• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. DASAR TEORI

2.9. Sistem Kendali Fuzzy

2.9.7 Logika Fuzzy dalam Teknik Kendali

= = n k k k m k k f f C U 1 1 * . (2.10)

Sebagai contoh pada gambar 2-26 diperlihatkan hasil komposisi yang akan

di defusifikasi dengan metode height. Pada gambar diperoleh derajat dari

membership yang tersulut f1 dan f2, dan juga nilai tengah dari membership yang

tersulut C1 dan C2. Maka nilai defusifikasinya adalah U*.

Gambar2-26 Metode defusifikasi dengan height[12]

2.9.7 Logika Fuzzy dalam Teknik Kendali

Dalam sub-bab ini dibahas tentang aplikasi logika fuzzy dalam teknik

kendali. Bentuk logika fuzzy dasar adalah arsitektur Mamdani, di mana pengendali

secara langsung mengubah spesifikasi kinerja eksternal dan sifat plant ke dalam

bahasa berbasis aturan (rule)[13]. Arsitektur Mamdani ini merupakan sistem

arsitektur Takagi-Sugeno yang menggunakan kombinasi aturan-aturan bahasa dan

fungsi linier untuk membentuk strategi kendali logika fuzzy.

Asumsi dasar kendali logika fuzzy yang diajukan oleh E.H. Mamdani pada

tahun 1974 adalah tidak adanya model plant secara eksplisit. Paradigma dasar

kendali logika fuzzy Mamdani yang berbasis aturan memetakan controlled

variable (CV1, CV2, ...) dari plant dengan manipulated variable (MV1, MV2, ...).

Struktur pengendali yang ditunjukkan dalam gambar 2-27 menghubungkan

arsitektur ini dengan sistem kendali umpan-balik konvensional.

Dalam setiap CV bisa secara langsung menjadi variabel terukur atau beda

antara variabel terukur tersebut dengan suatu nilai referensi yang telah ditentukan

yang merupakan error. Selain error juga diperlukan masukan lain seperti

perubahan error (

dt de

) yang digunakan dalam premise aturan. Selain perubahan

error, dalam kasus sistem kendali fuzzy untuk implementasi waktu diskret

digunakan CVe

( )

te

(

tT

)

dengan T merupakan periode cuplik sistem.

Gambar 2-27 Arsitektur pengendali Fuzzy[11,13]

Secara umum, arsitektur sistem kendali fuzzy ditunjukkan dalam gambar

Fuzzy Logic Controller (FLC) adalah error (e) dan perubahan error (ce).

Pengendalian dilakukan oleh FLC yang memetakan nilai error, en(t), dan

perubahan error ternormalisasi, cen(t), yang dinyatakan sebagai

( )

t ne

( )

t en = e

( )

t n

(

e

( )

t e

(

t T

))

cen = ce − − (2.11)

dengan T adalah time step, ne dan nce adalah faktor normalisasi, ke dalam

perubahan aksi pengendali un(t) melalui aturan dalam bentuk:

If en(t) is P and cen(t) is N then un(t) is Z

P, N, Z merupakan kependekan dari positive, negative dan zero, yang

didefinisikan sebagai fuzzy set melalui variabel-variabel yang relevan seperti yang

ditunjukkan dalam gambar 2-29.

Keluaran dari FLC adalah perubahan dari aksi kontrol. Untuk memperoleh

aksi kontrol u, perlu diintegralkan dan didenormalisasikan dengan menggunakan

faktor denormalisasi deu, sehingga diperoleh nilai aksi kontrol saat t, dimana

nilai perubahan aksi kontrol ditambah dengan nilai u sebelumnya, melalui rumus:

( )

t u

(

t T

)

de u

( )

t

u = − + δuδ n (2.12)

Aturan-aturan secara efektif menyatakan skenario operasi dari suatu

sistem, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2-29. Pada saat t = 0, sistem

mulai pada nilai output nominal tertentu (misalnya y = 0) dan diharapkan

mencapai nilai yang dinginkan yd. Pada skala ternormalisasi pada gambar tersebut,

yd menyatakan beda satu satuan dari nilai y ternormalisasi dan menghasilkan nilai

error awal. Keadaan awal ini (dalam gambar ditandai dengan (0)) menyatakan

bahwa error bernilai positif (P) dan perubahan error bernilai positif, sehingga un

menjadi positif.

