vi Siti Sholihah
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Siti Sholihah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make A-Match. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun ajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 33 siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus menggunakan waktu 2 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) instrumen observasi keaktifan, (5) instrumen motivasi belajar.
ABSTRACT
APPLICATION METHODS COOPERATIVE LEARNING MAKE-A
MATCH METHOD TO INCREASE LIVELINESS, MOTIVATION AND
LEARNING STUDENTS CLASS VIII A DISTRICT MUNGKID SMP
MUHAMMADIYAH MAGELANG student learning outcomes on economic subjects with basic competencies economic actors in the system of the Indonesian economy through the implementation of cooperative learning Make A-Match method. This research is a classroom action research (CAR). The subjects of this study were students of class VIII A Mungkid SMP Muhammadiyah school year 2010/2011, amounting to 33 students.
Action research was conducted in two cycles and each cycle using a 2-hour lesson. The instrument used in this study are (1) observation instrument for teachers, (2) observation of student instruments, (3) classroom observation instruments, (4) active observation instruments, (5) learning motivation instruments ..
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Siti Sholihah
NIM : 101322004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Februari 2013 Penulis
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILIMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Siti Sholihah
Nama Mahasiswa : 101322004
Demikian pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 4 Februari 2013
Siti Sholihah
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH
MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Siti Sholihah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make A-Match. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun ajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 33 siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus menggunakan waktu 2 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) instrumen observasi keaktifan, (5) instrumen motivasi belajar.
vii
ABSTRACT
APPLICATION METHODS COOPERATIVE LEARNING MAKE-A
MATCH METHOD TO INCREASE LIVELINESS, MOTIVATION AND
LEARNING STUDENTS CLASS VIII A DISTRICT MUNGKID SMP
MUHAMMADIYAH MAGELANG student learning outcomes on economic subjects with basic competencies economic actors in the system of the Indonesian economy through the implementation of cooperative learning Make A-Match method. This research is a classroom action research (CAR). The subjects of this study were students of class VIII A Mungkid SMP Muhammadiyah school year 2010/2011, amounting to 33 students.
Action research was conducted in two cycles and each cycle using a 2-hour lesson. The instrument used in this study are (1) observation instrument for teachers, (2) observation of student instruments, (3) classroom observation instruments, (4) active observation instruments, (5) learning motivation instruments ..
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make-A Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang” berjalan lancar dan dapat menyelesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S-1, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Banyak hambatan sehingga menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USDY yang telah berkenan memberikan surat ijin peneliti.
2. Indra Darmawan, SE, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan masukan, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dr. C. Teguh Dalyono, M.S, selaku pembimbing II yang memberi arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak & Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USDY.
ix
6. Sukarjono sebagai guru IPS yang telah membantu dalam penelitian.
7. Semua pihak yang telah memberi bantuan moral maupun material dalam penyusunan skripsi
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 4 Februari 2013 Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………
HALAMAN PENGESAHAN ………..
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………. ABSTRAK ………..………..
BAB I PENDAHULUAN ……….
A. Latar Belakang Masalah ………
B. Batasan Masalah ………
C. Rumusan Masalah ……….
D. Tujuan Penelitian ………...
E. Manfaat Penelitian ……….
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………
A. Model Pembelajaran………...
B. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif ………...………….. C. Make-A Match……….………
D. Keaktifan ……….………..
E. Motivasi ………..………...
F. Hasil Belajar ……….
G. Hasil Penelitian Yang Relevan ………..
H. Kerangka Berfikir ………..
I. Hipotesis ………..………..
BAB III METODE PENELITIAN ………...
A. Jenis Penelitian ……….. B. Rencana Penelitian ………....
1. Variabel Penelitian ……….. 2. Subjek Penelitian ……….
3. Tempat Penelitian ………
4. Waktu Penelitian ……….
5. Objek Penelitian ………..
C. Prosedur Penelitian ………
1. Prosedur Penelitian dilakukan dalam 1 dan 2 siklus …………...
D. Instrumen Penelitian ……….
E. Tehnik Pengumpulan Data ………
BAB IV GAMBARAN UMUM ………... A. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Mungkid ………. B. Visi Dan Misi SMP Muhammadiyah Mungkid ……… C. Sistem Pendidikan SMP Muhammadiyah Mungkid ………. D. Kurikulum SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang… E. Susunan Organisasi SMP Muhammadiyah Mungkid ……… F. Sumber Daya Manusia SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten
Magelang ………
G. Rekapitulasi Siswa SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten
Magelang ………
H. Kondisi Fisik Dan Lingkungan Sekolah SMP Muhamamdiyah Mungkid Kabupaten Magelang ………. I. Fasilitas Pendidikan ………... J. Dewan Sekolah / Komite Sekolah ………. K. Hubungan Antara SMP Muhammadiyah Mungkid Dengan Instansi
Lain ………
L. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ……….
