• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

3.3. Macroergonomic Analysis And Design (MEAD)

MEAD merupakan suatu metode yang berkaitan dengan mendesain,

efektif dan efisien5.Tahapan pada Macroergonomic Analysis and Design dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Langkah-langkah MEAD

a. Pengamatan dan Analisis Lingkungan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah pengamatan pada sistem

keseluruhan, subsistem lingkungan, dan organisasi dari sistem tersebut. Untuk

menilai varian antara yang telah ditetapkan dan yang dipraktikan, diperlukan

identifikasi misi, visi, prinsip, dan kriteria target yang ditetapkan dalam sistem

tersebut.

5

Dalam mengamati sistem secara keseluruhan hal yang perlu dilakukan adalah

mengidentifikasikan tempat kerja dimana sistem berjalan dan prosesnya

termasuk batasan yang ada. Detail dari misi sistem ini dapat berupa input,

output, proses, supplier, customer, intenal control, dan mekanisme feedback. Selain itu batasan yang dimaksud dapat berupa batasan throughput, territorial,

sosial, dan waktu. Dalam pengamatan lingkungan, organisasi dan major

stakeholder diperlukan identifikasi dan evaluasi ekspetasi organisasi, entitas

diluar batasan (external environmet), dan konflik yang ada. b. Tipe Sistem dan Analisis Performansi

Performa dari sistem yang diamati di tahap sebelumnya dievaluasi pada tahap

ini. Key performance criteria yang berkaitan dengan tujuan organisasi dan posisi teknikal diperinci pada tahap ini. Untuk mengukur performa dari sistem

yang berjalan, diperlukan data specific standarized performance criteria

untuk menentukan jenis pengukuran proses kerja.

Performa organisasi dapat diukur dan dinilai dengan menggunakan seven performance criteria atau pengelompokan ukuran, yang terdiri dari efisiensi, efektivitas, produktivitas, kualitas, quality of work life, inovasi dan profabilitas atau budgetabilitas (Sink and Tuttle, 1989). Kriteria efisiensi berfokus pada

input atau utilisasi sumber daya. Efektivitas berfokus untuk melihat apakah hal dilakukan sesuai tujuan. Produktivitas didefiniskan melalui output/input. Inovasi berpacu pada perubahan kreatif pada proses atau produk sehingga

untuk profit, Sink and Tuttle (1989) memperkenalkan budgetabilitas atau

pengeluaran relatif pada budget untuk menggantikan kriteria profitabilitas.

c. Menentukan proses kerja teknis dan analisis tugas

Unit operasi adalah kelompok langkah-langkah yang membentuk suatu kerja

dan mengikat langkah lainnya dengan batasan teritorial, teknologi, dan

temporal. Unit operasi sering diidentifikasi dari perbedaan subproduk dan

biasanya membutuhkan tiga sampai lima belas pekerja. Selain itu, unit operasi

bisa diidentifikasi berdasarkan pembagian proses (Hendrick and Kleiner,

2002). Untuk tiap unit operasi atau departemen, dilakukan identifikasi

terhadap tujuan, input, transformasi, dan output. Aliran kerja dari proses transformasi (mengkonversikan input menjadi output) dibuat dengan bentuk

flow chart, termasuk aliran material, workstation, dan batasan fisik atau imajiner. Pada sistem linear, output dari satu langkah merupakan input dari

langkah selanjutnya. Pada sistem nonlinear, langkah-langkah dilakukan secara

paralael atau berulang-berulang. Dengan begitu, unit operasi akan

teridentifikasi. Selain itu, diidentifikasi pula fungsi dan subfungsi (contoh:

tugas) dari sistem tersebut.

d. Pengumpulan Data Varians

Pada tahap ini dianalisis data yang sudah diperoleh pada langkah-langkah

sebelumnya untuk mengidentifikasi kelemahan, penyimpangan ataupun

permasalahan lain yang dapat menyebabkan penurunan kinerja sistem kerja

ataupun mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan adanya gap antara

e. Membuat matriks variansi

Key variance adalah varian-varian yang secara signifikan mempengaruhi kriteria performa dan saling berinteraksi dengan varian lainnya, sehingga

menghasilkan compound effect. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menampilkan interrelasi diantara varian-varian pada proses kerja sehingga

dapat ditentukan varian mana yang mempengaruhi varian lainnya.

Pada variance matrix, setiap kolom mewakili setiap varian. Sehingga setiap sel mewakili hubungan dari dua varian. Sel yang kosong mengartikan bahawa

tidak ada hubungan antara kedua varian tersebut.

