• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran komperatif metode Make-a Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran komperatif metode Make-a Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang."

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

vi Siti Sholihah

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI

DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH

MUNGKID KABUPATEN MAGELANG

Siti Sholihah

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make A-Match. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun ajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 33 siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus menggunakan waktu 2 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) instrumen observasi keaktifan, (5) instrumen motivasi belajar.

(2)

ABSTRACT

APPLICATION METHODS COOPERATIVE LEARNING MAKE-A

MATCH METHOD TO INCREASE LIVELINESS, MOTIVATION AND

LEARNING STUDENTS CLASS VIII A DISTRICT MUNGKID SMP

MUHAMMADIYAH MAGELANG student learning outcomes on economic subjects with basic competencies economic actors in the system of the Indonesian economy through the implementation of cooperative learning Make A-Match method. This research is a classroom action research (CAR). The subjects of this study were students of class VIII A Mungkid SMP Muhammadiyah school year 2010/2011, amounting to 33 students.

Action research was conducted in two cycles and each cycle using a 2-hour lesson. The instrument used in this study are (1) observation instrument for teachers, (2) observation of student instruments, (3) classroom observation instruments, (4) active observation instruments, (5) learning motivation instruments ..

(3)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI

DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH

MUNGKID KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Siti Sholihah

NIM : 101322004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Februari 2013 Penulis

(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILIMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Siti Sholihah

Nama Mahasiswa : 101322004

Demikian pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH MUNGKID KABUPATEN MAGELANG

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 4 Februari 2013

(8)

Siti Sholihah

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, MOTIVASI

DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH

MUNGKID KABUPATEN MAGELANG

Siti Sholihah

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make A-Match. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun ajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 33 siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus menggunakan waktu 2 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) instrumen observasi keaktifan, (5) instrumen motivasi belajar.

(9)

vii

ABSTRACT

APPLICATION METHODS COOPERATIVE LEARNING MAKE-A

MATCH METHOD TO INCREASE LIVELINESS, MOTIVATION AND

LEARNING STUDENTS CLASS VIII A DISTRICT MUNGKID SMP

MUHAMMADIYAH MAGELANG student learning outcomes on economic subjects with basic competencies economic actors in the system of the Indonesian economy through the implementation of cooperative learning Make A-Match method. This research is a classroom action research (CAR). The subjects of this study were students of class VIII A Mungkid SMP Muhammadiyah school year 2010/2011, amounting to 33 students.

Action research was conducted in two cycles and each cycle using a 2-hour lesson. The instrument used in this study are (1) observation instrument for teachers, (2) observation of student instruments, (3) classroom observation instruments, (4) active observation instruments, (5) learning motivation instruments ..

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make-A Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang” berjalan lancar dan dapat menyelesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S-1, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Banyak hambatan sehingga menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USDY yang telah berkenan memberikan surat ijin peneliti.

2. Indra Darmawan, SE, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan masukan, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. C. Teguh Dalyono, M.S, selaku pembimbing II yang memberi arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak & Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USDY.

(11)

ix

6. Sukarjono sebagai guru IPS yang telah membantu dalam penelitian.

7. Semua pihak yang telah memberi bantuan moral maupun material dalam penyusunan skripsi

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 4 Februari 2013 Peneliti

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………

HALAMAN PENGESAHAN ………..

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………. ABSTRAK ………..………..

BAB I PENDAHULUAN ……….

A. Latar Belakang Masalah ………

B. Batasan Masalah ………

C. Rumusan Masalah ……….

D. Tujuan Penelitian ………...

E. Manfaat Penelitian ……….

(13)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………

A. Model Pembelajaran………...

B. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif ………...………….. C. Make-A Match……….………

D. Keaktifan ……….………..

E. Motivasi ………..………...

F. Hasil Belajar ……….

G. Hasil Penelitian Yang Relevan ………..

H. Kerangka Berfikir ………..

I. Hipotesis ………..………..

BAB III METODE PENELITIAN ………...

A. Jenis Penelitian ……….. B. Rencana Penelitian ………....

1. Variabel Penelitian ……….. 2. Subjek Penelitian ……….

3. Tempat Penelitian ………

4. Waktu Penelitian ……….

5. Objek Penelitian ………..

C. Prosedur Penelitian ………

1. Prosedur Penelitian dilakukan dalam 1 dan 2 siklus …………...

D. Instrumen Penelitian ……….

E. Tehnik Pengumpulan Data ………

(14)

BAB IV GAMBARAN UMUM ………... A. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Mungkid ………. B. Visi Dan Misi SMP Muhammadiyah Mungkid ……… C. Sistem Pendidikan SMP Muhammadiyah Mungkid ………. D. Kurikulum SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang… E. Susunan Organisasi SMP Muhammadiyah Mungkid ……… F. Sumber Daya Manusia SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten

Magelang ………

G. Rekapitulasi Siswa SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten

Magelang ………

H. Kondisi Fisik Dan Lingkungan Sekolah SMP Muhamamdiyah Mungkid Kabupaten Magelang ………. I. Fasilitas Pendidikan ………... J. Dewan Sekolah / Komite Sekolah ………. K. Hubungan Antara SMP Muhammadiyah Mungkid Dengan Instansi

Lain ………

L. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ……….

