• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lompat Jauh

Dalam dokumen Disusun Oleh : D (Halaman 35-50)

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Lompat Jauh

Atletik adalah cabang olahraga yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga yang merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia. Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari. Menurut Ballesteros (1980:1) “ atletik diartikan sebagai aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah dasar atau wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Karena atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari, maka hidupnya manusia tentu pernah melakukan gerakan lari, jalan, lompat dan lempar”.

Atletik merupakan olahraga wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai pada sekolah menengah atas. Hal ini dapat dibuktikan dalam kurikulum yang menjadi pedoman pengajar, yaitu dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, di sekolah menengah atas mata pelajaran atletik setiap semester mendapat waktu 2 jam pelajaran.

Salah satu cabang atletik yang diajarkan di sekolah adalah nomor lompat jauh. Lompat jauh adalah melompat untuk mencapai hasil lompatan yang sejauh-jauhnya. Lompat jauh merupakan salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik, yang aktivitasnya

commit to user

diawali dengan lari awalan, menolak, melayang dan mendarat. Lompat jauh merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan. Lompat jauh dilakukan dengan tumpuan satu kaki yang bertujuan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Aip Syarifudin (1992:90)” Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”.

Tujuan lompat jauh adalah memindahkan titik berat badan untuk mencapai jarak lompatan (horizontal) yang sejauh mungkin. Yoyo B, Ucup Y dan Adang S (2000:15) mengemukakan bahwa, “tujuan nomor lompat jauh adalah memindahkan jarak horizontal titik berat badan pelompat sejauh mungkin”. Pencapaian hasil lompatan yang baik dapat dicapai melalui pemantapan koordinasi gerak teknik melompat yang meliputi: teknik awalan, teknik menolak, teknik badan di udara, dan teknik badan waktu mendarat yang masing-masing mempunyai cara-cara sendiri.

Menurut Bernhart (1993:45) Unsur-unsur dasar bagi suatu prestasi pada lompat jauh dan pembangunannya adalah:

1. Faktor-faktor jasmani (fisik): terutama kecepatan, tenaga lompat dan tujuan yang diarahkan pada keterampilan.

2. Faktor-faktor teknik : ancang-ancang persiapan lompat dan perpindahan fase melayang dan pendaratan.

commit to user

Menurut Edi Suparman (1994:5) “ada empat teknik lompatan yang merupakan rangkaian gerakan yang terdiri dari: sub teknik awalan, sub teknik tumpuan, sub teknik sikap badan di udara dan sub teknik sikap waktu mandarat”.

a. Awalan

Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan untuk mencapai kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan. Awalan lompat jauh seharusnya dijalankan dengan lancer dan kecepatan yang tinggi, tanpa adanya gangguan tanpa mengubah langkah diperbesar atau diperkecil, untuk memperoleh kecepatan menumpu pada balok tumpu dengan cepat dan tepat. Sebab perubahan langkah tersebut akan berakibat berkurangnya kecepatan dan terganggunya pembentukan momentum untuk melompat. Pada umumnya awalan yang digunakan yaitu pada lintasan yang berukuran 40 meter sampai 45 meter dan lebar 1,21 meter sampai 1,22 meter (Roji, 1996:41).

Awalan berfungsi untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada waktu melompat, hal ini seperti yang dikemukan oleh Jerver (2005:34) bahwa “tujuan awalan adalah untuk meningkatkan percepatan horizontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take off”. Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan untuk mendapatkan dorongan ke depan pada waktu melompat.

commit to user

Tujuan awalan sebelum melompat adalah untuk meningkatkan percepatan mendatar secara maksimal tanpa menimbulkan hambatan sewaktu menolak. Meskipun kecepatan awalan itu sangat penting dalam lompat jauh, tetapi yang penuh itu digunakan pada saat menumpu pada balok tumpu (Sunaryo Basuki, 1994:95). Lari cepat pada saat melakukan awalan dilakukan secara progresif sampai mencapai maksimal, kemudian memelihara kecepatan, dan persiapan kaki tumpu pada papan tumpu. Selain itu seorang atlet lompat jauh harus memiliki kemampuan lari yang baik dan dapat mengatur pace larinya, karena mengubah-ubah kecepatan membutuhkan kekuatan tambahan karena adanya percepatan. Pelompat yang tidak dapat mengatur pace larinya akan kehilangan kecepatan yang dibangun dari awalan, dan pada saat menolak akan mengalami kegagalan karena pelompat akan memaksakan diri untuk mencapai balok tumpuan dengan cara memperpanjang atau memperpendek pace nya.

