• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber daya manusia yang ada, meliputi : kepala sekolah, para guru, dan karyawan yang bekerja untuk SMP Muhammadiyah Mungkid. Jumlah sumber daya yang ada sebanyak 32 orang terdiri dari guru dan karyawan dengan rincian, sebagai berikut :

1. Guru Tetap PNS : 8 orang

2. Guru tetap Yayasan : 3 orang 3. Guru Tidak Tetap : 19 orang

4. Karyawan / pegawai Tetap : - orang 5. Karyawan / Pegawai Tidak Tetap: 12 orang

G. RekapitulasiBSiswaBSMPBMuhammadiyahBMungkidBKabupatenBMagelang Siswa SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang, rekapitulasi data siswa meliputi jumlah siswa tiap kelas berdasarkan jenis kelamin, dan setiap kelas berjumlah 32 anak, dan jumlah kelas ada 12 kelas. Jadi jumlah siswa SMP Muhammadiyah Mungkid ada 382.

H. KondisiBFisikBdanBLingkunganBSekolahBSMPBMuhammadiyahBMungkidB KabupatenBMagelang

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang yang terdiri dari 12 kelas, yaitu kelas 7A, kelas 7B, kelas 7C, kelas 7D, kelas 8A, kelas 8B, kelas 8C, kelas 8D, dan kelas 9A, 9B, 9C, dan 9D. Dan gedung perpustakaan, gedung laboratorium IPA, gedung laboratorium TIK, mushola, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TV dan tersedia : tempat parkir sepeda guru dan

siswa, rumah penjaga, dan 1 kantin. Gedung SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang berdiri di atas tanah seluas 2320 m2. Ini dipergunakan untuk bangunan ruang kelas.

SMP Muhammadiyah Mungkid terletak di Desa Mungkid tepatnya di jalan Pemandian II Blabak Mungkid Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.

I. FasilitasBPendidikan

Fasilitas belajar yang ada di SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang, antara lain :

1. Papan tulis yang tersedia cukup memadai untuk digunakan dalam proses belajar mengajar dan terletak ditengah-tengah dinding depan kelas.

2. Meja dan kursi belajar

Kondisi meja dan kursi belajara siswa sudah agak lama, meskipun begitu tetap masih bisa digunakan untuk belajar. Tetapi kesadaran para siswa dalam menjaga fasilitas ini kurang baik terlihat banyak meja-meja yang bercoret-coret hal-hal yang tidak sepantasnya.

3. Sumber belajar

Sumber belajar yang ada di sekolah ini, meliputi :

a. Kurikulum yang mengikuti perkembangan zaman, perpustakaan, buku paket, dan buku-buku lain yang relevan.

b. Terdapat 2 laboratorium, yaitu laboratorium komputer dan laboratorium untuk IPA.

c. Media penunjang

Di SMP Muhammadiyah Mungkid terdapat media penunjang kegiatan pembelajaran, antara lain :

1) Komputer : 20 Buah 2) Laptop : 2 buah

3) LCD : 1 buah

4) Radio/tape recorder : 2 buah 5) Kamera digital : 2 buah 6) Televisi : 3 buah J. DewanBSekolahB/BKomiteBSekolah

Komite Sekolah yaitu beranggotakan masyarakat yang peduli akan peningkatan mutu pendidikan, terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, pengalaman, dan usia merupakan wadah untuk merumuskan seluruh kebijakan pelaksanaan PSB pada SMP Muhammadiyah Mungkid, maka tanggung jawabnya antara lain :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelaksanaan PSB, mulai dari perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi / penilaian.

2. Ikut memikirkan bagaimana sekolah, misal : perkembangan gedung sekolah, perkembangan untuk tempat sepeda bapak ibu guru, dan tempat sepeda untuk siswa, serta perkembangan kamar kecil untuk para siswa.

SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang menjalin hubungan dengan beberapa instansi lain untuk kepentingan hubungan pendidikan. Instansi yang menjalin hubungan dengan SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang sampai saat ini adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan dan Perangkat Desa

Pada saat-saat tertentu, misalkan pada hari besar keagamaan kami bersama-sama melaksanakan upacara bersama antara SMP Muhammadiyah Mungkid, dari kecamatan dan dari perangkat desa. Upacara ini dalam rangka memperingati Maulud Nabi, Isro’ Miroj, kegiatan Ramadhan.

