• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dalam penulisan ini dilaksanakan di Desa sabalana Kab.

Pangkep, Tepatnya di kantor desa sabalana.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin penelitian dalam waktu kurang lebih 2

bulan. .

C. Fokus Penelitian

Peneliti memfokuskan pada peran lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa, faktor penghambat dan pendukung peran lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa.

D. Informan Penelitian

Teknik penentuan informan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono, “teknik purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”

(Sugiyono, 2010:300).

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi mengenai objek penelitian tersebut antara lain:

1. Informan Kunci yaitu ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

2. Informan Utama yaitu Kepala Desa Sabalana.

3. Informan Tambahan yaitu: 5 orang anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, 5 orang tokoh agama perempuan dan pemuda.

E. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan dan tujuan peneliti, dibagi kedalam dua jenis data yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Sumber data primer diperoleh dari kata-kata atau tindakan informan yang diamati serta diwawancarai sebagai sumber data utama, yakni data yang diambil dari kepala desa atau ketua LPM yang ada di desa sabalana. Selain itu terdapat juga sumber data pendukung dalam data primer, yakni data yang diperoleh dari staf desa atau masyarakat setempat yang ada di desa.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui kepustakaan, seperti buku-buku, skripsi, jurnal dan internet, sebagai referensi yang dapat

memperluas wawasan tentang permasalahan yang dikaji agar dapat mempermudah proses analisis.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen penelitian berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi dan peneliti itu sendiri sebagai pendukung dalam penelitian. Adapun instrumen yang di maksud adalah sebagai berikut:

1. Peneliti itu sendiri.

2. Pedoman wawancara, berisi seperangkat daftar pertanyaan peneliti sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan. (terlampir)

3. Pedoman observasi, yaitu lembar acuan yang berisi kegiatan-kegiatan yang diamati di lapangan. (terlampir)

4. Buku catatan dan alat tulis, digunakan untuk mencatat semua percakapan yang diperoleh dari sumber data.

5. Kamera dan recorder yang digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dilakukan periset untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yakni:

1. Observasi

Yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang peran lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa di desa sabalana kab. Pangkep.

2. Wawancara

Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi biasa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data (dalam Kahar, dkk, 2019: 23) yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa dengan cara mengacu pada aturan atau metode penelitian yang digunakan.

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

dalam pembangunan desa serta faktor pendukung dan penghambat lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2. Reduksi data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data guna memilih data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk memecahkan masalah, penemuan, pemaknaan. Kemudian menyederhanakan dan menyusun secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting tentang hasil temuan dan maknanya.

Reduksi data digunakan untuk analisis data yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak penting, serta mengorganisasikan data, sehingga mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan.

3. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data guna untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung, seperti proses reduksi data, setelah data terkumpul maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir. Pada tahap ini sejak awal penelitian, peneliti selalu berusaha mencari makna data yang terkumpul.

I. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data (dalam Kahar, dkk, 2019:23) adalah proses mentriangulasi kan tiga data yang terdiri dari data observasi, wawancara, dan dokumen.

Adapun alat yang digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu:

1. Triangulasi sumber yaitu peneliti menggali kebenaran informasi melalui berbagai metode dan sumber perolehan data, seperti peneliti melakukan wawancara tentang peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam pembangunan desa secara mendalam dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant observation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto tentang Peran Lembaga pemberdayaan Masyarakat dalam pembangunan desa.

2. Triangulasi waktu. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

3. Triangulasi teori yaitu teori yang digunakan di lapangan seperti teori tindakan sosial. Teori tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif

teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.

4. Triangulasi teknik. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

Pada penelitian ini digunakan triangulasi teknik, yaitu peneliti melakukan pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara, kemudian peneliti mengonfirmasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti di lapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data akan terjamin.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah sudut pandang atau ketentuan baik, buruk, benar atau salah dalam kegiatan penelitian. Penerapan etika yaitu:

1. Ada surat persetujuan informan (informed consent) untuk diwawancarai (terlampir).

2. Meminta izin informan jika ingin merekam wawancara, atau ambil foto/

video.