Tujuan latihan lari dalam cabang lompat jauh adalah untuk meningkatkan kecepatan horizontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take off. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam latihan sebelum melompat, pada cabang lompat jauh antara lain seperti yang diungkapkan oleh Jarver (2009:25) yaitu :

1. Jarak lari harus cukup panjang, sehingga memungkinkan peningkatan kecepatan sedemekian rupa sesuai dengan kebutuhan pada saat take off. 2. Dalam keadaan lari, atlet harus tetap mampu mengontrol posisi

commit to user

3. Gerakan lari harus dilakukan secara konsisten dan uniform (seragam), sehingga atlet dapat mencapai titik take off dengan tepat.

4. Untuk seorang pemula, sebaiknya jarak lari cukup 20-25 meter saja, sedangkan untuk yang sudah berpengalaman maka jarak lari tersebut dapat ditingkatkan hingga sejauh 30-45 meter tergantung pada kemampuan yang bersangkutan dalam menambah kecepatannya.

Saran perbaikan atas beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam tahap ini, dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

1. Hindarkan ketegangan yang berlebihan, dengan menekankan akumulasi kecepatan secara bertahap.

2. Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan lompat. 3. Hindarkan langkah berlebihan, dengan menekankan pada kecepatan

kaki sejauh kurang lebih 10 meter terakhir.

4. Hindarkan memotong langkah, dengan memanjangkan jarak lari.

5. Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum yang terlalu dini, dengan mengurangi jarak lari (Jarver, 2009:26).

commit to user

b. Tolakan

Tujuan gerakan tolakan adalah untuk merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi horizontal. Tolakan lompat jauh adalah menjejakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar.

Tolakan merupakan gerakan perpindahan yang sangat cepat antara lari, awalan dan gerakan melayang di udara. Dalam hal ini terjadi perubahan atau perpindahan gerakan mendatar atau horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara tepat.

Tolakan lompat jauh memegang peranan yang sangat penting, sehingga untuk tolakan dibutuhkan tungkai untuk menolak yang kuat agar tercapai ketinggian lompatan yang kuat. Tumpuan atau tolakan adalah gerakan menjejakkan kaki sekuat mungkin pada balok tumpu yang bertujuan untuk memperoleh kecepatan vertikal sebesar mungkin. Menurut Aip Syarifudin (1992:91) mengemukakan bahwa “tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat” Tolakan merupakan peralihan dari gerakan lari (awalan) ke gerakan melayang di udara. Tumpuan menggunakan tungkai yang kuat, pada waktu menumpu badan sedikit condong kebelakang. Tungkai ayun diangkat cukup tinggi ke depan atas, sudut tolakan 45 derajat. Lebih lanjut Aip Syarifudin (1992:91) mengemukakan “gerakan

commit to user

tolakan harus dilakukan dengan tungkai yang kuat agar tercapai tinggi lompatan yang cukup, tanpa kehilangan kecepatan maju”. Dari kecepatan maju ke atas dengan sudut yang terbaik yaitu 45 derajat (Roji, 1996:41).

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam latihan take off, pada cabang lompat jauh, antara lain:

1. Perubahan gerakan maju ke muka menjadi gerakan bersudut didapat dengan cara memberikan tenaga maksimum pada kaki yang akan

take off.

2. Pusat gaya berat si pelompat harus jatuh di atas papan lompat begitu kaki yang akan take off menyentuh papan; dan sekali lagi, pada saat kaki terlepas dari papan lompat tadi.

3. Kaki yang akan take off diletakkan tepat di atas papan lompat dengan lutut yang sedikit ditekuk untuk mendapatkan kekuatan.

4. Gerakan ke depan dan ke atas dilakukan dengan sekuat tenaga, dibantu oleh lutut dari kaki yang memimpin, dan tangan yang berlawanan dengan kaki yang digunakan untuk take off. Tujuannya adalah untuk memperkuat daya lompat.

5. Paling baik kalau sudut take off berkisar di bawah 30o, tergantung pada kemampuan si pelompat mengkombinasikan kecepatan horizontal dan gerakan membuat sudut tadi.

6. Lompatan yang lebih jauh dapat diperoleh bila pelompat menurunkan pinggulnya sejak dua langkah sebelum take off dan pada saat take off ( jarver, 2009:27).

