4.5 Interpretasi Data
4.5.3 Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419). Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).
Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.
H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundari ningrum dalam Sugiyah (2001: 38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :
a. Partisipasi Langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga lingkungan hidup. Selain itu mahasiswa adalah agent of change atau agen pembawa perubahan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumya. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu caranya yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dukungan berbagai pihak seperti pemerintah, WALHI, GREEN PEACE, dan juga AMDAL juga dibutuhkan dalam menciptakan lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan yang sehat akan menciptakan perdamaian pula.
Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini. Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen perubahan sosial karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan negara dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial
yang dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan. Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dari kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya. Sehingga ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih-lebih mahasiswa juga harus peduli terhadap lingkungan kampusnya sendiri, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung.
Seperti yang di ungkapkan salah satu informan di bawah ini, yang bernama Maulidia Rahma Uami dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.
“kalau masalah peran atau partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus ada bang dengan mahasiswa juga turut untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Iyakan kayak tadi di bilang mahasiswa itu gak buang sampah sembarangan.kalau gitu kan enak di lihat, kalau pun ada sampah pasti di kumpuli dan
di buang juga”.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015)
Sama juga halnya seperti yang di ungkapkan informan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Dinda Faradiba Lubis
“berbicara masalah partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ini bang pasti ada, seperti mahasiswa sudah turut menjaga fasilitas-fasilitas kampus kayak toilet, tong sampah dan lain sebagainya. Selain itu bang sebagian besar mahasiswa disini juga sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak
mencemari lingkungan kampus”.
Selain pendapat dari informan Fakultas Kesehatan Masyarakat ada juga pendapat yang sama dari informan yang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang bernama Yusria Aqmarina
“begini bang, sebenarnya sebagian mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sudah turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Hal ini terlihat dari tindakan sebagian besar mahasiswa yang mana sudah sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya. Tidak mencemari lingkungan kampus. Walau pun sebagian mahasiswa masih ada yang belum sadar bang, tapi hal
itu tertutupi oleh petugas kebersihan yang ada sehingga kampus tidak terlihat berantakan”.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)
Pendapat yang sama juga di ungkapkan informan yang ada di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Sumatera Utara yang bernama Hanum Reza.
“kalau menurut aku bang sebagian besar mahasiswa disni belum berperan aktif dalam
menjaga kebersihan lingkungan kampus, kita dapat lihat bang bahwa masih ada juga mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga kadang kampus terlihat sedikit berantakan bang. Untung aja sekarang sudah ada petugas kebersihan yang setiap hari membersihkan lingkungan kampus sehingga kampus sedikit lebih rapi bang”.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)
Peran merupakan bagian dari tindakan sosial dalam penulisan ini, peran yang di lakukan mahasiswa adalah menjaga kebersihan lingkungan kampus. Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan
tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.
4.5.3.1 Kesadaran Mahasiswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Kesadaran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan segala aspek yang menyagkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat/kampus. Dan sebagaimana di ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam mahasiswa harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap individu akan menderita sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu malah harganya. Sehingga semuanya harus di olah dengan baik. Lingkungan yang kotor berarti menggangu kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu ada kata perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak bisa di jalankan tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu mahasiswa maupun kelompok mahasiswa untuk menjaga kebersihan kampus, maka kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat/mahasiswa tentang sadar lingkungan sangatlah penting berikut cara menjaga kebersihan lingkungan:
1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat/mahasiswa bagaimana menjaga kebersihan lingkungan
2. Selalu libatkan elemen-elemen yang adadi kampusuntuk memberikan pengarahan kepada mahasiswa akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
3. Perbanyak fasilitas kebersihan di sekitar lingkungan kampus
4. Sosialisai kepada mahasiswa untuk terbiasa menjaga kebersihan kampus
Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan
wawancara dengan Nur Sania Harahap:
“Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat menurut saya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat berantakan karena sampah, meskipun demikian masih ada juga sebagian mahasiswa yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya sebuah peran untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus
dari sampah”.