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………

A. Hasil Penelitian ………..

(15)

xiii DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pengamatan Keaktifan Siswa di kelas ………... Tabel 3.1. Motivasi Belajar Operasional Variabel………

Tabel 3.2. Operasional Variabel ……….. Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan ……… Tabel 4.1. Susunan Organisasi SMP Muhammadiyah Mungkid ……… Tabel 5.1. Hasil Nilai Post Test Pra Siklus ………. Tabel 5.2. Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif Siswa ……… Tabel 5.3. Kriteria Deskriptif Presentase Keaktifan Siswa secara Kumulatif.. Tabel 5.4. Keaktifan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dalam % Tabel 5.5. Peningkatan Keaktifan Siswa ……….. Tabel 5.6. Kriteria Deskriptif Presentase dari Masing-masing aspek

Keaktifan Siswa ………

Tabel 5.7. Rincian Keaktifan Siswa dari Setiap Aspek yang diamati (%) …... Tabel 5.8. Kriteria Deskriptif Presentase Motivasi Belajar Siswa secara

kumulatif ………..

Tabel 5.9. Motivasi Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (%) ………

Tabel 5.10. Peningkatan Motivasi Siswa ………. Tabel 5.11. Kriteria Deskriptif Presentase dari Masing-masing aspek

Motivasi Belajar Siswa ……….

(16)

Tabel 5.12. Rincian Motivasi Belajar Siswa dari Setiap Aspek yang diamati

(%) ……… 82

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir .………. 24

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ………. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...………... 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ……….. 4. Soal Akhir Siklus I ……….

5. Lembar Jawab ………

6. Kunci Jawaban dan Skor Penilaian ………

7. Kartu Make-A Match ……….

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 9. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ………. 10. Soal Akhir Siklus II ………

11. Lembar Jawab ………

12. Kunci Jawaban dan Skor Penilaian ………

13. Kartu Make-A Match ……….

(18)

18. Rincian Keaktifan Siswa Dari Setiap Aspek Yang Diamati

Aspek Siklus II ………...

19. Rincian Motivasi Belajar Siswa Dari Setiap Aspek Yang Diamati Aspek Pra Siklus ……….. 20. Rincian Motivasi Belajar Siswa Dari Setiap Aspek Yang

Diamati Aspek Siklus I ……….. 21. Rincian Motivasi Belajar Siswa Dari Setiap Aspek Yang

Diamati Aspek Siklus II ……….

22. Daftar Hadir………

23. Kegiatan Belajar Mengajar ………. 24. Kegiatan Make-A Match ……… 25. Hasil Make-A Match ……….. 26. Kegiatan Akhir Siklus (Mengerjakan Soal) ………...

128

130

132

(19)

BABBI

PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Di sekolah masih sering kita jumpai proses pembelajaran yang

menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi, sehingga di kelas

siswa hanya diam, duduk, mendengarkan, menghafal, mencatat semua

informasi yang disampaikan oleh guru. Proses seperti ini membuat siswa

kurang termotivasi untuk aktif dan kurang bisa mengembangkan diri serta

sukar untuk benar-benar memahami materi karena siswa cepat lupa.

Proses pembelajaran yang baik hendaknya memposisikan siswa sebagai

subjek yang aktif dalam mencapai informasi, sedangkan guru sebagai

fasilitator yang mengorganisir belajar ke dalam bentuk yang mudah dipahami

oleh siswa. Jadi informasi yang didapat siswa dapat lebih mudah diterima

oleh siswa.

Saat pembelajaran IPS yang didominasi dengan menggunakan metode

ceramah ternyata aktifitas selama proses pembelajaran tidak muncul secara

maksimal, karena pembelajaran berpusat pada guru. Oleh karena itu keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat kurang, guru seharusnya

senantiasa menggunakan berbagai pendekatan, metode, strategi dan tehnik

yang dapat merangsang keaktifan siswa sehingga siswa dapat

mengembangkan seluruh potensi dalam dirinya.

(20)

Kenyataannya guru masih menggunakan metode ceramah sehingga

siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selain itu siswa

cenderung tidak memperhatikan materi yang diajarkan guru. Sehingga hasil

belajar siswa menjadi tidak maksimal. Terbukti dengan data dan informasi

yang diperoleh penulis saat observasi pada kelas VIII A SMP Muhamadiyah

Mungkid dengan total siswa 34.

Data tersebut sebagai berikut :

Tabel 1.1. Pengamatan keaktifan siswa di kelas

No. Aktifitas Jumlah Presentase

1. Siswa tertarik dan antusias pada materi

pembelajaran

10 29,4%

2. Siswa bertanya kepada guru 6 17,65%

3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

dengan tepat

12 35,29%

4. Siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran 22 64,71%

5. Siswa menggangu teman lain 6 17,65%

6. Siswa mondar mandir di kelas 4 11,65%

7. Siswa mengantuk saat pembelajaran 12 35,29% Sumber : hasil pra observasi 2012

Berdasarkan hasil observasi tersebut penulis menemukan beberapa

metode yang digunakan oleh guru yaitu ceramah tidak mampu mengaktifkan

siswa sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada materi

pembelajaran. Hasilnya siswa mengalami kesulitan untuk memahami

pelajaran IPS yang materi tentang pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem

perekonomian Indonesia pada siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah

Mungkid Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Yang banyak

(21)

belajar siswa tidak mencapai ketuntasan. Kriteria ketuntasan minimal untuk

pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah Mungkid adalah 67. Diantara jumlah

siswa 34 siswa yang tuntas 7, siswa tidak tuntas 27, tidak ikut ulangan 0 dan

nilai rata-rata 58,80 Sumber hasil observasi 2011.

