• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Skripsi) Oleh. Susi Novela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Skripsi) Oleh. Susi Novela"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE

PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA

KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016

(Skripsi)

Oleh Susi Novela

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF RUBBER FARMERS FAMILY INCOME WHOSE CHILDREN DO NOT CONTINUE THEIR EDUCATION TO THE

COLLEGE IN BANDAR SARI VILLAGE WAY TUBA DISTRICT

WAY KANAN REGION YEARS 2016

By Susi Novela

The purpose of this research is to examine rubber farmers family income in Bandar Sari Village Way Tuba District Way Kanan Region Years 2016. This research using descriptive method. The population is 36 respondents so there’s no sampling. Data were collected through observation technique, questionnaires, and documentation. Analysis technique used is percentage analysis. The results showed: (1) Land area owned by rubber farmers average 2,04 Ha. (2) Main income per month average Rp 8.783.333 (3) Addition income per month average Rp 1.695.238 (4) Net income per month average Rp 9.772.222 (5) Total expenditure per month average Rp 4.538.750 (6) The income balance per month average Rp 5.209.583. From the income analysis it is known that there are 33 rubber farmers are able to continue their children education to the college, but the rubber farmers do not invest their income to the education of the children due to their income is invested: (a) buying rubber plantation (b) saved (c) purchasing land (d) buying jewelry (e) adding venture capital.

(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE

PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA

KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016

Oleh Susi Novela

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan keluarga petani karet di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Populasinya sebanyak 36 responden sehingga tidak dilakukan penarikan sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan: (1) luas lahan petani karet rata-rata 2,04 Ha (2) pendapatan pokok rata-rata per bulan Rp 8.783.333 (3) pendapatan tambahan rata-rata per bulan Rp 1.695.238 (4) pendapatan total rata-rata per bulan Rp 9.772.222 (5) total pengeluaran rata-rata per bulan Rp 4.538.750 (6) saldo pendapatan rata-rata per bulan Rp 5.209.583. Dari analisis pendapatan diketahui bahwa terdapat 33 petani karet secara ekonomi mampu melanjutkan anaknya ke perguruan tinggi, akan tetapi petani karet tersebut tidak menginvestasikan pendapatannya ke pendidikan anak dikarenakan pendapatannya diinvestasikan: (a) membeli kebun karet (b) ditabung (c) membeli tanah (d) membeli perhiasan (d) menambah modal usaha.

(4)

ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE

PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA

KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016

Oleh Susi Novela

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

(5)

Judul Skripsi : ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA

PETANI KARET YANG ANAKNYA

TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY

TUBA KABUPATEN WAY KANAN

TAHUN 2016 Nama Mahasiswa : Susi Novela Nomor Pokok Mahasiswa : 1313034084

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Edy Haryono, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19571218 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi,

Drs. Zulkarnain, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. NIP 19600111 198703 1 001 NIP 19570725 198503 1 001

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Buchori Asyik, M.Si. ………

Sekretaris : Drs. Edy Haryono, M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nani Suwarni, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. NIP 19590722 198603 1 003

(7)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Susi Novela NPM : 1313034084

program studi : Pendidikan Geografi

jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Agustus 2017 Pemberi pernyataan

Susi Novela 1313034084

(8)

RIWAYAT HIDUP

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bandar Sari diselesaikan tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTS Miftahul Ulum Way Tuba pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Martapura OKU Timur pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 diterima sebagai mahasiswi Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Susi Novela dilahirkan di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan pada tanggal 10 November 1995, sebagai anak sulung dari dua bersaudara pasangan Bapak Marzuki dan Ibu Mela Wana.

(9)

MOTO

Keberhasilan datang karena adanya ridho dari Allah dan orang tua maka keberhasilan akan sia-sia jika lalai terhadap keduanya.

(10)

PERSEMBAHAN

Kedua orang tuaku, Bapak Marzuki dan Ibu Mela Wana Almamater Tercinta “Universitas Lampung”

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul“Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016” adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku pembimbing utama. Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku pembimbing pembantu. Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si., selaku Dosen Penguji. Untuk itu, tidak lupa diucapkan terimakasih atas kebaikan dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini pula, disampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan

(12)

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Kepala Desa Bandar Sari yang telah memberikan izin penelitian.

9. Ayahku Marzuki dan Ibuku Mela Wana serta keluarga besarku yang telah memberikan do’a, dukungan, dan semangat dalam menyusun skripsi.

10.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi Angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan hingga saat ini.

Bandar Lampung, Agustus 2017 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 8 C. Rumusan Masalah ... 8 D. Tujuan Penelitian ... 9 E. Kegunaan Penelitian ... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 12 1. Pengertian Geografi ... 12 2. Pendekatan Geografi ... 12 3. Luas Lahan ... 13 4. Pendapatan ... 14 5. Pengeluaran ... 17 6. Petani ... 18 7. Tanaman Karet ... 19 8. Pendidikan Tinggi ... 20 B. Penelitian Sejenis ... 21 C. Kerangka Pikir ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 25

1. Variabel Penelitian ... 25 2. Indikator Penelitian ... 26 a. Luas Lahan ... 26 b. Pendapatan Pokok ... 26 c. Pendapatan Tambahan ... 26 d. Pendapatan Total ... 26

(14)

e. Pengeluaran Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ... 27

1) Pengeluaran Pangan ... 27

2) Pengeluaran Nonpangan ... 27

f. Saldo Pendapatan ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Observasi ... 28

2. Kuesioner ... 28

3. Dokumentasi ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Desa Bandar Sari ... 31

B. Keadaan Geografis Desa Bandar Sari ... 33

1. Keadaan Fisik Desa Bandar Sari ... 33

a. Letak Astronomis ... 33 b. Letak Administratif ... 34 c. Keadaan Topografi ... 36 d. Keadaan Tanah ... 36 e. Keadaan Hidrologi ... 36 f. Keadaan Iklim ... 37

2. Keadaan Penduduk Desa Bandar Sari ... 39

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 39

b. Komposisi Penduduk ... 41

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin . 42 2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 44

3) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 45

a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45

b) Jumlah Anak Petani Karet yang Telah Lulus SMA Pada Tahun 2016 ... 46

C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan... 47

1. Identitas Petani Karet ... 47

a. Umur ... 47

b. Tingkat Pendidikan ... 48

c. Umur Anak Petani Karet ... 49

d. Jumlah Tanggungan ... 50

e. Umur Tanaman Karet ... 51

2. Hasil Penelitian ... 51

a. Luas Lahan ... 51

b. Pendapatan Pokok ... 54

1) Produksi Getah Karet per Bulan ... 55

2) Produksi Getah Karet Rata-rata per Ha per Bulan ... 56

3) Pendapatan Pokok ... 57

c. Pendapatan Tambahan ... 59

d. Pendapatan Total ... 63

e. Pengeluaran Petani Karet Untuk Kebutuhan Keluarga ... 66

1) Pengeluaran Untuk Kebutuhan Pangan Keluarga... 66

(15)

3) Total Pengeluaran Petani Karet ... 75 f. Saldo Pendapatan Petani Karet ... 76 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet

di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 5

2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun 2015 ... 18

4.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 42

4.2 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 44

4.3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 45

4.4 Jumlah Anak Petani Karet yang Telah Lulus SMA di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 46

4.5 Struktur Umur Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 47

4.6 Tingkat Pendidikan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 49

4.7 Struktur Umur Anak Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 49

4.8 Jumlah Tanggungan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 50

4.9 Umur Tanaman Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 51

4.10 Luas Lahan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 52

4.11 Produksi Getah Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 54

4.12 Produksi Getah Karet Rata – rata Per Ha per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 56

4.13 Pendapatan Pokok Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ... 57

(17)

4.14 Pendapatan Tambahan Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari

Tahun 2016 ... 60 4.15 Pendapatan Total per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun

2016 ... 64 4.16 Biaya Perawatan Kebun Karet per Bulan Petani Karet di Desa Bandar

Sari Tahun 2016 ... 73 4.17 Total Pengeluaran Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun

2016 ... 75 4.18 Saldo Pendapatan Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari

Tahun 2016 ... 76 4.19 Penggunaan Saldo Pendapatan Milik Petani Karet di Desa Bandar

(18)

DAFTAR GAMBAR

Bagan / Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet

yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan

Tahun 2016 ... 23

4.1 Peta Lokasi Penelitian Desa Bandar Sari ... 35

4.2 Kebun Karet Milik Salah Satu Petani Karet di Desa Bandar Sari ... 53

4.3 Pohon Karet yang Telah Disadap ... 55

4.4 Usaha Sampingan Berupa Warung Milik Petani Karet ... 61

4.5 Usaha Sampingan Berupa Jasa Angkutan Barang Milik Petani Karet ... 62

4.6 Rumah Petani Karet di Desa Bandar Sari ... 65

4.7 Kendaraan Sepeda Motor Milik Salah Satu Petani Karet ... 72

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian ... 86 2. Rekapitulasi Identitas Petani Karet dan Anak Petani Karet yang Tidak

Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari

Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 ... 92 3. Rekapitulasi Umur Karet, Luas Lahan, Hasil Getah per Bulan, Hasil

Getah Karet Rata – rata per Bulan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari

Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 ... 94 4. Rekapitulasi Pendapatan Hasil Karet per Bulan, Pendapatan Tambahan,

Pendapatan Total Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way

Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016. ... 96 5. Rekapitulasi Pengeluaran Keperluan Pangan (Beras, Sayuran, Lauk –

pauk, Minyak Goreng) Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way

Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016. ... 98 6. Rekapitulasi Pengeluaran Keperluan Nonpangan Per Bulan (Perumahan

dan Fasilitas, Barang dan Jasa, Biaya Pendidikan, Biaya Kesehatan, Pakaian, Alas Kaki, Penutup Kepala, Barang – barang Tahan Lama, Pajak dan Asuransi, Keperluan Pesta dan Upacara, serta Perawatan

Kebun Karet). ... 100 7. Rekapitulasi Total Pengeluaran Petani Karet yang Anaknya Tidak

Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari

Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 ... 102 8. Pendapatan Total, Total Pengeluaran, Saldo Pendapatan, dan

Penggunaan Saldo Pendapatan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari

(20)

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan. Pekerjaan dalam bidang pertanian atau perkebunan tersebut adalah sebuah usaha yang dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bagi mereka. Di Indonesia banyak sekali sektor-sektor perkebunan yang dapat dikembangkan diantaranya adalah kopi, kakao, lada, sawit, karet, dan lain-lain. Masing-masing komoditas tersebut memiliki keunggulan yang berbeda-beda di setiap wilayah.

Provinsi Lampung merupakan sebuah daerah yang di dalamnya terdapat banyak sektor-sektor perkebunan yang dikembangkan oleh masyarakatnya. Setiap sektor perkebunan masing-masing mengembangkan komoditas sesuai dengan daerahnya. Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Provinsi Lampung misalnya seperti kopi, lada, kakao, sawit, karet, nanas, dan lain sebagainya. Masing-masing perkebunan tersebut berkembang dengan baik di setiap kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Lampung.

Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang menjadikan perkebun karet sebagai komoditas utama dan banyak dari

(21)

2

masyarakatnya yang menjadikan pekerjaan petani karet sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kabupaten Way Kanan dibagi menjadi 14 kecamatan yang pada masing-masing kecamatan tentunya menghasilkan produksi karet yang berbeda-beda baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Kecamatan Way Tuba merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Way Kanan yang menjadikan perkebunan karet sebagai komoditas utama di daerahnya. Usaha perkebunan yang banyak dilakukan oleh masyarakat biasanya akan memberikan keuntungan yang besar apabila jenis perkebunan yang dipilih sesuai dengan daerah tempat tinggalnya.

