• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak dilakukan.54 Adapun lokasi penelitian tentang “Dakwah Habib Nizar Al Aydrus pada Jama’ah Majelis Dzikir at-Taubah di Desa Tanggul Wetan”.

Alasan peneliti memilih judul ini karena keadaan masyarakat yang kental akan kegiatan keagamaan seperti menghadiri Majelis Dzikir At-Taubah yang dipimpin oleh Habib Nizar yang ada di Kecamatan Tanggul Wetan, Kabupaten Jember.

C. Subjek Penelitian

Adapun untuk menentukan subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan purposive sampling sangat diharapkan data yang dikumpulkan bisa lengkap.

53 Wawancara dengan Habib Nizar, pada tanggal 18 Maret 2018

54 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Jember, IAIN Jember Press, 2015), 74

Cara peneliti memilih orang tertentu yang dianggap paling tahu apa yang akan di teliti dan di harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi yang akan diteliti.55

Informan yang dipandang peneliti paling mengetahui dan memahami masalah yang diteliti adalah:

1. Habib Nizar bin Husni bin Alwi al Aydrus

2. Jama’ah majelis dzikir At-Taubah, antara lain: Bapak Amiruddin, Bapak Arman Dani, Bapak H. Moch. Masrur Syam, Bapak Yanto, Ibu Husnah, Bapak Sholihin

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teknik-teknik tersebut diantaranya observasi, interview serta studi pustaka. Berikut pemaparan terperinci mengenai teknik-teknik tersebut, yaitu:

1. Observasi

Salah satu prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui observasi atau pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti guna menelusuri dakwah yang dilakukan Habib Nizar Al Aydrus beserta media yang digunakan di dalamnya. Berdasarkan hasil observasi tersebut data yang diperoleh peneliti antara lain: data

55 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : CV ALFABETA, 2013), 53-54.

tentang letak rumah Habib Nizar Al Aydrus, ceramah Habib Nizar Al Aydrus, kegiatan jama’ah Majelis Dzikir At-Taubah.

2. Wawancara

Wawancara atau interview dalam hal ini adalah wawancara langsung dengan pihak yang terlibat dalam proses dakwah yang dilakukan.

Ini bertujuan untuk menghimpun informasi yang dimiliki dengan harapan memperoleh data yang dibutuhkan langsung dari pelaku yang mengetahui proses dakwah dan tujuan yang akan dicapai. Berkaitan dengan model wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Sedangkan wawancara dilakukan secara oral/lisan. Artinya peneliti wawancara empat mata dengan para informan. Karena proses wawancara dilakukan secara lisan, maka pada saat wawancara seperti yang telah dikatakan sebelumnya peneliti menggunakan instrumen baik itu kamera, handycamp, maupun buku catatan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat informasi yang selengkap mungkin dari informan dan terabadikan. Data yang diperoleh dengan teknik wawancara antara lain:

data tentang sejarah berdirinya Majelis Dzikir At-Taubah, data tentang profil Habib Nizar Al Aydrus, tujuan dakwah Habib Nizar Al Aydrus, metode dakwah Habib Nizar Al Aydrus, dan media dakwah yang digunakan Habib Nizar Al Aydrus.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

Peneliti setelah melakukan pengumpulan data sebagaimana proses yang dipaparkan di atas, maka selanjutnya melakukan analisis data. Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya, data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi dengan subsitusi.

Selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu dideskripsikan secara gamblang dan jelas.57

Analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakannya, apakah analisis statistik ataukah analisis non-statistik.

Pemilihan ini tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Analisis statistik sesuai dengan data kuantitatif atau data yang dikuantifikasikan, yaitu data dalam bentuk bilangan, sedang analisis non statistik sesuai untuk data deskriptif atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis).58

Oleh karena itu, karena metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif maka analisisnya menggunakan analisis non statistik, karena data

56 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D , 240

57 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 1983), h.40

58Ibid

yang diperoleh berupa data deskriptif atau data textular. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif interpretif yaitu suatu analisa yang menggambarkan fenomena-fenomena secara obyektif yang terdapat di obyek penelitian, selanjutnya dianalisis dengan mendialogkan data teoritik dan empiris secara bolak-balik dan kritis, dengan memberikan interpretasi-interpretasi terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Habib Nizar.

Dalam analisis data menurut Huberman, terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, adapun kegiatan tersebut meliputi hal-hal berikut:

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Ada beberapa langkah yang dipilih oleh peneliti dalam proses analisis data yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mecarinya bila di perlukan.59

Langkah-langkah reduksi data adalah pertama, mengidentifikasi adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

59 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), 92.