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………
A. Hasil Penelitian ………..
xiii DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pengamatan Keaktifan Siswa di kelas ………... Tabel 3.1. Motivasi Belajar Operasional Variabel………
Tabel 3.2. Operasional Variabel ……….. Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan ……… Tabel 4.1. Susunan Organisasi SMP Muhammadiyah Mungkid ……… Tabel 5.1. Hasil Nilai Post Test Pra Siklus ………. Tabel 5.2. Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif Siswa ……… Tabel 5.3. Kriteria Deskriptif Presentase Keaktifan Siswa secara Kumulatif.. Tabel 5.4. Keaktifan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dalam % Tabel 5.5. Peningkatan Keaktifan Siswa ……….. Tabel 5.6. Kriteria Deskriptif Presentase dari Masing-masing aspek
Keaktifan Siswa ………
Tabel 5.7. Rincian Keaktifan Siswa dari Setiap Aspek yang diamati (%) …... Tabel 5.8. Kriteria Deskriptif Presentase Motivasi Belajar Siswa secara
kumulatif ………..
Tabel 5.9. Motivasi Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (%) ………
Tabel 5.10. Peningkatan Motivasi Siswa ………. Tabel 5.11. Kriteria Deskriptif Presentase dari Masing-masing aspek
Motivasi Belajar Siswa ……….
Tabel 5.12. Rincian Motivasi Belajar Siswa dari Setiap Aspek yang diamati
(%) ……… 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir .………. 24
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ………. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...………... 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ……….. 4. Soal Akhir Siklus I ……….
5. Lembar Jawab ………
6. Kunci Jawaban dan Skor Penilaian ………
7. Kartu Make-A Match ……….
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 9. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ………. 10. Soal Akhir Siklus II ………
11. Lembar Jawab ………
12. Kunci Jawaban dan Skor Penilaian ………
13. Kartu Make-A Match ……….
18. Rincian Keaktifan Siswa Dari Setiap Aspek Yang Diamati
Aspek Siklus II ………...
19. Rincian Motivasi Belajar Siswa Dari Setiap Aspek Yang Diamati Aspek Pra Siklus ……….. 20. Rincian Motivasi Belajar Siswa Dari Setiap Aspek Yang
Diamati Aspek Siklus I ……….. 21. Rincian Motivasi Belajar Siswa Dari Setiap Aspek Yang
Diamati Aspek Siklus II ……….
22. Daftar Hadir………
23. Kegiatan Belajar Mengajar ………. 24. Kegiatan Make-A Match ……… 25. Hasil Make-A Match ……….. 26. Kegiatan Akhir Siklus (Mengerjakan Soal) ………...
128
130
132
BABBI
PENDAHULUAN
A. LatarBBelakangBMasalah
Di sekolah masih sering kita jumpai proses pembelajaran yang
menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi, sehingga di kelas
siswa hanya diam, duduk, mendengarkan, menghafal, mencatat semua
informasi yang disampaikan oleh guru. Proses seperti ini membuat siswa
kurang termotivasi untuk aktif dan kurang bisa mengembangkan diri serta
sukar untuk benar-benar memahami materi karena siswa cepat lupa.
Proses pembelajaran yang baik hendaknya memposisikan siswa sebagai
subjek yang aktif dalam mencapai informasi, sedangkan guru sebagai
fasilitator yang mengorganisir belajar ke dalam bentuk yang mudah dipahami
oleh siswa. Jadi informasi yang didapat siswa dapat lebih mudah diterima
oleh siswa.
Saat pembelajaran IPS yang didominasi dengan menggunakan metode
ceramah ternyata aktifitas selama proses pembelajaran tidak muncul secara
maksimal, karena pembelajaran berpusat pada guru. Oleh karena itu keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat kurang, guru seharusnya
senantiasa menggunakan berbagai pendekatan, metode, strategi dan tehnik
yang dapat merangsang keaktifan siswa sehingga siswa dapat
mengembangkan seluruh potensi dalam dirinya.
Kenyataannya guru masih menggunakan metode ceramah sehingga
siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selain itu siswa
cenderung tidak memperhatikan materi yang diajarkan guru. Sehingga hasil
belajar siswa menjadi tidak maksimal. Terbukti dengan data dan informasi
yang diperoleh penulis saat observasi pada kelas VIII A SMP Muhamadiyah
Mungkid dengan total siswa 34.
Data tersebut sebagai berikut :
Tabel 1.1. Pengamatan keaktifan siswa di kelas
No. Aktifitas Jumlah Presentase
1. Siswa tertarik dan antusias pada materi
pembelajaran
10 29,4%
2. Siswa bertanya kepada guru 6 17,65%
3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
dengan tepat
12 35,29%
4. Siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran 22 64,71%
5. Siswa menggangu teman lain 6 17,65%
6. Siswa mondar mandir di kelas 4 11,65%
7. Siswa mengantuk saat pembelajaran 12 35,29% Sumber : hasil pra observasi 2012
Berdasarkan hasil observasi tersebut penulis menemukan beberapa
metode yang digunakan oleh guru yaitu ceramah tidak mampu mengaktifkan
siswa sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada materi
pembelajaran. Hasilnya siswa mengalami kesulitan untuk memahami
pelajaran IPS yang materi tentang pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem
perekonomian Indonesia pada siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah
Mungkid Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Yang banyak
belajar siswa tidak mencapai ketuntasan. Kriteria ketuntasan minimal untuk
pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah Mungkid adalah 67. Diantara jumlah
siswa 34 siswa yang tuntas 7, siswa tidak tuntas 27, tidak ikut ulangan 0 dan
nilai rata-rata 58,80 Sumber hasil observasi 2011.