2. Kepolisian

Dengan kerjasama ini sekolah mengundang polisi di SMP Muhammadiyah Mungkid untuk mengadakan sosialisasi tentang kenakalan remaja. Polisi menjelaskan tentang miras tersebut kepada para siswa. Polisi memberi contoh orang-orang yang kecanduan obat-obat tersebut, jadi dengan contoh tersebut para siswa bisa mengambil sebagai pelajaran mana yang baik dan yang tidak baik. SMP Muhammadiyah Mungkid mengundang polisi pada waktu pengumuman/kelulusan siswa kelas IX dengan tujuan untuk menjaga suatu keamanan.

3. Dengan Dinas Kesehatan

Siswa diceramai tentang kesehatan, siswa diarahkan tentang kesehatan. Misalkan tentang mandi yang baik dan teratur, tentang makanan-makanan yang sehat dan bergizi, tentang pemakaian obat atau mengkonsumsi

obat terlarang, dan sebagainya. Maka dengan penjelasan atau pengarahan dari dinas kesehatan tersebut para siswa bisa memikirkan tentang pentingnya kesehatan.

L. Usaha-usahaBPeningkatanBKualitasBLulusan

1. Para guru SMP Muhammadiyah Mungkid akan berusaha menyiapkan hasil lulusan yang mempunyai kompetensi dalam kemampuannya yang handal, terampil, berkualitas.

2. Memberi bekal keilmuan para lulusan untuk dapat dan mampu merumuskan belajar di jenjang atasnya atau di jenjang yang lebih tinggi. Proses belajar mengajar yang baik tertib, lancar merupakan kunci utama dalam pencapaian tujuan pendidikan sehingga perlu dievaluasi secara terus menerus. Ujian akhir kelas IX merupakan salah satu alat ukur nasional untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekolah. Nilai ujian nasional yang tinggi menggambarkan semakin baiknya kualitas pendidikan di sekolah dan sebaliknya. Nilai ujian nasional yang rendah dapat diindikasikan kurang berhasilnya proses pendidikan di sekolah. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, SMP Muhammadiyah Mungkid memiliki beberapa program, antara lain :

1) Mengadakan les untuk mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional

2) Mengadakan uji coba ujian nasional, dari : a. Sekolah

3) Mengadakan pembekalan mental.

Untuk kelas VIII A dilihat dari prestasinya sedang, sebagian kecil siswanya sulit diatur yang lainnya mudah diatur, absensi siswa baik mereka rajin sekolah. Latar belakang orang tua berpenghasilan sedang tetapi orang tua mereka sadar pentingnya pendidikan sehingga orang tua mereka memberi dorongan agar berhasil dalam belajar

BABBV

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASAN

A. HasilBPenelitianB

Sebelum pelaksanaan penelitian, dilakukan pembelajaran prasiklus dengan model konvensional kemudian dilakukan pengujian keadaan awal kemampuan siswa yaitu dengan memberikan posttest pada materi pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia. Hasil post test terangkum dalam tabel berikut :

Tabel 5.1. Hasil Nilai Post Test Pra Siklus

No Hasil Tes Pencapaian

1. Nilai Tertinggi 75

2. Nilai Terendah 20

3. Rata-rata 58,80

Berdasarkan tabel di atas dengan KKM ≥ 67, siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 7 siswa (20,59%), sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 27 siswa (79,41%). Dengan jumlah siswa 34. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa sebelum diberi tindakan masih di bawah standar ketuntasan klasikal yaitu 58,80 % siswa mencapai nilai ≥ 67. Untuk itu perlu dilakukan tindakan pembelajaran siklus.