Kedua, membuat ringkasan, mengkode, menggolongkan sesuai gugusan data dan membuat catatan-catatan.60

Kegunaan dari adanya reduksi data dalam peneltian ini untuk membantu peneliti mempermudah menemukan data apa yang diperlukan, karena saat penelitian dilapangan semakin banyak jumlah data yang diperoleh bahkan kompleks dan rumit. Untuk itulah perlu dicatat secara rinci dan teliti agar mempermudah peneliti merangkum data yang sudah didapatkan.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.61

Langkah-langkah dalam penyajian data adalah dengan menyusun sekumpulan informasi menjadi pernyataan kemudian di klasifikasikan menurut pokok-pokok permasalah. Dalam penyajian data ini peneliti memaparkan hasil pengumpulan data yang sudah didapatkan selama proses penelitian dilakukan, memaparkan informasi dan juga data yang berbentuk deskriptif karena dalam penyajian data ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Yaitu pemaparan datanya dengan cara dinarasikan secara mendalam dan juga rinci untuk mempermudah para pembaca memahami data yang dipaparkan.

60 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosda Karya, 2006), 288.

61 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2014), 95.

3. Verification atau Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.62

Dalam langkah selanjutanya yaitu proses verifikasi data yang sudah diperoleh peneliti dan menyimpulkan kebenaran dari data yang sudah diperoleh sehingga data yang diperoleh menjadi jelas, sehingga dapat dipilih data mana yang sesuai dan juga data mana saja yang harus dibuang atau tidak dimasukkan dalam penyajian data.

dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Proses triangulasi dapat dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan serta tidak ada lagi yang perlu dikomfirmasikan kepada informan.64

Salah satu langkah yang paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan menggunakan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data. Namun dalam penelitian ini saya akan lebih menggunakan triangulasi terhadap sumber data. Hal ini dilakukan untuk menghindari subjektifitas penelitian, hasil wawancara dan observasi yang mengandung banyak kelemahan dan sumber data kualitatif yang kurang credible yang pada akhirnya akan mengurangi hasil akurasi penelitian.65

Teknik keabsahan data tersebut digunakan peneliti dengan tujuan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

2. Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi,

3. Membandingkan keadaan dan perspektif antar informan mengenai fokus penelitian,

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan.

64Ibid, 260.

65Burhan Bungin, PenelitianKualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), 262.

Penelitian ini dilakukan dengan prosedur atau tahapan-tahapan sebagaimana berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain:

a) Menyusun rancangan penelitian. Diantaranya, menentukan judul penelitian, latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian.

b) Menentukan objek penelitian. Pada tahapan ini peneliti mencari objek penelitian yang menarik dan sesuai dengan fokus penelitian yang peneliti kaji

c) Mengurus surat perizinan. Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian ke Fakultas, kemudian setelah surat tersebut ditandatangani dan distempel, surat tersebut diantarkan kepada objek penelitian.

Agar mengetahui apakah peneliti mendapatkan persetujuan dan izin melakukan penelitian di tempat tersebut.

d) Memantau dan mengecek kondisi lapangan. Peneliti datang dan mengobservasi tempat yang diteliti.

e) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Pada tahapan ini, peneliti menyusun draft pertanyaan wawancara sesuai dengan fokus penelitian, selain itu peneliti juga menyiapkan kamera dan smart phone guna mengumpulkan data dokumen dan wawancara.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

a) Turun lapangan. Lapangan yang dimaksud yaitu objek penelitian, dalam hal ini majelis dzikir at-Taubah. Peneliti ikut serta dalam kegiatan jama’ah dzikir tersebut

b) Bersosialisasi dengan jama’ah majelis dzikir at-Taubah guna memperdalam fokus penelitian serta menambah data wawancara.

Dengan sosialisasi ini peneliti bisa lebih natural dalam memperoleh data.

c) Menggali dan mengumpulkan data, dengan bersosialisasi di atas, peneliti bisa menggali dan mengumpulkan data dengan cara wawancara kepada jama’ah, peneliti juga melakukan wawancara di pondok pesantren al mawaris an nabawiyah guna melakukan wawancara lebih mendalam.

d) Mengevaluasi data. Setelah data yang di peroleh cukup maka tahap berikutnya peneliti memilih atau mengelompokkan data sesuai dengan fukus yang diteliti.

