• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Make-A Match

3. Macam-macamBMotivasi

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1. Motif-motif bawaan

2. Motif-motif yang dipelajari

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis 1. Motif atau kebutuhan organis

2. Motif-motif darurat 3. Motif-motif objektif

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah 1. Momen timbulnya alasan 2. Momen pilih

3. Momen putusan

4. Momen terbentuknya kemauan d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

F. HasilBBelajar

Belajar merupakan suatu proses panjang dari lahir hingga akhir hayat. Belajar dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun nonformal yaitu pendidikan dari keluarga dan lingkungannya sampai pendidikan sekolah yang mempunyai tujuan untuk merubah tingkah laku, sikap, keterampilan, kebiasaan serta perubahan seseorang kearah yang lebih baik.

Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain : 1. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.

2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

3. Belajar merupakan perubahan yang relatif mantap.

4. Tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.

Menurut (Agus Suprijono, 2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk dari pengertian tersebut bahwa hasil-hasil belajar berupa :

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2. Ketrampilan intelektual adalah kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorikan kemampuan analisis sintesis, fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.

a. Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

b. Ketrampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

c. Sikap adalah kemampuan menolak / menerima objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom dalam Supriyono (2009:6) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu :

1. Ranah afektif, merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.

2. Ranah psikomotor, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.

3. Ranah kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

Agus Suprijono (2009:13) menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subjek belajar, tujuan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dengan demikian jika pencapaian hasil belajar itu tinggi, dapat dikatakan bahwa mengajar itu berhasil.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dan sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedang dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

G. HasilBPenelitianBYangBRelevan

Pada bagian ini peneliti mencoba untuk memaparkan hasil penelitian pada skripsi sya’ban Istiqomah (2011) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make-A Match untuk meningkatkan motivasi

dari hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi Pokok Bahasan Ketenagakerjaan pada siswa kelas VIII B Semester II SMPN 16 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010” dapat dipaparkan bahwa :

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.

2. Metode pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match memiliki dampak positif mampu meningkatkan motivasi siswa yaitu dalam siklus I 64,86% dan siklus II 88,19% dan meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 62,16% dari jumlah siswa dari siklus II 89,18%.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

H. KerangkaBBerfikir.

Mutu pendidikan perlu ditingkatkan untuk mewujudkan manusia yang berkualitas tinggi, di antaranya pendidikan SMP. Untuk meningkatkan kualitas siswa dalam proses belajar mengajar diperlukan model mengajar yg baik. Model yang selalu digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar umumnya memakai metode konvensional. Model konvensional yang digunakan dalam proses belajar mengajar ternyata kurang optimal, karena membuat siswa menjadi pasif. Sehingga perlu adanya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa mek\lalui model Make-A Match

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi siklus I digunakan untuk rencana pembelajaran pada siklus II. Setiap berakhirnya siklus diadakan post tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Penelitian ini berhasil jika ketuntasan belajar individual mencapai nilai 67≤ dan suatu kelas tuntas belajar bila 75% siswa telah tuntas belajar.

Kegiatan pembelajaran sebaiknya menarik, ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS. Beberapa besar penguasaan siswa terhadap mata pelajaran diwujudkan dengan menggunakan soal tes, sehingga dapat diketahui nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

Memilih model pembelajaran kooperatif metode Make-A Match siswa tidak bosan, mengantuk, membuat siswa senang, aktif dalam pembelajran memotivasi belajar siswa sehingga hasil ulangan akan meningkat. Model

Make-A Match ini akan diterapkan pada mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat penelitian, menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak masih rendah dalam mengikuti pembelajaran ekonomi. Terbukti masih dijumpai dalam kelas terdapat beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh ataupun asyik membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum menggunakan model dan media pembelajaran yang menyenangkan, hanya memberi metode ceramah dan latihan soal saja. Dengan kondisi yang seperti ini, model

Make-A Match dapat diterapkan dalam kelas sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan model keaktifan Make-A Match diajak untuk belajar menjawab pertanyaan atau mencari jawaban dengan teman lainnya yang memungkinkan mereka dapat kerjasama dengan temannya dan berdiskusi.