3. Menjaga kerahasiaan identitas informan, jika terkait informasi sensitive (Kahar, dkk, 2019).

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

Pada tahun 1959 sebelum Desa Sabalana terbentuk namanya adalah Gallarrang. Gallarang pada saat itu memiliki arti “Jabatan” gallarrang pada saat itu berada di Pulau Balo-baloang, di sana pada saat itu desanya yang masih dijuluki Gallarrang.

Pada tahun 1960 maka di bentuklah beberapa desa di kepulauan pangkep yang berada di wilayah timur kecamatan liukang tangaya kabupaten pangkajene dan kepulauaan. Terutama Desa Sabalana, dan pada saat itu diberi nama desa sabalana karena ada satu pulau yang namanya sabalana. Desa sabalana memiliki beberapa dusun diantaranya: Dusun Matalaang, Sanane, Makarangan, sabalana, Pamolikan dan Lilikan.

B. Keadaan Geografis

Secara geografis wilayah kabupaten pangkajene dan kepulauan memiliki luas wilayah 12.362,29 km2, luas wilayah tersebut meliputi : daratan seluas 898,29 km2 dan laut 4 mil seluas 11. 464 km2. Kabupaten pangkajene dan kepulauan merupakan kabupaten yang struktur wilayahnya secara geografis terdiri atas 2 (dua) bagian utama yang membentuk kabupaten ini, yaitu:

1. Wilayah Daratan 2. Wilayah kepulauan

47

Kecamatan yang terletak di wilayah kepulauaan kabupaten pangkajene dan kepulauan yaitu: kecamatan liukang tuppabiring, kecamatan liukang tupabiring utara, kecamatan liukang kalmas, dan kecamatan liukang tangaya .

Desa sabalana adalah salah satu desa yang berada di kecamatan liukang tangaya kabupaten pangkajene yang ada di wilayah timur kepulauan pangkep.

Secara geografis desa sabalana memiliki luas wilayah 15 km2. Batas wilayah desa sabalana yaitu di sebelah utara desa sabalana berbatasan dengan desa balo-baloang, sebelah selatan berbatasan dengan NTB ( Nusa Tenggara Barat), di sebelah barat berbatasan dengan desa balo-baloang, dan sebelah timur desa sabalana berbatasan dengan Kepulauan selayar. Jarak dari desa sabalana ke pusat pemerintahan kecamatan 91,7 km. Sedangkan jarak tempuh desa sabalana dari kota makassar yaitu 15 jam perjalanan naik kapal biasa.

C. Keadaan Penduduk

Keadaan Penduduk Desa Sabalana Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berdasarkan laporan kependudukan dengan jumlah keseluruhan Penduduk yang ada di kantor Desa Sabalana sabanyak 3.694 jiwa yang terdiri dari 1.024 Kepala Keluarga atau Kartu keluarga.

Penduduk Desa Sabalana mayoritas pekerjaanya adalah seorang Nelayan tradisional dan alat yang digunakan untuk menangkap ikan pun masih menggunakan alat tangkap yang tradisional.

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 1.763

2. Perempuan 1.931

Jumlah 3.694

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah

1. Usia 0-1 Tahun 183

2. Usia 1-4 Tahun 259

3. Usia 5-14 Tahun 869

4. Usia 15-39 Tahun 1.157

5. Usia 40-65 Tahun 1.134

6. Usia 65 ke atas 62

Jumlah 3.694

3. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Desa Sabalana

Tabel 4,3 Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Desa Sabalana

No Keadaan Sosial Budaya

Keadaan Di Daerah Tempat Tinggal

1 Mata Pencaharian Mayoritas:

1. 1. Nelayan 2. 2. Wirausaha

2 Penganut Agama Islam semua

3 Suku Bangsa Makassar

4 Organisasi Masyarakat

Ibu PKK

D. Keadaan Pendidikan

Keadaan pendidikan masyarakat desa sabalana kecamatan liukang tangaya kabupaten pangkajene dan kepulauan masih terbilang rendah karena dilihat dari sarana dan prasarana pendidikan masih kurang dan sangat terbatas. Lembaga pendidikan yang ada di desa sabalana belum lengkap karena di sana lembaga pendidikan yang ada yaitu lembaga pendidikan Anak Usia Dini 1, Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar (SD) 1, Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1, sedangkan Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Atas itu

masih cabang dari SMA yang ada di Desa Sabaru kec.liukang Tangaya Kab.