3. Tahap pasca penelitian

a) Menganalisa data. Dari hasil wawancara, peneliti melakukan analisis data, dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan analisis data.

b) Menyajikan data dalam bentuk laporan. Pada tahapan ini peneliti menyajikan data yang sudah di peroleh meliputi biografi atau profil pimpinan majelis dzikir at-Taubah, tujuan dakwah Habib Nizar Al Aydrus, metode yang di pakai, dan media yang digunakan.

c) Menyempurnakan laporan dengan merevisi data. Setelah laporan selesai maka peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, setelah itu peneliti merevisi data atau penulisan yang perlu direvisi.

.

Namanya adalah Nizar, putra dari Habib Husni, cucu dari Habib Alwi al-Aydrus. Lahir di Pontianak, pada tanggal 24 oktober 1985, beliau di besarkan di Dusun Tambak Rejo, Desa Rowotengah, Kecamatan Sumber Baru, Kabupaten Jember. Beliau lahir di keluarga ulama’ keturunan Arab dan Jawa. Saat ini, habib Nizar menikah Syarifah Najma, memiliki 3 orang puteri yang bernama Salma, Zainab, Fatimah az Zahra dan 1 orang putera bernama Husain.66 Habib Nizar bersama keluarganya tinggal di Tanggul Wetan, serta memiliki Pondok Pesantren al Mawarits an Nabawwiyah.67

Perjalanan pendidikan Habib Nizar begitu berliku-liku, karena beliau harus berpindah-pindah mengikuti jejak kedua orang tuanya. Nizar muda mulai mengenyam pendidikan dasar di SDN Tambak Rejo 1 Desa Rowotengah Kabupaten Jember. Begitu lulus dari SDN Tambakrejo I, habib Nizar melanjutkan studinya ke SMP 2 Jatiroto. Meskipun jarak antara Tambak Rejo dan Jatiroto tidak dekat, serta fasilitas kendaraan yang minimalis. Namun tidak menyurutkan semangat Habib Nizar untuk menuntut ilmu. Hanya saja pendidikannya hanya dilalui selama 1 tahun, karena orang tua Habib Nizar berpindah tugas ke Singkawang, Kalimantan Barat. Habib

66Wawancara dengan Habib Nizar, tanggal 18 Maret 2018.Nama-nama tersebut terinspirasi dari nama-nama putera puteri Nabi Muhammad SAW

67 Hasil Observasi tanggal 03 Januari 2018

Nizar melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama di Singkawang, Kalimantan Barat. Setelah lulus dari SMP Habib Nizar melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMKN Kejuruan Gambar Kota Pontianak. Habib Nizar bersikukuh melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan dikarenakan beliau bercita-cita menjadi arsitek. Ternyata Habib Nizar merasa tidak cocok dengan cita-cita menjadi arsitek, sehingga masih sekolah 4 bulan Habib Nizar memutuskan untuk keluar dari sekolah tersebut.

Habib Nizar memutuskan melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Makarimul Akhlak di bawah asuhan Habib Amin bin Mursid al Ridwan. Pada masa studi di Pondok Pesantren selama 2 tahun, Habib Nizar mendapatkan beasiswa ke Madinah al Munawwaroh. Dari Madinah, Habib Nizar pindah ke Yaman disebabkan di Madinah ada beberapa kendala. Di Yaman Habib Nizar masuk ke lembaga Darul Musthafa. Habib Nizar menyelesaikan pendidikannya di Darul Mushtafa selama 4 tahun 3 bulan. Di sana, Habib Nizar dididik oleh Habib Umar bin Muhammad bin Salim al Hafidz.

Pada usia 21 Habib Nizar menikah dengan Syarifah Najmah Putri dari Habib Ahmad bin Abdullah bin Sholeh. Syarifah Najmah merupakan Cicit Habib Sholeh Tanggul. Dari sinilah awal perjuangan Habib Nizar dalam mengenal masyarakat. Habib Nizar mengawalinya dengan melakukan khutbah keliling ke masjid-masjid yang ada di daerah Tanggul. Dari khutbah keliling tersebut, Habib Nizar mulai mengenal para takmir masjid yang

mengelola masjid yang ditempatinya berkhutbah. Setelah mengenal para takmir masjid tersebut, Habib Nizar mengundang para takmir ke rumahnya.

Para takmir tersebut melakukan kajian rutin yang dipimpin Habib Nizar. Dari kajian tersebut terbentuklah sebuah majelis. Majelis tersebut diberi nama majelis At-Taubah.

Majelis At-Taubah awalnya hanya terdiri dari 5 orang, yang merupakan takmir masjid. Namun dengan adanya kajian rutin majelis ini kemudian berkembang menjadi 50 orang jama’ah. Sebelum kajian keagamaan dimulai, para jama’ah membaca dzikir bersama, kemudian membaca rotibul haddad, dan membaca shalawat. Baru kemudian Habib Nizar memberikan ceramah agama. Pertemuan majelis ini berjalan mulai akhir tahun 2007.