1. TindakanBkelasBsiklusBI

Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu menyusun Rencana Pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu selama 2 jam pelajaran (80 menit) dengan materi ajar yaitu pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia. Langkah-langkah dalam Make-A Match dalam setiap siklus adalah sama, untuk siklus I pertemuan 1 dan 2, pertemuan terfokus pada materi yaitu pengertian sistem ekonomi, macam-macam sistem ekonomi dan sistem ekonomi di Indonesia, sedangkan pada siklus II pertemuan 1 dan 2 yang dipelajari pelaku utama dalam perekonomian Indonesia.

b. PelaksanaanBtindakanBkelasBsiklusBI 1) Siklus I

Tindakan kelas siklus I pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan hari Selasa tanggal 10 April 2012 dimulai pukul 08.30 – 09.50 Wib. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 siswa. Dalam pelaksanaan tindakan, penelitian berperan sebagai guru sedangkan guru IPS berperan sebagai pengamat/observer. Pada kegiatan awal setelah guru memasuki ruangan, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru memberi pengarahan mengenai tujuan dan prosedur pembelajaran. Guru mempresentasikan inti dari materi “pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia”. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberi kesempatan setiap siswa untuk membaca materi mengenai pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem

perekonomian Indonesia selama 20 menit. Kemudian diadakan

Make A Match kurang lebih 30 menit. Langkah-langkah penerapan

metode Make A Match sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4. Tiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).

5. Setiap siswa dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

6. Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

Permainan Make A Match yang salah mencari jawaban ada 2 pasang. Dengan demikian permainan Make A Match 15 pasang mencari jawaban dan 2 pasang salah mencari jawaban. Bermain Make A Match dilanjutkan dengan mengerjakan Posttest dengan soal pilihan ganda sejumlah 10, uraian 5 soal. Jumlah siswa 34, siswa yang tuntas 25, siswa tidak tuntas 8, siswa yang tidak ikut ulangan 1 dan nilai rata-rata 70,80 dengan KKM 67. Memberi motivasi siswa untuk belajar, mendorong siswa punya hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar.

Pada siklus I keinginan dan kesadaran untuk belajar masih sedang karena siswa belum punya kesadaran yang tinggi untuk belajar, oleh karena itu diberi dorongan dari dalam pentingnya belajar, yang tadinya siswa hanya belajar tidak dari keinginan diri sendiri, kemudian siswa punya kesadaran bahwa belajar merupakan kebutuhan siswa.

Guru mendorong siswa aktif dalam kelas. Pada siklus I keaktifan siswa sedang, ada siswa yang memperhatikan, mendengarkan, ada juga yang tidak. Guru dalam kegiatan pembelajaran harus dapat membuat siswa aktif. Dengan cara mengajar yang menyenangkan tidak membuat siswa bosan atau mengantuk, contohnya bermain Make A-Match sehingga siswa

menjadi aktif untuk mencari pasangannya, disamping itu siswa sudah berani bertanya.

c. ObservasiBdanBMonitoringBTindakanBKelasBSiklusBI

Observasi dan monitoring yang dilakukan oleh peneliti dan guru bidang studi IPS dalam tindakan pada komponen pendukung dalam proses pembelajaran yaitu siswa dan model pembelajaran. Berdasarkan tindakan yang dilakukan, hasil pengamatan pada kegiatan awal adalah terdapat siswa-siswa yang dengan serius membaca dan berdiskusi tetapi juga terdapat siswa yang malas membaca, hanya ramai bahkan mengganggu teman lain yang mengikuti kegiatan belajar. Dalam hal ini, terlihat bahwa siswa belum memanfaatkan waktu secara optimal sehingga konsep siswa mengenai materi belum matang. Keterbatasan waktu menyebabkan pelaksanaan pembelajaran belum baik. Selain itu pelaksanaan Make A Match masih ada salah mencari jawaban. Pada awal kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Make A Match banyak siswa terlihat bingung karena belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti.

Pada kegiatan akhir, guru mengevaluasi kegiatan permainan Make

A Match sebagai kesimpulan dan memberi dorongan kepada siswa untuk belajar tentang materi pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia di luar jam pelajaran sekolah. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 sebelum mengakhiri pembelajaran siswa terlebih dahulu mengerjakan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Selama observasi dan monitoring berlangsung, guru bidang studi IPS memberikan penilaian terhadap keaktifan siswa pada lembar observasi aktivitas siswa.

d. RefleksiBterhadapBtindakanBkelasBsiklusBI

Refeksi tindakan kelas siklus I dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Kegiatan ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas siklus I pertemuan 1 dan siklus I pertemuan 2, terlihat bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match dalam materi pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia belum sesuai yang diharapkan dan perlu banyak pembenahan pada komponen siswa, guru dan model pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran secara optimal. Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu :

1) Siswa belum memanfaatkan waktu secara optimal, sehingga siswa belum memahami materi.