Desa Bandar Sari merupakan desa yang berada pada daerah dataran rendah. Hal ini sangat mendukung untuk perkembangan tanaman karet karena perkebunan karet akan berkembang dengan baik apabila ditanam di daerah dataran rendah. Hal ini sesuai dengan konsep Geografi yaitu konsep diferensiasi area yang maksudnya adalah setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda, serta memiliki keadaan sosial yang berbeda pula. Desa Bandar Sari merupakan desa agraris yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Berdasarkan jenis usaha tani yang dikembangkan meliputi budidaya tanaman pangan, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan perkebunan. Akan tetapi, yang paling mendominasi lahan di Desa Bandar Sari adalah jenis tanaman perkebunan yaitu perkebunan karet. Perkebunan karet yang terdapat di Desa Bandar Sari seluas 800 Ha (Data Monografi Desa Bandar Sari 2016). Oleh karena itu perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari menjadi

(22)

3

komoditas utama di desa tersebut. Hal ini disebabkan karena lahan di Desa Bandar Sari masih luas untuk dijadikan perkebunan karet, jenis tanah yang ada di Desa Bandar Sari cocok untuk dikembangkannya perkebunan karet, dan penduduk di Desa Bandar Sari belum padat. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pekarangan kosong yang belum digunakan untuk permukiman penduduk. Maka dengan keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh para petani karet untuk membuka perkebunan karet di Desa Bandar Sari.

Petani karet yang ada di desa ini mayoritas adalah sebagai petani pemilik. Jadi lahan perkebunan karet yang mereka kelola adalah milik mereka sendiri. Di desa ini hanya ada sebagian kecil petani yang tidak memiliki lahan sendiri. Petani yang tidak memiliki kebun karet ini biasanya bekerja sebagai petani penggarap atau buruh tani. Para buruh tani ini biasanya bekerja pada petani karet yang memiliki kebun dengan luas lebih dari dua hektar. Petani karet yang memiliki kebun karet lebih dari luas tersebut biasanya tidak sanggup untuk mengelola kebun karetnya sendiri sehingga memerlukan tenaga buruh untuk mengelolanya.

Di Desa Bandar Sari terdapat 934 kepala keluarga. Dari jumlah kepala keluarga tersebut mayoritas bekerja sebagai petani. Ada yang bekerja pada lahan sendiri yaitu petani pemilik, dan ada juga yang bekerja mengelola lahan milik orang lain yaitu sebagai buruh tani. Dari masing-masing petani tersebut terdapat 435 petani karet (66%) merupakan petani pemilik dan ada 107 petani (16,24%) yang merupakan buruh tani yaitu mengelola lahan milik orang lain. Dari jumlah petani yang ada, petani yang jumlahnya paling sedikit adalah petani sayuran yaitu hanya 15 petani (2,28%) dari jumlah petani yang ada di Desa Bandar Sari (Data Monografi Desa Bandar Sari 2016).

(23)

4

Jumlah petani sayuran yang sedikit dikarenakan peluang untuk penjualan sayuran sangat kecil di Desa Bandar Sari. Peluang penjualan yang kecil disebabkan karena Desa Bandar Sari bersebelahan dengan Desa Bukit Gemuruh yang jenis tanahnya sangat cocok untuk perkembangan tanaman sayuran karena sayuran yang dihasilkan dari desa tersebut memang kualitasnya lebih bagus sehingga para pedagang sayuran yang ada di Desa Bandar Sari lebih memilih untuk memasok sayuran dari Desa Bukit Gemuruh.

Berkembangnya perkebunan karet di Desa Bandar Sari ini memberikan peluang yang baik untuk perkembangan perekonomian penduduk Desa Bandar Sari. Menurut dugaan sementara, kepemilikan kebun karet tersebut yang membuat para petani karet memiliki pendapatan yang tinggi setiap bulannya. Pendapatan dari hasil kebun karet yang dimiliki tersebut sudah dapat mencukupi kebutuhan petani karet sampai saat ini dikarenakan mayoritas dari petani karet di Desa Bandar Sari memiliki luas lahan lebih dari satu hektar per orang. Akan tetapi, dalam hal pendidikan masih banyak para petani karet yang belum memenuhi kebutuhan anak hingga jenjang perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa pada tahun 2016 di Desa Bandar Sari terdapat 66 orang petani karet yang anaknya telah lulus Sekolah Menengah Atas. Dari jumlah tersebut, 30 anak petani karet melanjutkan ke perguruan tinggi dan 36 anak petani karet tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (Data Monografi Desa Bandar Sari Tahun 2016).

Berdasarkan hasil pra survei diperoleh data mengenai luas lahan dan pendapatan yang diperoleh setiap bulannya oleh petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2016. Data tersebut merupakan gambaran umum sementara dari 10 petani karet yang anaknya tidak melanjutkan

(24)

5

pendidikan ke perguruan tinggi. Menurut pengakuan mereka, pendapatan yang diperoleh tersebut merupakan pendapatan pokok yang belum ditambah dengan pendapatan sampingan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016

No Nama Luas Lahan (Ha) Pendapatan per Bulan(Rupiah)

1. Rohim 2 3.200.000 2. Sutris 2 3.200.000 3. Muhono 3 4.800.000 4. Karim 2 3.200.000 5. Misno 5 8.000.000 6. Wahyono 3 4.800.000 7. Yasin 3 4.800.000 8. Sugiman 4 3.200.000 9. Lasam 3 3.200.000 10. Sadat 3 4.800.000 Jumlah 30 43.200.000 Rata-rata 3 4.320.000 Rata-rata/Ha - 1.440.000

Sumber: Pra Survei (Tanggal : 5 – 10 September 2016).

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah 3 Ha dan pendapatan rata-rata yang diperoleh setiap bulannya adalah Rp 4.320.000. Pendapatan tersebut diperoleh dari hasil getah karet yang dijual setiap bulannya oleh para petani karet. Menurut pra survei, petani karet di Desa Bandar Sari menjelaskan bahwa biasanya dari setiap satu hektar kebun karet yang mereka miliki dapat menghasilkan 100 kg getah karet setiap minggunya. Pada saat penelitian, harga getah karet di Desa Bandar Sari adalah Rp 10.000 per kg dan merupakan harga yang stabil.

Luas lahan yang dimiliki oleh petani karet mempengaruhi pendapatan yang akan diterimanya. Menurut pengamatan peneliti, dengan luas lahan yang diimiliki oleh

(25)

6

petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa secara umum pendapatan yang mereka peroleh setiap bulan merupakan pendapatan yang besar. Pendapatan yang diperoleh tersebut dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki. Semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin banyak pendapatan yang akan diterima, dan semakin sempit lahan yang dimiliki maka pendapatan yang diterima juga akan sedikit. Menurut pra survei, petani karet tersebut menjelaskan bahwa pendapatan yang diperoleh setiap bulannya itu sudah mencukupi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi, dengan keadaan demikian tidak membuat anak-anak petani karet melanjutkan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi. Selain pendapatan yang besar, menurut pengamatan peneliti petani karet tersebut memiliki rumah yang bagus, kendaraan sepeda motor lebih dari satu unit dan ada juga beberapa petani karet yang memiliki mobil.