Majelis At-Taubah awalnya hanya dihadiri oleh jama’ah laki-laki, namun pada sekitar tahun 2010 atau 3 tahun berjalan majelis juga dibuka untuk kaum perempuan. Majelis At-Taubah ini saat ini lebih dikenal dengan majelis dzikir karena di dalamnya selain shalawat juga memuat dzikir-dzikir kepada Allah. Saat ini jama’ah majelis dzikir At-Taubah berkisar 5000 jama’ah yang terdiri dari jama’ah laki-laki, perempuan, remaja dan anak-anak.68

Sosok Habib Nizar adalah sosok Habib yang dekat dengan jama’ahnya. Beliau tidak membeda-bedakan jama’ahnya dalam bersikap.

Misalnya ketika peneliti datang ke rumah, beliau menyambut dengan ramah bersama isterinya.69 Jama’ah yang berasal dari berbagai daerah juga beliau datangi, meskipun jauh. Undangan-undangan apapun selama beliau bisa

68 Hasil wawancara dengan Habib Nizar, pada tanggal 18 Maret 2018

69 Observasi tanggal 03 Januari 2018

hadir, beliau pasti hadir. Hal ini menunjukkan perhatian Habib Nizar pada jama’ahnya.70

mencapai jama’ah 50 orang. Dari 50 orang inilah kemudian dakwah Habib Nizar semakin meluas.72

Tujuan dakwah Habib Nizar tidak serta merta muncul begitu saja, tapi dilandasi dari pendidikannya selama di Pondok Pesantren Darul Musthafa, sebagaimana pernyataannya:73

saya dulu waktu belajar di pondok, Kyai menanamkan tiga maqashid dalam kehidupan, pertama; tahsilul ilmi yang artinya mempelajari ilmu kemudian menghasilkan ilmu yang bermanfaat, kedua; tazkiyatun nafsi, artinya mensucikan diri dengan mujahadah, dzikir, shalawat, membaca rotibul haddad, ketiga;

attabligh watta’lim yang artinya menyampaikan ilmu yang telah didapat kepada orang lain

Dari fondasi tersebut kemudian Habib Nizar menurunkannya ke dalam tujuan dakwah beliau selama ini:74

Dari pelajaran di Pondok itulah saya menurunkannya ke dalam tujuan dakwah selama ini. Jadi ya hampir sama dengan tujuan kyai saya ketika mengajar di Pondok Pesantren. Jadi tujuan dakwah saya, pertama tahsilul ilmi, dari tujuan pertama ini saya mengharapkan setiap jama’ah bisa mempelajari ilmu yang diajarkan di Majelis Dzikir At-Taubah. Setelah mampu mempelajari mereka bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang dipelajari bisa bermanfaat dalam kehidupan. Tujuan yang kedua; tazkiyatun nafsi; yaitu mensucikan diri dari segala kesalahan dan kekhilafan melalui mujahadah dan ibadah. Bentuknya bisa dengan berdzikir, bershalawat dan membaca rotibul haddad. Melalui dzikir kita selalu mengingat Allah dan hati menjadi tenang. Bershalawat kita menjadi dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan mengharap syafaatnya di hari kiamat. Membaca rotibul haddad membuat hati menjadi tenang, sebab didalamya ada bacaan-bacaan yang membuat kita menjadi khusu’ dan bersungguh-sungguh memohon ampunan kepada Allah, sehingga ketika jama’ah mengikuti Majelis Dzikir sepulangnya berhati tenang dan tidak gelisah lagi. Ketiga; tujuan attabligh watta’lim yaitu harapan bahwa orang yang sudah mengikuti Majelis Dzikir bisa menyampaikan kebaikan kepada orang lain.