Untuk menyelesaikan masalah kurangnya aktifitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS peneliti dalam PTK yang dibuatnya
mengambil judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make-A
Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas
VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011 / 2012”.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar di SMP
Muhamadiyah Mungkid adalah sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran atau metode pembelajaran masih menggunakan
cara tradisional / konvensional.
2. Media pembelajaran jumlahnya terbatas / tidak mencukupi kebutuhan
pembelajaran, sehingga dalam mengajar guru menggunakan media yang
sederhana atau belum menggunakan produk teknologi dan informasi.
3. Faktor siswa.
a. Siswa kurang semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas, terutama
pada jam pelajaran terakhir.
b. Kurangnya minat belajar siswa
c. Input siswa yang rendah
d. Latar belakang siswa sebagian besar dari kalangan ekonomi rendah
dan keluarga broken home.
4. Faktor guru
Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan materi, sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi
monoton dan tidak menyenangkan. Berdasarkan fenomena tersebut di atas,
guru idealnya merubah metode mengajar yang dirasa kurang efektif.
B. BatasanBMasalahBBBBBBBBBB
Adanya beberapa masalah yang terkait dengan pembelajaran IPS
Ekonomi di kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid, Penerapan model
pembelajaran Make-A Match untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa,
motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa masih rendah. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka peneliti akan mengadakan penelitian
dengan menerapkan model pembelajaran Make A Macth.
C. RumusanBMasalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di
depan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah:
1. Apakah model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII A semester II SMP Muhammadiyah Mungkid
2. Apakah model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid
tahun pelajaran 2011 / 2012.
3. Apakah model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid
tahun pelajaran 2011 / 2012.
D. TujuanBPenelitian
1. Untuk meningkatkan keaktifan pada materi pelaku-pelaku ekonomi dalam
sistem perekonomian Indonesia melalui model pembelajaran Make A
Match bagi siswa kelas VIII A Semester II tahun pelajaran 2011 / 2012.
2. Untuk meningkatkan motivasi pada materi pelaku-pelaku ekonomi dalam
sistem perekonomian Indonesia melalui model pembelajaran Make A
Match bagi siswa kelas VIII A Semester II tahun pelajaran 2011 / 2012
3. Untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pelaku-pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian Indonesia melalui model pembelajaran Make
A Match bagi siswa kelas VIII A Semester II tahun pelajaran 2011 / 2012
E. ManfaatBPenelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
b. Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui model
pembelajaran Make A Match.
c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik
maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik
dan berprestasi.
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan
oleh guru.
b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.
c. Meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap
kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
3. Bagi Lembaga / Sekolah
Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan di SMP
Muhammmadiyah Mungkid agar lebih menerapkan metode pembelajaran
yang kreatif dan inovatif.
BABBII
A. ModelBPembelajaran
1. PengertianBModelBPembelajaran
Model pembelajaran yaitu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut
Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran. Lingkungan pembelajaran, dan pengolahan
kelas.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.
2. ModelBPembelajaranBLangsung
Pembelajaran langsung adalah toeri behaviorisme dan teori belajar
sosial. Pembelajaran langsung menekankan belajar sebagai perubahan
perilaku. Jika behaviorisme menekankan balajar sebagai proses
stimulus-respons bersifat mekanis, maka teori belajar sosial beraksentuasi pada
perubahan perilaku bersifat organis melalui peniruan.
Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta
didik. Modelling mengikuti urut-urutan berikut :
a. Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil
belajar.
b. Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah
dimiliki peserta didik.
c. Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan
cara yang jelas, terstruktur, dan berurutan disertai penjelasan mengenai
apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah selesai dikerjakan.
d. Peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang dilihatnya dan
kemudian menirukannya.
Model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran
apa pun, namun yang paling tepat untuk mata pelajaran yang berorientasi
kinerja atau performance, seperti membaca. Model pembelajaran langsung
juga cocok untuk komponen-komponen keterampilan dalam mata
pelajaran yang lebih berorientasi pada informasi, seperti sejarah, sosiologi,
dan sejenisnya.
3. ModelBPembelajaranBKooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus
diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :
a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
e. Group processing (pemrosesan kelompk)
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran kooperatif terdri dari 6 (enam) fase yaitu :
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2) Menyajikan informasi.
3) Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar.
4) Membantu kerja tim dan belajar
5) Mengevaluasi
6) Memberikan pengakuan atau penghargaan.
4. ModelBPembelajaranBBerbasisBMasalah
Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan
konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut
adalah belajar penemuan. Proses belajar penemuan meliputi proses
informasi, transformasi, dan evaluasi.
Hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta
didik memiliki keterampilan penyelidikan, mempunyai kemampuan
mengatasi masalah, mempunyai kemampuan mempelajari peran orang
dewasa, dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan indipenden.
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis
masalah harus ditandai oleh keterbukaan, keterlibatan aktif peserta didik,
kebebasan intelektual.
B. Metode-MetodeBPembelajaranBKooperatif
1. Jigsaw
Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan
topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan
dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point. Guru
menanyakan kepada peseta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik
tersebut.
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.
Kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang
dipelajari. Jika dalam satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok
beranggotakan 10 orang.
Setelah kelompk asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual
kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam setiap kelompok
bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari
guru.
Berikutnya membentuk kelompok ahli. Jumlah kelompok ahli tetap
4. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota yang berasal dari
masing-masing kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan
kesempatan kepada mereka berdiskusi. Setelah diskusi di kelompok ini
selesai, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal, mereka berdiskusi.
Diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan.
Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau
isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru
memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.
Selanjutnya guru meminta peserta didik berpasang-pasangan untuk
berdiskusi.
Hasil diskusi dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Kegiatan
ini diharapkan terjadi tanya jawab
3. Numbered Heads Together
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah
kelompok sesuai jumlah konsep yang dipelajari. Tiap-tiap orang dalam
tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8.
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan
yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Langkah berikutnya adalah
guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari
tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas
pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus
hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing
kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru.
4. Group Investigation
Dimulai dengan pembagian kelompok memilih topik-topik tertentu
dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu.
Sesudah topik permasalahannya disepakati, peserta didik beserta guru
menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan
masalah.
Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah
mereka rumuskan. Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh
masing-masing kelompok
5. Two Stay Two Stray
Diawali dengan pembagian kelompok, setelah kelompok terbentuk
guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus
mereka diskusikan jawabannya.
Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya bertemu kepada kelompok yang
lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu)
mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompoknya kepada
tamu tersebut. Orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertemu
kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya,
mereka kembali ke kelompoknya masing-masing.
Setelah kembali ke kelompok asal, peserta didik yang bertugas
bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan
membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
6. Make A-Match
Yang perlu dipersiapkan adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut
terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya
Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama
pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok
pembawa isi jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai. Posisi
kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Kelompok pertama dan
kedua belajar saling berhadapan.
Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah
ditentukan, guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok
pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu,
mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan
kepada mereka untuk berdiskusi.
Pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan
pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca
apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok. Kelompok pertama dan
kelompok kedua bersatu menjadi kelompok penilai. Kelompok penilai
pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang kartu
pertanyaan sebagian memegang kartu jawaban. Mereka dalam bentuk
huruf U. Kegiatan seperti contoh yang pertama.
C. Make-A Match
Langkah-langkah penerapan metode Make A Match sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Tiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa
latin (ilmiah).
5. Setiap siswa dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang
kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.
D. KeaktifanBBelajar
Menurut Sardiman (2003 : 98) Keaktifan Belajar adalah kegiatan yang
bersifat fisik maupun mental yang berbuat dan berfikir sebagai suatu
Keaktifan belajar adalah segala aktifitas yang dilakukan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar disekolah yang mempengaruhi tingkat
kemajuan dalam perkembangan sikap kecakapan minat dan penyesuaian diri
dalam hal belajar aktif ( Baharudin, 2008 : 13 ).
Keaktifan belajar adalah siswa juga mempengaruhi pada hasil belajar
siswa. Karena baik keaktifan siswa maupun hasil belajar siswa merupakan
unsur dasar yang penting untuk keberhasilan dalam proses kegiatan
pembelajaran.
Kelima hasil belajar merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa
tersebut berupa :
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi
verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak,
konsep konkret dan terdefinisi, dan prinsip.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah,
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
E. MotivasiBBelajar
1. PengertianBMotivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat
non-intelektual.
2. FungsiBMotivasi
Tiga fungsi motivasi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
3. Macam-macamBMotivasi
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1. Motif-motif bawaan
2. Motif-motif yang dipelajari
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
1. Motif atau kebutuhan organis
2. Motif-motif darurat
3. Motif-motif objektif
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
1. Momen timbulnya alasan
2. Momen pilih
3. Momen putusan
4. Momen terbentuknya kemauan
d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.
F. HasilBBelajar
Belajar merupakan suatu proses panjang dari lahir hingga akhir hayat.
Belajar dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun nonformal yaitu
pendidikan dari keluarga dan lingkungannya sampai pendidikan sekolah yang
mempunyai tujuan untuk merubah tingkah laku, sikap, keterampilan,
kebiasaan serta perubahan seseorang kearah yang lebih baik.
Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain :
1. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3. Belajar merupakan perubahan yang relatif mantap.
4. Tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian
pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
Menurut (Agus Suprijono, 2009:5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Merujuk dari pengertian tersebut bahwa hasil-hasil belajar berupa :
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan
2. Ketrampilan intelektual adalah kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorikan kemampuan analisis sintesis, fakta konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.
a. Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
b. Ketrampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
c. Sikap adalah kemampuan menolak / menerima objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom dalam Supriyono (2009:6) ada tiga ranah (domain)
hasil belajar, yaitu :
1. Ranah afektif, merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi,
sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.