2) Sebagian siswa belum berani mengajukan pertanyaan. 3) Keaktifan siswa sudah terlihat.

4) Prosedur permainan belum terlaksana dengan baik. 5) Alokasi waktu belum dimanfaatkan secara optimal.

Karena masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka peneliti mengadakan perbaikan tindakan dalam siklus II.

e. EvaluasiBterhadapBtindakanBkelasBsiklusBI

Hasil observasi dan refleksi pada tindakan kelas siklus I dilakukan oleh peneliti dengan guru bidang studi IPS. Dengan adanya evaluasi, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terdapat pada siklus I. hasil evaluasi tersebut adalah :

1) Menciptakan suasana belajar yang serius tetapi santai sehingga diharapkan keadaan siswa lebih terkendali dengan meminimalkan siswa yang ramai.

2) Perlu adanya komunikasi yang ramah, terbuka dan komunikatif untuk memberikan kesan bersahabat dan tidak menakutkan agar menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan untuk mencari jawaban atau pasangan saat Make A Match berlangsung. 3) Guru harus membimbing siswa secara menyeluruh

4) Guru sesering mungkin memotivasi siswa agar mampu bekerja sama dengan pasangannya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

5) Memperbaiki prosedur Make A Match

6) Alokasi waktu yang direncanakan harus dilaksanakan seefektif mungkin

2. TindakanBkelasBsiklusBII

a. PerencanaanBtindakanBkelasBsiklusBII

Berdasarkan hasil pada tindakan kelas siklus I, maka rencana tindakan kelas siklus II perlu direvisi dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan kelas siklus II. Berbagai revisi yang disepakati bersama guru bidang studi IPS yaitu :

1) Dalam setiap pertemuan guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2) Prosedur permainan Make A Match diupayakan lebih menarik lagi agar minat dan semangat belajar siswa semakin meningkat.

3) Proses pembelajaran harus berpusat pada siswa. 4) Pengefektifan alokasi waktu pembelajaran.

Pembelajaran tindakan kelas siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil revisi tentang motivasi (66,78%), keaktifan (64,94%), hasil belajar siswa (70,86%) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (80 menit) dengan materi ajar yaitu pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match pada tindakan kelas siklus I.

b. PelaksanaanBtindakanBkelasBsiklusBII 1) Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II pertemuan 1 dan 2 dilakukan pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 dimulai pukul 08.30 – 09.50 Wib. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 siswa. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru sedangkan guru IPS berperan sebagai pengamat (observer).

Pada kegiatan awal setelah guru memasuki ruangan, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Guru mempresentasikan inti dari materi pelaku-pelaku kegiatan perekonomian Indonesia, memberi motivasi, pengarahan mengenai tujuan dan prosedur pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberi kesempatan setiap siswa untuk membaca materi selama 20 menit. Kemudian diadakan permainan Make A Match kurang lebih 30 menit. Dalam langkah selanjutnya guru mengevaluasi kegiatan permainan Make A Match sebagai kesimpulan kurang lebih 10 menit. Setelah selesai kegiatan Make-A

Match dilanjutkan dengan mengerjakan post test dengan soalpilihan

ganda sejumlah 10 urain 5 soal.

Mencari pasangan setiap siswa mendapat 1 kartu soal atau jawaban dan semua siswa menjawab benar semua. Jumlah siswa 33 siswa tuntas 33, nilai rata-rata 76,27 dengan KKM 67. Pada siklus II keinginan dan kesadaran untuk belajar tinggi, karena tanpa dorongan dari dalam siswa sendiri sulit untuk belajar. Oleh karena itu motivasi dari guru penting dimana semula siswa kurang diberi

motivasi, setelah diberi motivasi siswa rajin belajar tidak hanya kalau ada ulangan saja siswa belajar. Guru selalu mengingatkan siswa untuk selalu belajar.