Untuk menyelesaikan masalah kurangnya aktifitas dan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPS peneliti dalam PTK yang dibuatnya

mengambil judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make-A

Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas

VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

2011 / 2012”.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar di SMP

Muhamadiyah Mungkid adalah sebagai berikut :

1. Strategi pembelajaran atau metode pembelajaran masih menggunakan

cara tradisional / konvensional.

2. Media pembelajaran jumlahnya terbatas / tidak mencukupi kebutuhan

pembelajaran, sehingga dalam mengajar guru menggunakan media yang

sederhana atau belum menggunakan produk teknologi dan informasi.

3. Faktor siswa.

a. Siswa kurang semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas, terutama

pada jam pelajaran terakhir.

b. Kurangnya minat belajar siswa

(22)

c. Input siswa yang rendah

d. Latar belakang siswa sebagian besar dari kalangan ekonomi rendah

dan keluarga broken home.

4. Faktor guru

Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik dan materi, sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi

monoton dan tidak menyenangkan. Berdasarkan fenomena tersebut di atas,

guru idealnya merubah metode mengajar yang dirasa kurang efektif.

B. BatasanBMasalahBBBBBBBBBB

Adanya beberapa masalah yang terkait dengan pembelajaran IPS

Ekonomi di kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid, Penerapan model

pembelajaran Make-A Match untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa,

motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa masih rendah. Untuk

mengatasi masalah tersebut maka peneliti akan mengadakan penelitian

dengan menerapkan model pembelajaran Make A Macth.

C. RumusanBMasalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di

depan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah:

1. Apakah model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII A semester II SMP Muhammadiyah Mungkid

(23)

2. Apakah model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid

tahun pelajaran 2011 / 2012.

3. Apakah model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid

tahun pelajaran 2011 / 2012.

D. TujuanBPenelitian

1. Untuk meningkatkan keaktifan pada materi pelaku-pelaku ekonomi dalam

sistem perekonomian Indonesia melalui model pembelajaran Make A

Match bagi siswa kelas VIII A Semester II tahun pelajaran 2011 / 2012.

2. Untuk meningkatkan motivasi pada materi pelaku-pelaku ekonomi dalam

sistem perekonomian Indonesia melalui model pembelajaran Make A

Match bagi siswa kelas VIII A Semester II tahun pelajaran 2011 / 2012

3. Untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pelaku-pelaku ekonomi

dalam sistem perekonomian Indonesia melalui model pembelajaran Make

A Match bagi siswa kelas VIII A Semester II tahun pelajaran 2011 / 2012

E. ManfaatBPenelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

(24)

a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif

dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan

b. Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui model

pembelajaran Make A Match.

c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik

maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik

dan berprestasi.

2. Bagi siswa

a. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan

oleh guru.

b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.

c. Meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap

kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

3. Bagi Lembaga / Sekolah

Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan di SMP

Muhammmadiyah Mungkid agar lebih menerapkan metode pembelajaran

yang kreatif dan inovatif.

BABBII

(25)

A. ModelBPembelajaran

1. PengertianBModelBPembelajaran

Model pembelajaran yaitu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut

Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran. Lingkungan pembelajaran, dan pengolahan

kelas.

Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas

belajar mengajar.

2. ModelBPembelajaranBLangsung

Pembelajaran langsung adalah toeri behaviorisme dan teori belajar

sosial. Pembelajaran langsung menekankan belajar sebagai perubahan

perilaku. Jika behaviorisme menekankan balajar sebagai proses

stimulus-respons bersifat mekanis, maka teori belajar sosial beraksentuasi pada

perubahan perilaku bersifat organis melalui peniruan.

Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta

didik. Modelling mengikuti urut-urutan berikut :

a. Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil

belajar.

b. Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah

dimiliki peserta didik.

(26)

c. Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan

cara yang jelas, terstruktur, dan berurutan disertai penjelasan mengenai

apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah selesai dikerjakan.

d. Peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang dilihatnya dan

kemudian menirukannya.

Model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran

apa pun, namun yang paling tepat untuk mata pelajaran yang berorientasi

kinerja atau performance, seperti membaca. Model pembelajaran langsung

juga cocok untuk komponen-komponen keterampilan dalam mata

pelajaran yang lebih berorientasi pada informasi, seperti sejarah, sosiologi,

dan sejenisnya.

3. ModelBPembelajaranBKooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar

kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil

yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus

diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

(27)

e. Group processing (pemrosesan kelompk)

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil

belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial.

Pembelajaran kooperatif terdri dari 6 (enam) fase yaitu :

1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

2) Menyajikan informasi.

3) Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar.

4) Membantu kerja tim dan belajar

5) Mengevaluasi

6) Memberikan pengakuan atau penghargaan.

4. ModelBPembelajaranBBerbasisBMasalah

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan

konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut

adalah belajar penemuan. Proses belajar penemuan meliputi proses

informasi, transformasi, dan evaluasi.

Hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta

didik memiliki keterampilan penyelidikan, mempunyai kemampuan

mengatasi masalah, mempunyai kemampuan mempelajari peran orang

dewasa, dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan indipenden.

Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis

masalah harus ditandai oleh keterbukaan, keterlibatan aktif peserta didik,

kebebasan intelektual.

(28)

B. Metode-MetodeBPembelajaranBKooperatif

1. Jigsaw

Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan

topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan

dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point. Guru

menanyakan kepada peseta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik

tersebut.