Varian dipertimbangkan sebagai “key” jika varian tersebut secara signifikan

mempengaruhi kuantitas produksi, kualitas produksi, biaya operasi (alat,

material mentah, overtime, dan lain-lain), biaya sosial (ketidakpuasan, keamanan, dan lain-lain), atau bila varian tersebut memiliki hubungan dengan

varian lain (matriks).

f. Kontrol varians dan analisis peran

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menemukan bagaimana varian yang ada

dapat dikendalikan dan apakah personel yang bertanggung jawab terhadap

pengendalian varian ini membutuhkan dukungan. Konten pada key variance control table ini terdiri dari: unit operasi dimana varian akan dikendalikan dan dikoreksi; siapa yang bertanggung jawab; aktivitas kendali apa yang sedang

dilakukan; interfaces, alat, atau teknologi apa yang dibutuhkan untuk mendukung kontrol tersebut dan komunikasi, informasi, keahlian khusus, atau

Role” dari pekerja merupakan perilaku aktual dari seorang pekerja dalam menjalankan suatu jabatan atau pekerjaan dalam hubungannya dengan orang

lain.

Pada role network, tanggung jawab sebuah peran dalam mengendalikan varian diidentifikasi. Dengan mengidentifikasi suatu peran utama dalam sebuah

lingkungan, peran lainnya akan dapat diidentifikasi dan ditempatkan pada

suatu diagram yang berhubungan dengan peran utama. Panjang garis

penghubung pada diagram dapat bervariasi bergantung pada frekuensi dan

kepentingan dari hubungan atau interaksi antar peran, dimana garis yang lebih

pendek mewakili interaksi yang lebih dekat. Panah satu arah mengindikasi

komunikasi satu arah, sedangkan panah dengan dua arah mengindikasi

interaksi dua arah. Role network dibuat untuk mengidentifikasi tujuan dari

mengendalikan varians, adaptasi pada fluktuasi jangka pendek,

pengintegrasian aktivitas untuk mengatur konflik internal dan mendukung

interaksi yang mulus diantara pekerja dan tugas; pengembangan jangka

panjang pada pekerja dalam pengetahuan, keahlian dan motivasi.

g. Perancangan organisasi, joint dan fungsi

Dalam mengalokasikan fungsi dan tugas pada manusia dan mesin atau

komputer dapat dimulai dengan mengulas data pengamatan lingkungan untuk

memeriksa kendala pada lingkungan (Clegg et al, 1989). Dalam

mengembangkan kebutuhan dapat menggunakan empat kategori kriteria:

informal, performa); dan karakteristik fungsi (kritikal, tidak dapat diprediksi,

psikologis).

Pada perubahan teknikal, desain dengan mengutamakan manusia dibutuhkan

dalam membantu operator untuk mencegah atau mengontrol key variances,

berupa interface, sistem informasi, job aids, process control tools, teknologi yang lebih fleksibel, perancangan ulang stasiun kerja dan sistem penanganan,

atau mekanisme terintegrasi. Selanjutnya dilakukan penentuan pengetahuan

atau keahlian yang dibutuhkan pada key variances dan isu yang nyata. Setelah membuat key variance control table pada tahap sebelumnya, selanjutnya perubahan sistem personel direkomendasikan untuk mencegah atau

mengendalikan key variances. Hal ini berujung pada penentuan pengetahuan atau keahlian khusus yang didapatkan melalui pelatihan teknikal, formal

courses,workshop, atau pembelajaran jarak jauh. h. Analisis persepsi dan tanggung jawab

Varians dapat diatur melalui pelatihan dan seleksi serta technological support. Terdapat dua role network yang beroperasi: yang dibutuhkan dan yang dipersepsikan. Semua varian diantara dua role network tersebut dapat dikurangi melalui parcipatory ergonomics, pelatihan, komunikasi, interface design, atau tool design.

i. Perancangan sistem pendukung dan interface

Pada tahap sebelumnya proses kerja telah dianalisis dan didesain bersama,

yang diberikan berdampak pada sistem produk sociotechnical; sifat varians; sejauh mana varians dikendalikan; dan sejauh mana tugas harus

diperhitungkan dalam desain ulang peran beroperasi di unit subsistem

pendukung. Selain audit alokasi fungsi, interface antara subsistem harus diperiksa dan didesain ulang pada saat ini. Lingkungan fisik internal dirancang

secara ergonomis untuk mendukung kesejahteraaan manusia, keamanan, dan

keefektivitasan. Untuk mengetahui apakah ada perubahan lingkungan dalam

bentuk fisik yang mendukung peningkatan dapat dilakukan dengan melakukan

penilaian pada analisis teknikal dan personel varian.

j. Implementasi, iterasi dan improvement

Tahap ini mengimplementasi perubahan proses kerja, perancangan interface, dan alokasi fungsi.

Dokumen terkait