Pada siklus II keaktifan siswa tinggi, karena kalau siswa tidak memperhatikan, mendengarkan dan bertanya siswa nanti tidak dapat mencari pasangannya dengan benar kalau bermain Make A –Match. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I dan siklus II. Karena ada motivasi, sehingga siswa punya kesadaran sendiri untuk belajar dan bertanya kepada guru apabila ada kesulitan pelajaran dan rajin belajar.

c. ObservasiBdanBMonitoringBTindakanBkelasBSiklusBII

Observasi dan monitoring yang dilakukan oleh peneliti dan guru IPS dalam tindakan ditujukan pada semua komponen pendukung dalam proses pembelajaran yaitu siswa, guru dan metode mengajar. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dari siklus II pertemuan 1 sampai siklus II pertemuan 2, hasil pengamatan pada kegiatan awal adalah sebagian besar siswa sudah serius membaca. Persiapan guru sudah lebih matang. Alokasi waktu telah dimanfaatkan dengan baik sehingga pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Selain itu, pelaksanaan permainan Make A

Match sudah baik. Prosedur permainan sudah dilaksanakan oleh siswa

dengan baik. Siswa mulai memahami kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Make A Match. Pada kegiatan akhir, guru

mengevaluasi kegiatan permainan Make A Match sebagai kesimpulan. Sebelum mengakhiri pembelajaran pada siklus II pertemuan 2, siswa terlebih dahulu mengerjakan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Selama observasi dan monitoring berlangsung, guru bidang studi IPS memberikan penilaian terhadap keaktifan siswa. Sebelum menutup pelajaran guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar dan berdiskusi tentang materi di luar jam pelajaran sekolah.

d. RefleksiBterhadapBtindakanBkelasBsiklusBII

Refleksi tindakan kelas siklus II dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 2. Kegiatan ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas siklus II. Berdasarkan hasil observasi tindakan kelas siklus II, terlihat bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match dalam siklus II sudah lebih baik dari pada siklus I hasil belajar siswa pada aspek kognitif sudah sesuai yang diharapkan, yaitu 75 % siswa sudah mencapai nilai ≥ 67.

e. EvaluasiBterhadapBtindakanBkelasBsiklusBII

Hasil observasi dan refleksi pada tindakan kelas siklus II di evaluasi bersama dengan guru bidang studi IPS dan diperoleh kesepakatan bahwa permasalahan tentang motivasi, keaktifan dan hasil belajar yang terdapat di kelas VIII A sudah terselesaikan, sehingga setelah siklus II berakhir pembelajaran dapat dihentikan (tidak perlu dilanjutkan pada siklus II dst)

3. HasilBBelajarBSiswaBAspekBKognitif

a. Hasil B Belajar B Kognitif B dari B Awal B Pembelajaran B sebelum B Siklus,B SiklusBIBdanBSiklusBII

Hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai tes hasil belajar setelah menjawab soal-soal uraian yang diberikan pada awal sebelum siklus, soal pilihan ganda 10, uraian 5, siklus I dan siklus II. Soal yang diberikan pada awal pembelajaran sebelum siklus (prasiklus) sebanyak 10 soal, sedangkan siklus I dan siklus II sebanyak 15 soal. Ketuntasan belajar klasikal siswa dinilai berhasil apabila sekurang-kurangnya 75 % siswa menguasai materi yaitu dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai nilai ≥ 67.

