• Tidak ada hasil yang ditemukan

Luas Lahan

Dalam dokumen (Skripsi) Oleh. Susi Novela (Halaman 32-38)

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi

3. Luas Lahan

Untuk membedakan pekerjaan sebagai seorang petani atau bukan, salah satu yang membedakannya adalah kepemilikan lahan. Untuk menentukan golongan petani juga dapat dilihat dari kepemilikan lahan yang mereka miliki. Tidak semua petani memiliki lahan sama. Ada yang memiliki lahan yang sempit dan ada juga yang memiliki lahan luas, dan ada juga yang tidak memiliki lahan.

Menurut Rahardjo dan Eva Banowati (2013:27) menyatakan bahwa:

Lahan yang dimiliki oleh seorang petani mempunyai masing-masing golongan. Penguasaan penggolongan pertanian yang lebih operasional mengenai struktur penguasaan lahan di pedesaan yaitu: “tuan tanah” mereka yang memiliki lahan pertanian di atas 5,0 ha, petani “kaya” yang memiliki lahan pertanian antara 2,0 ha-5,0 ha, petani“sedang” yang memiliki lahan pertanian antara 0,6 ha-1,9 ha, “petani kecil” yang memiliki lahan 0,25 ha-0,5 ha dan “tuna kisma”yaitu petani yang tidak memiliki lahan pertanian.

Luas lahan yang dimiliki oleh petani mempengaruhi pendapatan yang akan diterimanya. Menurut Sajogyo dalam Hadi Prayitno (1987:125) menyatakan bahwa “besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya terutama ditentukan oleh luas tanah garapannya”.

14

Dari teori tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan garapan petani maka pendapatan yang akan diperoleh semakin banyak, dan juga semakin sempit lahan garapan petani maka pendapatan yang diterima semakin sedikit pula. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas kebun karet yang dimiliki petani karet yang ada di Desa Bandar Sari maka semakin besar pula pendapatan yang diterima setiap bulannya.

4. Pendapatan

Pendapatan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari suatu kegiatan ekonomi. Pendapatan atau penghasilan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Pendapatan menentukan kehidupan seseorang, baik kehidupan sosial maupun kehidupan ekonomi. Besar kecil pendapatan akan membawa pengaruh pada tingkat kemakmuran penduduk, terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok suatu keluarga. Pendapatan merupakan semua hasil yang diperoleh seseorang dalam suatu kegiatan perekonomian baik dari bidang jasa, industri, pertanian, dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pendapatan keluarga petani karet.

Menurut Sonny Sumarsono (2009:176) menyatakan bahwa “pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga”.

Menurut Mulyanto Sumardi (1982:224) menyatakan bahwa: Pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan pokok merupakan pendapatan yang utama atau pokok yaitu hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga

15

b. Pendapatan tambahan merupakan hasil pendapatan yang tidak tetap namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulannya

c. Pendapatan keseluruhan merupakan pendapatan pokok ditambah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya.

Dalam penelitian ini pendapatan pokok yang dimaksud adalah pendapatan dari usaha tani. Usaha tani yang dilakukan adalah usaha perkebunan karet yang dikelola oleh petani. Status petani yang dimaksud adalah petani pemilik. Jadi petani pemilik tersebut mengusahakan pengelolaan lahan perkebunan miliknya untuk memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani karet tersebut.

untuk menganalisis pendapatan petani karet maka ditentukan terlebih dahulu kelas interval pendapatannya. Menurut Ridwan (2009:92) menyatakan bahwa untuk menentukan kelas interval pada pendapatan maka digunakan cara sebagai berikut:

1. Mencari Jangkauan (J) = Datum terbesar – Datum terkecil 2. Mencari banyaknya kelas interval (k)

k = 1 + 3,3 log n, dimana n = banyaknya data 3. Mencari panjang kelas interval (c)

c = Jangkauan / Banyaknya kelas interval atau c = j/k.

Menurut Sunarpi dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa:

Pendapatan usaha tani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi pertanian termasuk di dalamnya usaha tani memelihara ternak. Produksi pertanian yang dimaksud adalah berasal dari lahan yang menjadi miliknya maupun lahan usaha tani yang di luar miliknya namun dikuasainya ataupun di bawah penguasaannya.

