• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Mahasiswa

Mahasiswa /ma·ha·sis·wa/ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yg belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa menurut Budiman (2006) adalah orang yang belajar di tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya dalam suatu keahlian tingkat sarjana.

Kewajiban mahasiswa yang paling penting adalah belajar karena belajar adalah syarat mutlak untuk mencapai tujuan ilmiah. Adapun tujuan mahasiswa adalah untuk mencapai dan meraih taraf keilmuan yang matang, artinya ia ingin menjadi sarjana yang sujana, yang menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas sehingga mampu bersikap dan bertindah ilmiah. Dalam memasuki perguruan tinggi, mahasiswa harus memiliki kesadaran penuh. Seorang mahasiswa diharapkan memiliki ketegasan dalam menuntut ilmu dan sadar bahwa dirinya akan memasuki dunia ilmiah. (Ganda, 2004)

Beberapa ilmu pengetahuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa menurut Sutardi & Budiasih (2010), yaitu:

a. Mengetahui sumber-sumber materi pelajaran b. Memahami sistem perkuliahan

c. Mengetahui cara belajar yang efektif dan efisien d. Mengetahui untuk apa belajar di perguruan tinggi

e. Megetahui kegunaan ilmu pengetahuan yang diperolehnya.

Selain ilmu pengetahuan, mahasiswa juga perlu memiliki skill seperti: a. Kemampuan berkomunikasi dan presentasi

17

c. Kemampuan bertanya

d. Kemampuan menggabungkan berbagai fakta yang berkaitan e. Kemampuan menggunakan pola piker kreatif dan berfokus f. Kemampuan merencanakan studi, dan sebagainya.

C. GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK MAHASISWA KULIAH DI DUA FAKULTAS

Di era globalisasi, pendidikan di perguruan tinggi memainkan peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di pasar kerja. Ada sebagian mahasiswa merasa di era yang begitu kompleks, seharusnya mereka memiliki kemampuan tidak hanya di satu bidang karena takut kalah bersaing dengan generasi berikutnya, serta takut sulit mendapatkan pekerjaan nantinya. Untuk memiliki kemampuan lebih, mahasiswa mengikuti perkuliahan di dua fakultas. Program kuliah dua fakultas dapat membantu perguruan tinggi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas di pasar kerja nantinya.

Ada beberapa motif mengapa mahasiswa memutuskan menjalani kuliah dua fakultas: (1) mahasiswa yang kebanyakan adalah remaja memiliki minat tidak hanya di satu bidang, (2) ketersediaan biaya dan waktu, (3) kepuasan atau kebanggaan ketika membayangkan dirinya mendapatkan hasil lebih dari teman-teman lainnya, dan (4) tuntutan orang tua.

Mahasiswa, yang pada umumnya adalah remaja usia 17-22 tahun, memasuki dunia baru yaitu dunia perkuliahan dan merasakan banyak hal yang berubah dalam proses menjalani kuliah. Perubahan tersebut antara lain adalah

dalam sistem pembelajaran, sistem penugasan, sistem ujian dan sistem evaluasi. Perubahan yang terjadi memicu adanya kecemasan dalam diri mahasiswa.

Setiap perubahan dapat memimbulkan rasa ketidaknyamanan dan kecemasan. Tidak terkecuali perubahan dari sekolah ke jenjang kuliah. Hal ini didukung oleh Papalia (2007) yang menyatakan bahwa masa transisi memasuki perkuliahan, dengan standar edukasi yang lebih tinggi dibandingkan sekolah dan ekspektasi yang lebih tinggi kepada siswa, merupakan masa yang membuat beberapa siswa merasa terkejut. Maddox (2011) juga menyatakan semua hal yang memiliki hubungan dengan perubahan situasi sekolah dapat menimbulkan kecemasan akademik. Hal ini berarti tiap-tiap mahasiswa memiliki kecemasan akdemik yang dialami semasa aktif berkuliah.