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.

Kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang

dipelajari. Jika dalam satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok

beranggotakan 10 orang.

Setelah kelompk asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual

kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam setiap kelompok

bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari

guru.

Berikutnya membentuk kelompok ahli. Jumlah kelompok ahli tetap

4. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota yang berasal dari

masing-masing kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan

kesempatan kepada mereka berdiskusi. Setelah diskusi di kelompok ini

selesai, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal, mereka berdiskusi.

Diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan.

(29)

Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau

isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru

memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.

Selanjutnya guru meminta peserta didik berpasang-pasangan untuk

berdiskusi.

Hasil diskusi dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Kegiatan

ini diharapkan terjadi tanya jawab

3. Numbered Heads Together

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah

kelompok sesuai jumlah konsep yang dipelajari. Tiap-tiap orang dalam

tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8.

Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan

yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Langkah berikutnya adalah

guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari

tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas

pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus

hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing

kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru.

4. Group Investigation

Dimulai dengan pembagian kelompok memilih topik-topik tertentu

dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu.

Sesudah topik permasalahannya disepakati, peserta didik beserta guru

(30)

menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan

masalah.

Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah

mereka rumuskan. Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh

masing-masing kelompok

5. Two Stay Two Stray

Diawali dengan pembagian kelompok, setelah kelompok terbentuk

guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus

mereka diskusikan jawabannya.

Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing

kelompok meninggalkan kelompoknya bertemu kepada kelompok yang

lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu)

mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompoknya kepada

tamu tersebut. Orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertemu

kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya,

mereka kembali ke kelompoknya masing-masing.

Setelah kembali ke kelompok asal, peserta didik yang bertugas

bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan

membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.

6. Make A-Match

Yang perlu dipersiapkan adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut

terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya

(31)

Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama

pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok

pembawa isi jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai. Posisi

kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Kelompok pertama dan

kedua belajar saling berhadapan.

Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah

ditentukan, guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok

pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu,

mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan

kepada mereka untuk berdiskusi.

Pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan

pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca

apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok. Kelompok pertama dan

kelompok kedua bersatu menjadi kelompok penilai. Kelompok penilai

pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang kartu

pertanyaan sebagian memegang kartu jawaban. Mereka dalam bentuk

huruf U. Kegiatan seperti contoh yang pertama.

C. Make-A Match

Langkah-langkah penerapan metode Make A Match sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

(32)

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4. Tiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam

bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa

latin (ilmiah).

5. Setiap siswa dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin.

6. Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok.

9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

D. KeaktifanBBelajar

Menurut Sardiman (2003 : 98) Keaktifan Belajar adalah kegiatan yang

bersifat fisik maupun mental yang berbuat dan berfikir sebagai suatu

(33)

Keaktifan belajar adalah segala aktifitas yang dilakukan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar disekolah yang mempengaruhi tingkat

kemajuan dalam perkembangan sikap kecakapan minat dan penyesuaian diri

dalam hal belajar aktif ( Baharudin, 2008 : 13 ).

Keaktifan belajar adalah siswa juga mempengaruhi pada hasil belajar

siswa. Karena baik keaktifan siswa maupun hasil belajar siswa merupakan

unsur dasar yang penting untuk keberhasilan dalam proses kegiatan

pembelajaran.

Kelima hasil belajar merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa

tersebut berupa :

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi

verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak,

konsep konkret dan terdefinisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah,

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

(34)

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

E. MotivasiBBelajar

1. PengertianBMotivasi

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu

sebagai sesuatu yang kompleks.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat

non-intelektual.

2. FungsiBMotivasi

Tiga fungsi motivasi yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

(35)

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

3. Macam-macamBMotivasi

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1. Motif-motif bawaan

2. Motif-motif yang dipelajari

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

1. Motif atau kebutuhan organis

2. Motif-motif darurat

3. Motif-motif objektif

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

1. Momen timbulnya alasan

2. Momen pilih

3. Momen putusan

4. Momen terbentuknya kemauan

d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar.

(36)

F. HasilBBelajar

Belajar merupakan suatu proses panjang dari lahir hingga akhir hayat.

Belajar dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun nonformal yaitu

pendidikan dari keluarga dan lingkungannya sampai pendidikan sekolah yang

mempunyai tujuan untuk merubah tingkah laku, sikap, keterampilan,

kebiasaan serta perubahan seseorang kearah yang lebih baik.

Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain :

1. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.

2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman.

3. Belajar merupakan perubahan yang relatif mantap.

4. Tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai aspek

kepribadian baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian

pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.

Menurut (Agus Suprijono, 2009:5) hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Merujuk dari pengertian tersebut bahwa hasil-hasil belajar berupa :

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan

(37)

2. Ketrampilan intelektual adalah kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorikan kemampuan analisis sintesis, fakta konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.

a. Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

b. Ketrampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

c. Sikap adalah kemampuan menolak / menerima objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom dalam Supriyono (2009:6) ada tiga ranah (domain)

hasil belajar, yaitu :

1. Ranah afektif, merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi,

sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.

2. Ranah psikomotor, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan

melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang

berkaitan dengan gerak fisik.