Menurut Hadi Prayitno (1987:103) menyatakan bahwa:

Pendapatan petani dari usaha taninya dapat diperhitungkan dari total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah nilai dari hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari: (a) pengeluaran untuk input (bibit, pupuk, pestisida), (b)

16

pengeluaran untuk upah tenaga luar keluarga, (c) pengeluaran untuk pajak, iuran, air, bunga kredit, dan lain-lain).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan pokok yang diperoleh petani setiap bulannya dikurangi dengan biaya produktif seperti untuk pembelian obat, pembelian pupuk, membayar buruh yang tujuannya untuk pengelolaan kebun karet. Selain dikurangi biaya produktif, pendapatan pokok yang diperoleh tersebut dikurangi dengan biaya konsumtif yaitu kebutuhan pangan keluarga petani karet sehingga pendapatan dikatakan bersih apabila sudah dikurangi biaya produktif dan biaya konsumtif.

Selain memperoleh pendapatan dari usaha tani miliknya, biasanya seorang petani memiliki usaha lainnya di bidang non pertanian untuk menambah tingkat pendapatan keluarganya. Selain pendapatan pokok, petani karet ini juga ada yang memiliki pendapatan tambahan yang diperoleh dari usaha nonpertanian. Usaha nonpertanian yang banyak dilakukan oleh petani karet di Desa Bandar Sari adalah usaha berdagang. Pendapatan dari usaha berdagang ini merupakan pendapatan tambahan yang diterima petani karet setiap bulannya.

Menurut Kasryno dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa:

Tingkat pendapatan keluarga petani diperoleh juga dari kegiatan non-usahatani dari berbagai kombinasi antara lain buruh industri, jasa angkutan, dan non-pertanian lain. Banyak diantara mereka yang bekerja rangkap, sehingga menunjukkan bahwa kegiatan di luar usaha tani sangat penting bagi mereka, terutama dalam meningkatkan pendapatan.

Pendapatan pokok dari usaha kebun karet dan pendapatan tambahan yang dilakukan petani karet setiap bulannya menghasilkan pendapatan berupa pendapatan total. Pendapatan total tersebut merupakan pendapatan keseluruhan yang diterima petani karet setiap bulannya baik dari usaha pengelolaan kebun karet maupun dari usaha sampingan yang dilakukan petani karet.

17

5. Pengeluaran

Setiap individu yang hidup di muka bumi ini sudah pasti memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Biaya tersebut biasanya disebut dengan biaya pengeluaran. Pengeluaran yang digunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhan keluarga diambil dari pendapatan yang diperoleh. Pengeluaran tersebut meliputi pengeluaran pangan dan nonpangan. Pengeluaran yang paling diutamakan dalam keluarga yaitu kebutuhan pangan. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria kebutuhan dasar dan kesejahteraan berdasarkan ukuran beras yang dinyatakan dalam kilogram.

Menurut Sajogyo (1997:58) menyatakan bahwa:

Kriteria kesejahteraan didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun, miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan, miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan, dan paling miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan.

Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa kemiskinan absolut adalah kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan suatu keluarga dalam membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan taraf hidup kemanusiaan yang paling rendah. Selain pemenuhan kebutuhan pangan, maka akan dihitung juga kebutuhan nonpangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 mengenai kebutuhan nonpangan.

18

Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun 2015

No Keperluan Nonmakanan

1 Perumahan dan fasilitas rumah tangga 2 Barang dan jasa

3 Biaya pendidikan 4 Biaya kesehatan

5 Pakaian, alas kaki, penutup kepala 6 Barang-barang tahan lama

7 Pajak dan asuransi

8 Keperluan pesta dan upacara

Sumber : BPS Provinsi Lampung, Susenas 2015

6. Petani

Petani merupakan seseorang yang bekerja dalam bidang pertanian. Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki variasi lahan pertanian yang sangat beragam, terutama dipengaruhi oleh faktor geografis. Kondisi geografis yang sangat beragam tersebut menentukan jenis pertanian yang diusahakan oleh masyarakat setempat yang ada di Indonesia.

Menurut Anwas Adiwilaga (1982:1) menyatakan bahwa “petani adalah orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu”.

Menurut Eva Banowati (2013:43) menyatakan bahwa “pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam (tanah) dengan cara menanam tanaman-tanaman tertentu untuk memenuhi kebutuhan akan produk pertanian”.

Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani karet. Petani karet merupakan seseorang yang melakukan usaha di bidang pertanian dengan cara melakukan budidaya karet untuk memperoleh hasil dari tanaman karet. Hasil

19

tanaman karet tersebut merupakan getah karet yang dapat dijual guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam dokumen (Skripsi) Oleh. Susi Novela (Halaman 32-38)

Dokumen terkait