Pangkep.

Penduduk Desa Sabalana lebih banyak tamatan Sekolah Dasar, tamatan SMP, dibandingkan dengan yang tamatan SMA, Karena untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) siswa itu harus keluar dari Desa sabalan Ke kabupaten Pangkep atau ke makassar untuk melanjutkan Pendidikanya bagi yang mau belajar.

1. Jumlah Lembaga Pendidikan Di Desa Sabalana

Tabel 4.4 Jumlah Lembaga Pendidikan Di Desa Sabalana

Nama Dusun TK SD SMP SMA

Matalaang 1 1 1 Masih cabang dari

SMA 15 Pangkep

Makaranganna - 1 - -

Sanane - 1 1 -

Sabalana - 1 - -

Pamolikang - 1 - -

Lilikan - 1 - -

Desa Sabalana 1 6 2 0

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Desa

Lembaga pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalam setiap pembangunan yang dilakukan di desa.

Dimana Peran Lembaga pemberdayaan masyarakat di sini yaitu untuk membantu pemerintah desa dalam melakukan pemberdayaan masyarakat desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa, dan pelaksanaan program kegiatan yang bersumber dari pemerintah daerah, provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

a. Kondisi Masyarakat Desa Sabalana Sebelum Ada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Desa Sabalana adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkajene yang ada di wilayah timur kepulauan pangkep.

Di lihat jarak dari Desa Sabalana ke pusat pemerintahan Kecamatan ke Kabupaten Pangkep cukup jauh dan jarak tempuh Desa Sabalana dari kota Makassar yaitu 15 – 20 jam perjalanan naik kapal biasa.

Kondisi masyarakat Desa Sabalana sebelum adanya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat desa cukup memprihatinkan, bahkan pada tahun 2016

52

Desa sabalana masuk dalam kategori Desa yang sangat tertinggal dari berbagai desa yang ada di kecamatan liukang tangaya kabupaten pangkajene dan kepulauan di wilayah timur.

Seperti halnya kondisi pendidikan yang ada di Desa Sabalana masih membutuhkan bantuan dan perhatian dari pemerintah karena lembaga pendidikan yang ada di sana masih jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Mengapa demikian dikatakan sangat memprihatinkan karena untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dan SMA, anak-anak masyarakat yang ada di sana harus keluar dari Desa Sabalana, halnya jika ada siswa yang mau melanjutkan pendidikannya maka mereka harus ke kabupaten Pangkep atau kota makassar untuk sekolah dan melanjutkan mimpinya.

Demikian pula Kondisi ekonomi masyarakat Desa Sabalana sebelum adanya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat pada umumnya mata pencaharian masyarakatnya hanya sebagai penanam rumput laut.

b. Kondisi Masyarakat Desa Sabalana Setelah ada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Kondisi Masyarakat Desa Sabalana setelah adanya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sudah banyak perubahan baik dari segi pendidikan, pembangunan dan perekonomian. Selama kepemimpinan kepala Desa pada tahun 2016-2021 Desa Sabalana sudah banyak perubahan.

Mengenai pembangunan di desa sabalana sudah ada perubahan, karena ada beberapa pembangunan yang nampak atau nyata dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa. seperti halnya pendirian

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Depot Air Minum Isi Ulang (Galon), SPBU, Tower, PLTS, Dermaga, sekolah PAUD, Posyandu, WC umum. (D.1/Observasi)

