• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun

Luaran Jenis Luaran

Status target capaian ( accepted, published, terdaftar

atau granted, atau status lainnya)

Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan sejenis lainnya)

1 Kebijakan produk

Luaran Tambahan

Tahun

Luaran Jenis Luaran

Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted,

atau status lainnya)

Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan

sejenis lainnya) 1 Prosiding dalam pertemuan ilmiah Internasional terdaftar 1 Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional submitted

Nama journal: Behaviour & Information Technology atau Computers in Human Behavior (terindex Scopus)

5. ANGGARAN

Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.

Total RAB 2 Tahun Rp. 321,885,000 Tahun 1 Total Rp. 149,180,000

Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Biaya

Satuan Total

Analisis Data HR Sekretariat/Administrasi

Peneliti OB 2 1,500,000 3,000,000

Analisis Data HR Pengolah Data P

(penelitian) 3 1,500,000 4,500,000

Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 75 50,000 3,750,000

Bahan ATK Paket 1 4,730,000 4,730,000

Bahan Bahan Penelitian (Habis

Pakai) Unit 500 10,000 5,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

HR Sekretariat/Administrasi

Peneliti OB 1 1,500,000 1,500,000

Pelaporan, Luaran Wajib,

dan Luaran Tambahan Biaya seminar internasional Paket 1 2,000,000 2,000,000 Pelaporan, Luaran Wajib,

dan Luaran Tambahan

Publikasi artikel di Jurnal

Internasional Paket 2 3,000,000 6,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib,

Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Biaya

Satuan Total

Pengumpulan Data HR Sekretariat/Administrasi

Peneliti OB 3 1,500,000 4,500,000

Pengumpulan Data Tiket OK (kali) 18 700,000 12,600,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 35 150,000 5,250,000

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 125 50,000 6,250,000

Pengumpulan Data Uang Harian OH 204 400,000 81,600,000

Pengumpulan Data HR Petugas Survei OH/OR 500 8,000 4,000,000

Tahun 2 Total Rp. 172,705,000

Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Biaya

Satuan Total

Analisis Data HR Sekretariat/Administrasi

Peneliti OB 2 1,500,000 3,000,000

Analisis Data HR Pengolah Data P

(penelitian) 3 1,500,000 4,500,000

Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 75 50,000 3,750,000

Bahan ATK Paket 1 5,305,000 5,305,000

Bahan Bahan Penelitian (Habis

Pakai) Unit 500 10,000 5,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

HR Sekretariat/Administrasi

Peneliti OB 1 1,500,000 1,500,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya seminar internasional Paket 1 2,000,000 2,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya penyusunan buku

termasuk book chapter Paket 1 5,000,000 5,000,000 Pelaporan, Luaran

Wajib, dan Luaran Tambahan

Publikasi artikel di Jurnal

Internasional Paket 2 3,000,000 6,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya konsumsi rapat OH 105 50,000 5,250,000

Pengumpulan Data HR Sekretariat/Administrasi

Peneliti OB 3 1,500,000 4,500,000

Pengumpulan Data Tiket OK (kali) 21 700,000 14,700,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 40 150,000 6,000,000

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 140 50,000 7,000,000

Pengumpulan Data Uang Harian OH 238 400,000 95,200,000

Pengumpulan Data HR Petugas Survei OH/OR 500 8,000 4,000,000

A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran

yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.

Studi ini bertujuan memetakan situasi problematik di balik makin maraknya menggunaan gawai di kalangan anak-anak, terutama tentang dampaknya terhadap relasi sosial anak, serta bagaimana keterlibatan dan peran orang tua serta sekolah dalam pengembangan literasi digital di kalangan anak-anak, khususnya siswa Sekolah Dasar. Studi ini mendesak dilakukan, sebab ancaman atau resiko di balik makin maraknya penggunaan gawai di kalangan anak-anak benar-benar sudah sangat meresahkan.

Sejak mobil phones mulai meningkat penggunaannya di kalangan anak-anak, semakin banyak pula kajian-kajian tentang dampak dari pemanfaatannya –di antaranya dampak-dampaknya bagi kesehatan mental, fisik, psikologi, kognitif, budaya, dampak terhadap bidang pendidikan, hubungan sosial, serta ancaman cyberbullying dan cybersex. Salah satu dampak penggunaan gawai di sini adalah munculnya kecanduan dan ketergantungan pada mobile phone di kalangan anak-anak, sehingga menyebabkan perilaku yang disebut sebagai nomophobia (no mobile phone phobia). Nomophobia adalah suatu sindrom ketakutan jika berada jauh dari mobile phones dan kecemasan jika tidak memegang mobile phones. Permasalahan yang dikaji dalam studi ini adalah: (1) Bagaimana pola perilaku penggunaan dan pemanfaatan gawai di kalangan anak-anak?; (2) Bagaimana dampak pemanfaatan gawai terhadap relasi sosial yang dikembangkan dalam lingkungan sosial di kalangan anak-anak?; (3) Bagaimana keterlibatan orang tua melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan smart phone dan pengembangan literasi digital di lingkungan keluarga?; dan (4) Bagaimana peran sekolah dalam pengembangan literasi digital di kalangan anak-anak?