(38)

3. Ranah kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,

konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

Agus Suprijono (2009:13) menyatakan bahwa hasil belajar

dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah

diketahui si subjek belajar, tujuan motivasi yang mempengaruhi proses

interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat menjadi

petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam

kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dengan demikian jika

pencapaian hasil belajar itu tinggi, dapat dikatakan bahwa mengajar itu

berhasil.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dan sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedang dari sisi guru hasil

belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

G. HasilBPenelitianBYangBRelevan

Pada bagian ini peneliti mencoba untuk memaparkan hasil penelitian

pada skripsi sya’ban Istiqomah (2011) dengan judul “Penerapan Model

(39)

dari hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi Pokok Bahasan

Ketenagakerjaan pada siswa kelas VIII B Semester II SMPN 16 Surakarta

tahun ajaran 2009 / 2010” dapat dipaparkan bahwa :

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.

2. Metode pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match memiliki dampak positif mampu meningkatkan motivasi siswa yaitu dalam

siklus I 64,86% dan siklus II 88,19% dan meningkatkan prestasi

belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar

siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 62,16% dari jumlah siswa

dari siklus II 89,18%.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match dalam pembelajaran geografi

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

H. KerangkaBBerfikir.

Mutu pendidikan perlu ditingkatkan untuk mewujudkan manusia yang

berkualitas tinggi, di antaranya pendidikan SMP. Untuk meningkatkan

kualitas siswa dalam proses belajar mengajar diperlukan model mengajar yg

baik. Model yang selalu digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar

umumnya memakai metode konvensional. Model konvensional yang

digunakan dalam proses belajar mengajar ternyata kurang optimal, karena

membuat siswa menjadi pasif. Sehingga perlu adanya guru untuk

meningkatkan hasil belajar siswa mek\lalui model Make-A Match

(40)

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus dengan tahapan

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi siklus I digunakan

untuk rencana pembelajaran pada siklus II. Setiap berakhirnya siklus

diadakan post tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Penelitian ini berhasil

jika ketuntasan belajar individual mencapai nilai 67≤ dan suatu kelas tuntas

belajar bila 75% siswa telah tuntas belajar.

Kegiatan pembelajaran sebaiknya menarik, ini adalah salah satu cara

untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran

IPS. Beberapa besar penguasaan siswa terhadap mata pelajaran diwujudkan

dengan menggunakan soal tes, sehingga dapat diketahui nilai tes atau nilai

angka yang diberikan oleh guru.

Memilih model pembelajaran kooperatif metode Make-A Match siswa

tidak bosan, mengantuk, membuat siswa senang, aktif dalam pembelajran

memotivasi belajar siswa sehingga hasil ulangan akan meningkat. Model

Make-A Match ini akan diterapkan pada mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat penelitian,

menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak masih rendah dalam mengikuti

pembelajaran ekonomi. Terbukti masih dijumpai dalam kelas terdapat

beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh ataupun asyik membicarakan

hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran pada saat guru menjelaskan

materi pelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum menggunakan

model dan media pembelajaran yang menyenangkan, hanya memberi metode

(41)

Make-A Match dapat diterapkan dalam kelas sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan

model keaktifan Make-A Match diajak untuk belajar menjawab pertanyaan

atau mencari jawaban dengan teman lainnya yang memungkinkan mereka

dapat kerjasama dengan temannya dan berdiskusi.

Menurut pengamatan kami kerangka berpikir ini seperti tersebut diatas

adalah cocok untuk pembelajaran tentang keaktifan belajar siswa. Contohnya

dengan pembelajaran ini siswa sangat senang, tidak membosankan, siswa bisa

bertukar pengalaman, berkreatif dalam mencari jawaban.

SkemaBKerangkaBBerfikir

23

Kondisi Awal Guru Pembelajaran secara Konvensional

Prestasi Belajar Siswa Rendah

(42)

Gb. 2.1. Skema Kerangka Berfikir

I. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :

1. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid

tahun pelajaran 2011/2012.

2. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid

tahun pelajaran 2011/2012.

3. Penerapan model pembelajaran Make-A Match meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A Semester II SMP Muhammadiyah Mungkid

tahun pelajaran 2011/2012.

Tindakan Penggunaan Model Make-A Match

Siklus II

Kondisi Akhir

Penggunaan Model Make-A

Match Meningkatkan Hasil

(43)

BABBIII

METODEBPENELITIAN

A. JenisBPenelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk

menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian

(44)

kelas lebih ditekankan pada bagaimana ketrampilan teknik yang dimiliki

guru bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran.

B. RencanaBPenelitian

1. Variabel Penelitian

a. Keaktifan adalah dorongan dasar atau dorongan dari hati kita

pribadi yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan

ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

b. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan

c. Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP

Muhammadiyah Mungkid, Kabupaten Magelang jumlah siswa 34

orang.

3. Tempat Penelitian

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang. Penulis

(45)

sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang

pelajaran 2011/2012 mulai dari siklus I sampai siklus II.

5. Objek Penelitian

Motivasi, keaktifan dan hasil belajar.

JadwalBPenelitian

No. Kegiatan

Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penulisan dan

pengajuan proposal

√ √ √ √

No. Kegiatan Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2. Persiapan penelitian √

3. Pelaksanaan penelitian √ √ √

4. Pembuatan laporan √ √ √

5. Pengumpulan laporan √

C. ProsedurBPenelitian

1. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 1 dan 2 siklus.

a. Perencanaan.

(46)

Meliputi menyiapkan materi pelajaran, penentuan model

pembelajaran, merencanakan program pembelajaran, penyusunan

silabus, penyusunan RPP, penyusunan modul, kartu – kartu yang

berisi soal dan jawaban (permainan kartu pasangan), soal post tes,

lembar pengamatan untuk penilaian aktivitas siswa.

b. Tindakan ( Action ) / Kegiatan mencakup : berupa kegiatan pembelajaran.