Pendapatan dari hasil kebun karet sudah dapat mencukupi kebutuhan hidup petani karet, akan tetapi masih banyak diantara mereka yang memiliki pekerjaan sampingan selain mengelola kebun karet. Dari pekerjaan sampingannya tersebut maka petani karet yang ada di Desa Bandar Sari memperoleh pendapatan tambahan setiap bulannnya dan menyebabkan pendapatan total yang diperoleh setiap bulan semakin tinggi.

Pendapatan total yang diperoleh petani karet dipastikan dapat mencukupi kebutuhan petani karet setiap bulannya. Hal ini dikarenakan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga saja bisa dipenuhi hanya dari pendapatan pokok petani karet. Selain itu, perkebunan karet yang dikelola oleh petani karet di Desa Bandar Sari masih dalam usia produktif. Hal ini dikarenakan tanaman karet yang ada di

(26)

7

Desa Bandar Sari ditanam sekitar tahun 2000 yang berarti pada saat ini kebun karet tersebut berusia 17 tahun sehingga perkebunan karet ini tidak akan membutuhkan biaya banyak dalam perawatannya dikarenakan perawatan kebun karet tidak dilakukan setiap bulan, hanya dilakukan setiap tiga bulan sekali yaitu pemupukan dan enam bulan sekali dilakukan pembersihan lahan dengan cara membersihkan rumput-rumput yang berada di sekitar tanaman karet. Perawatan tersebut dilakukan tergantung kondisi tanaman karet. Pengeluaran petani karet pada saat tanaman karet dalam usia produktif hanya untuk pembelian pupuk dan obat-obatan serta untuk membayar upah penyadap apabila petani karet tersebut menggunakan tenaga buruh untuk mengelola kebun karetnya. Namun, di Desa Bandar Sari ini kebanyakan perkebunan karet yang ada dikelola oleh pemiliknya sendiri. Hanya ada beberapa petani yang kebun karetnya sudah melebihi 3 Ha yang menggunakan tenaga buruh untuk membantu pekerjaannya. Seharusnya pada masa produktif ini petani karet dapat memanfaatkan kebun karet tersebut dengan sebaik-baiknya terutama untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.

Menurut pengakuan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mereka masih memiliki saldo pendapatan yang banyak setiap bulannya, akan tetapi saldo pendapatan tersebut malah digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersier seperti digunakan untuk membeli tanah, perhiasan, atau kebun karet lagi untuk tabungan mereka. Seharusnya dengan pendapatan yang tinggi para petani karet ini menyisihkan pendapatannya untuk keperluan pendidikan anaknya karena sangat disayangkan apabila pendapatan yang dimiliki

(27)

8

tersebut tidak digunakan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi karena anak merupakan tabungan bagi orang tua juga.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016”.

B. Identifikasi Masalah

1. Tidak semua petani karet memiliki lahan yang luas.

2. Pendapatan pokok petani karet yang besar tidak diprioritaskan untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi.

3. Pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan tidak membuat petani karet melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.

4. Pendapatan total yang diperoleh tidak diprioritaskan untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi.

5. Pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan keluarga petani karet tidak melebihi pendapatan yang diperoleh setiap bulan.

6. Petani karet masih memiliki saldo pendapatan setiap bulannya, akan tetapi saldo tersebut malah digunakan untuk kebutuhan tersier.

C. Rumusan Masalah

1. Berapakah luas lahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

(28)

9

2. Berapakah pendapatan pokok per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

3. Berapakah pendapatan tambahan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

4. Berapakah pendapatan total per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

5. Berapakah pengeluaran per bulan petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

6. Berapakah saldo pendapatan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengkaji luas lahan milik petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.

2. Untuk menganalisis pendapatan pokok per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.

(29)

10

3. Untuk menganalisis pendapatan tambahan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.

4. Untuk menganalisis pendapatan total per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.

5. Untuk mengkaji pengeluaran petani karet per bulan dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.

6. Untuk menganalisis saldo pendapatan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016

E. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Sebagai salah satu aplikasi pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah, khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(30)

11

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah keluarga petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

2. Ruang lingkup objek penelitian adalah luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan. 3. Ruang lingkup tempat adalah Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba

Kabupaten Way Kanan.

4. Ruang lingkup waktu adalah tahun 2016. 5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi.

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 54):

Geografi Ekonomi adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya.

Geografi Ekonomi digunakan sebagai ilmu yang melatarbelakangi penelitian ini karena penelitian ini berkaitan dengan aktivitas manusia dalam bidang pertanian yang berhubungan dengan perekonomian yang di dalamnya mengkaji tingkat pendapatan.

(31)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi

Geografi merupakan ilmu yang di dalamnya mengkaji tentang fisik muka bumi dan sosial yang di dalamnya terdapat hubungan antar manusia. Selain mengkaji tentang hubungan sosial antar manusia, Geografi juga mengkaji hubungan antara alam dan manusia. Hubungan yang terjadi antara alam dan manusia akan menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang kehidupan manusia.

Menurut IGI dalam Sumadi (2003:4) menyatakan bahwa Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

2. Pendekatan Geografi

Di dalam Geografi terpadu untuk mendekatkan atau menghampiri masalah dalam Geografi digunakan bermacam-macam pendekatan yaitu: pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan.

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:77-78) menyatakan bahwa:

Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas Geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi Geografi ini, harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip itu

(32)

13

adalah prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi. Sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain tetapi pada kenyataan praktisnya berhubungan satu sama lain.

Dari pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pendekatan Geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan. Hal ini dikarenakan di dalam pendekatan keruangan terdapat pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengkaji aktivitas manusia dalam suatu daerah.