72 Wawancara dengan Syarifah Najmah, tanggal 19 Maret 2018

73 Wawancara dengan Habib Nizar, tanggal 18 Maret 2018

74 Wawancara dengan Habib Nizar, tanggal 18 Maret 2018

Sehingga kehadiran jama’ah mengikuti majelis dzikir At-Taubah ini ada gunanya

Dari penjelasan Habib Nizar di atas bisa diambil garis bawah bahwa tujuan dakwah yang dilaksanakan oleh Habib Nizar Al Aydrus, antara lain:75

a. Tahsilul Ilmi artinya mempelajari dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Yang dimaksud tahsilul ilmi dalam Majelis Dzikir At-Taubah berada pada ceramah yang di sampaikan oleh Habib Nizar yang mana beliau memberi pengetahuan kepada jama’ahnya untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ceramahnya Habib Nizar hanya berfokus pada ketenangan hati dengan cara mendekatkan diri kepada Allah.

b. Tazkiyatun nafsi, artinya membersihkan diri dengan cara bermujahadah dan beribadah. Pada Majelis Dzikir At-Taubah yang di maksud dengan tazkiyatun nafsi berada pada saat pembacaan rotibul haddad, dzikir dan sholawat karena dengan bacaan itu bisa membuat hati tenang dan membersihkan diri.

c. Attabligh watta’lim, artinya menyampaikan kepada orang lain, yang di maksud dengan attabligh watta’lim pada Majelis Dzikir At-Taubah ini adalah semua hal yang dilakukan pada saat mengikuti majelis dan di harapkan semua jama’ah bisa terus melakukannya sendiri dan bisa mengajak orang lain untuk melakukan dzikir dan kebaikan.

75 Wawancara dengan Habib Nizar, tanggal 18 Maret 2018

Tujuan-tujuan tersebut direalisasikan oleh Habib Nizar dalam Majelis Dzikir yang dipimpinnya, hal ini sebagaimana dikatakan oleh Amiruddin, salah seorang jama’ah majelis dzikir At-Taubah:76

Habib selalu mengajak jama’ahnya untuk senantiasa mengingat Allah dan selalu membersihkan diri dan hati dengan dzikir, karena kata beliau zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Sekarang semakin banyak godaan-godaan, khususnya godaan melalui tekhnologi. Makanya Habib selalu mengingatkan jama’ahnya untuk berhati-hati. Jangan meninggalkan shalat dan selalu membaca shalawat biar selamat

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan Husnah yang merupakan jama’ah perempuan dari Majelis Dzikir At-Taubah:77

Di Majelis Dzikir At-Taubah Habib Nizar mengajak jama’ah untuk tidak takabbur dengan ilmu yang dimiliki, karena sekarang ini banyak orang yang berilmu tapi tidak bisa mengamalkannya dengan baik. Saat ini, jarang orang yang melakukan tazkiyatun nafs, karena lebih mementingkan kepentingan duniawi semata.

Maka dari itu, Habib menyerukan agar jama’ahnya mengutamakan tazkiyatun nafs dalam kehidupannya, seperti selalu berdzikir, bershalawat dan berkhalwat dari urusan-urusan dunia yang tidak penting.

Dari dua pernyataan di atas, terlihat bahwa dalam dakwahnya Habib Nizar Al Aydrus lebih mengutamakan tujuan tazkiyatun nafsi dibandingkan tujuan yang lain, sebab saat ini banyak orang berilmu namun perilakunya sama dengan orang yang tidak berilmu. Hal tersebut dikarenakan hati orang tersebut tidak disucikan. Oleh karena itu, saat ini penekanan dakwah Habib Nizar adalah pada usaha tazkiyatun nafs pada diri setiap orang, khususnya para jama’ahnya.78

76 Wawancara dengan Amiruddin, tanggal 19 Maret 2018

77 Wawancara dengan Husnah, tanggal 20 Maret 2018

78 Hasil wawancara dengan Habib Nizar, pada tanggal 18 Maret 2018

Hal ini sebagaimana disampaikan Habib Nizar Al Aydrus:79

tazkiyatun nafs sangat penting dilakukan karena saat ini banyak orang yang berilmu namun tidak bisa mengamalkan ilmunya dengan baik. Buktinya banyak kriminalitas, kejahatan, perbuatan amoral seperti korupsi, suap itu justru orang yang melakukan adalah orang yang berilmu. Sebab mereka punya ilmu, tapi hatinya tidak bersih, maka perlu untuk tazkiyatun nafsi.

Dari pemaparan tersebut, bisa dianalisis bahwasanya tazkiyatun nafs itu adalah tujuan yang paling penting diantara tujuan-tujuan dakwah yang lainnya. Tazkiyatun nafs yang memiliki arti membersihkan diri, merupakan usaha dari setiap orang untuk mensucikan diri dari perbuatan-perbuatan tercela. Percuma orang Islam memiliki ilmu jika dia tidak melakukan tazkiyatun nafs, nantinya ilmu tersebut yang akan membawanya kepada hal-hal yang berbahaya, seperti perbuatan kriminal, korupsi, suap dan lain sebagainya.

2. Metode Dakwah Yang Digunakan Oleh Habib Nizar Al Aydrus Pada

Dokumen terkait