Kecemasan akademik menurut Ottens (1991) adalah mengacu pada terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku karena adanya kemungkinan performa yang ditampilkan siswa tidak diterima secara baik ketika tugas akademik diberikan. Kecemasan akademik adalah masalah yang penting yang akan mempengaruhi kinerja sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif, dimana siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas. Ada empat macam karakteristik kecemasan akademik menurut Ottens (1991), yaitu (1) patterns of anxiety-engedering mental activity (pola-pola kecemasan yang menyebabkan aktivitas mental), (2) misderected attention (perhatian ke arah yang salah), (3)

19

(perilaku yang kurang tepat). Keempat karakteristik ini dialami oleh mahasiswa kuliah di dua fakultas dengan taraf yang berbeda-beda.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik suatu populasi atau bidang tertentu. Data yang dikumpulkan hanya merupakan data deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi (Azwar, 2010). Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan tingkat kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini adalah kecemasan akademik.

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas adalah dorongan pikiran dan perasaan dalam diri mahasiswa yang berisikan ketakutan akan bahaya atau ancaman di masa mendatang, sehingga mengakibatkan terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku sebagai hasil dari tekanan dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas dalam situasi akademik (ketika mahasiswa menjalani kuliah dengan jadwal bentrok, ujian di kedua fakultas dengan waktu bersamaan atau berdekatan, dan mendapatkan tugas dari kedua fakultas). Kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas diukur dengan

21

menggunakan skala kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan karakteristik-karakteristik berikut: a. Pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan kecemasan mental (rasa

khawatir, kritikan keras terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, pengertian dan keyakinan yang keliru mengenai diri sendiri)

b. Tidak fokus akan perhatian (melamun, tidak fokus)

c. Distres secara fisik (otot menjadi kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, tangan gemetar)

d. Perilaku yang tidak sesuai yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran (prokrastinasi, menjawab soal ujian dengan terburu-buru, terlalu teliti dalam ujian, terlalu memaksakan diri).

Semakin tinggi nilai yang diperoleh mahasiswa pada skala kecemasan akademik, semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki mahasiswa dan sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh pada skala kecemasan akademik menunjukkan semakin rendah tingkat kecemasan yang dimiliki mahasiswa.

2. Mahasiswa kuliah di dua fakultas adalah orang yang menjalani perkuliiahan di dua perguruan tinggi (tingkat strata satu – strata satu) pada waktu yang bersamaan dan terdaftar sebagai mahasiswa aktif di kedua universitas yang berbeda.

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel

Azwar (2010) menyatakan bahwa populasi adalah kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari

populasi yang memiliki ciri-ciri populasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah sampel yang diambil dalam penelitian harus benar mencerminkan populasinya, sehingga sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasinya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa universitas negeri di Medan, yaitu: Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (UNIMED), dan Universitas Islam Negeri (UIN) yang menjalani perkuliahan dua fakultas di kota Medan. Dikarenakan keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti melakukan penelitian pada sebagian dari populasi yang disebut sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang menjalani kuliah dua fakultas. Peneliti mengambil sampel hanya di Universitas Sumatera Utara dengan asumsi bahwa di jumlah fakultas di USU adalah 14 fakultas (sedangkan hanya 7 fakultas di UNIMED dan 5 fakultas di UIN) sehingga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan lebih banyak sampel di USU daripada di UNIMED dan UIN.

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode maupun teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi, 2000). Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non-probabilitas snowball sampling. Snowball sampling adalah proses mendapatkan sample dengan bantuan network (Kumar, 1999). Dalam pengambilan sampel, peneliti mengetahui beberapa orang yang memiliki

23

karakteristik yang diinginkan. Setelah data dari sampel didapatkan, peneliti meminta sampel untuk menyebutkan nama orang yang memiliki karakteristik seperti dia yang kemudian akan dijadikan sampel berikutnya.

3. Jumlah Sampel yang Digunakan

Tidak ada batasan mengenai jumlah sampel yang harus digunakan dalam penelitian. Azwar (2010) menyatakan secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan sampel sebanyak 61 orang mahasiswa kuliah di dua fakultas di Universitas Sumatera Utara.

4. Karakteristik Populasi

Adapun karakteristik populasi yang akan diambil adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa.

b. Berstatus mahasiswa aktif di dua universitas.

c. Sedang menjalani perkuliahan di dua universitas yang salah satunya di Universitas Sumatera Utara, dengan tingkat strata satu – strata satu.

D. ALAT UKUR PENELITIAN

Alat ukur yang digunakan seharusnya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2002). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi.