2. Ranah psikomotor, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan
melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang
berkaitan dengan gerak fisik.
3. Ranah kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran.
Agus Suprijono (2009:13) menyatakan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah
diketahui si subjek belajar, tujuan motivasi yang mempengaruhi proses
interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat menjadi
petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam
kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dengan demikian jika
pencapaian hasil belajar itu tinggi, dapat dikatakan bahwa mengajar itu
berhasil.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dan sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedang dari sisi guru hasil
belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
G. HasilBPenelitianBYangBRelevan
Pada bagian ini peneliti mencoba untuk memaparkan hasil penelitian
pada skripsi sya’ban Istiqomah (2011) dengan judul “Penerapan Model
dari hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi Pokok Bahasan
Ketenagakerjaan pada siswa kelas VIII B Semester II SMPN 16 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010” dapat dipaparkan bahwa :
1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.
2. Metode pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match memiliki dampak positif mampu meningkatkan motivasi siswa yaitu dalam
siklus I 64,86% dan siklus II 88,19% dan meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar
siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 62,16% dari jumlah siswa
dari siklus II 89,18%.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match dalam pembelajaran geografi
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
H. KerangkaBBerfikir.
Mutu pendidikan perlu ditingkatkan untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas tinggi, di antaranya pendidikan SMP. Untuk meningkatkan
kualitas siswa dalam proses belajar mengajar diperlukan model mengajar yg
baik. Model yang selalu digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar
umumnya memakai metode konvensional. Model konvensional yang
digunakan dalam proses belajar mengajar ternyata kurang optimal, karena
membuat siswa menjadi pasif. Sehingga perlu adanya guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa mek\lalui model Make-A Match
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus dengan tahapan
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi siklus I digunakan
untuk rencana pembelajaran pada siklus II. Setiap berakhirnya siklus
diadakan post tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Penelitian ini berhasil
jika ketuntasan belajar individual mencapai nilai 67≤ dan suatu kelas tuntas
belajar bila 75% siswa telah tuntas belajar.
Kegiatan pembelajaran sebaiknya menarik, ini adalah salah satu cara
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran
IPS. Beberapa besar penguasaan siswa terhadap mata pelajaran diwujudkan
dengan menggunakan soal tes, sehingga dapat diketahui nilai tes atau nilai
angka yang diberikan oleh guru.
Memilih model pembelajaran kooperatif metode Make-A Match siswa
tidak bosan, mengantuk, membuat siswa senang, aktif dalam pembelajran
memotivasi belajar siswa sehingga hasil ulangan akan meningkat. Model
Make-A Match ini akan diterapkan pada mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat penelitian,
menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak masih rendah dalam mengikuti
pembelajaran ekonomi. Terbukti masih dijumpai dalam kelas terdapat
beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh ataupun asyik membicarakan
hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran pada saat guru menjelaskan
materi pelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum menggunakan
model dan media pembelajaran yang menyenangkan, hanya memberi metode
Make-A Match dapat diterapkan dalam kelas sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan
model keaktifan Make-A Match diajak untuk belajar menjawab pertanyaan
atau mencari jawaban dengan teman lainnya yang memungkinkan mereka
dapat kerjasama dengan temannya dan berdiskusi.
Menurut pengamatan kami kerangka berpikir ini seperti tersebut diatas
adalah cocok untuk pembelajaran tentang keaktifan belajar siswa. Contohnya
dengan pembelajaran ini siswa sangat senang, tidak membosankan, siswa bisa
bertukar pengalaman, berkreatif dalam mencari jawaban.
SkemaBKerangkaBBerfikir
23
Kondisi Awal Guru Pembelajaran secara Konvensional
Prestasi Belajar Siswa Rendah
Gb. 2.1. Skema Kerangka Berfikir
I. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
1. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid
tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid
tahun pelajaran 2011/2012.
3. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid
tahun pelajaran 2011/2012.
Tindakan Penggunaan Model Make-A Match
Siklus II
Kondisi Akhir
Penggunaan Model Make-A
Match Meningkatkan Hasil
BABBIII
METODEBPENELITIAN
A. JenisBPenelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk
menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian
kelas lebih ditekankan pada bagaimana ketrampilan teknik yang dimiliki
guru bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran.
B. RencanaBPenelitian
1. Variabel Penelitian
a. Keaktifan adalah dorongan dasar atau dorongan dari hati kita
pribadi yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan
ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
b. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan
c. Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP
Muhammadiyah Mungkid, Kabupaten Magelang jumlah siswa 34
orang.
3. Tempat Penelitian
SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang. Penulis
sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang
pelajaran 2011/2012 mulai dari siklus I sampai siklus II.
5. Objek Penelitian
Motivasi, keaktifan dan hasil belajar.