Gambar 2-29 Aturan-aturan kendali untuk pengendali fuzzy sederhana secara umum[11,13]

Diasumsikan keluaran plant meningkat, output akan mencapai level yang

ditandai dengan (1) dalam gambar, dimana error masih positif (P) tetapi

perubahan error negatif (N), sehingga un menjadi zero (Z). Aturan-aturan

Tabel 2-14 Aturan-aturan kendali fuzzy secara umum[11,13]

Atribut yang diamati error, en

perubahan error, cen

Atribut yang dikendalikan perubahan input, un

Kondisi aturan aksi

I. Mulai, input dalam tanggapan diubah ke perubahan setpoint

If en is P and cen is P then un is P If en is N and cen is N then un is N II. Plant tidak merespon; input

disesuaikan

If en is P and cen is Z then un is P If en is N and cen is Z then un is N III. Tanggapan plant normal, input

dijaga tetap

If en is P and cen is N then un is Z If en is N and cen is P then un is Z IV. Mencapai kesetimbangan If en is Z and cen is Z then un is Z V. Error nol, tetapi ada perubahan,

lakukan aksi

If en is Z and cen is N then un is N If en is Z and cen is P then un is P

Jika diinginkan sistem kendali fuzzy yang lebih baik dapat dilakukan

dengan menambahkan jumlah membership input maupun output dan juga

penambahan aturan-aturan yang baru, aturan-aturan yang baru dapat dilihat pada

table 2-15. Sedangkan gambar membership input dan output dapat dilihat pada

gambar 2-30, gambar 2-31 dan gambar 2-32.

Gambar 2-30 Membershipinput error dengan 7 membership(en)

Gambar 2-32 Membership output dengan 7 membership ( u) Tabel 2-15 Aturan-aturan kendali fuzzy secara umum[11]

en cen NB NM NS ZE PS PM PB NB NB NB NB NB NM NS ZE NM NB NB NB NM NS ZE PS NS NB NM NM NS ZE PS PM ZE NS NS NS ZE PS PM PB PS NS NS ZE PS PM PB PB PM ZE ZE PS PM PB PB PB PB PS PS PM PB PB PB PB

NB, NM, NS, ZE, PS, PM, PB adalah kependekan dari negative big,

negative medium, negative small, zero, positive small, positive medium dan

positive big.

Katakanlah diperoleh nilai e = 0,25 dan Ce = 2,25 maka proses fusifikasi

dan defusifikasi yang terjadi dengan menggunakan aturan-aturan dari tabel 2-15.

Pada gambar 2-33 adalah proses fusifikasi menggunakan arsitektur

mamdani dan metode defusifikasi height. Jika masukan e = 0,25 dan Ce = 2,25

maka aturan-aturan yang digunakan adalah:

1. if e = ZE and Ce = PM then U = PM

2. if e = ZE and Ce = PB then U = PB

3. if e = PS and Ce = PM then U = PB

sedangkan aturan-aturan yang lain tidak tersulut karena nilai membership output

yang dihasilkan diperoleh derajat keanggotaan = 0.

Dari gambar 2-37 diperoleh f1 = 0,75 dan f2 = 0,25 sedangkan C1 = 2 dan

C2 = 3,125. maka nilai defusifikasinya dapat dihitung dengan metode defusifikasi

mean of middle. U* = 0,25 0,75 0,25 . 3,125 0,75 2. + + = 2,28125

Dokumen terkait