3. Luas Lahan

Untuk membedakan pekerjaan sebagai seorang petani atau bukan, salah satu yang membedakannya adalah kepemilikan lahan. Untuk menentukan golongan petani juga dapat dilihat dari kepemilikan lahan yang mereka miliki. Tidak semua petani memiliki lahan sama. Ada yang memiliki lahan yang sempit dan ada juga yang memiliki lahan luas, dan ada juga yang tidak memiliki lahan.

Menurut Rahardjo dan Eva Banowati (2013:27) menyatakan bahwa:

Lahan yang dimiliki oleh seorang petani mempunyai masing-masing golongan. Penguasaan penggolongan pertanian yang lebih operasional mengenai struktur penguasaan lahan di pedesaan yaitu: “tuan tanah” mereka yang memiliki lahan pertanian di atas 5,0 ha, petani “kaya” yang memiliki lahan pertanian antara 2,0 ha-5,0 ha, petani“sedang” yang memiliki lahan pertanian antara 0,6 ha-1,9 ha, “petani kecil” yang memiliki lahan 0,25 ha-0,5 ha dan “tuna kisma”yaitu petani yang tidak memiliki lahan pertanian.

Luas lahan yang dimiliki oleh petani mempengaruhi pendapatan yang akan diterimanya. Menurut Sajogyo dalam Hadi Prayitno (1987:125) menyatakan bahwa “besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya terutama ditentukan oleh luas tanah garapannya”.

(33)

14

Dari teori tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan garapan petani maka pendapatan yang akan diperoleh semakin banyak, dan juga semakin sempit lahan garapan petani maka pendapatan yang diterima semakin sedikit pula. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas kebun karet yang dimiliki petani karet yang ada di Desa Bandar Sari maka semakin besar pula pendapatan yang diterima setiap bulannya.

4. Pendapatan

Pendapatan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari suatu kegiatan ekonomi. Pendapatan atau penghasilan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Pendapatan menentukan kehidupan seseorang, baik kehidupan sosial maupun kehidupan ekonomi. Besar kecil pendapatan akan membawa pengaruh pada tingkat kemakmuran penduduk, terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok suatu keluarga. Pendapatan merupakan semua hasil yang diperoleh seseorang dalam suatu kegiatan perekonomian baik dari bidang jasa, industri, pertanian, dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pendapatan keluarga petani karet.

Menurut Sonny Sumarsono (2009:176) menyatakan bahwa “pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga”.

Menurut Mulyanto Sumardi (1982:224) menyatakan bahwa: Pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan pokok merupakan pendapatan yang utama atau pokok yaitu hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga

(34)

15

b. Pendapatan tambahan merupakan hasil pendapatan yang tidak tetap namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulannya

c. Pendapatan keseluruhan merupakan pendapatan pokok ditambah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya.

Dalam penelitian ini pendapatan pokok yang dimaksud adalah pendapatan dari usaha tani. Usaha tani yang dilakukan adalah usaha perkebunan karet yang dikelola oleh petani. Status petani yang dimaksud adalah petani pemilik. Jadi petani pemilik tersebut mengusahakan pengelolaan lahan perkebunan miliknya untuk memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani karet tersebut.

untuk menganalisis pendapatan petani karet maka ditentukan terlebih dahulu kelas interval pendapatannya. Menurut Ridwan (2009:92) menyatakan bahwa untuk menentukan kelas interval pada pendapatan maka digunakan cara sebagai berikut: 1. Mencari Jangkauan (J) = Datum terbesar – Datum terkecil

2. Mencari banyaknya kelas interval (k)

k = 1 + 3,3 log n, dimana n = banyaknya data 3. Mencari panjang kelas interval (c)

c = Jangkauan / Banyaknya kelas interval atau c = j/k.

Menurut Sunarpi dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa:

Pendapatan usaha tani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi pertanian termasuk di dalamnya usaha tani memelihara ternak. Produksi pertanian yang dimaksud adalah berasal dari lahan yang menjadi miliknya maupun lahan usaha tani yang di luar miliknya namun dikuasainya ataupun di bawah penguasaannya.

Menurut Hadi Prayitno (1987:103) menyatakan bahwa:

Pendapatan petani dari usaha taninya dapat diperhitungkan dari total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah nilai dari hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari: (a) pengeluaran untuk input (bibit, pupuk, pestisida), (b)

(35)

16

pengeluaran untuk upah tenaga luar keluarga, (c) pengeluaran untuk pajak, iuran, air, bunga kredit, dan lain-lain).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan pokok yang diperoleh petani setiap bulannya dikurangi dengan biaya produktif seperti untuk pembelian obat, pembelian pupuk, membayar buruh yang tujuannya untuk pengelolaan kebun karet. Selain dikurangi biaya produktif, pendapatan pokok yang diperoleh tersebut dikurangi dengan biaya konsumtif yaitu kebutuhan pangan keluarga petani karet sehingga pendapatan dikatakan bersih apabila sudah dikurangi biaya produktif dan biaya konsumtif.

Selain memperoleh pendapatan dari usaha tani miliknya, biasanya seorang petani memiliki usaha lainnya di bidang non pertanian untuk menambah tingkat pendapatan keluarganya. Selain pendapatan pokok, petani karet ini juga ada yang memiliki pendapatan tambahan yang diperoleh dari usaha nonpertanian. Usaha nonpertanian yang banyak dilakukan oleh petani karet di Desa Bandar Sari adalah usaha berdagang. Pendapatan dari usaha berdagang ini merupakan pendapatan tambahan yang diterima petani karet setiap bulannya.

Menurut Kasryno dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa:

Tingkat pendapatan keluarga petani diperoleh juga dari kegiatan non-usahatani dari berbagai kombinasi antara lain buruh industri, jasa angkutan, dan non-pertanian lain. Banyak diantara mereka yang bekerja rangkap, sehingga menunjukkan bahwa kegiatan di luar usaha tani sangat penting bagi mereka, terutama dalam meningkatkan pendapatan.

Pendapatan pokok dari usaha kebun karet dan pendapatan tambahan yang dilakukan petani karet setiap bulannya menghasilkan pendapatan berupa pendapatan total. Pendapatan total tersebut merupakan pendapatan keseluruhan yang diterima petani karet setiap bulannya baik dari usaha pengelolaan kebun karet maupun dari usaha sampingan yang dilakukan petani karet.