Menurut pengamatan kami kerangka berpikir ini seperti tersebut diatas adalah cocok untuk pembelajaran tentang keaktifan belajar siswa. Contohnya dengan pembelajaran ini siswa sangat senang, tidak membosankan, siswa bisa bertukar pengalaman, berkreatif dalam mencari jawaban.

SkemaBKerangkaBBerfikir

23

Kondisi Awal Guru Pembelajaran secara Konvensional

Prestasi Belajar Siswa Rendah

Gb. 2.1. Skema Kerangka Berfikir I. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :

1. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid tahun pelajaran 2011/2012.

2. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid tahun pelajaran 2011/2012.

3. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid tahun pelajaran 2011/2012.

Tindakan Penggunaan Model Make-A Match

Siklus II

Kondisi Akhir

Penggunaan Model Make-A

Match Meningkatkan Hasil

BABBIII

METODEBPENELITIAN

A. JenisBPenelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian

kelas lebih ditekankan pada bagaimana ketrampilan teknik yang dimiliki guru bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran. B. RencanaBPenelitian

1. Variabel Penelitian

a. Keaktifan adalah dorongan dasar atau dorongan dari hati kita pribadi yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

b. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

c. Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid, Kabupaten Magelang jumlah siswa 34 orang.

3. Tempat Penelitian

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada

sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

4. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan mulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 mulai dari siklus I sampai siklus II.

5. Objek Penelitian

Motivasi, keaktifan dan hasil belajar. JadwalBPenelitian

No. Kegiatan

Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penulisan dan pengajuan proposal

√ √ √ √

No. Kegiatan Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2. Persiapan penelitian √ 3. Pelaksanaan penelitian √ √ √ 4. Pembuatan laporan √ √ √ 5. Pengumpulan laporan √ C. ProsedurBPenelitian

1. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 1 dan 2 siklus. a. Perencanaan.

Meliputi menyiapkan materi pelajaran, penentuan model pembelajaran, merencanakan program pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan RPP, penyusunan modul, kartu – kartu yang berisi soal dan jawaban (permainan kartu pasangan), soal post tes, lembar pengamatan untuk penilaian aktivitas siswa.

b. Tindakan ( Action ) / Kegiatan mencakup : berupa kegiatan pembelajaran.

1) Siklus I meliputi : a) Pendahuluan :

(a) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan (b) Guru menjelaskan tentang Make-A Match (mencari

pasangan) yang akan digunakan dalam pembelajaran

b) Kegiatan pokok :

(a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban.

(b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

(c) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.

(d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

(e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point.

(f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

(g) Evaluasi

(h) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran c) Penutup :

(a) Guru bersama siswa bersama menyimpulkan.

(b) Guru memberi pesan moral agar anak meningkatkan belajar.

2) Siklus II meliputi : a) Pendahuluan :

(a) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan (b) Guru menjelaskan tentang Make-A Match (mencari

pasangan) yang akan digunakan dalam pembelajaran b) Kegiatan pokok :

(a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban.

(b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

(c) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.

(d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

(e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point.

(f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

(g) Evaluasi

(h) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran c) Penutup

(a) Guru bersama siswa bersama menyimpulkan.

(b) Guru memberi pesan moral agar anak meningkatkan belajar.

Secara operasional penelitian tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. KegiatanBpraBpenelitian a. Observasi pada guru

Salah satu bentuk instrumen observasi adalah observasi anekdoktal. Observasi terhadap guru meliputi kegiatan pra pembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai), kegiatan ini (penguasaan materi pelajaran, pemanfaatan media / sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa), dan kegiatan penutup (melakukan refleksi, rangkuman, tindak lanjut setelah pembelajaran).

b. Observasi pada siswa

Observasi anekdot terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing-masing

individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat pembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok).

c. Observasi pada kelas

Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas.

