• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai tanah

3. Lokasi

Lokasi merupakan faktor paling kuat dalam menetukan nilai suatu

lahan, hal ini berkaitan dengan salah satu kriteria khusus yang terdapat pada

tanah yaitu bahwa tanah tidak dapat dipindahkan sehingga lokasi mempunyai

peranan yang sangat penting dalam menentukan nilai suatu properti. Kualitas

kehidupan yang berupa kenyamanan dan keamanan untuk suatu rumah

tinggal atau properti pendapatan dari suatu usaha komersial juga akan

ditentukan oleh lokasi.

Daya tarik pada suatu lokasi ditentukan oleh dua hal yaitu aksesibilitas dan neigborhood (lingkungan).

a. Aksesibilitas.

Aksesibilitas merupakan daya tarik suatu lokasi dikarenakan

kemudahan untuk dicapai dari berbagai pusat kegiatan, bisa berupa daerah

perdagangan, pusat pendidikan, daerah industri, pelayanan keuangan

(perbankan), tempat rekreasi, pelayanan pemerintah, jasa profesional, bahwa

merupakan perpaduan antara semua kegiatan tersebut. Pada umumnya,

apabila suatu pusat kegiatan muncul misalnya saja pasar maka fasilitas lain

akan bermunculan di mana perpaduan berbagai kegiatan ini disebut CBD

(Central Bussines District). Hal yang menentukan dari aksesibilitas bisa

berupa jarak ke CBD, tersedianya transportasi umum menuju lokasi yang

commit to user

semakin sempit jalan di depan satu lahan berarti aksesibilitas dari tempat

yang bersangkutan kurang baik.

Konsep yang mendasari aksesibilitas sebagai hal yang menentukan

nilai suatu lahan properti adalah biaya aksesibilitas. Biaya aksesibilitas

adalah biaya yang dikeluarkan seseorang menuju suatu tempat kegiatan, di

mana apabila semakin kecil biaya aksesibilitas makin meningkat

keuntungan. Tanah yang terletak pada daerah CBD umumnya bernilai

tinggi, karena biaya aksesibilitasnya yang memungkinkan Tanah tersebut

difungsikan sebagai kawasan komersial, hal tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut (Lusht, 1997: 26).

Gambar 2.1 Hubungan Nilai Tanah dan Aksesibilitas ke CBD

Manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya selalu bertindak seefisien mungkin, dengan berbuat sedikit saja dapat memperoleh

hasil tertentu. Hal inilah yang kemudian memunculkan konsep aglomerasi

(pemusatan kegiatan). Aglomerasi selain berfungsi mengurangi jarak total

nilai  tanah

jarak ke pusat 

CBD 

yang semestinya ditempuh (pemusatan secara geografis) juga

menguntungkan secara ekonomis. Dengan sekali perjalanan orang dapat

memenuhi tujuan utamanya dan sekaligus memperoleh kesempatan untuk

memenuhi kebutuhan yang lain.

b. Neigborhood (lingkungan).

Lingkungan adalah suatu wilayah yang secara geografis dibatasi

dengan batas yang nyata dan biasanya dihuni oleh kelompok penduduk,

gedung atau perusahaan yang homogen (Lusht, 1997: 33)

Faktor - faktor yang mempengaruhi produktivitas tanah ada lima

yaitu (Whilppe, 1995: 116) :

1) Karakteristik fisik, antara lain luas tanah, bentuk, dan lebar depan.

2) Karakteristik hukum, antara lain peraturan perijinan, keamanan,

pembatasan pemanfaatan lahan, dan kebijakan.

3) Karakteristik lokasi, antara lain akses transportasi, keadaan, dan

lingkungan.

4) Karakteristik antara lain psikologi, kemacetan, tingkat kebisingan, dan

polusi.

5) Karakteristik lingkungan, antara lain berkaitan dengan keuntungan dan

commit to user

4. Jalan

Berdasar Undang-undang Jalan Raya Nomor 13 tahun 1980 dan

Peraturan Dirjen Bina Marga Nomor 13 tahun 1970 adalah sarana perhubungan

darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan

pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntuknan bagi lalu lintas.

Penelitian ini mengambil salah satu kreteria jalan yaitu jalan

Kabupaten dengan ketentuan menurut perundangan yang berlaku adalah jalan

lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk Jalan Nasional

maupun Jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat

kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem

jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten

5. Penawaran dan permintaan tanah

Tanah mempunyai kekuatan ekonomis di mana nilai tanah atau harga

sangat tergantung pada penawaran dan permintaan. Menurut Guritno (1990)

dalam jangka pendek penawaran sangat inelastik, karena luas tanah tidak dapat

ditambahkan secara cepat dan drastis (lihat Nasucha, 1995: 32).