Hasil belajar kognitif siswa kelas VIII A dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match pada awal pembelajaran (prasiklus), siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2. Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif Siswa Pelaksanaan

Tindakan

Rata-rata Ketuntasan Presentase

Awal 58,80 7 20,59 %

Siklus I 70,86 25 75,76 %

Siklus II 80,71 33 100 %

Tabel 5.2. menunjukkan bahwa dari awal pembelajaran sebelum siklus (prasiklus) hingga siklus II jumlah siswa yang tuntas selalu mengalami peningkatan. Pada pembelajaran pra siklus jumlah siswa

yang tuntas KKM sebanyak 7 siswa (20,59 %), kemudian pada siklus I meningkat menjadi 25 siswa (75,76 %) dan pada siklus II ketuntasan meningkat menjadi 33 siswa (100 %).

b. Keaktifan B Siswa B dari B Awal B Pembelajaran B (Prasiklus), B Siklus B IB SampaiBSiklusBII

Keaktifan siswa dilihat dari perolehan skor siswa selama kegiatan pembelajaran yaitu pada saat siswa memperhatikan dan mendengarkan pada saat pembelajaran, membaca materi, kemampuan menjawab pertanyaan dan pada saat melaksanakan kegiatan Make A Match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk hasil pengamatan keaktifan siswa secara kumulatif dapat menggunakan PAP II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.3. Kriteria Deskriptif Presentase Keaktifan Siswa secara Kumulatif Interval Kriteria 81 % - 100 % Sangat Tinggi 66 % - 80 % Tinggi 56 % - 65 % Sedang 46 % - 55 % Rendah 0 % - 45 % Sangat Rendah Sumber : Masidjo, 1995 : 157

Dari data diatas diubah menjadi 3 kategori, sebagai berikut :

Interval Kriteria

66 % - 100 % Tinggi

56 % - 65 % Sedang

Pengamatan keaktifan siswa dilakukan pada setiap tindakan yaitu pada awal pembelajaran (prasiklus), siklus I pertemuan 1 dan 2, siklus II pertemuan 1 dan 2. Keaktifan siswa dari awal pembelajaran (prasiklus), siklus I sampai siklus II diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborasi yang dalam hal ini dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS yaitu Sukarjono. Untuk hasil pengamatan keaktifan siswa secara kumulatif dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.4. Keaktifan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dalam %

Pelaksanaan Tindakan Awal Siklus I Siklus II Pertemuan 1 dan 2 Pertemuan 1 dan 2 Skor rata-rata 58,71 64,94 85,76

Kriteria Sedang Sedang Tinggi

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa keaktifan siswa mulai dari awal pembelajaran sebelum siklus (pra siklus) hingga siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan pada awal kegiatan sebelum siklus yaitu sebesar 58,71% yang berarti bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran “Sedang”, kemudian pada siklus I pertemuan 1 dan 2 keaktifan juga dikategorikan “Sedang” yaitu sebesar 64,94%, sedangkan pada siklus II pertemuan 1 dan 2 keaktifan siswa sudah dikategorikan “Tinggi” yaitu sebesar 85,76%.

Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dari awal pembelajaran sebelum siklus sampai siklus II pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.5. Peningkatan Keaktifan Siswa

Pelaksanaan Tindakan Peningkatan Keaktifan (%)

Siklus I 6,23

Siklus II 20,82

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari awal sebelum siklus sampai siklus I pertemuan 1 dan 2 terjadi peningkatan sebesar 6,23% kemudian dari siklus IIpertemuan 1 dan 2 terjadi peningkatan sebesar 20,82%.

Sedangkan untuk menentukan keaktifan siswa dari aspek yang diamati digunakan kriteria pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.6. Kriteria Deskriptif Presentase dari Masing-masing aspek Keaktifan Siswa

Interval Kriteria

66 % - 100 % Tinggi

56 % - 65 % Sedang

0 % - 45 % Rendah

Tabel 5.7. Rincian Keaktifan Siswa dari Setiap Aspek yang diamati (%)

Aspek Awal K SIP1 dan SIP2 K SIIP1 dan SIIP2 K Memperhatikan dan mendengarkan 46,44 R 6656,29 S 84,10 T Membaca 62,44 S 64,88 S 84,10 T Kemampuan 62,44 S 65 S 87,42 T

menjawab pertanyaan kerjasama dengan pasangan

63,53 S 64,88 S 87,42 T

Pada awal sebelum siklus keaktifan siswa “Rendah”, untuk aspek memperhatikan dan mendengarkan sebesar 46,44%, pada aspek membaca materi, aspek kemampuan menjawab pertanyaan, dan aspek kerjasama dengan pasangannya 62,44%, sebesar 62,44% dan sebesar

Dokumen terkait