• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA TEORITIS

11.6. loyalitas pelanggan (Customer Loyalty) 1 loyality pelanggan

Definisi customer (pelanggan) memberikan pandangan mendalam yang

penting untuk memahami mengapa perusahaan harus menciptakan dan memelihara

pelanggan dan bukan hanya menarik pembeli. Definisi itu berasal dari kata custom,

yang didefinisikan sebagai “membuat sesuatu menjadi kebiasan atau biasa dan

mempraktikkan kebiasaan.

Oliver mengungkapkan dalam definisi loyalitas pelanggan atau konsumen

atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa

yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha – usaha pemasaran

mempunyai potensial untuk memyebabkan perubahan perilaku (Huriyati, 2008:129).

Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli dari

perusahaan tersebut. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang

sering selama periode waktu tertentu. Tanpa adanya hubungan yang kuat dan

pembelian berulang, orang tersebut bukanlah pelanggan perusahaan, pelanggan

adalah pembeli. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring dengan waktu. Pelanggan yang

loyal adalah orang yang (Griffin, 2005:31) yaitu:

a. Melakukan pembelian berulang secara teratur.

b. Membeli antarlini produk dan jasa.

c. Mereferensikan kepada orang lain.

d. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku dari pada

dengan sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukan perilaku

pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian non random yang diungkapkan dari

waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan. Istilah non random

merupakan kuncinya. Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka spesifik

mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan

peristiwa acak. Selain itu, loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu

dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi kurang dari dua kali. Terakhir,

unit pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli mungkin

dapat menunjukkan kompromi yang dilakukan seseorang dalam unit dan dapat

menjelaskan mengapa ia kadang-kadang tidak loyal pada produk atau jasa yang

paling disukainya (Griffin, 2005:5).

Salah satu prasyarat loyalitas adalah ketertarikan (attachment), keterikatan

adalah paling tinggi bila pelanggan mempunyai prefensi yang kuat akan produk atau

jasa tertentu dan dapat secara jelas membedakannya dari produk-produk pesaing

(Griffin, 2005:21).

Setelah ketertarikan, faktor kedua yang menentukan loyalitas pelanggan

terhadap produk atau jasa tertentu adalah pembelian berulang. Empat jenis loyalitas

yang berbeda muncul bila keterkaitan rendah dan tinggi diklasifikasi silang dengan

pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi (Griffin, 2005: 22-23).

a. Tanpa loyalitas. Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak

mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu.

b. Loyalitas yang lemah. Keterkaitan yang rendah digabung dengan pembelian

berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty).

c. Loyalitas tersembunyi. Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan

tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi

(latent loyalty).

d. Loyalitas premium. Jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila

ada tingkat keterkaitan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang

Tabel 11.6.1.1

Pola pembelian berulang Pembelian

Tinggi Rendah Keterkaitan

Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas Tersembunyi Rendah Loyalitas Yang Lemah Tanpa Loyalitas (Sumber : Griffin Jil dalam buku customer loyality (2005:22))

11.6.2. Keuntungan mempunyai pelanggan loyal

Imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif. Semakin lama

loyalitas seseorang pelanggan, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan

dari satu pelanggan ini. Keuntungan-keuntungan perusahaan apabila mempunyai

pelanggan yang loyal diantaranya yaitu:

1. Penjualan naik karena pelanggan membeli lebih banyak dari perusahaan.

2. Posisi perusahaan di pasar akan lebih kuat dikarenakan para pelanggan membeli

dari perusahaan bukan dari pesaing perusahaan.

3. Biaya pemasaran akan menurun bila perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang

untuk memikat pelanggan berulang, karena perusahan sudah memilikinya.

Selain itu, pelanggan yang merasa puas akan bercerita kepada teman-temannya,

dengan demikian mengurangi kebutuhan perusahaan untuk memasang iklan.

4. Perusahaan lebih terlindungi dari pesaing harga karena pelanggan yang loyal

5. Terakhir, pelanggan yang puas cenderung mencoba lini produk perusahaan

yang lain, dengan demikian membantu perusahaan mendapatkan pangsa

pelanggan yang lebih besar (Griffin, 2005:13).

11.6.3.Tingkatan loyalitas pelanggan

Orang tumbuh menjadi pelanggan yang loyal secara bertahap pula. Proses itu

dilalui dalam jangka waktu tertentu dengan kasih sayang, dan dengan perhatian yang

diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. setiap tahap memiliki kebutuhan khusus.

Dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan khusus tersebut,

perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi

pelanggan atau klien yang loyal. Tahap-tahap tingkatan loyalitas pelanggan

diantaranya yaitu: (Griffin,2005:35)

1. Suspect. Tersangka (Suspect) yaitu orang yang mungkin membeli produk atau

jasa perusahaan. Disebut tersangka karena kita percaya, atau menyangka, mereka

akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin.

2. Prospek. Prospek adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa perusahaan

dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli dari

perusahan, pembeli mungkin telah mendengar perusahaan, membaca tentang

perusahaan, atau ada seseorang yang merekomendasikan perusahaan kepada

pembeli. Prospek mungkin tahu siapa perusahaan, dimana perusahaan jual, tetapi

3. Prospek yang dikualifikasi. Prospek yang diskualifikasi adalah prospek yang

telah cukup perusahaan pelajari untuk mengetahui bahwa calon pembeli tidak

membutuhkan atau tidak memiliki kemampuan membeli produk perusahaan.

4. Pelanggan pertama kali. Pelanggan pertama kali adalah orang yang telah

membeli dari perusahaan satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan

pelanggan perusahaan juga pelanggan pesaing anda.

5. Pelanggan berulang. Pelanggan berulang adalah orang-orang yang telah membeli

dari perusahaan dua kali atau lebih.

6. Klien. Klien membeli apa pun yang perusahaan jual dan dapat pembeli gunakan.

7. Penganjuran (Advocate) yaitu seperti klien, pendukung membeli apa pun yang

perusahaan jual dan dapat pembeli gunakan serta membelinya secara teratur.

Berbeda dengan Hermawan Kertajaya membagi tahapan loyalitas pelanggan ke

dalam lima tingkatan mulai dari Teorrist customer sampai advocator costumer

(Huriyati, 2008:134-135), yakni:

1. Terrorist Customer adalah pelanggan yang suka menjelek-jelekan merek

perusahaan dikarenakan tidak suka atau pernah tidak puas dengan layanan

yang diberikan perusahaan.

2. Transactional Customer, yaitu pelanggan yang memiliki hubungan dengan

perusahaan yang sifatnya hanya sebatas transaksi, pelanggan seperti ini

membeli satu atau dua kali, sesudah itu dia tidak mengulangi pembeliannya,

apabila melakukan pembelian lagi sifatnua kadang-kadang.

3. Relationship Customer, dimana tipe pelanggan ini nilai ekuitasnya lebih tinggi

repeat buying dan pola hubungannya dengan produk atau merek perusahaan

adalah relasional.

4. Loyal Customer, pelanggan jenis ini tidak hanya melakukan repeat buying,

tetapi lebih jauh lagi sangat loyal dengan produk dan merek perusahaan. Bila

ada orang lain yang menjelekkan perusahaan, pelanggan ini tetap bertahan, ia

tetap bersama perusahaan seburuk apapun orang menjelekkan perusahaan.

5. Advocator Customer, pelanggan yang selalu membela produk dan merek

perusahaan, pelanggan yang menjadi juru bicara yang baik kepada pelanggan

lain dan pelanggan yang marah apabila ada orang lain yang menjelek –

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN