• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maeam-macam Metode Pendidikan Islam

METODE PENDIDIKAN ISLAM

E. Maeam-macam Metode Pendidikan Islam

Secara garis besar metode mengajar dapat diklarifikasikan menjadi 2 bagian, yakni:

1. Metode mengajar konvensional

2. Metode mengajar inkonvensional/

Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode mengajar inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum. seperti metode mengajar dengan menggunakan modul, pengajaran berprogram. pengajaran unit, machine program, yang merupakan metode >ang baru berkembang dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu \ang mempunyai peralatan dan media lengkap serta gum-guru yang ahli menanganinya.

Metode-metode mengajar konvensional antara lain : a. Metode ceramah.

b. Metode diskusi. c. Metode tanya jawab.

d. Metode demonstrasi dan eksperimen2 e. Metode resitasi.

f. Metode kerja kelompok.

g. Metode sosio-drama dan bermain peran. 8

8 M. Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama I s l aCiputat Press.

h. Metode karya wisata. i. Metode drill.

j. Metode sistem beregu.

An-Nahlawi mengemukakan beberapa metode yang paling penting dalam pendidikan Islam, yaitu :

a. Metode hiwar (percakapan) Qur'ani dan Nabawi. b. Mendidik dengan kisah-kisah Qur'ani dan Nabawi.

c. Mendidik dengan amtsal (perumpamaan) Qur'ani dan Nabawi. d. Mendidik dengan memberi teladan.

e. Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengamalan.

f. Mendidik dengan mengambil ibrah (pelajaran) dan mauidzah

(peringatan).

g. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).9

Pendapat lain yang lebih diarahkan kepada penggunaan metode pendidikan Islam secara formal adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Syaibany, yaitu :

a. Metode induksi (pengambilan kesimpulan). b. Metode perbandingan (qiyasiah).

c. Metode kuliah.

d. Metode dialog dan perbincangan. e. Metode halaqah.

f. Metode riwayat. g. Metode mendengar. h. Metode membaca. i. Metode ini la j. Metode hafalan. k. Metode pemahaman.

l. Metode lawatan untuk menuntut (pariwisata)."'

Menurut Abuddin Nata, Al-Qur"an menawarkan berbagai pendekatan dan metode dalam pendidikan, yakni dalam menyampaikan materi pendidikan. Metode tersebut antara lain :

a. Metode teladan. b. Metode kisah-kisah. c. Metode nasihat. d. Metode pembiasaan.

e. Metode hukum dan ganjaran. f. Metode ceramah (khutbah). g. Metode diskusi."

Muzayyin Arifm menyebutkan tidak kurang dari 15 metode pendidikan yang dapat diambil dari al-T?ur'an yang diantaranya telah tersebut di atas, dan yang lainnya adalah :

h. Metode perintah dan larangan. 10 11

10 Omar Mohammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Bulan

Bintang. Jakarta. 1979. him. 561-82.

11 Abuddin Nata. Filsafai Pendidikan Islam, Logos Wacana Umu. Jakarta, 1997, him.

i. Metode pemberian suasana (.situasional).

j. Metode mendidik secara kelompok (mutual education).

k. Metode intruksi.

l. Metode bimbingan dan penyuluhan. m. Metode perumpamaan.

n. Metode taubat dan ampunan. o. Metode penyajian,* 1'

Abdul Fatah Jalai dalam bukunya yang berjudul “Azas-azas Pendidikan Islam” mengemukakan berbagai metode pendidikan Islam, antara lain :

a. Partisipasi Guru di dalam situasi belajar mengajar. b. Pengulangan yang bervariasi.

c. Membuat perumpamaan dan bercerita untuk mengambil pelajaran. d. Pengalaman pribadi dan widya wisata untuk mencari hakekat dan

membaca alain.

e. Mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. f. Menciptakan suasana senang sebagai upaya pendidikan. g. Teladan yang baik.

h. Memperhatikan karakteristik situasi Belajar mengajar.13

Dari sekian banyak pendapat tersebut, secara rinci metode pendidikan Islam dapat diringkas menjadi:

12 M. Arifin. limit Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner. Bumi Aksara, Jakarta. 1991. him. 61-82

24

a. Metode Uswatun Ilasanah/Xc ladan

Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahvva pendidikan dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil guna. Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya lebih mudah menangkap yang konkrit ketimbang yang abstrak.

Abdullah Ulwan dalam buku "Ilmu Pendidikan Islam" oleh Hery Noer Aly mengatakan bahwa pendidik akan merasa mudah mengkomunikasikan pesannya secara lesan. Namun, anak akan merasa kesulitan dalam memahami pesan itu apabila ia melihat pendidiknya tidak memberi contoh tentang pesan yang disampaikannya.14

Pada dasamya manusia cenderung memerlukan sosok teladan (tokoh identifikasi), karena panutan yang mampu mengarahkan manusia pada jalan kebenaran, karena hal tersebut maka Allah mengutus rasul-rasul-Nya untuk menjelaskan firman-firman-Nya dan sekaligus untuk menjadi panutan bagi manusia.

Tokoh identifikasi dapat ditemukan di dalam kelompok atau institusi sosial. Diantaranya yang berperan penting ialah keluarga, kelompok sebaya, sekolah, dan kelompok keagamaan. Di lingkungan keluarga, tokoh yang menjadi identifikasi biasanya adalah ayah dan

25

ibu. Anak tidak saja ingin menjadi identik secara iahiriah saja, tetapi secara batiniah. Secara sadar atau tidak sadar, anak mengambil alih sikap-sikap, norma nilai dan sebagainya dari tokoh identifikasi. Demikian pula di sekolah, anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi juga sikap, nilai, dan norma. Sebagian sikap dan nilai itu dipelajari secara informal melalui situasi formal di dalam kelas dan di luar kelas dari para guru dap teman- temannya.

Pendidik hendaknya memperhatikan hal-hal seperti : mengarahkan identifikasi tersebut kepada tujuan pendidikan Islam, mempersiapkan dirinya sebagai tokoh identifikasi, dan menyiapkan atau menciptakan tokoh identifikasi sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, baik tokoh sejarah maupun tokoh cerita, baik melalui gambar, lisan, ataupun tulisan.

b. Metode Mau 'idzah

Metode mau ’idzah hasanah sama dengan memberi nasihat yang baik. Yangdimaksud nasihat ialah penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujua'n menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.15

15

26

Metode m au’idzah adalah mengingatkannya akan apa yang dapat melembutkan qalbunya, yang berupa pahala dan siksa, sehingga dia menerima nasehat.1”

Dengan metode ini pendidik dapat menanamkan pengaruh yang baik ke dalam jiwa apabila digunakan dengan cara yang dapat mengetuk relung jiwa melalui jalan yang tepat. Pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan dan kemaslahatan serta kemajuan masyarakat dan umat. Nasihat yang diberikan harus lahir dari hati yang tulus, artinya pendidik harus berusaha menimbulkan kesan bagi peserta didiknya bahwa ia adalah orang yang mempunyai niat baik dan sangat peduli terhadap kebaikan peserta didik.

Pengaruh yang paling penting dari metode mau ’idzah adalah penyucian dan pembersihan jiwa yang merupakan tujuan utama dari pendidikan Islam. Dengan terealisasinya tujuan tersebut, maka masyarakat akan berperilaku luhur dan menjauhi segala kemungkaran dan kekejian, sehingga tidak ada seorangpun yang berbuat aniaya terhadap orang lain, dan seluruh anggota masyarakat akan sama-sama menjalankan perintah Allah, yaitu berbuat yang m a’ruf, menegakkan keadilan, dan melakukan perbaikan, kebajikan serta kebaikan.'7

Nasihat bisa juga digunakan untuk tujuan-tujuan yang kurang baik, namun ini jarang terjadi. Yang banyak dilakukan adalah bahwa 16 17

16 Abdurrahman an-Nahlawi, op., cit.. him. 403.

27

nasihat itu sasarannya adalah timbulnya kesadaran pada orang yang dinasihati agar mau insyaf melaksanakan ketentuan hukum atau ajaran yang dibebankan kepadanya.

Nasihat dapat pula disampaikan dengan membuat perumpamaan, membuat cerita-cerita yang dalam kesimpulan akhir akan diambil suatu kesimpulan yang berupa nasihat, atau membedakan antara hal/kisah ataupun tokoh yang baik yang perlu ditiru dan yang buruk untuk dihindari.

c. Metode Targhib dan Tarhib

Metode targhib dan tarhib sama dengan pemberian motivasi dan intimidasi, atau pemberian ganjaran/hadiah bagi yang melaksanakan kebaikan dan siksaan/hukuman bagi yang melakukan kejahatan/kesalahan. Dalam prakteknya, pahala atau ganjaran ini dapat mengarribil bentuk hadiah, cenderamata, bonus, dan sebagainya yang diberikan kepada orang-orang yang menunjukkan prestasi yang tinggi dalam bidang kebaikan.

Keberadaan hukuman dan ganjaran diakui dalam Islam dan digunakan dalam rangka membina urhmat manusia melalui kegiatan pendidikan. Hukuman dan ganjaran ini diberlakukan kepada sasaran pembinaan yang lebih bersifat khusus. Hukuman untuk orang yang

28

melanggar dan berbuat jahat, sedangkan pahala untuk orang yang patuh dan menunjukkan perbuatan baik.18

Motivasi dan intimidasi digunakan sesuai dengan perbedaan tabiat dan kadar kepatuhan manusia terhadap prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah Islam, sebab pengaruh yang dihasilkan tiap-tiap metode itu tidaklah sama.19

Metode motivasi lebih baik digunakan daripada metode intimidasi. Metode motivasi bersifat positif dan pengaruhnya relatif lebih lama karena bersandar pada pembangkitan dorongan intrinsic

manusia. Sedangkan intimidasi pengaruhnya hanya sementara karena hanya bersandar pada rasa takut. Metode intimidasi dan hukuman baru digunakan apabila metode-metode yang lain tidak berhasil untuk mewujudkan tujuan.

d. Metode. Praktek dan Pembiasaan

Menurut M.D. Dahlan, pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan (habit)

ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform, dan hampir- hampir otomatis (hampir-hampir tidak disadari oleh pelakunya.20

Seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati, bahkan

Abuddin Nata, Op. Cit. him. 105.

Hcry Noer Aly. Op. Cit. him. 196. i0 Ibid., him. 184.

29

uatu yang telah menjadi kebiasaan dalamj usia muda sulit )ah dan tetap berlangsung sampai hari tua. |

• •»

:biasaan terbentuk melalui pengulangan (an memperoleh i yang tetap apabila diserrtai dengan l^puasan. Dalam kan kebiasaan diperlukan pengawasayi. Pengawasan a dilakukan terus-menerus. Artinya pen/idik hendaknya a, bersikap tegas, dan tetap teguh pada penjirian yang telah 'a. Segala aturan, baik perintah m<lupun larangan, a dijaga agar selalu dilaksanakan dan jtidak dilanggar. ;an dilakukan dengan emngingat usai peverta didik, serta keseimbangan antara pengawasan dan k<<bebasan. Tujuan in adalah membentuk peserta didik agar pa<i!a akhimya dapat ndiri dan bertanggung jawab atas perbuatarjiya. Hal itu baru ipai apabila ia mempunyai kebebasan. r

anya Jawab dan Diskusi ;

etode Tanya jawab ialah penyampaian flesan pengajaran cara mengajukan pertanyaan-pertanya in dan siswa can jawaban, atau sebaliknya siswa di»eri kesempatan dan guru menjawab pertanyaan.21 Bilamaita metode Tanya dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian u peserta didik untuk belajar secara aktif. t

30

Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektiff~ Diskusi dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berfikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan obyektif serta pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada kelompok/orang lain, dalam pemecahan suatu masalah. Pembetukan kelompok diharapkan supaya siswa dilatih untuk bekerja/berfikir secara kelompok atau harus kerja sama.

Dengan berbagai variasi dan jenis teknik pertanyaan serta adu argumentasi tersebut diharapkan proses belajar mengajar menjadi hidup dan menarik bagi anak. Di sisi lain guru hendaknya selalu berusaha memberikan kesempatan dan dorongan kepada siswanya untuk mengaj ukan pertanyaan.

Dari sekian banyak metode-metode yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat berbagai macam metode pendidikan Islam. Yang telah disebutkan di atas adalah merupakan contoh sekian banyak metode yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam. Pendidik hendaknya tidak fanatik terhadap suatu metode. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kadang-kadang pendidik cukup menggunakan satu metode dalam penyampaian suatu materi

22

pendidikan, letapi kadang-kadang perlu memadukan berbagai macam metode.

Sebelum menggunakan metode, pendidik hendaknya mempertimbangkan secara matang faktor-faktor yang terkait dengan metode tersebut, seperti tujuan setiap materi pendidikan, latar belakang individual peserta didik, serta situasi dan kondisi berlangsungnya pendidikan.

b a b n r

Dokumen terkait