• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi Potensial Pemijahan Ikan Terumbu

Data Lapangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Eksplorasi Kegiatan Pemijahan Ikan Terumbu

4.1.1. Lokasi Potensial Pemijahan Ikan Terumbu

Penentuan lokasi potensial pemijahan ikan terumbu di Kepulauan Seribu didasarkan pada hasil wawancara nelayan sekitar. Informasi tersebut menyatakan terdapat 7 area potensial pemijahan, yaitu Pulau Panggang, APL Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Air, Karang Lebar, Karang Congkak, dan Pulau Payung.

Area Pulau Panggang memiliki tiga lokasi pengamatan, yaitu di bagian barat (BPG), timur (TPG), serta selatan (SPG) (Gambar 6). Secara geografis area Pulau Panggang memiliki beting terumbu yang cukup luas, serta terdapat goba dan hamparan lamun yang mengelilinginya rataan terumbu di dalamnya.

Ketiga lokasi pengamatan terletak di tempat yang memungkinkan adanya aliran arus yang cukup kuat, yaitu terletak di tanjungan, chanel/celah pertukaran air, dan menghadap ke laut lepas. BPG yang berada di bagian barat terletak di ujung tanjung gosong karang Pulau Panggang. TPG yang berada di bagian timur merupakan saluran pertukaran air ke arah goba dan sebaliknya, begitu juga SPG di bagian selatan. Pertukaran air pada area tersebut biasanya terjadi pada saat pasang maupun surut.

APL Pulau Panggang merupakan gosong karang yang terletak di tengah-tengah Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau Karya. Kawasan ini

merupakan area yang dilindungi. Menurut informasi yang didapatkan dari nelayan setempat, kawasan ini merupakan lokasi penangkapan ikan yang baik sebelum menjadi area perlindungan. Gambar 7 menunjukkan satu lokasi potensial yang terdapat di area tersebut.

APL memiliki satu lokasi pengamatan, yang terletak di bagian tanjung dekat dengan gosong Pulau Karya (Gambar 7). Lokasi potensial APL merupakan daerah tanjungan yang menghadap ke laut lepas, selain itu di bagian timur gosong APL terdapat padang lamun yang cukup luas.

Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau berpenghuni, dan merupakan pusat pemerintahan dan administrasi Kepulauan Seribu. Gambar 8 menunjukkan bahwa Pulau Pramuka dikelilingi oleh beting terumbu yang cukup luas dan tidak memiliki goba seperti di Pulau Panggang. Hamparan lamun dapat dijumpai di bagian utara, timur, selatan, dan di beberapa titik di bagian barat.

Gambar 8. Area potensial pemijahan ikan terumbu Pulau Pramuka Melihat geomorfologi kawasannya, ditetapkan ada satu area potensial pemijahan di Pulau Pramuka, yaitu UPR (Gambar 8). Lokasi pengamatan ini terletak di ujung utara yang merupakan daerah tanjungan dan berdekatan dengan kanal yang berbatasan dengan Gosong Pramuka di utara dan dengan perairan Laut Jawa di timur, sehingga diperkirakan akan ada aliran arus yang kuat di sana.

Kondisi geografis Pulau Air tampak dalam Gambar 9. Area ini memiliki kemiripan dengan Pulau Panggang, yaitu memiliki goba di tengah-tengah gosong karang, selain itu Pulau Air juga memiliki hamparan lamun yang cukup luas di sekeliling gosongnya. Pulau Air memiliki terusan buatan yang membentang dari utara hingga selatan yang membagi pulau tersebut menjadi beberapa pulau kecil.

Gambar 9. Area potensial pemijahan ikan terumbu Pulau Air Lokasi pengamatan di area Pulau Air terdapat di bagian utara (AIR) (Gambar 9), di sekitar pintu terusan buatan. Terusan ini menjadi salah satu saluran air dari arah utara ke selatan maupun sebaliknya. Kondisi tersebut membuat arus di lokasi ini tergolong cukup kuat.

Karang Lebar merupakan area yang memiliki gosong karang paling luas di antara area potensial pemijahan yang lain. Area ini juga memiliki goba yang besar di tengah-tengah gosong karangnya. Hamparan lamun yang luas juga ditemukan di area Karang Lebar. Menurut informasi dari nelayan sekitar, jaman dahulu lokasi ini merupakan feeding ground bagi Dugong. Lokasi potensial

pemijahan ikan terumbu di area Karang Lebar tersaji dalam Gambar 10, yaitu KBL (Karang Balik Layar), yang berada di bagian barat, dan TJP (Tanjung Penyu), di bagian selatan.