(36)

17

5. Pengeluaran

Setiap individu yang hidup di muka bumi ini sudah pasti memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Biaya tersebut biasanya disebut dengan biaya pengeluaran. Pengeluaran yang digunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhan keluarga diambil dari pendapatan yang diperoleh. Pengeluaran tersebut meliputi pengeluaran pangan dan nonpangan. Pengeluaran yang paling diutamakan dalam keluarga yaitu kebutuhan pangan. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria kebutuhan dasar dan kesejahteraan berdasarkan ukuran beras yang dinyatakan dalam kilogram.

Menurut Sajogyo (1997:58) menyatakan bahwa:

Kriteria kesejahteraan didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun, miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan, miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan, dan paling miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan.

Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa kemiskinan absolut adalah kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan suatu keluarga dalam membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan taraf hidup kemanusiaan yang paling rendah. Selain pemenuhan kebutuhan pangan, maka akan dihitung juga kebutuhan nonpangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 mengenai kebutuhan nonpangan.

(37)

18

Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun 2015

No Keperluan Nonmakanan

1 Perumahan dan fasilitas rumah tangga 2 Barang dan jasa

3 Biaya pendidikan 4 Biaya kesehatan

5 Pakaian, alas kaki, penutup kepala 6 Barang-barang tahan lama

7 Pajak dan asuransi

8 Keperluan pesta dan upacara

Sumber : BPS Provinsi Lampung, Susenas 2015 6. Petani

Petani merupakan seseorang yang bekerja dalam bidang pertanian. Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki variasi lahan pertanian yang sangat beragam, terutama dipengaruhi oleh faktor geografis. Kondisi geografis yang sangat beragam tersebut menentukan jenis pertanian yang diusahakan oleh masyarakat setempat yang ada di Indonesia.

Menurut Anwas Adiwilaga (1982:1) menyatakan bahwa “petani adalah orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu”.

Menurut Eva Banowati (2013:43) menyatakan bahwa “pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam (tanah) dengan cara menanam tanaman-tanaman tertentu untuk memenuhi kebutuhan akan produk pertanian”.

Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani karet. Petani karet merupakan seseorang yang melakukan usaha di bidang pertanian dengan cara melakukan budidaya karet untuk memperoleh hasil dari tanaman karet. Hasil

(38)

19

tanaman karet tersebut merupakan getah karet yang dapat dijual guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

7. Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki harga jual tinggi dan dapat memberikan keuntungan perekonomian bagi petaninya. Tanaman karet ini baru bisa diambil getahnya apabila sudah berusia lebih dari lima tahun. Cara mengambil getah karet ini melalui proses penyadapan. Biasanya getah karet ini dijual setiap seminggu sekali tergantung petani karetnya masing-masing.

Menurut Tim Penulis PS (2009:85) menyatakan bahwa:

Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia, karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian Negara. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Tanaman karet akan tumbuh dengan baik apabila ditanam di daerah yang sesuai dengan tumbuhan ini. Biasanya daerah yang cocok adalah daerah yang memiliki dataran rendah. Apabila tanaman karet dapat tumbuh dengan baik maka akan menghasilkan getah yang melimpah dan memberikan keuntungan yang banyak bagi para petani karet sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani karet tersebut.

Menurut Tim Penulis PS (2009:122) menyatakan bahwa:

Tanaman karet akan baik pertumbuhannya jika ditanam di daerah yang memiliki ketinggian antara 0-400 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan maksimum 45 derajat. Jika ditanam di daerah yang memiliki ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut, maka pertumbuhannya menjadi lambat. Apalagi jika tumbuh di ketinggian 600 m dari permukaan

(39)

20

laut dan tanahnya mulai kritis, hasil yang diperoleh sangat rendah dan mudah terjangkit penyakit meskipun di rawat dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari adalah perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di Desa Bandar Sari. Hal ini dikarenakan tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada wilayah dataran rendah seperti Desa Bandar Sari.

8. Pendidikan Tinggi

Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Keputusan untuk melanjutkan pendidikan anak merupakan hak dan kewajiban dari orang tuanya. Di Desa Bandar Sari terdapat perbedaan pendidikan pada anak petani karet yang memiliki luas lahan dan pendapatan yang sama. Terdapat sebagian anak petani karet melanjutkan pendidikan dan sebagian lagi anak petani karet tidak melanjutkan pendidikannya. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan anak pada jenjang perguruan tinggi.

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 dalam Undang-undang Sisdiknas (2003:12) menyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi”.

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dalam Undang-undang Sisdiknas (2003:14) menyatakan bahwa “pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi”.

(40)

21

Pendidikan tinggi dalam penelitian ini adalah pendidikan pada jenjang Sarjana. Pendidikan tinggi yang ditempuh seseorang tentunya secara khusus akan memberikan banyak manfaat pada dirinya sendiri yaitu dapat memperbaiki keadaan ekonomi dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal ini dikarenakan seseorang yang menempuh pendidikan tinggi tentunya akan lebih mudah memperoleh kesempatan kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia sesuai dengan keahliannya.

B. Penelitian Sejenis

1. Menurut penelitian sejenis yang dilakukan oleh Nofi Tri Andriyani dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang berjudul “Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua yang Memiliki Anak Tidak Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010”. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 70,78 % jumlah orang tua anak berdasarkan keadaan pendidikan dasar yaitu SD dan SMP dan hanya 1,54 % yang berpendidikan tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan responden disebabkan karena berawal dari ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan. Hal ini dapat dipahami karena mereka memang berasal dari keluarga miskin, yang hidup serba kekurangan dan tidak mempunyai kemampuan menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Menurut penelitian sejenis yang dilakukan oleh Sarinah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang berjudul “Deskripsi Petani Kebun Karet Rakyat di Desa Tri Darma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012”. Dari hasil

(41)

22

penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar petani karet di Desa Tri Darma Wirajaya yaitu 70,00% pemenuhan kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi dan 30,00% yang pemenuhan kebutuhan pokoknya tidak terpenuhi. Banyak petani karet yang pemenuhan kebutuhan pokoknya sudah dapat terpenuhi dikarenakan pendapatan dari hasil kebun karet cukup tinggi.