1) Siklus I meliputi :

a) Pendahuluan :

(a) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan

(b) Guru menjelaskan tentang Make-A Match (mencari

pasangan) yang akan digunakan dalam pembelajaran

b) Kegiatan pokok :

(a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal

dan kartu jawaban.

(b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

(c) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang

dipegang.

(d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu

yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

(e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

(47)

(f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

(g) Evaluasi

(h) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran

c) Penutup :

(a) Guru bersama siswa bersama menyimpulkan.

(b) Guru memberi pesan moral agar anak meningkatkan

belajar.

2) Siklus II meliputi :

a) Pendahuluan :

(a) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan

(b) Guru menjelaskan tentang Make-A Match (mencari

pasangan) yang akan digunakan dalam pembelajaran

b) Kegiatan pokok :

(a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan

kartu jawaban.

(b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

(c) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang

dipegang.

(d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu

yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

(e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

batas waktu diberi point.

(48)

(f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

(g) Evaluasi

(h) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran

c) Penutup

(a) Guru bersama siswa bersama menyimpulkan.

(b) Guru memberi pesan moral agar anak meningkatkan

belajar.

Secara operasional penelitian tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini

diuraikan sebagai berikut :

1. KegiatanBpraBpenelitian

a. Observasi pada guru

Salah satu bentuk instrumen observasi adalah observasi

anekdoktal. Observasi terhadap guru meliputi kegiatan pra

pembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi

yang akan dicapai), kegiatan ini (penguasaan materi pelajaran,

pemanfaatan media / sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar,

penggunaan bahasa), dan kegiatan penutup (melakukan refleksi,

rangkuman, tindak lanjut setelah pembelajaran).

b. Observasi pada siswa

Observasi anekdot terhadap perilaku siswa dapat

(49)

individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok

sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran.

Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat

pembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan

inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi

pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan

penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi

maupun dalam kelompok).

c. Observasi pada kelas

Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan

praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu,

observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru

dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi

di kelas.

2. ObservasiBdanBMonitoring

Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika pembelajaran

(pelaksanaan tindakan) berlangsung. Pengamatan ini tidak dilakukan

oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi bekerja sama

dengan guru bidang studi IPS yang berperan sebagai observer /

pengamat yang bertugas mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama

dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

3. Refleksi

(50)

Data hasil observasi berupa data kuantitatif yang berupa

penguasaan materi (nilai post test) dan tanggapan proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang

sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian

tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan

terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan

akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang

diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru

bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui :

a. Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana.

b. Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan

motivasi, keaktifan dan hasil belajar siswa.

Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan

yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, sehingga masalah

tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal.

4. EvaluasiB

Setelah ketiga tahap tersebut dilaksanakan, tahap terakhir sebagai

penentu hasil belajar maka dilakukan evaluasi. Tahap ini merupakan

proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga

bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantara dialog

awal, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan

proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi

(51)

Ekonomi siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid tahun

pelajaran 2011/2012.

D. InstrumenBPenelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam

penelitian ini terdiri dari tes tertulis dan observasi.

1. TesBTertulis

Untuk mencari data hasil belajar siswa

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2006:150).

2. Observasi

Untuk mencari data keaktifan siswa

(52)

Lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung tentang proses

pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan.

b. MotivasiBBelajar

Tabel 3.1. Motivasi Belajar Operasional Variabel

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir

Motivasi

Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara yaitu :

1. Tes tertulis untuk mencari data hasil belajar siswa

2. Observasi, digunakan untuk memperoleh data keaktifan siswa (Aktivitas

(53)

dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi

siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar yang berupa :

a. Sistem penilaian aktivitas siswa

No

b. Sistem penilaian motivasi belajar siswa

Tabel 3.2. Operasional Variabel

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir

(54)

3. Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (kognitif)

yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran Make-A

Match. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda dan uraian yang

harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan

data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan

instrumen yang sudah di uji cobakan dan dianalisis, kemudian

penskoran selanjutnya skor diubah menjadi nilai.

F. IndikatorBKeberhasilan

Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan

Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II Instrumen

Keaktifan siswa

Siswa tertarik dan antusias

pada materi pembelajaran

10 20 24 Lembar

pengamatan Jumlah siswa yang bertanya

pada guru

Jumlah siswa yang pasif

dalam kegiatan Siswa mondar mandir di

kelas

4 3 2 Lembar

pengamatan

(55)

mengantuk dan melamun

saat pembelajaran

pengamatan

Hasil belajar

Jumlah siswa yang tuntas

(siswa dikatakan tuntas jika

mendapat nilai ≥ 67)

7 20 24

Tes tertulis

Data kondisi awal tentang keaktifan siswa diperoleh dari hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti. Sedangkan data kondisi awal tentang

hasil belajar diperoleh dari hasil pra siklus.

Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan indicator sebagai berikut :

1. Pada akhir siklus, untuk hasil belajar kognitif siswa mencapai

ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥ 75%, untuk aktifitas siswa sebesar

≥ 75% dan motivasi belajar siswa ≥ 75% pada pokok bahasan

pelaku-pelaku ekonomi pada system perekonomian Indonesia.

2. Setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif metode Make-A Macth hasil belajar siswa pada pokok

bahasan pelaku-pelaku ekonomi pada sistem perekonomian Indonesia

meningkat.

BABBIV

(56)

GAMBARANBUMUM

A. SejarahBBerdirinyaBSMPBMuhammadiyahBMungkid

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang berdiri pada

tanggal 1 Januari 1963. Pada tahun 1957 sekolah ini bernama SMI (Sekolah

Menengah Islam). Letaknya yang strategis dan nyaman membuat kegiatan

belajar mengajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini berjalan

dengan baik, pendirinya RH. Habibullah.

Kondisi fisik SMP Muhammadiyah Mungkid cukup memadai untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Muhammadiyah Mungkid

memiliki luas tanah 2.320 m2 terbagi menjadi beberapa bangunan dan

masing-masing gedung mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Sarana dan

prasarana fisik sekolah tersebut meliputi ruang Kepala Sekolah, ruang Tata

Usaha, ruang BK, ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, ruang laboratorium

komputer, laboratorium IPA, mushola, ruang tunggu, tempat parkir, ruang

UKS, ruang koperasi, ruang BP, kamar mandi, kantin, ruang OSIS, ruang alat

olahraga dan gudang.

Pada waktu kegiatan belajar mengajar olahraga atau pendidikan jasmani

dan kesehatan dilakukan di lapangan olahraga yang berada di dekat sekolah.

1. PenggunaanBGedungBSekolah

Gedung sekolah SMP Muhammadiyah Mungkid yang terletak di

Pemandian II Blabak Mungkid, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang

(57)

sebagai sarana belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan

tambahan lain.

Adapun jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari

hari senin sampai Sabtu. Hari Senin sampai Kamis pembelajaran

berlangsung dari jam 07.00 – 13.10 WIB, hari Jum’at mulai jam 07.00 –

10.40 WIB, sementara untuk hari Sabtu pembelajaran dimulai jam 07.00 –

12.10 WIB.

Untuk ekstrakurikuler, SMP Muhammadiyah Mungkid memiliki

beberapa kegiatan yang dapat menyalurkan bakat untuk mengembangkan

dan meningkatkan potensi diri perserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler

tersebut yaitu HW, olahraga meliputi voli, sepakbola, tapak suci.

SMP Muhammadiyah Mungkid milik yayasan Muhammadiyah

Majelis Dikdasmen Cabang Mungkid, beralamat Jl. Magelang Yogyakarta

Km 11 Babrik Mungkid Magelang. Status terakreditasi A, status tanah

yaitu tanah wakaf.

2. KeadaanBGuruBdanBSiswa

a. Guru

Guru SMP Muhammadiyah Mungkid berjumlah 30 yang terdiri atas 14

laki-laki dan 16 guru perempuan.

b. Siswa

Siswa disampaikan berjumlah 382 siswa 206 siswa laki-laki dan 176

siswa perempuan.

B. VisiBDanBMisiBSMPBMuhammadiyahBMungkid

(58)

Visi dan misi sekolah SMP Muhammadiyah Mungkid sebagai berikut :

VisiB:

Cerdas, beriman, dan siap berkompetisi

Indikator

1. Unggul dalam perolehan NEM

2. Unggul dalam lomba olahraga

3. Unggul dalam kedisiplinan

4. Unggul dalam kepedulian sosial

5. Unggul dalam aktifitas keagamaan

MisiB:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif sesuai dengan

waktu yang tersedia sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal.

2. Mengembangkan bakat seni dan ketrampilan kepada siswa sehingga

setelah keluar dari SMP Muhammadiyah Mungkid sudah memiliki

kemampuan dalam bidang seni dan dapat dikembangkan secara optimal.

3. Menanamkan kedisiplinan pada siswa sehingga siswa patuh terhadap

peraturan yang disepakati siswa dan sekolah sehingga siswa tidak

melanggar peraturan.

4. Memiliki rasa sosial terhadap masyarakat tertanam jiwa sosial terhadap

lingkungan masyarakat dimana berada.

5. Menciptakan suasana islami di lingkungan sekolah siswa dapat

(59)

kehidupan islami misalnya cara makan, minum, berbicara, berpakaian dan

sebagainya.

C. SistemBPendidikanBSMPBMuhammadiyahBMungkidBMagelang

Tujuan pendidikan dan tingkat satuan pendidikan di SMP

Muhammadiyah Mungkid Kab. Magelang mengacu pada tujuan pendidikan

yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan aklak mulia, serta ketrampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kemampaunnya, konsekuensi dari tujuan tersebut adalah harus memberi dan

bekal keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan yang

handal.

D. KurikulumBSMPBMuhammadiyahBMungkidBKabupatenBMagelang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan

untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina

pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap dan

terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum.

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang saat ini sudah

menggunakan Kurikulum 2006 atau disebut dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan pengembangan Kurikulum

2004 (KBK). Hal-hal yang berkaitan dengan KTSP adalah :

1. Struktur Program sesuai dengan Standar Isi, yang meliputi :

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

(60)

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

f. Kelompok mata pelajaran muatan lokal

g. Pengembangan diri

2. Standar Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu

kompetensi dasar berkisar 0-10%. Kriteria ketuntasan ideal untuk

masing-masing indikator 75%.