Gambar 10. Area potensial pemijahan ikan terumbu Karang Lebar

Lokasi TJP terletak di chanel aliran air, sedangkan KBL berada di sekitar Gosong Semak Daun. KBL berada pada bagian ujung timur, yang merupakan tanjungan Gosong Balik Layar. Berdasarkan kondisi geografis tersebut kedua lokasi potensial di area Karang Lebar tergolong memiliki kondisi arus yang cukup kuat. Gosong Karang Congkak berada di sebelah utara Karang Lebar (Gambar 11). Area ini merupakan daerah paling utara dari wilayah penelitian. Kondisi geografis Gosong Karang Congkakditandaidengan goba yang berada di tengah-tengah gosong karang tersebut, selain itu juga terdapat hamparan lamun yang cukup luas di sekelilingnya.

Gambar 11. Area potensial pemijahan ikan terumbu Karang Congkak Lokasi pengamatan (KCK) berada pada bagian ujung selatan (Gambar 11). Seperti halnya pada beberapa lokasi lain, titik pengamatan ini berada di tanjungan yang terletak di bagian selatan. Kondisi morfologi yang ada di KCK mengakibatkan lokasi pengamatan tersebut memiliki arus yang cukup kuat.

Wilayah penelitian paling selatan adalah area potensial pemijahan Pulau Payung (Gambar 12). Area Pulau Payung terdiri dari dua gosong, yakni gosong Pulau Payung Besar dan Pulau Payung Kecil. Area ini merupakan area yang paling terbuka dibandingkan dengan area potensial yang lain. Hamparan lamun di ditemukan di sekeliling Pulau Payung Besar dan Pulau Payung Kecil.

Pengamatan di lakukan di gosong Pulau Payung Kecil (gambar 12). Lokasi potensial PAY berada pada bagian ujung timur gosong, serta berada pada celah di antara gosong luar dan gosong dalam. Berdasarkan kondisi geografis yang telah disebutkan, menunjukkan lokasi pengamatan PAY memiliki kondisi arus yang cukup kuat.

Gambar 12. Area potensial pemijahan ikan terumbu Pulau Payung Pengamatan kondisi geografis dan morfologis yang dilakukan

menunjukkan adanya kemiripan dari kesepuluh lokasi potensial pemijahan ikan terumbu Kepulauan Seribu. Kesepuluh lokasi potensial yang ditemukan berada di kawasan yang memiliki arus kuat (daerah tanjung dan saluran air/chanel),

menghadap atau dekat dengan laut lepas, dan terdapat hamparan lamun yang cukup luas disekitarnya. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat 3 lokasi (TPG, SPG, dan TJP) yang terletak di chanel/saluran air menuju ke dalam goba, 5 lokasi yang terletak di tanjungan (BPG, UPR, KBL, KCK, dan PAY), serta 2 lokasi (AIR dan APL) terletak di daerah pergerakan air dari laut lepas dan sebaliknya.

Ciri geomorfologis yang ditemukan sesuai literatur yang ada. Menurut Domeier et al. (2002), hasil penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa terdapat 21% kegiatan pemijahan yang ditemukan pada daerahtanjung, 54% ditemukan di tepi bagian luar terumbu karang (menghadap ke laut), dan 47% di

kanal antar dua pulau (channel). Ciri tersebut erat hubungannya dengan kondisi arus yang ada di lokasi potensial pemijahan. Hubungan kecepatan dan arah arus dengan kegiatan pemijahan menurut Heyman et al. (2004), adalah arus yang kencang memungkinkan larva lansung terbawa ke laut terbuka maupun ke lokasi berlindung (daerah lamun). Hal ini mengakibatkan telur yang telah dibuahi terhindar dari predator sehingga tingkat bertahan hidupnya meningkat.

Ciri berikutnya yang dijumpai di setiap lokasi pengamatan yaitu ketersediaan hamparan lamun yang cukup luas. Padang lamun yang terdapat di sekitar lokasi potensial pemijahan penting perannya dalam mendukung tingkat hidup dari larva serta juvenil ikan yang baru. Hamparan lamun tersebut

merupakan tempat menempel telur-telur ikan yang telah dibuahi, selain sebagai nursery dan feeding ground bagi larva dan juvenil ikan sebelum mereka kembali lagi ke wilayah terumbu karang.

Dokumen terkait