyak yang akan dijual.

b. Dasar Teori

Menurut Setyamidjaja (1991), bahwa minyak yang ditampung dalam tangki-tangki penampung sudah siap untuk di jual kepada konsumen.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk penyimpanan minyak adalah storage dan pump. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu minyak CPO yang telah di murnikan.

d. Prosedur Kerja

1. Minyak yang telah dimurnikan langsung dipompa atau dikirim ke storage.

2. Selama penyimpanan ini minyak selalu dipanaskan dengan

mengunakan steam coil.

3. Dalam pemanasan temperatur miyak selalu dijaga 50-60°C. 4. Setiap harinya minyak dalam storage akan selalu dianalisa

FFAnya.

e. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai yaitu penyimpanan sementara agar minyak dapat terkumpul lebih banyak di tangki timbun (Storage) yang berkapasitas 2000 ton minyak sehingga lebih mudah dipasarkan. selama penimbunan suhu pada tangki timbun (Storage) harus selalu di di jaga agar ALB pada minyak tidak naik.

f. Pembahasan

Penimbunan minyak pada tangki timbun memakai steam direct/tidak langsung dan di jaga suhunya sekitar 50-60ºC agar ALB pada minyak tidak meningkat.

Minyak ditimbun agar mencapai tingkat pengiriman/penjualan. Pada PT. Telen Prima Sawit memiliki 4 tangki timbun yang berkapasitas masing-masing 2000 ton namun yang di gunakan hanya

dua tangki timbun karena dua tangki lainya masih dalam proses pmbangunan/pembuatan.

B. Proses Pengolahan Inti Sawit

Dokumen terkait