Dari data hasil observasi awal atau pengamatan langsung yang dilakukan selama di lokasi penelitian, peneliti melihat bahwa di Desa sabalana mengenai pembangunan sudah ada perubahan, dalam artian sudah meningkat meskipun tidak semuanya ada. Berdirinya beberapa jenis pembangunan yang peneliti sebutkan di atas tentu sangat besar manfaatnya bagi masyarakat yang ada di desa sabalana. Seperti halnya pendirian (BUMDES) Depot Air Minum Isi Ulang (Galon) sangat besar manfaatnya bagi masyarakat yang ada di desa sabalana, karena sebelum adanya air galon masyarakat harus bersusah payah mencari air sumur yang airnya tawar agar bisa di minum setiap saat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Berdirinya atau adanya SPBU yang dikeluarkan pemerintah ke desa sabalana tepatnya di salah satu pulau yang ada di kabupaten pangkep, dapat mempermudah masyarakat desa yang mata pencahariannya sebagai nelayan, karena selama adanya SPBU masyarakat tidak perlu jauh-jauh menyebrang ke kota makassar untuk membeli bahan bakar seperti halnya minyak, solar dan bensin.

Adanya pembangunan tower dapat mempermudah masyarakat desa untuk berkomunikasi dengan keluarganya yang jauh dan dapat pula mempermudah mendapatkan informasi-informasi penting dari luar desa sabalana khususnya informasi dari pusat pemerintahan kabupaten pangkep. Meskipun di sisi lain adanya jaringan telepon pasti memiliki dampak yang berbeda, baik dampak positif maupun negatif tergantung bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan jaringan

telepon sebagai mana mestinya. Kemudian berdirinya PLTS (Penangkap Listrik Tenaga Surya) tentu masyarakat sangat bersyukur karena penangkap listrik tenaga suryanya (PLTS) aktif mulai sore sampai pagi. Serta pendirian bangunan yang lain pasti manfaatnya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat yang ada di desa sabalana.

Untuk mengetahui apakah peran lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa berjalan sesuai tugas dan fungsinya atau tidak, maka peneliti perlu mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan seperti :

a. Pandangan pemerintah terhadap lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa

Pemerintah desa menyadari bahwa berjalanya suatu pembangunan di desa tak lain adalah bantuan dari salah satu lembaga pemberdayaan masyarakat yang bersumber dari LPM kabupaten, kota, dan provinsi. Dimana LPM adalah salah satu lembaga yang sangat berperan penting dalam setiap pembangunan yang dilakukan di desa.

Menurutku saya selaku sekrtaris desa LPM disini sebagai penyimbang dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang harus diberdayakan (wawancara/T/Sekdes desa sabalana/11/Desember 2020)

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat dilihat bahwa lembaga pemberdayaan masyarakat memang berperan dalam setiap pembangunan, karena LPM sebagai penyimbang dalam menyalurkan bantua kepada masyarakat yang harus diberdayakan demi kesejahteraan masyarakat yang ada di desa terpencil tepatnya di desa sabalana.

Menurut saya too Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berperan dalam setiap pembangunan yang dilakukan untuk kebutuhan masyarakat desa (wawancara/A/Desa sabalana/15/12)

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti melihat bahwa lembaga pemberdayaan masyarakat berperan dalam setiap pembangunan yang dilakukan di desa tetapi belum efektif.

b. Upaya lembaga pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi dampak covid-19

Melihat fenomena yang terjadi sekarang mengenai penyebaran wabah virus corona (Covid-19), maka pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kesehatan, dan tetap ikuti protokol kesehatan agar masyarakat tetap terhindar dari penyebaran virus tersebut.

Menurut saya selaku pemerintah desa, yah di berikan himbauan kepada masyarakat desa untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, pola makan dijaga, tetap pakai masker, dan harus jaga jarak (wawancara/ T/ Sekdes Sabalana/11 Desember 2020)

Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa pemerintah sadar dan selalu menghimbau kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya menjaga kesehatan, jaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, jaga pola makan, jaga jarak,hindari tempat yang ramai, tetap patuhi aturan pemerintah dan ikuti protokol kesehatan agar kita terhindar dari penyebaran virus corona.

Sekarang kayaknya sudah dibubarkan tim covid-19, tetapi kita tetap jaga jarak, intinya jaga kesehatan, tetap pakai masker dan ikutiki protokol kesehatan, berdo’a agar kita semua tatap terhindar dari penyakit itu (wawancara/ A/ Desa Sabalana/15 Desember 2020).