Menurut jarver (2009:27), saran perbaikan atas beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam tahap ini, dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1. Supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk menekankan gerak

pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya langkah kedua terakhir sebelum melompat.

commit to user

3. Keterbatasan gerak kaki yang melakukan take off dapat dihindarkan dengan cara memperpanjang langkah sewaktu take off.

Gambar 2. Pelaksanaan Tolakan Lompat Jauh (IAAF, 1993:37)

c. Melayang di Udara

Tahap melayang di udara merupakan tahap ketiga dari serangkaian gerakan dalam cabang lompat jauh. Melayang adalah lanjutan dari tolakan pada papan tumpuan dan berakhir saat tumit menyentuh pasir pada bak lompat. Seorang pelompat dapat melayang melintasi suatu garis parabola membutuhkan kecepatan dan kekuatan, karena tubuh mempunyai gaya gravitasi. Kunci pokok prestasi lompat jauh adalah tergantung pada lamanya pelompat dapat mempertahankan posisinya di udara serta bagaimana pelompat dapat melakukan gerakan untuk memperoleh posisi yang efisien. Pada tahap melayang, pelompat harus berusaha untuk dapat mempertahankan diri supaya tidak cepat jatuh ke tanah, sehingga pada saat melayang sangat diperlukan keseimbangan tubuh yang baik. Menurut Jonath, Haag dan Krempel

commit to user

(1987:200) menyatakan” pada fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan pendaratan”. Pada saat melayang posisi badan tetap di jaga dan kalau mungkin diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jarak jangkauan lompatan salah satu upaya untuk mampu bertahan di udara tungkai yang ada di belakang diayun ke depan atas dengan maksimal.

Pada saat melayang di uadara ada tiga macam gaya yang sering digunakan atlet dalam lompat jauh yaitu: a) gaya jongkok atau sit down in

the air, b) gaya gantung atau hang style, dan c) gaya berjalan di udara atau walking in the air.

a) Lompat Jauh Gaya Jongkok

Sikap melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok yaitu seperti duduk atau berjongkok di udara. Pelaksanaan teknik lompat jauh gaya jongkok menurut Aip Syarifudin (1992:93) yaitu “pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan), keadaan sikap badan di udara jongkok dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk kedua tangan ke depan”. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan, kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu, kedua tangan ke depan “. Gaya jongkok dalam lompat jauh salah satu gaya yang digunakan atlet dalam mencapai lompatan yang jauh dengan menggunakan kedua kaki jongkok untuk mendapatkan dorongan badan dalam pencapaian gerakan horizontal.

commit to user

Gambar 3. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya Jongkok ( IAAF, 1993:39)

b) Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara

Gaya berjalan di udara merupakan gaya dalam lompat jauh yang mana atlet dalam melakukan lompat jauh melakukan gerakan berjalan di udara untuk mendapatkan daya dorong kearah horizontal. Tujuan dari gaya ini adalah mencapai jarak lompatan sejauh mungkin, selain itu untuk membawa dan mempertahankan titik berat setinggi mungkin di udara sesudah melakukan awalan tolakan.

Gambar 4. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya Berjalan di Udara (IAAF, 1993:40)

commit to user c) Lompat Jauh Gaya Gantung

Gaya gantung atu hang Style merupakan lompat jauh dengan sikap pada saat melayang seolah-olah menggantung di udara dengan sikap perut membusur. Sikap gantung tersebut dipertahankan sampai kira-kira pertengahan melayang, sementara itu lengan berayun ke belakang sehingga sikap ini menyerupai busur. Pendaratan dimulai dengan mengayun kaki bagian atas bersama-sama ke depan dengan membungkukkan badan ke depan dan membawa kedua lengan ke depan. Gaya gantung merupakan salah satu gaya dari lompat jauh, yang mana atlet melakukan gerakan menggantung di uadara untuk memberikan ancang-ancang dalam melakukan dorongan terhadap tubuh kearah horizontal.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam latihan melayang di udara, pada cabang lompat jauh, antara lain:

1. Sekali pelompat melepaskan kakinya dari tanah, pusat gaya berat tubuhnya akan bergerak dalam lintasan parabola.

2. Tidak ada suatu apapun yang dapat mempengaruhi atau mengubah kecepatan atau arah gerakan dari pusat gaya berat tubuh pelompat tadi. Tetapi ia dapat mengatur tungkainya sedemikian rupa, sehingga dapat menghindarkan terjadinya rotasi.