JadwalBPenelitian
No. Kegiatan
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penulisan dan
pengajuan proposal
√ √ √ √
No. Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2. Persiapan penelitian √
3. Pelaksanaan penelitian √ √ √
4. Pembuatan laporan √ √ √
5. Pengumpulan laporan √
C. ProsedurBPenelitian
1. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 1 dan 2 siklus.
a. Perencanaan.
Meliputi menyiapkan materi pelajaran, penentuan model
pembelajaran, merencanakan program pembelajaran, penyusunan
silabus, penyusunan RPP, penyusunan modul, kartu – kartu yang
berisi soal dan jawaban (permainan kartu pasangan), soal post tes,
lembar pengamatan untuk penilaian aktivitas siswa.
b. Tindakan ( Action ) / Kegiatan mencakup : berupa kegiatan pembelajaran.
1) Siklus I meliputi :
a) Pendahuluan :
(a) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan
(b) Guru menjelaskan tentang Make-A Match (mencari
pasangan) yang akan digunakan dalam pembelajaran
b) Kegiatan pokok :
(a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal
dan kartu jawaban.
(b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
(c) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang
dipegang.
(d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu
yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
(e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
(f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
(g) Evaluasi
(h) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
c) Penutup :
(a) Guru bersama siswa bersama menyimpulkan.
(b) Guru memberi pesan moral agar anak meningkatkan
belajar.
2) Siklus II meliputi :
a) Pendahuluan :
(a) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan
(b) Guru menjelaskan tentang Make-A Match (mencari
pasangan) yang akan digunakan dalam pembelajaran
b) Kegiatan pokok :
(a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan
kartu jawaban.
(b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
(c) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang
dipegang.
(d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu
yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
(e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi point.
(f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
(g) Evaluasi
(h) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
c) Penutup
(a) Guru bersama siswa bersama menyimpulkan.
(b) Guru memberi pesan moral agar anak meningkatkan
belajar.
Secara operasional penelitian tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini
diuraikan sebagai berikut :
1. KegiatanBpraBpenelitian
a. Observasi pada guru
Salah satu bentuk instrumen observasi adalah observasi
anekdoktal. Observasi terhadap guru meliputi kegiatan pra
pembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai), kegiatan ini (penguasaan materi pelajaran,
pemanfaatan media / sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar,
penggunaan bahasa), dan kegiatan penutup (melakukan refleksi,
rangkuman, tindak lanjut setelah pembelajaran).
b. Observasi pada siswa
Observasi anekdot terhadap perilaku siswa dapat
individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok
sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran.
Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat
pembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan
inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi
pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan
penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi
maupun dalam kelompok).
c. Observasi pada kelas
Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan
praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu,
observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru
dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi
di kelas.
2. ObservasiBdanBMonitoring
Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika pembelajaran
(pelaksanaan tindakan) berlangsung. Pengamatan ini tidak dilakukan
oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi bekerja sama
dengan guru bidang studi IPS yang berperan sebagai observer /
pengamat yang bertugas mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama
dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
3. Refleksi
Data hasil observasi berupa data kuantitatif yang berupa
penguasaan materi (nilai post test) dan tanggapan proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang
sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian
tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan
terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan
akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang
diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru
bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui :
a. Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana.
b. Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan
motivasi, keaktifan dan hasil belajar siswa.
Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan
yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, sehingga masalah
tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal.
4. EvaluasiB
Setelah ketiga tahap tersebut dilaksanakan, tahap terakhir sebagai
penentu hasil belajar maka dilakukan evaluasi. Tahap ini merupakan
proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga
bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantara dialog
awal, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan
proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi
Ekonomi siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun
pelajaran 2011/2012.
D. InstrumenBPenelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini terdiri dari tes tertulis dan observasi.
1. TesBTertulis
Untuk mencari data hasil belajar siswa
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2006:150).
2. Observasi
Untuk mencari data keaktifan siswa
Lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung tentang proses
pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan.
b. MotivasiBBelajar
Tabel 3.1. Motivasi Belajar Operasional Variabel
Variabel Aspek Indikator Nomor Butir
Motivasi
Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara yaitu :
1. Tes tertulis untuk mencari data hasil belajar siswa
2. Observasi, digunakan untuk memperoleh data keaktifan siswa (Aktivitas
dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi
siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar yang berupa :
a. Sistem penilaian aktivitas siswa
No
b. Sistem penilaian motivasi belajar siswa
Tabel 3.2. Operasional Variabel
Variabel Aspek Indikator Nomor Butir
3. Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (kognitif)
yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran Make-A
Match. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda dan uraian yang
harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan
data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan
instrumen yang sudah di uji cobakan dan dianalisis, kemudian
penskoran selanjutnya skor diubah menjadi nilai.
F. IndikatorBKeberhasilan
Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II Instrumen
Keaktifan siswa
Siswa tertarik dan antusias
pada materi pembelajaran
10 20 24 Lembar
pengamatan Jumlah siswa yang bertanya
pada guru
Jumlah siswa yang pasif
dalam kegiatan Siswa mondar mandir di
kelas
4 3 2 Lembar
pengamatan
mengantuk dan melamun
saat pembelajaran
pengamatan
Hasil belajar
Jumlah siswa yang tuntas
(siswa dikatakan tuntas jika
mendapat nilai ≥ 67)
7 20 24
Tes tertulis
Data kondisi awal tentang keaktifan siswa diperoleh dari hasil
pengamatan yang dilakukan peneliti. Sedangkan data kondisi awal tentang
hasil belajar diperoleh dari hasil pra siklus.
Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan indicator sebagai berikut :
1. Pada akhir siklus, untuk hasil belajar kognitif siswa mencapai
ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥ 75%, untuk aktifitas siswa sebesar
≥ 75% dan motivasi belajar siswa ≥ 75% pada pokok bahasan
pelaku-pelaku ekonomi pada system perekonomian Indonesia.
2. Setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode Make-A Macth hasil belajar siswa pada pokok
bahasan pelaku-pelaku ekonomi pada sistem perekonomian Indonesia
meningkat.
BABBIV
GAMBARANBUMUM
A. SejarahBBerdirinyaBSMPBMuhammadiyahBMungkid
SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang berdiri pada
tanggal 1 Januari 1963. Pada tahun 1957 sekolah ini bernama SMI (Sekolah
Menengah Islam). Letaknya yang strategis dan nyaman membuat kegiatan
belajar mengajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini berjalan
dengan baik, pendirinya RH. Habibullah.
Kondisi fisik SMP Muhammadiyah Mungkid cukup memadai untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Muhammadiyah Mungkid
memiliki luas tanah 2.320 m2 terbagi menjadi beberapa bangunan dan
masing-masing gedung mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Sarana dan
prasarana fisik sekolah tersebut meliputi ruang Kepala Sekolah, ruang Tata
Usaha, ruang BK, ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, ruang laboratorium
komputer, laboratorium IPA, mushola, ruang tunggu, tempat parkir, ruang
UKS, ruang koperasi, ruang BP, kamar mandi, kantin, ruang OSIS, ruang alat
olahraga dan gudang.
Pada waktu kegiatan belajar mengajar olahraga atau pendidikan jasmani
dan kesehatan dilakukan di lapangan olahraga yang berada di dekat sekolah.
1. PenggunaanBGedungBSekolah
Gedung sekolah SMP Muhammadiyah Mungkid yang terletak di
Pemandian II Blabak Mungkid, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang
sebagai sarana belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan
tambahan lain.
Adapun jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari
hari senin sampai Sabtu. Hari Senin sampai Kamis pembelajaran
berlangsung dari jam 07.00 – 13.10 WIB, hari Jum’at mulai jam 07.00 –
10.40 WIB, sementara untuk hari Sabtu pembelajaran dimulai jam 07.00 –
12.10 WIB.
Untuk ekstrakurikuler, SMP Muhammadiyah Mungkid memiliki
beberapa kegiatan yang dapat menyalurkan bakat untuk mengembangkan
dan meningkatkan potensi diri perserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler
tersebut yaitu HW, olahraga meliputi voli, sepakbola, tapak suci.
SMP Muhammadiyah Mungkid milik yayasan Muhammadiyah
Majelis Dikdasmen Cabang Mungkid, beralamat Jl. Magelang Yogyakarta
Km 11 Babrik Mungkid Magelang. Status terakreditasi A, status tanah
yaitu tanah wakaf.
2. KeadaanBGuruBdanBSiswa
a. Guru
Guru SMP Muhammadiyah Mungkid berjumlah 30 yang terdiri atas 14
laki-laki dan 16 guru perempuan.
b. Siswa
Siswa disampaikan berjumlah 382 siswa 206 siswa laki-laki dan 176
siswa perempuan.
B. VisiBDanBMisiBSMPBMuhammadiyahBMungkid
Visi dan misi sekolah SMP Muhammadiyah Mungkid sebagai berikut :
VisiB:
Cerdas, beriman, dan siap berkompetisi
Indikator
1. Unggul dalam perolehan NEM
2. Unggul dalam lomba olahraga
3. Unggul dalam kedisiplinan
4. Unggul dalam kepedulian sosial
5. Unggul dalam aktifitas keagamaan
MisiB:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif sesuai dengan
waktu yang tersedia sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal.
2. Mengembangkan bakat seni dan ketrampilan kepada siswa sehingga
setelah keluar dari SMP Muhammadiyah Mungkid sudah memiliki
kemampuan dalam bidang seni dan dapat dikembangkan secara optimal.
3. Menanamkan kedisiplinan pada siswa sehingga siswa patuh terhadap
peraturan yang disepakati siswa dan sekolah sehingga siswa tidak
melanggar peraturan.
4. Memiliki rasa sosial terhadap masyarakat tertanam jiwa sosial terhadap
lingkungan masyarakat dimana berada.
5. Menciptakan suasana islami di lingkungan sekolah siswa dapat
kehidupan islami misalnya cara makan, minum, berbicara, berpakaian dan
sebagainya.