2. ObservasiBdanBMonitoring

Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika pembelajaran (pelaksanaan tindakan) berlangsung. Pengamatan ini tidak dilakukan oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi bekerja sama dengan guru bidang studi IPS yang berperan sebagai observer / pengamat yang bertugas mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

3. Refleksi

Data hasil observasi berupa data kuantitatif yang berupa penguasaan materi (nilai post test) dan tanggapan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui :

a. Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana. b. Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan

motivasi, keaktifan dan hasil belajar siswa.

Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal.

4. EvaluasiB

Setelah ketiga tahap tersebut dilaksanakan, tahap terakhir sebagai penentu hasil belajar maka dilakukan evaluasi. Tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantara dialog awal, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi ditujukan pada penemuan bukti adanya peningkatan hasil belajar IPS

Ekonomi siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun pelajaran 2011/2012.

D. InstrumenBPenelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari tes tertulis dan observasi.

1. TesBTertulis

Untuk mencari data hasil belajar siswa

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150).

2. Observasi

Untuk mencari data keaktifan siswa a. KeaktifanBSiswa Lembar Observasi No Nama Siswa Indikator Memperhatikan dan mendengarkan Membaca Materi Kemampuan Menjawab Pertanyaan Kerjasama Dengan Pasangannya Jumlah Skor 33

Lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan.

b. MotivasiBBelajar

Tabel 3.1. Motivasi Belajar Operasional Variabel

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir

Motivasi belajar

Motivasi Intrinsik

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

Positif Negatif

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Motivasi Ekstrinsik

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

E. TeknikBPengumpulanBData

Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara yaitu : 1. Tes tertulis untuk mencari data hasil belajar siswa

2. Observasi, digunakan untuk memperoleh data keaktifan siswa (Aktivitas Siswa) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data

dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar yang berupa :

a. Sistem penilaian aktivitas siswa

No Nama Siswa Indikator Memperhatikan dan mendengarkan Membaca Materi Kemampuan Menjawab Pertanyaan Kerjasama Dengan Pasangannya Jumlah Skor

b. Sistem penilaian motivasi belajar siswa

Tabel 3.2. Operasional Variabel

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir

Motivasi belajar

Motivasi Intrinsik

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

Positif Negatif

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Motivasi Ekstrinsik

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

3. Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran Make-A

Match. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda dan uraian yang

harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang sudah di uji cobakan dan dianalisis, kemudian penskoran selanjutnya skor diubah menjadi nilai.

F. IndikatorBKeberhasilan

Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan

Kondisi Awal

Siklus I Siklus II Instrumen Keaktifan siswa

Siswa tertarik dan antusias pada materi pembelajaran

10 20 24 Lembar

pengamatan Jumlah siswa yang bertanya

pada guru

6 15 20 Lembar

pengamatan Jumlah siswa yang

menjawab pertanyaan guru dengan tepat

12 20 24

Lembar pengamatan Jumlah siswa yang pasif

dalam kegiatan pembelajaran

22 15 4

Lembar pengamatan Jumlah siswa mengganggu

teman lain 6 4 2

Lembar pengamatan Siswa mondar mandir di

kelas

4 3 2 Lembar

pengamatan

mengantuk dan melamun saat pembelajaran

pengamatan Hasil belajar

Jumlah siswa yang tuntas (siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥ 67)

7 20 24

Tes tertulis

Data kondisi awal tentang keaktifan siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti. Sedangkan data kondisi awal tentang hasil belajar diperoleh dari hasil pra siklus.

Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan indicator sebagai berikut : 1. Pada akhir siklus, untuk hasil belajar kognitif siswa mencapai

ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥ 75%, untuk aktifitas siswa sebesar ≥ 75% dan motivasi belajar siswa ≥ 75% pada pokok bahasan pelaku-pelaku ekonomi pada system perekonomian Indonesia.

2. Setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Make-A Macth hasil belajar siswa pada pokok bahasan pelaku-pelaku ekonomi pada sistem perekonomian Indonesia meningkat.