Skala adalah suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi (Azwar, 2010). Menurut Hadi (2002), skala

psikologis mendasarkan diri pada laporan pribadi dan memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut:

a. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

b. Apa yang dikatakan subjek tentang dirinya kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

c. Interpretasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud peneliti.

Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan akademik. Skala kecemasan akademik digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas. Skala kecemasan akademik yang digunakan menggunakan skala model Likert, yaitu skala yang di dalamnya terdiri dari sejumlah aitem yang merefleksikan suatu gagasan atau daerah yang sedang diperhatikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aitem-aitem yang disusun sendiri oleh peneliti untuk mengungkap tingkat kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas yang dikaitkan dengan empat aspek kecemasan akademik menurut yang Ottens (1991), yaitu pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan aktivitas mental, perhatian kearah yang salah, distress secara fisik, dan perilaku yang tidak sesuai yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran. Skala ini akan berisikan 45 aitem dan disusun berdasarkan skala Likert dimana item terdiri atas pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable, dengan menggunakan kategori respon tingkat kesesuaian yang mempunyai variasi jawaban sebagai

25

berikut: sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

Skor tinggi yang diperoleh oleh individu pada skala kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas menunjukkan subjek memiliki kecemasan yang tinggi. Sedangkan skor rendah menunjukkan subjek memiliki kecemasan yang rendah. Distribusi bobot skala kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Bobot Pernyataan Skala Kecemasan Akademik Mahasiswa kuliah di dua fakultas

Bobot Nilai STS TS N S SS

Favorable 1 2 3 4 5

Unfavorable 5 4 3 2 1

Berikut ini merupakan blueprint skala kecemasan akademik yang terdiri dari 4 dimensi. Dimensi pertama, dimensi patterns of anxiety-engedering mental activity, memiliki 4 aspek dengan 10 aitem favorable dan 3 aitem unfavorable. Dimensi kedua, dimensi misdirected attention, memiliki 2 aspek dengan 8 aitem

favorable. Dimensi ketiga, dimensi psychological distress, memiliki 4 aspek dengan 10 aitem favorable dan 2 aitem unfavorable. Dimensi keempat,

inappropriate behaviors, memiliki 4 aspek dengan 7 aitem favorable dan 5 aitem

unfavorable. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2 dan distribusi aitem pada Tabel 3.

Tabel 2. Blueprint Skala Kecemasan Akademik No Dimensi Kecemasan Akademik Aspek Aitem Jlh % F UF 1. Pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan kecemasan mental Khawatir, kritikan terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, pengertian dan keyakinan yang keliru mengenai diri sendiri.

10 3 13 28,8

2. Tidak fokus Melamun, tidak fokus

8 0 8 17,8

3. Distres secara fisik Otot menjadi kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, tangan gemetar.

10 2 12 26,7

4. Perilaku yang tidak sesuai

Prokrastinasi,

menjawab soal ujian secara terburu-buru, terlalu teliti saat ujian, memaksakan diri.

7 5 12 26,7

27

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Akademik No Dimensi Kecemasan Akademik Aspek Aitem Jlh % F UF 1. Pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan kecemasan mental Khawatir, kritikan terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, pengertian dan keyakinan yang keliru mengenai diri sendiri. 1,2, 12,15, 16,28, 29,30, 31,40 13, 14, 32 13 28,8

2. Tidak fokus Melamun, tidak fokus 3,11, 17, 27, 33,39, 42, 45 - 8 17,8

3. Distres secara fisik Otot menjadi kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, tangan gemetar. 9,10, 19,24, 25,26, 34,35, 41, 44 18, 4 12 26,7

4. Perilaku yang tidak sesuai

Prokrastinasi, menjawab soal ujian secara terburu-buru, terlalu teliti saat ujian, memaksakan diri. 5,7, 20,21, 36, 37, 43 6, 8, 22, 23, 38 12 26,7 Jumlah 35 10 45 100

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur

Validitas diperlukan dalam penelitian untuk melihat apakah alat ukur yang dirancang benar dapat mengukur variabel penelitian. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas berdasarkan validitas isi (content validity).

Validitas isi adalah validitas yang diuji dengan analisa rasional atau melalui pendapat professional (professional judgment) dalam proses membuat aitem. Pendapat professional diperoleh dari bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian.