C. SistemBPendidikanBSMPBMuhammadiyahBMungkidBMagelang
Tujuan pendidikan dan tingkat satuan pendidikan di SMP
Muhammadiyah Mungkid Kab. Magelang mengacu pada tujuan pendidikan
yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan aklak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kemampaunnya, konsekuensi dari tujuan tersebut adalah harus memberi dan
bekal keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan yang
handal.
D. KurikulumBSMPBMuhammadiyahBMungkidBKabupatenBMagelang
Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan
untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina
pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap dan
terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum.
SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang saat ini sudah
menggunakan Kurikulum 2006 atau disebut dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan pengembangan Kurikulum
2004 (KBK). Hal-hal yang berkaitan dengan KTSP adalah :
1. Struktur Program sesuai dengan Standar Isi, yang meliputi :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
f. Kelompok mata pelajaran muatan lokal
g. Pengembangan diri
2. Standar Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu
kompetensi dasar berkisar 0-10%. Kriteria ketuntasan ideal untuk
masing-masing indikator 75%.
3. Standar Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
c. Lulus ujian sekolah
d. Lulus ujian nasional, dengan kriteria :
1) Nilai ujian nasional untuk 4 mata pelajaran minimum 4,25
Gambar 4.1. Susunan Organisasi SMP Muhammadiyah Mungkid
43 Ketua Komite Sekolah
Kholid Santoso
Kepala Sekolah
H. Ahmad Sudjati,S.Pd.I
Bendahara B O S
Hj. Siti Munawaroh
Kepala Tata Usaha
H. Kabul Sumedi
Waka Ur. Kurikulum
Masrur,S.Pd Waka Ur. Kesiswaan
Ibnu Mundir
Waka Ur. Keagamaan
Roja’I AKbar M,S.PdI
Waka Ur. Sarpras
Helmi Redi Dayana,S.Pd Waka Ur. Humas
Siswarsono,S.Pd
Guru B P Wali Kelas
TugasBkepalaBSekolah,BGuru,BdanBKaryawan
KepalaBSekolah
Nama : H. Ahmad Sidjati,S.Pd.I
NIP : 130193460 / 19530504 197903 . 005
NBM : 710 452
Kepala Sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh
kegiatan pendidikan di sekolah dengan perincian sebagai berikut :
1. Mengatur proses belajar mengajar
a. Program tahunan, semesteran, berdasarkan kalender pendidikan
b. Jadwal pendidikan pertahun, persemester termasuk penetapan jenis
mata pelajaran / bidang pengembangan / bidang studi / bidang
pengajaran / keterampilan, dan pembagian tugas guru.
c. Program satuan pelajaran (teori dan praktek) berdasarkan buku
kurikulum
d. Pelaksanaan jadwal satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut
alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender
pendidikan.
e. Pelaksanaan ulangan / tes / hasil evaluasi belajar untuk kenaikan
kelas dan EBTA Ujian AKhir Sekolah
f. Penyusunan norma penilaian
g. Penetapan aturan kenaikan kelas, berdasarkan petunjuk yang ada
i. Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar.
2. Mengatur administrasi kantor
3. Mengatur administrasi murid / siswa
4. Mengatur administrasi personalia
5. Mengatur administrasi perlengkapan
6. Mengatur administrasi keuangan
7. Mengatur administrasi perpustakaan
8. Mengatur pembinaan kemuridan
9. Mengatur hubungan dengan masyarakat
Jadwal Kerja Kepala Sekolah :
Dalam kegiatan Kepala Sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal
diperlukan adanya jadwal kerja Kepala Sekolah yang meliputi
kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan.
1. Kegiatan Harian
a. Memeriksa daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan, dan tenaga
tata usaha.
b. Mengatur dan memeriksa kegiatan 5 K (Keamanan, Kebersihan,
Ketertiban, Keindahan, dan Kekeluargaan) di sekolah.
c. Memeriksa program persiapan mengajar guru dan persiapan lainnya
yang menunjang proses belajar mengajar.
d. Menyelesaikan surat-surat, menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya.
e. Mengatasi hambatan-hambatan terhadap berlangsungnya proses
belajar mengajar.
f. Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
g. Memeriksa segala sesuatu menjelang sekolah itu selesai
2. Kegiatan Mingguan
a. Upacara bendera pada hari Senin dan hari-hari besar lainnya.
b. Senam kesegaran jasmani pada hari yang ditetapkan
c. Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat.
d. Mengadakan rapat mingguan berjenjang (hari Sabtu) guna membahas
jalannya pelajaran dan kasus yang belum terselesaikan untuk menjadi
bahan rencana kegiatan minggu berikutnya.
e. Memeriksa keuangan sekolah antara lain biaya ritun dari IDP.
f. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan kantor / sekolah
g. Mengadakan supervisi kelas secara teratur dan terprogram.
3. Kegiatan Bulanan
a. Pada awal bulan dilakukan kegiatan antara lain :
Melaksanakan penyelesaian kegiatan setoran IDP, gaji pegawai / guru
laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan kantor / sekolah dan
rencana belanja bulanan, antara lain :
1. Buku Kelas
2. Daftar Hadir Guru Karyawan Tata Usaha
3. Kumpulan bahan evaluasi berikut analisanya