(Sumber: Hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)
Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai Hary Cahya Purnama:
“Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus
(Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015)
Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat kampus, bukan hanya peran pihak fakultas tetapi juga melibatkan peran mahasiswa didalamya. Dari hasil temuan penulis dapat dilihat bahwa kesadaran mahasiswa akan pentinya menjaga kebersihan lingkungan kampus masih belum sepenuhnya berhasil. Untuk itu di perlukan peranan pihak fakultas maupun kelompok mahasiswa untuk menyadarkan mahasiswa yang belum peduli menjaga kebersihan lingkungan untuk peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus demi terciptanya lingkungan kampus yang bersih, sehat, dan nyaman.
4.5.3.2 Bentuk-bentuk peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus
Mahasiswa yang dijuluki sebagai „agent of change’ seharusnya menjadi aktor dalam penyelesaian setiap permasalahan yang melilit bangsa Indonesia. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban transfer knowledge. Mahasiswa yang terkenal sebagai kaum intelektual, tentu mempunyai kecakapan ilmu tertentu yang mereka pelajari di bangku kuliah. Ilmu tersebut hendaknya tidak hanya untuk dimiliki sendiri, dengan kata lain, mahasiswa
seharusnya juga membaginya dengan orang lain.
Masyarakat adalah pihak yang mengharapkan ilmu tersebut untuk ditularkan kepada merek a, setidaknya untuk sekedar menambah ilmu mereka maupun untuk mengatasi permasalah an mereka. Maka dari itu, betapa pentingnya transfer ilmu dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat di sekitarnya. Supaya ilmu tersebut dapat digunakan untuk memecahkan berbagai problematika masyarakat.
Namun pada kenyataannya sekian banyak jumlah mahasiswa di Indonesia tidak sebanding dengan kontribusinya menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
masyarakat yang membutuhkan campur tangan mahasiswa sebagai agent of change yang diharapkan dapat mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kuhususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mahasiswa di harapkan memiliki peran dalam bentuk-bentuk yang nyata. Biasanya bentuk-bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus anatara lain;
1.Tidak membuang sampah sembarangan.
2.Mengikuti kegiatan atau kelompok mahasiswa pencinta lingkungan.
3.Membentuk organisasi atau komunitas yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan.
4.Melakukan sosialisai berbentuk diskusi-diskusi
5.Memanfaatkan hari bumi maupun hari lingkungan hidup sebagai momen meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lkebersihan lingkungan.
6.Melakukan kegiatan Penghijauan di tempat yang terlihat gersang di lingkungan kampus
Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan
wawancara dengan Asbi Syahreza Putra :
“Menurut saya bang bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus misalnya; dengan tidak membuang sampah sembarangan, kemudian untuk menambah pengetahuan dalam mewmahami pentingnya kebersihan lingkungan kampus itu yakni dengan mengikuti komunitas yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan dimana di dalam kumunitas ini mahasiswa bisa menambah wawasan tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan”.
Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai Anggi Wardhani:
“Menurut saya bentuk peran mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus ya bisa
seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga fasilitas-fasilitas kebersihan, kalau untuk diri sendiri bang saya lebih kepada dengan tidak mengotori lingkungan sekitar kampus. Saya juga pernah mengikuti kegiatan diskusi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus kita juga bisa melihat di kampus Fisip ini bahwa sebagian mahasiswa sudah berperan
dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kita ini bang”.
(Sumber: hasil wawancara 28 September 2015)
Jadi bisa di lihat dari hasil wawancara di atas bahwa banyak sebenarnya peran yang di lakukan mahasiswa untuk tetap menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan kampus. Seperti dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok di lingkungan kampus, menambahwawasan dengan berdiskusi tentang lingkungan oleh mahasiswa maupun komunitas pencinta lingkungan di kampus. Walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang belum berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan di kampus. Hal tersebut di perkuat dengan masih adanya mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan masih seringnya mahasiswa merokok di daerah kampus.
4.5.4 Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan Yang Di Sediakan Pihak