C. Kerangka Pikir

Desa Bandar Sari merupakan desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani karet. Luas lahan yang dimiliki petani karet mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh. Semakin luas lahan petani karet maka semakin banyak pula pendapatan yang akan diperoleh. Masing-masing petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan yang berbeda sehingga anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Dalam penelitian ini, menurut gambaran umum petani karet di Desa Bandar Sari yang memiliki anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masing-masing dari mereka rata-rata memiliki luas lahan dan pendapatan yang tinggi. Pendapatan yang tinggi tersebut merupakan pendapatan pokok yang belum ditambah dengan pendapatan tambahan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan sehingga apabila sudah ditambahkan maka pendapatan total yang diperoleh petani karet setiap bulannya semakin tinggi. Akan tetapi, dengan pendapatan yang tinggi tersebut tidak membuat petani karet melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.

(42)

23

Pendapatan tinggi yang diperoleh petani karet lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dibandingkan untuk melakukan perawatan kebun karetnya. Hal ini dikarenakan perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari masih dalam usia produktif sehingga tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kebun karetnya. Pendapatan yang tinggi seharusnya membuat petani karet menyisihkan pendapatannya untuk tabungan bekal masa depannya atau lebih baik digunakan untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang perguruan tinggi karena anak juga merupakan tabungan orang tua. Akan tetapi, di Desa Bandar Sari ini banyak anak petani karet dengan pendapatan tinggi tetapi anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

BAGAN KERANGKA PIKIR

Bagan 2.1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016.

Luas lahan petani

karet

Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba

Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 Pendapatan pokok petani karet Pendapatan Total Petani Karet Pendapatan Tambahan Petani Karet Pengeluaran Petani Karet Saldo Petani Karet

(43)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan dalam penyelidikan guna mencapai tujuan penelitian dengan didukung adanya data yang aktual sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang diharapkan. Menurut Handari Nawawi dalam buku Pabundu Tika (2005:2) menyatakan bahwa “metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan”.

Menurut Pabundu Tika (2005:4):

Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena atau keadaan serta mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan tertentu dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Metode penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan keluarga petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016.

(44)

25

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian merupakan subjek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh petani karet di Desa Bandar Sari yang memiliki anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berjumlah 36 responden. Jadi dalam penelitian ini tidak dilakukan penarikan sampel sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang dapat diukur. Menurut Margono (2010:133) menyatakan bahwa “variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dua atribut atau lebih”.

Menurut Pabundu Tika (2005:6) menyatakan bahwa “variabel yang dikumpulkan dapat bersifat fisik maupun sosial. Bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi, faktor iklim, dan sebagainya, sedangkan yang bersifat sosial dapat berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk, dan sebagainya”. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pendapatan petani karet dengan indikator penelitian: luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan petani karet.

(45)

26

2. Indikator Penelitian a. Luas Lahan

Luas lahan dalam penelitian ini merupakan luas lahan yang dimiliki petani karet sehingga akan menggolongkan petani karet dalam golongan tuan tanah, petani kaya, petani sedang, petani kecil, petani gurem, dan buruh tani. Untuk penggolongannya diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Petani kaya yang memiliki lahan pertanian antara 2,0 ha-5,0 ha 2) Petani sedang yang memiliki lahan 0,6 ha - 1,9 ha

b. Pendapatan Pokok

Pendapatan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan utama yang diperoleh setiap bulan oleh petani karet di Desa Bandar Sari dari hasil kebun karetnya dan dinyatakan dalam rupiah.

c. Pendapatan Tambahan

Pendapatan tambahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan yang dijalankan petani karet yang dinyatakan dalam rupiah dalam jangka waktu satu bulan.

d. Pendapatan Total

Pendapatan total yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah dari pendapatan bersih yang diperoleh dari hasil kebun karet ditambah dengan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan yang dijalankan petani karet yang dinyatakan dalam rupiah dalam jangka waktu satu bulan.

(46)

27

e. Pengeluaran Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Pengeluaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga setiap bulan yang meliputi pengeluaran pangan dan pengeluaran nonpangan. Pengeluaran pangan merupakan pengeluaran konsumtif yang akan dihitung menggunakan ukuran beras dan pengeluaran nonpangan akan dihitung menggunakan perhitungan rata-rata.

1) Pengeluaran Pangan

Pengeluaran pangan dalam penelitian ini merupakan pengeluaran berupa kebutuhan pangan yang dikeluarkan petani karet setiap bulan yang kemudian dikalikan menjadi pegeluaran per tahun dan dinyatakan dengan ukuran beras dalam kilogram. Untuk pengukurannya, digunakan Kriteria kesejahteraan didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun yaitu:

 Miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan.

 Miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan.

 Paling miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan.

2) Pengeluaran Nonpangan

Pengeluaran nonpangan dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan petani karet untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan fasilitas (membayar listrik), barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan, pakaian, alas kaki, dan penutup kepala, barang-barang tahan lama, pajak dan asuransi, keperluan

(47)

28

pesta dan upacara, serta perawatan kebun karet yang merupakan pengeluaran produktif setiap bulan yang dinyatakan dalam rupiah.

f. Saldo Pendapatan

Saldo Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa dari pendapatan total yang diperoleh petani karet setiap bulan yang sudah dikurangi dengan pengeluaran pangan dan non pangan yang termasuk di dalamnya keperluan produktif (biaya perawatan kebun karet) yang dinyatakan dalam rupiah.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati subjek dan objek penelitian. Menurut Pabundu Tika (2005:24) menyatakan bahwa “observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian”.

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati rumah petani karet dari segi luas dan kemewahan, untuk melihat adanya kendaraan bermotor yang dimiliki petani karet, serta untuk mengamati perhiasan yang dipakai oleh istri petani karet.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan pertanyaan secara terbuka yang memungkinkan responden

(48)

29

memberikan jawaban yang sebenarnya. Data yang diambil meliputi identitas petani karet, luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian untuk memperoleh data skunder. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:109) menyatakan bahwa “teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang akan diteliti”. Penelitian ini memerlukan informasi dari dokumen yang ada hubungannya dengan gejala sosial, ekonomi budaya dan penduduk lebih banyak berhubungan dengan sumber dokumentasi.