BABBIV

GAMBARANBUMUM

A. SejarahBBerdirinyaBSMPBMuhammadiyahBMungkid

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang berdiri pada tanggal 1 Januari 1963. Pada tahun 1957 sekolah ini bernama SMI (Sekolah Menengah Islam). Letaknya yang strategis dan nyaman membuat kegiatan belajar mengajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini berjalan dengan baik, pendirinya RH. Habibullah.

Kondisi fisik SMP Muhammadiyah Mungkid cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Muhammadiyah Mungkid memiliki luas tanah 2.320 m2 terbagi menjadi beberapa bangunan dan masing-masing gedung mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Sarana dan prasarana fisik sekolah tersebut meliputi ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha, ruang BK, ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, ruang laboratorium komputer, laboratorium IPA, mushola, ruang tunggu, tempat parkir, ruang UKS, ruang koperasi, ruang BP, kamar mandi, kantin, ruang OSIS, ruang alat olahraga dan gudang.

Pada waktu kegiatan belajar mengajar olahraga atau pendidikan jasmani dan kesehatan dilakukan di lapangan olahraga yang berada di dekat sekolah. 1. PenggunaanBGedungBSekolah

Gedung sekolah SMP Muhammadiyah Mungkid yang terletak di Pemandian II Blabak Mungkid, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang hanya digunakan oleh segenap warga SMP Muhammadiyah Mungkid

sebagai sarana belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain.

Adapun jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari hari senin sampai Sabtu. Hari Senin sampai Kamis pembelajaran berlangsung dari jam 07.00 – 13.10 WIB, hari Jum’at mulai jam 07.00 – 10.40 WIB, sementara untuk hari Sabtu pembelajaran dimulai jam 07.00 – 12.10 WIB.

Untuk ekstrakurikuler, SMP Muhammadiyah Mungkid memiliki beberapa kegiatan yang dapat menyalurkan bakat untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi diri perserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu HW, olahraga meliputi voli, sepakbola, tapak suci.

SMP Muhammadiyah Mungkid milik yayasan Muhammadiyah Majelis Dikdasmen Cabang Mungkid, beralamat Jl. Magelang Yogyakarta Km 11 Babrik Mungkid Magelang. Status terakreditasi A, status tanah yaitu tanah wakaf.

2. KeadaanBGuruBdanBSiswa a. Guru

Guru SMP Muhammadiyah Mungkid berjumlah 30 yang terdiri atas 14 laki-laki dan 16 guru perempuan.

b. Siswa

Siswa disampaikan berjumlah 382 siswa 206 siswa laki-laki dan 176 siswa perempuan.

B. VisiBDanBMisiBSMPBMuhammadiyahBMungkid

Visi dan misi sekolah SMP Muhammadiyah Mungkid sebagai berikut : VisiB:

Cerdas, beriman, dan siap berkompetisi Indikator

1. Unggul dalam perolehan NEM 2. Unggul dalam lomba olahraga 3. Unggul dalam kedisiplinan 4. Unggul dalam kepedulian sosial 5. Unggul dalam aktifitas keagamaan MisiB:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif sesuai dengan waktu yang tersedia sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal. 2. Mengembangkan bakat seni dan ketrampilan kepada siswa sehingga

setelah keluar dari SMP Muhammadiyah Mungkid sudah memiliki kemampuan dalam bidang seni dan dapat dikembangkan secara optimal. 3. Menanamkan kedisiplinan pada siswa sehingga siswa patuh terhadap

peraturan yang disepakati siswa dan sekolah sehingga siswa tidak melanggar peraturan.

4. Memiliki rasa sosial terhadap masyarakat tertanam jiwa sosial terhadap lingkungan masyarakat dimana berada.

5. Menciptakan suasana islami di lingkungan sekolah siswa dapat menjalankan ajaran Islam secara keseluruhan serta melaksanakan

kehidupan islami misalnya cara makan, minum, berbicara, berpakaian dan sebagainya.

C. SistemBPendidikanBSMPBMuhammadiyahBMungkidBMagelang

Tujuan pendidikan dan tingkat satuan pendidikan di SMP Muhammadiyah Mungkid Kab. Magelang mengacu pada tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan aklak mulia, serta ketrampilan

Dokumen terkait