Dari hasil wawancara di atas peneliti melihat bahwa pemerintah selalu menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan, tetap ikuti protokol kesehatan, tetap berdo’a kepada Allah swt. Agar kita semua tetap terhindar dari penyebaran virus itu dan tetap selalu dalam lindunganya.

Nakke menurutku selaku anggota lembaga pemberdayaan masyarakat, tetapki ampawwangi masyarakatka supaya tetapki jagai kesehatanta ngaseng singkamma jagai kebersihanta ri lingkungan pammantanganta, apilangeriki punna nia pemberitahuan battu ripammarentata, tetapki ammaake masker, mangeki ngaseng assambayang barang kamma apa napalilikkangki anjo garringa karaeng Allah ta’ala, na palanyakanki anjo garring nikanayya corona(wawancara/M/Anggota LPM/23 Desember 2020)

(Menurut saya selaku anggota lembaga pemberdayaan masyarakat, tetap menyampaikan kepada semua masyarakat yang ada di desa agar tetap jaga kesehatan, kebersihan lingkungan tempat tinggal,dengar himbauan pemerintah, tetap memakai masker, mari kita sama-sama melaksanakan shalat berdo’a agar kita tetap terhindar dari penyakit corona, agar penyakit itu cepat hilang).

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat bahwa upaya yang dilakukan salah satu anggota dari lembaga pemberdayaan masyarakat disini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat desa. Mereka tetap menghimbau kepada masyarakat setempat akan pentingnya menjaga kesehatan agar kita tetap terhindar dari virus corona.

c. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan setiap pembangunan yang dilakukan

Kita ketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap pembangunan desa itu sangat penting karena tanpa adanya partisipasi, atau bantuan dari masyarakat maka pembangunan di desa akan mengalami hambatan.

Menurut saya sendiri mengenai partisipasi atau kerjasama masyarakat itu sangat kurang sekali, karena sebagian masyarakat to punya istilah atau bahasanya bukan ji dia digaji jadi susah untuk bisa berpartisipasi dalam setiap pembangunan yang dilakukan di desa (wawancara/S/Anggota LPM/24 Desember 2020))

Dari hasil wawancara diatas peneliti melihat bahwa partisipasi masyarakat sangat kurang, karena sebagian masyarakat memiliki prinsip bahwa bukan dia yang di gaji. Peneliti melihat bahwa kesadaran masyarakat yang ada di desa sabalana sangat kurang sehingga dia memiliki prinsip seperti itu. Padahal kita ketahui bahwa berjalannya setiap pembangunan yang dilakukan di desa itu perlu adanya partisipasi, atau kerjasama antar masyarakat dan lembaga pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Diadakan setiap pembangunan bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan bersama agar masyarakat bisa berdaya dan sejahtera seperti masyarakat yang ada di desa-desa lain biarpun kita berada di desa terpencil pada umumnya.

Menurut saya sendiri partisipasi masyarakat disini sangat kurang sekali, dan menurut saya selaku anggota LPM bahwa kurangnya partisipasi masyarakat itu disebabkan karena kurangnya komunikasi antara pemerintah desa ke LPM, dan LPM juga tidak menyampaikan kepada masyarakat setempat misalnya hari ini ada pembangunan yang diadakan contoh pendirian lampu jalan.(wawancara/B/Anggota LPM/25 Desember 2020)

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di atas dapat dilihat bahwa penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa itu karena kurangnya komunikasi dari pemerintah desa kepada ketua lembaga pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Berjalanya suatu pembangunan dengan baik di desa itu tak lain karena adanya komunikasi yang baik antara pemerintah desa dengan

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di atas dapat dilihat bahwa penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa itu karena kurangnya komunikasi dari pemerintah desa kepada ketua lembaga pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Berjalanya suatu pembangunan dengan baik di desa itu tak lain karena adanya komunikasi yang baik antara pemerintah desa dengan

Dokumen terkait