Tujuan dilakukannya teknik dokumentasi ini adalah untuk memperkuat bukti penelitian serta untuk melengkapi dan mendapatkan data sekunder berupa profil desa, jumlah penduduk, jenis mata pencaharian penduduk, jumlah rumah tangga dan peta administrasi desa serta data-data lainnya yang dianggap penting untuk mendukung dalam penelitian ini. Data-data tersebut biasanya diperoleh dari kantor desa setempat.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis persentase. Teknik analisis persentase digunakan dalam penelitian ini dikarenakan variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal dengan indikator penelitian yaitu luas lahan, pendapatan, dan pengeluaran petani karet sehingga untuk menghitungnya cukup menggunakan analisis persentase.

(49)

30

Menurut Arief Sadiman (1993:83) menyatakan bahwa “Analisis Persentase sangat tidak cermat – tidak secermat seperti bagan sebaran. Akan tetapi, analisis persentase dapat digunakan secara mudah terhadap variabel tingkat nominal dan ordinal. Inilah alasan utama persentase digunakan secara luas”.

Menurut Arief Sadiman (1993:96):

Distribusi persentase adalah distribusi yang frekuensinya telah diubah ke dalam persentase. Langkah pertama dalam menyusun suatu distribusi persentase adalah membagi jumlah observasi dalam masing-masing kategori variabel (f) dengan jumlah frekuensi (N). Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase. Distribusi persentase ini dirumuskan yaitu :

% = x 100 Keterangan :

% = Persentase yang diperoleh

f = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah Responden 100 = Konstanta.

Menurut Sofar dan Widiyono (2013:178): FR = x 100

keterangan :

FR = Frekuensi Relatif dan Fi = Frekuensi baris ke-i

n = Jumlah sampel

Data yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel yang dipersentasekan, dilanjutkan dengan diinterpretasikan dan dapat disimpulkan dalam bentuk laporan penelitian.

(50)

81

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Luas lahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata 2,04 Ha dan sebagian besar merupakan petani kaya.

2. Pendapatan pokok petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 8.783.333 dan pendapatan tersebut tergolong pendapatan tinggi.

3. Pendapatan tambahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 1.695.238. 4. Pendapatan total petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 9.772.222.

5. Total pengeluaran petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 4.538.750.

6. Saldo pendapatan rata-rata per bulan Rp 5.209.583. Dari analisis pendapatan diketahui bahwa terdapat 33 petani karet secara ekonomi mampu melanjutkan anaknya ke perguruan tinggi, akan tetapi petani karet tersebut tidak menginvestasikan pendapatannya ke pendidikan anak dikarenakan

(51)

82

pendapatannya diinvestasikan: (a) membeli kebun karet (b) ditabung (c) membeli tanah (d) membeli perhiasan (d) menambah modal usaha.

B. Saran

1. Saldo pendapatan yang diperoleh setiap bulan sangat banyak dan sebenarnya mampu untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi, kepada petani karet disarankan untuk bisa melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi karena investasi bukan hanya berbentuk barang saja tetapi pendidikan anak juga merupakan investasi.

2. Kepada petani karet disarankan untuk memanfaatkan uang sesuai target hidup, jangan sampai banyak pengeluaran yang sia-sia.

3. Kepada petani karet disarankan pada tahun depan untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi agar saldo pendapatannya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan tersier.

(52)

83

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Data Monografi Desa Bandar Sari. Kantor Desa. Bandar Sari. ---2009. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.

---2003.Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Sinar Grafika. Jakarta. ---2009. Lampung Dalam Angka. BPS. Lampung.

---2015. Lampung Dalam Angka. BPS. Lampung. ---2015. Way Kanan Dalam Angka. BPS. Way Kanan. ---2017. Way Kanan Dalam Angka. BPS. Way Kanan.

Anwas Adiwilaga. 1982. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Alumni. Bandung.

Arief Sadiman. 1993. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubugan.

Erlangga. Jakarta.

Daldjoeni. 1998. Geografi Kota dan Desa. PT Alumni. Bandung. Eva Banowati. 2012. Geografi Indonesia. Penerbit Ombak. Yogyakarta. Eva Banowati. 2013. Geografi Pertanian. Penerbit Ombak. Yogyakarta. Hadi Prayitno. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE .Yogyakarta. Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta. Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Mulyanto Sumardi. 1982. Sumber Pendapatan Pokok dan Perilaku Menyimpang. Rajawali. Jakarta.

Nofi Tri Andriyani. 2010. Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua yang Memiliki Anak Tidak Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

(53)

84

Pabundu Tika. 2005. Metodologi Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Ridwan. 2009. Belajar Mudah Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.

Alfabeta. Bandung

Sajogyo. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSB-IPB. Bogor.

Sarinah. 2012. Deskripsi Petani Kebun Karet Rakyat di Desa Tri Darma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012.(Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sofar Silaen dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. In Media. Jakarta

Sonny Sumarsono. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Jember.

Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet di  Desa Bandar Sari Tahun 2016
Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi   Lampung Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang akan menjawab permasalahan hukum yaitu bentuk perlindungan hukum pidana bagi anak sebagai

This research aims to develop teaching materials and student worksheet (TMSW) text exposition with multipola based on student interest and determine the feasibility of the

baku untuk air minum Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas air dampak  kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan Contoh: kawasan kumuh menyebab- kan penurunan

Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan apakah ada perbedaan yang berarti dari kemampuan menulis pada siswa kelas delapan SMP Keluarga Kudus sebelum dan

Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan aplikasi yang sudah ada yaitu activity schedule, terdapat masalah ketika ABK tidak dapat memahami tampilan user interface pada

Iklan ini termasuk pada referensi endofora, karena kata ”Luwak White Koffie” menunjuk pada suatu yaitu kopi, dan kata kopi yang dimaksud tercantum dalam

Kondisi tersebut menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis pola pemasaran produksi padi rawa pasang surut melalui analisis

Dengan demikian, penelitian yang berjudul Analisis hukum Islam Terhadap Praktik Arisan Karang Taruna Bunga Remaja di Dusun Gianti Desa Munggugianti Kecamatan Benjeng