3. Gerakan dari tungkai ini terutama ditujukan untuk mendapatkan posisi mendarat yang lebih efisien (Jarver, 2009:28).

commit to user

Gambar 5. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya Gantung (IAAF, 1993: 38).

d. Mendarat

Mendarat merupakan serangkaian gerakan terakhir dari lompat jauh. Pada waktu mendarat kedua tungkai dibawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas badan dibungkukkan ke depan, kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala agak menunduk dan kedua tangan lurus ke depan.

Tujuan latihan melakukan pendaratan (landing) dalam cabang lompat jauh adalah :

a) Mendapatkan suatu posisi dengan kedua kaki menyentuh pasir sejauh mungkin di depan pusat gaya berat tubuh pelompat.

b) Mencegah (jangan sampai) tubuh pelompat jatuh ke belakang.

Prinsip teknik pendaratan adalah untuk menjaga agar badan tidak jatuh ke belakang. Setelah mendarat dengan segera tubuh dibawa ke depan,

commit to user

agar tidak jatuh ke belakang. Menurut Aip Syarifudin (1992:95) mengemukakan bahwa “ pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan. Kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan”.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam melakukan pendaratan (landing), pada cabang lompat jauh antara lain:

a) Posisi landing yang terbaik hendaknya merupakan lanjutan dari pola melayangkan pusat gaya berat tubuh; tentunya harus terletak sejauh mungkin, yaitu pada jarak horizontal terbesar antara tumit dan pusat gaya berat tubuh.

b) Tubuh bagian atas harus setegak mungkin dengan tungkai terjulur lurus ke depan.

c) Tangan yang terletak di belakang tubuh sebelum landing, harus segera dilempar ke muka begitu kaki menyentuh pasir

d) Gerakan segera dari tangan akan membantu tubuh untuk bertumpu di atas kaki.

e) Posisi landing yang efisien tergantung pada teknik yang digunakan pada waktu melayang (Jarver, 2009:31).

Saran perbaikan atas beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam tahap ini, dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

commit to user

a) Cegah peluncuran kaki yang terlampau awal dengan cara memperlambat lengkapnya gerakan melayang.

b) Hindarkan terjatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara menekukkan kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir; gerakan ini hendaknya disertai dengan ayunan tangan ke depan yang cepat.

c) Cegah gerakan rotasi ke depan yang terlampau awal dari tubuh dengan cara mempertahankan kelurusan tubuh sedapat-dapatnya sampai sesaat sebelum landing (Jarver, 2009:32).

Gambar 6. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Pendaratan (IAAF, 1993:41)

e. Prestasi Lompat Jauh

Pengertian Prestasi adalah”hasil yang telah dicapai”. Sedangkan lompat jauh adalah suatu gerakan melompat mengangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan melakukan tolakan satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Mengacu pada pernyataan tersebut untuk meningkatkan prestasi yang maksimal pelatih dapat memilih bentuk latihan yang tepat dan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditekuni oleh atlet. Karena lompat jauh termasuk nomor lompat

commit to user

yang diperlombakan, maka diperlukan metode latihan yang tepat untuk meningkatkan prestasi yang baik didalam lompat jauh selain si pelompat harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan koordinasi gerak, juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes dan lancer. Teknik lompat jauh yang benar perlu memperhatikan unsure-unsur, awalan, tolakan, sikap badan di udara (melayang di udara) dan mendarat. Keempat unsur ini merupakan satu kesatuan,yaitu urutan gerakan lompat yang tidak terputus.

Prestasi lompat jauh tidak lepas dari beberapa peraturan yang harus ditaati oleh atlet saat melakukan berbagai rangkaian gerakan lompat jauh menurut Jarver (2009:19) beberapa peraturan dalam cabang lompat jauh adalah:

a. Setiap peserta boleh melakukan tiga atau enam lompatan, lompatan yang diperhitungkan adalah lompatan yang paling jauh.

b. Lompatan harus dimulai dari sebuah papan yang panjangnya 1,22 meter, ujung papan yang paling dekat dengan daerah landing disebut garis take

off.

c. Jika si pelompat menyentuh daerah di luar batas take off dengan salah satu bagian tubuh tanpa melompat, maka disebut foul atau dis

d. Sebelum pelompat mulai melompat, ia boleh lari dulu dalam jarak tak terbatas.

e. Jarak lompatan diukur pada sudut tertentu mulai dari jejak terdekat di daerah landing bagian tubuh manapun sampai ke garis take off

f. Jika pelompat pada saat landing menyentuh tanah di luar daerah landing, pada jarak yang lebih dekat ke garis take off dari jejak pasir, maka dihitung dis.

commit to user

Dalam dokumen Disusun Oleh : D (Halaman 35-50)

Dokumen terkait