• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Metode Pengumpulan Data

2. Metode Analisis Data

Bentuk fungsi model empiris yang baik sangat diperlukan untuk

selanjutnya. Kesalahan dalam bentuk fungsi akan menyebabkan

persoalan kesalahan spesifikasi dan estimasi-estimasi koefisien akan

bias, dan parameter estimasi tidak akan konsisten (Insukindro, et al,

2001:26).

Bentuk Fungsional Model Regresi

Y = C + b1 X1 – b2 X2 - b3 X3 + e

Variabel-variabel tersebut di atas melambangkan :

Y = Nilai tanah per meter persegi (Rp/m2)

C = Constanta

b1 = koefisien luas tanah

b2 = koefisien Jarak ke CBD

b3 = koefisien Jarak ke jalan Umum

X1 = Luas tanah dalam satuan meter persegi

X2 = Jarak ke CBD (Pasar Wedi) dalam satuan meter

X3 = Jarak ke Jalan Umum dalam satuan meter

e = Kesalahan pengganggu (error disturbance).

Analisis data yang dilakukan pertama-tama adalah menaksir model

guna mendapatkan parameter-parameter regresi yang akan diestimasi yang

commit to user

5.1. Analisis data dengan regresi linier berganda menggunakan metode

kuadrat terkecil (OLS). Hasil regresi linier berganda akan diuji melalui uji

model dengan menggunakan MWD Test. Penggunaan pengujian ini perlukan

untuk memilih model yang memiliki sifat efisien dan tidak bias terhadap hasil

regresinya. Teknis pengujian ini ialah jika nilai Z1 pada model linier

signifikan secara statistik maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa model

yang benar adalah bentuk linier ditolak dan jika nilainya tidak signifikan

maka model bentuk linier diterima. Ketika nilai Z2 pada model double log

signifikan secara statistik maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa model yang benar adalah bentuk double log ditolak dan jika nilainya tidak signifikan

maka model ini dapat diterima. Untuk mengetahui apakah model yang

digunakan dapat menjelaskan masalah yang ada maka berikut ini langkah-

langkah penelitian yang harus dilakukan yaitu melalui kriteria pengujian

diantaranya ialah:

a. Kriteria ekonomika

Pengujian ekonomika dilakukan dengan memperhatikan tanda pada parameter

hasil estimasi dan kemudian disesuaikan dengan teori ekonomi yang ada,

artinya makna dari hasil analisis ini kemudian diaplikasikan ke dalam

kaitannya terhadap teori ekonomi yang menjadi dasar acuannya.

Penggabungan antara hasil analisis dengan teori ekonomi menjadi salah satu

kesatuan yang memberikan pengertian terhadap pengaruh-pengaruh atas

b. Kriteria statistik 1) Uji t

Uji t (uji parameter secara individual), uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh yang nyata

(signifikan) terhadap variabel tak bebas. Uji ini dilakukan dengan

membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-hitung lebih besar

dari nilai t-tabel maka dikatakan signifikan dan sebaliknya.

Persamaannya menurut Sugiyono (2010 : 229) adalah :

r √n – 2 t hitung =

√1 – r 2

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi yang telah ditemukan ;

n = Jumlah Sampel ;

t = t hitung yang selanjutnya disbanding dengan t table.

Bila t hitung lebih dari t table pada derajat kebebasan n-2 dan tingkat

commit to user

tanah (X1), jarak ke pasar sebagai pusat CBD (X2), dan jarak ke jalan

umum (X3) terhadap nilai tanah (Y).

Dan sebaliknya bila t hitung lebih kecil dari t table pada derajat kebebasan n-

2 dan tingkat kepercayaan = 0,005, artinya tidak ada hubungan signifikan

antara antara variabel antara variabel variabel luas tanah (X1), jarak ke

pasar sebagai pusat CBD (X2), dan jarak ke jalan umum (X3) terhadap

nilai tanah (Y).

2) Uji F

Uji koefisien regresi secara serempak (uji F), uji ini dilakukan untuk

menguji apakah keseluruhan variabel bebasnya secara serempak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap varaibel tak bebas. Jika F-hitung

lebih besar dari F-tabel, maka variabel-variabel bebasnya secara serempak

mempengaruhi variabel tak bebasnya dan sebaliknya. Persamaannya

menurut Sugiyono (2010 : 229) adalah :

r2 (n – 2) F hitung =

√1 – r2

Keterangan :

r2 = koefisien korelasi ;

n = jumlah sampel.