2. Reliabilitas Alat Ukur a. Reliabilitas

Inti dari konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dikatakan dapat dipercaya jika beberapa kali digunakan dalam pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konsistensi internal yang merupakan metode yang meguji konsistensi antar aitem dalam satu tes. Pengujian yang digunakan adalah koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (r) yang berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Angka koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 1 berarti semakin tinggi reliabiltas suatu skala. Sebaliknya angka koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 0 berarti skala memiliki reliabilitas

29

yang rendah. Menurut Azwar (2008), reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika koefisien relianilitas bernilai lebih dari 0,7.

Dalam menguji korelasi antar aitem, Azwar (2007) mengatakan bahwa semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Namun jika jumlah aitem yang lolos ternyata tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, batas kriteria dapat diturunkan sedikit menjadi 0,25 sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Koefisien korelasi antar aitem dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation

dan dikatakan memuaskan jika berada di angka ≥ 0,25.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat apakah aitem-aitem yang dirancang oleh peneliti dapat dimengerti oleh subjek penelitian (mahasiswa kuliah di dua fakultas). Uji coba alat ukur dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pengambilan data penelitian (try out terpakai). Peneliti menggunakan teknik try out terpakai dikarenakan jumlah sampel yang diestimasi terbatas jumlahnya.

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan penelitian dan tahap pengolahan data.

1. Tahap persiapan penelitian

a. Pembuatan alat ukur

Persiapan penelitian yang pertama kali dilakukan adalah membuat alat ukur. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala kecemasan akademik

mahasiswa kuliah di dua fakultas. Pada tahap ini, peneliti akan membuat skala kecemasan akademik yang disusun sendiri oleh peneliti mengacu pada aspek-aspek kecemasan akademik menurut Ottens (1991) dan melakukan uji validitas isi dibantu dengan profesional judgement.

b. Uji coba alat ukur

Setelah alat ukur dinyatakan valid oleh profesional judgement, peneliti menyebarkan skala dalam bentuk online (dengan menggunakan Google Docs) dan

offline (skala tertulis). Data uji coba yang diperoleh kemudian diolah menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan SPSS versi 20. Pengolahan data uji coba dilakukan sebanyak dua tahap. Berdasarkan hasil estimasi daya beda aitem dan reliabilitas terhadap data uji coba, maka diperoleh koefisien reliabilitas alpha keseluruhan aitem sebesar 0,777, sedangkan berdasarkan daya beda aitem yang telah ditentukan yaitu ( ), ditemukan 23 aitem yang gugur. Nomor aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada tabel berikut:

31

Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Akademik Setelah Uji Coba No Dimensi Kecemasan Akademik Aspek Aitem Jlh % F UF 1. Pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan kecemasan mental Khawatir, kritikan terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, pengertian dan keyakinan yang keliru mengenai diri sendiri.

1,2, 12,15,16,28,29 ,30,31,40 13, 14, 32 6 27,2

2. Tidak fokus Melamun, tidak fokus 3,11, 17, 27, 33,39, 42, 45

- 5 22,7 3. Distres secara

fisik

Otot menjadi kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, tangan gemetar. 9,10, 19,24,25,26, 34,35, 41, 44 4, 18 9 40,9 4. Perilaku yang tidak sesuai Prokrastinasi,

menjawab soal ujian secara terburu-buru, terlalu teliti saat ujian, memaksakan diri. 5,7, 20,21, 36, 37, 43 6, 8, 22, 23, 38 2 9,1 Jumlah 21 1 22 100

* aitem dengan angka bercetak tebal adalah aitem yang tidak lolos

Peneliti kemudian melakukan penomoran ulang untuk 22 aitem yang dinyatakan reliabel yang dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Penomoran Ulang Aitem Skala Kecemasan Akademik Mahasiswa Dua Fakultas

No Dimensi Kecemasan Akademik Aspek Aitem Jlh % F UF 1. Pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan kecemasan mental Khawatir, kritikan terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, pengertian dan keyakinan yang keliru mengenai diri sendiri.

4, 5, 6, 13, 14, 19

- 6 27,2

2. Tidak fokus Melamun, tidak fokus 3, 7, 15, 18, 22 - 5 22,7 3. Distres secara

fisik

Otot menjadi kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, tangan gemetar. 2, 9, 11, 12, 16, 17, 20, 21 8 9 40,9 4. Perilaku yang tidak sesuai Prokrastinasi,

menjawab soal ujian secara terburu-buru, terlalu teliti saat ujian, memaksakan diri.