Studi ini telah dilakukan di 4 daerah, yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun dan Kabupaten Kediri. Jumlah responden ditetapkan 500 responden, yakni para siswa di jenjang Sekolah Dasar yang di masing-masing daerah dipilih sebanyak 100 responden –kecuali Kota Surabaya sebanyak 200 responden. Di masing-masing kota, semula akan dipilih 2 SD Negeri dan 2 SD Swasta sebagai lokasi penelitian. Tetapi karena dalam praktik ada sejumlah sekolah yang menolak siswanya diwawancarai, maka proses pengumpulan data juga dilakukan di Lembaga Bimbingan Belajar untuk siswa Sekolah Dasar.

Studi ini menemukan bahwa pola perilaku penemuan informasi yang berkembang di kalangan siswa Sekolah Dasar telah mengalami perubahan yang dramatis. Bagi siswa yang merupakan bagian dari iGeneration, kehadiran gawai dan internet telah membuka peluang bagi mereka untuk mengembangkan interaksi dengan sesama peer-group melalui media social, khususnya WhatApps dan Instagram. Anak-anak yang sudah adiktif gawai, mereka biasanya memang menghabiskan sebagian besar waktunya memanfaatkan gawai untuk berbagai keperluan. Dua aktivitas yang menonjol dilakukan siswa SD adalah bermain game dan mengakses berbagai video di Youtube. Aktivitas ini populer dilakukan siswa SD ketika mengisi waktu luang mereka di hari libur atau pada saat jeda istirahat tidak mengerjakan tugas sekolah atau ketika mereka tidak sedang bermain bersama teman-temannya.

Kehadiran gawai di satu sisi memang menjadi media subtitutif untuk mengganti rasa kesepian bila anak-anak sedang sendirian di rumah atau pada saat mereka tidak ada kegiatan lain bersama keluarga atau teman. Tetapi, di sisi yang lain harus diakui kehadiran gawai dan internet juga membuka peluang anak-anak terpapar konten informasi yang negative. Di luar berbagai kelebihan yang ditawarkan gawai, studi ini menemukan ada hal-hal lain yang kontra-produktif. Walaupun tidak semua anak melakukannya, tetapi studi ini menemukan sebagian responden mengaku pernah menjadi korban bullying di media social (cyber bullying), dan sebagian yang lain mengaku pernah melakukan cyber bullying. Sebagian responden mengaku pernah dikirimi teman atau orang lain konten kekerasan, dan bahkan ada responden mengaku pernah aktif mengakses konten kekerasan. Yang memprihatinkan, sebagian responden mengaku pernah dikirimi dan menerima konten cyberporn.

cenderung mendua. Dalam arti, orang tua cenderung memberi kebebasan anak-anaknya untuk memanfaatkan gawai, tetapi tetap dalam koridor yang bisa ditoleransi. Sementara itu, keterlibatan guru dan sekolah dalam pengembangan literasi di kalangan siswa SD belum berjalan optimal. Studi ini menemukan, tidak lebih dari separuh siswa yang mengaku guru mereka sering mengajarkan agar siswa mencari informasi di internet untuk mendukung mengerjaan tugas-tugas sekolah.

Studi ini menemukan, telah terjadi perubahan perilaku penemuan informasi di kalangan siswa SD yang tidak lagi hanya mengandalkan informasi dari sumber-sumber bacaan cetak di perpustakaan, melainkan telah menjadi bagian YouTube Generation yang lebih banyak menggunakan media sosial (YouTube) melalui smartphone. Di kalangan siswa SD, posisi perpustakaan yang tidak lagi memonopoli peran sebagai lembaga sumber informasi, karena kehadiran smartphone untuk mengakses sumber informasi seperti YouTube dan Google merupakan pilihan alternative bagi siswa SD. Bagi siswa di era milenial, perpustakaan lebih sering dipahami sebagai sumber informasi untuk buku-buku wajib pelajaran sekolah, dan bukan sebagai sumber informasi yang mampu menyediakan kebutuhan informasi yang luas dan beragam bagi siswa.

Luaran wajib penelitian ini adalah “Model Kebijakan Pengembangan Literasi Digital Siswa Melalui Kolaborasi Pustakawan, Guru dan Wali Murid”. Dokumen Model Kebijakan ini telah diterima oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur sebagai mitra dan menurut rencana akan ditindak lanjuti berupa program-program pengembangan literasi digital di kalangan siswa. Luaran Tambahan berupa 1) artikel ilmiah di jurnal internasional terindeks Scopus. Saat ini, artikel untuk jurnal internasional telah disubmit ke jurnal Library Philosophy and Practice (Q3) dengan status under review; 2) Paper untuk International Conference Urban Studies (ICUS 2019) yang telah dipresentasikan.

Penelitian yang dilakukan di tahun 2019 merupakan tahun 1 penelitian yang telah menghasilkan TKT tingkat 5, yaitu berupa kelengkapan dan analisis data penelitian serta model kebijakan pengembangan literasi digital sebagai bentuk penanganan dampak sosial gawai di kalangan siswa SD.

B. KATA KUNCI: Tuliskan maksimal 5 kata kunci.

anak-anak; kecanduan gawai; nomophobia; literasi digital

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai

sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.