Bila F hitung lebih besar dari F table pada derajat kebebasan n-2 dan tingkat

kepercayaan = 0,005, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel luas tanah (X1), jarak ke pasar sebagai pusat CBD (X2), dan jarak

ke jalan umum (X3) terhadap nilai tanah (Y).

Dan sebaliknya bila F hitung lebih kecil dari F table pada derajat kebebasan

n-2 dan tingkat kepercayaan = 0,005, artinya ada pengaruh yang signifikan

antara variabel variabel luas tanah (X1), jarak ke pasar sebagai pusat CBD

(X2), dan jarak ke jalan umum (X3) terhadap nilai tanah (Y).

3). Uji R2

Ketepatan perkiraan (uji R2), uji ini menunjukkan berapa persentase variasi

variabel bebas yang dapat menjelaskan variasi variabel tak bebasnya hal

ini terlihat dari besarnya R2. Analisis koefisien determinasi adalah untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel luas tanah (X1), jarak ke pasar

sebagai pusat CBD (X2), dan jarak ke jalan umum (X3) terhadap nilai

tanah (Y). Persamaan menurut Algifari (1997) dalam Sugiyono (2010 :

commit to user

∑ (Y – Ŷ) r2 = 1 - ∑ (Y – Ŷ)2 Keterangan : r2 : Koefisien determinasi ; Y : Nilai tanah;

Ŷ : Rata-rata nilai tanah ;

∑ : Jumlah.

c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji normalitas.

Tujuan penelitian pada umumnya yaitu menaksir dan menguji hipotesis,

maka perlu menetapkan spesifikasi distribusi probabilitas dari faktor

penganggu. Distribusi probabilitas penaksir OLS tergantung pada asumsi

yang dibuat mengenai distribusi probabilitas. Dengan demikian, asumsi

distribusi probabilitas dari penaksir-penaksir OLS diperlukan dan

mempunyai peranan yang penting untuk menggambarkan dan menarik

kesimpulan mengenai populasiya (Insukindro, dkk, 2001: 97). Uji

normalitas dilihat dengan membandingkan nilai JB-hitung dengan χ2-tabel, jika JB-hitung lebih kecil dari χ2-tabel maka dapat dikatakan faktor

penganggu model yang digunakan terdistribusi secara normal dan

sebaliknya.

2) Uji linieritas.

Pengujian linieritas digunakan untuk melihat kebenaran spesifikasi model,

salah satu sifat estimator yang baik adalah parameternya liniear. Dengan ini

dapat diketahui bentuk model empiris yang benar. Uji linieritas digunakan uji

Ramsey dengan membandingkan nilai F-statistik dengan nilai F-tabel. Jika nilai F-

statistik lebih kecil dari nilai F-tabel maka dapat dikatakan model linier persamaan adalah benar dan sebaliknya.

3) Uji heteroskedastisitas.

Gejala heteroskedastisitas menunjukkan adanya varian yang tidak konstan

dari variabel penganggu yang menyebabkan nilai varian sangat besar.

Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas adalah bahwa dengan varian

yang tidak minimum maka model menjadi tidak efisien dan bias. Untuk

mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas digunkan uji White dengan

membandingakan nilai χ2-hitung dengan χ2-tabel. Jika χ2 –hitung lebih kecil dibandingkan dengan χ2-tabel maka model empiris terdapat maslah heteroskedastisitas dan sebaliknya.

4) Uji Multikolinieritas.

Multikolinieritas adalah merupakan hubungan linear yang terjadi antara

variabel-variabel bebas dalam model regresi. Multikolinieritas dapat dideteksi

commit to user

antara variabel bebas dengan variabel tak bebas (R2) dan koefisien

determinasi antarvariabel bebas (r2). Jika r2 lebih kecil dari R2 menunjukkan

multikolinieritas yang terjadi adalah berderajat rendah, demikian sebaliknya.

5) Uji Autokorelasi.

Pengujian autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya problem

autokorelasi ini maka dapat melakukan uji Lagrange Multiplier Test (LM Test) yaitu dengan membandingkan nilai LM Test dengan dengan nilai X2

tabel jika nilai hasil uji berada kurang dari X2 tabel maka penelitian ini bebas

dari gejala autokorelasi, akan tetapi terjadi sebaliknya jika hasil uji LM Test

Dokumen terkait