1, 10 - 2 9,1

Jumlah 21 1 22 100

Setelah aitem yang dianggap tidak reliabel dibuang dan dilakukan penomoran ulang, peneliti kemudian melakukan tahap pengolahan data uji coba kedua yang menghasilkan koefisien reliabilitas alpha keseluruhan aitem sebesar 0.859, sedangkan berdasarkan daya beda aitem yang telah ditentukan ( ) tidak ada aitem yang gugur, sehingga alat ukur dinyatakan sudah reliabel dalam mengukur variabel penelitian.

33

2. Tahap pelaksanaan data penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian sudah peneliti lakukan pada tahap persiapan. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan teknik sampel terpakai. Sehingga tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah tahap pengolahan data.

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap pengolahan data, peneliti menguji normalitas alat ukur dan analisa deskriptif dari data yang sudah terkumpul.

H. METODE ANALISIS DATA

Data yang diperoleh melalui skala kecemasan akademik akan dianalisis dengan metode statistik. Untuk mendapatkan skor kecemasan akademik akan digunakan statistik deskriptif. Data yang diolah adalah skor minimum, skor maksimum, mean, dan standar deviasi. Hasil yang dikumpulkan diolah dengan bantuan SPSS versi 20. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa menggunakan metode deskriptif, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip - prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Pada penelitian ini uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan Q-Q Plot dengan bantuan

SPSS version 20. Data dikatakan semakin normal ketika sebaran data pada hasil

Q-Q Plot mendekati garis normal.

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan keseluruhan hasil peneltian. Pembahasan akan dimulai dengan gambaran umum responden dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi hasil penelitian.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 61 orang. Berikut merupakan gambaran umum responden:

a. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden, maka diperoleh data bahwa jumlah subjek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (39,3%) dan perempuan sebanyak 37 orang (60,6%). Penyebaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase

Laki-laki 24 39,34%

Perempuan 37 60,65%

Total 61 orang 100%

b. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia responden maka diperoleh data bahwa jumlah responden yang berusia 18 tahun sebanyak 1 orang (1,6%), berusia 19 tahun sebanyak 7 orang (11,4%), berusia 20 tahun sebanyak 12 orang (19,6%), berusia 21 tahun

35

sebanyak 20 orang (19,6%), berusia 22 tahun sebanyak 12 orang (19,6%), berusia 23 tahun sebanyak 6 orang (9,8%), berusia 24 tahun sebanyak 2 orang (3,2%), dan berusia 26 tahun sebanyak 1 orang (1,6%). Penyebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (N) Persentase

18 Tahun 1 orang 1,63% 19 Tahun 7 orang 11,47% 20 Tahun 12 orang 19,67% 21 Tahun 20 orang 32,78% 22 Tahun 12 orang 19,67% 23 Tahun 6 orang 9,83% 24 Tahun 2 orang 3,27% 26 Tahun 1 orang 1,63% Total 61 orang 100%

c. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Semester Di Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tingkat semester yang sedang dijalani responden, maka diperoleh data bahwa jumlah responden yang sedang menjalani perkuliahan di semester I sebanyak 1 orang (1,63%), yang sedang menjalani perkuliahan di semester III sebanyak 10 orang (16,39%), yang sedang menjalani perkuliahan di semester V sebanyak 8 orang (13,11%), yang sedang menjalani perkuliahan di semester VII sebanyak 24 orang (39,34%), dan yang sedang menjalani perkuliahah di semester IX sebanyak 18 orang (29,50%). Penyebaran responden berdasarkan tingkat semester dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Semester

Semester Frekuensi (N) Persentase

I 1 orang 1,63% III 10 orang 16,39% V 8 orang 13,11% VII 24 orang 39,34% IX 18 orang 29,50% Total 61 orang 100%

2. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian tersebar secara normal. Pada penelitian ini uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan Q-Q Plot dengan bantuan SPSS version 20. Data dikatakan semakin normal ketika sebaran data pada hasil Q-Q Plot mendekati garis normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Grafik beriku

37

3. Hasil Utama Penelitian

a. Gambaran Kecemasan Akademik Mahasiswa Kuliah Dua Fakultas

Gambaran kecemasan akademik mahasiswa dua fakultas dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum

Dokumen terkait