Penawaran dan permintaan tanah memiliki pengaruh yang sangat

khusus dalam penilaian tanah, karena penawaran tanah tetap, artinya harga

tanah akan ditentukan oleh faktor permintaan, misalnya tingkat pertumbuhan,

Gambar 2.2 Kurva penawaran dan Permintaan Tanah

Gambar 2.2 menunjukkan interaksi penawaran dan permintaan yang menentukan

harga tanah. Kurva penawaran (s) yang berbentuk garis lurus vertikal

menunjukkan bahwa quantity tanah tetap, artinya berapapun harga tanah luas

quantity tanah yang ditawarkan akan tetap/tidak berubah. Kurva permintaan (d)

bergerak dari d ke d’, maka harga tanah akan meningkat dari p ke p’. Apabila

permintaan tanah bertambah maka harga tanah akan meningkat, sementara penawaran tanah tetap (Eckert, 1990: 178).

6. Faktor-faktor penentu nilai

Barang yang dimiliki seseorang mempunyai nilai maka harus ada faktor

tertentu sebagai ukurannya. Faktor yang sering digunakan oleh kalangan penilai

property seperti yang dikemukakan oleh Eldred (1987:18) ada empat yauitu

bahwa nilai ditentukan atas permintaan (deman), manfaaat (utility), kelangkaan

(scarcity) dan kemudahan dialihkan (transferability).

harga d d’ p’ p s Quantity  0

commit to user

Faktor permintaan di sini menunjukkan tingkat kebutuhan manusia

terhadap properti. Keterbatasan barang pengganti untuk properti mengakibatkan

penawaran akan cenderung inelastis. Elemen dari faktor permintaan ini adalah

jumlah penduduk, harapan, pendapatan dan kekayaan penduduk serta selera.

Faktor manfaat di sini merujuk pada keuntungan (benefits) dari sebuah

properti dan sejauh mana sebuah properti dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan dari pembeli. Faktor manfaat meliputi dua hal yaitu:

1. Pembatasan penggunaan secara hukum (legal restriction on use);

2. Atribut yang dimiliki dan tingkat kegunaannya.

Faktor kelangkaan merujuk pada relativitas tingkat pemasokan

properti yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Pembeli jika mempunyai

banyak pilihan, maka nilai properti cenderung akan relatif rendah. Sebaliknya,

semakin besar tingkat kelangkaan maka semakin besar nilai properti.

Kelangkaan ini mewakili ciri penawaran yang salah satunya adalah sifat tanah

secara fisik (kuantitas) tidak berubah.

Faktor kemudahan dialihkan merujuk pada proses transfer hak milik

dari satu pihak ke pihak lain. Alasan kemudahan dialihkan ini dianggap penting

karena antara pembeli dan penjual memiliki kesulitan dalam menemukan

kesepakatan, hal ini terjadi di mana pihak pembeli sulit untuk

mengidentifikasikan nilai properti yang sesungguhnya dari pihak penjual.

Demikian sebaliknya pihak penjual sulit untuk menentukan nilai jual yang

sesungguhnya. Kemudahan pengalihan hak berkaitan dengan batasan-batasan

meliputi kepastian hukum yang akan diperoleh secara legal dari penguasa

(pemerintah), seperti lamanya hak, batasan-batasan hak, kewajiban dan

tanggungan bagi pemegang hak.

Faktor-faktor penentu nilai juga dikemukakan oleh Schuler (1990:20)

bahwa secara empiris nilai suatu properti perumahan akan dipengaruhi oleh

faktor karakteristik fisik properti tersebut (bangunan dan tapak) dan faktor

lokasi. Karakteristik fisik properti meliputi: kualitas struktur, luas bangunan,

umur bangunan, luas tanah, kemiringan, bentuk tanah dan lain-lain. Faktor

lokasi meliputi: aksesibilitas ke pelayanan, kemudahan transportasi, jarak ke

kantor, penggunaan lahan dan lingkungan properti yang meliputi: polusi udara,

air, bunyi, pemandangan dll.

Penelitian Lusth (1997: 40) menunjukkan faktor lokasi lebih dominan

dalam mempengaruhi nilai properti karena sifat properti yang tetap (immobile).

Ada dua katagori faktor lokasi yaitu aksesibilitas dan faktor lingkungan. Faktor

lingkungan berdasarkan tingkat kondisi perbandingan seperti, kondisi baik,

sedang, dan jelek. Faktor lingkungan, karakteristik yang diukur adalah akses dan

kendaraan umum yang memadai, eksternalitas negatif seperti bising, polusi

commit to user

Dokumen terkait