3. Standar Kelulusan

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

c. Lulus ujian sekolah

d. Lulus ujian nasional, dengan kriteria :

1) Nilai ujian nasional untuk 4 mata pelajaran minimum 4,25

(61)

Gambar 4.1. Susunan Organisasi SMP Muhammadiyah Mungkid

43 Ketua Komite Sekolah

Kholid Santoso

Kepala Sekolah

H. Ahmad Sudjati,S.Pd.I

Bendahara B O S

Hj. Siti Munawaroh

Kepala Tata Usaha

H. Kabul Sumedi

Waka Ur. Kurikulum

Masrur,S.Pd Waka Ur. Kesiswaan

Ibnu Mundir

Waka Ur. Keagamaan

Roja’I AKbar M,S.PdI

Waka Ur. Sarpras

Helmi Redi Dayana,S.Pd Waka Ur. Humas

Siswarsono,S.Pd

Guru B P Wali Kelas

(62)

TugasBkepalaBSekolah,BGuru,BdanBKaryawan

KepalaBSekolah

Nama : H. Ahmad Sidjati,S.Pd.I

NIP : 130193460 / 19530504 197903 . 005

NBM : 710 452

Kepala Sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh

kegiatan pendidikan di sekolah dengan perincian sebagai berikut :

1. Mengatur proses belajar mengajar

a. Program tahunan, semesteran, berdasarkan kalender pendidikan

b. Jadwal pendidikan pertahun, persemester termasuk penetapan jenis

mata pelajaran / bidang pengembangan / bidang studi / bidang

pengajaran / keterampilan, dan pembagian tugas guru.

c. Program satuan pelajaran (teori dan praktek) berdasarkan buku

kurikulum

d. Pelaksanaan jadwal satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut

alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender

pendidikan.

e. Pelaksanaan ulangan / tes / hasil evaluasi belajar untuk kenaikan

kelas dan EBTA Ujian AKhir Sekolah

f. Penyusunan norma penilaian

g. Penetapan aturan kenaikan kelas, berdasarkan petunjuk yang ada

(63)

i. Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar.

2. Mengatur administrasi kantor

3. Mengatur administrasi murid / siswa

4. Mengatur administrasi personalia

5. Mengatur administrasi perlengkapan

6. Mengatur administrasi keuangan

7. Mengatur administrasi perpustakaan

8. Mengatur pembinaan kemuridan

9. Mengatur hubungan dengan masyarakat

Jadwal Kerja Kepala Sekolah :

Dalam kegiatan Kepala Sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal

diperlukan adanya jadwal kerja Kepala Sekolah yang meliputi

kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan.

1. Kegiatan Harian

a. Memeriksa daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan, dan tenaga

tata usaha.

b. Mengatur dan memeriksa kegiatan 5 K (Keamanan, Kebersihan,

Ketertiban, Keindahan, dan Kekeluargaan) di sekolah.

c. Memeriksa program persiapan mengajar guru dan persiapan lainnya

yang menunjang proses belajar mengajar.

d. Menyelesaikan surat-surat, menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya.

(64)

e. Mengatasi hambatan-hambatan terhadap berlangsungnya proses

belajar mengajar.

f. Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

g. Memeriksa segala sesuatu menjelang sekolah itu selesai

2. Kegiatan Mingguan

a. Upacara bendera pada hari Senin dan hari-hari besar lainnya.

b. Senam kesegaran jasmani pada hari yang ditetapkan

c. Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat.

d. Mengadakan rapat mingguan berjenjang (hari Sabtu) guna membahas

jalannya pelajaran dan kasus yang belum terselesaikan untuk menjadi

bahan rencana kegiatan minggu berikutnya.

e. Memeriksa keuangan sekolah antara lain biaya ritun dari IDP.

f. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan kantor / sekolah

g. Mengadakan supervisi kelas secara teratur dan terprogram.

3. Kegiatan Bulanan

a. Pada awal bulan dilakukan kegiatan antara lain :

Melaksanakan penyelesaian kegiatan setoran IDP, gaji pegawai / guru

laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan kantor / sekolah dan

rencana belanja bulanan, antara lain :

1. Buku Kelas

2. Daftar Hadir Guru Karyawan Tata Usaha

3. Kumpulan bahan evaluasi berikut analisanya

Gambar

Gambar 2.1.  Skema Kerangka Berfikir .………………………………………. 24
Tabel 1.1. Pengamatan keaktifan siswa di kelas
Tabel 3.1. Motivasi Belajar Operasional Variabel
Tabel 3.2. Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Karo merupakan alat komunikasi utama para anggota masyarakat di Tanah Karo; bukan saja antara sesama orang Karo, bahkan juga penduduk nonpribumi seperti

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEND A PROBLEM TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA NEGARA (Studi Siswa Kelas XI

dalam keadaan fati dan baqi'-nya itu menunjukkan keadaan bersatu dengan A1lah.23 Dari sini kemudian Abfi Yazid menganslap dirinva relah bersatu dengan Tuhan,

Adapun dengan adanya asrama mahasiswa di dekat kompleks kampus baru UNIKA. ini, diharapkan akan menjadi sebuah tambahan kemudahan bagi

Sebagai model untuk organisasi sistem informasi, maka COBIT memuat kendali yang sifatnya

(4) Pengusaha Perikanan yang telah selesai melakukan tindakan perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus mengajukan permohonan surat pelaksanaan penilaian

Contoh yang tidak baik dari para pemimpin bangsa dalam pengamalan Pancasila telah menjalar pada lunturnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat.. Kurangnya komitmen

Dengan demikian, berdasarkan contoh kasus dan penguraian pasal- pasal tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa Robi telah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana