• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJELIS GURU BESAR (MGB) Bagian Pertama

Kedudukan, Fungsi, Tugas, Wewenang dan Tanggung-jawab MGB Pasal 50

(1) MGB merupakan organ konsultatif Institut yang membangun kepemimpinan dalam mewujudkan pembinaan kehidupan akademik dan integritas moral serta etika profesional dalam lingkungan sivitas akademika Institut.

(2) MGB bertugas:

a. mengkaji dan mengembangkan konsep pembinaan kehidupan akademik sivitas akademika Institut;

b. mengkaji dan mengembangkan sistem nilai akademik Institut; c. mengkaji dan merumuskan pandangan pengembangan Institut;

d. memberikan pertimbangan kepada SA mengenai pengusulan pengangkatan Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dan penganugerahan penghargaan Institut.

Pasal 51

(1) MGB dapat membentuk perangkat pendukung organisasi sesuai kebutuhan dalam bentuk:

a. Komisi dan/atau Badan Kerja yang anggotanya terdiri atas anggota MGB, dan/atau Sekretariat untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya sehari-hari;

b. Panitia dan/atau Kelompok Kerja untuk menangani hal-hal yang bersifat khusus, yang anggotanya dapat terdiri atas anggota MGB dan personil lain yang dipandang perlu.

(2) Komisi MGB dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekretaris yang dipilih oleh anggota Komisi dari anggota komisi yang menjabat Guru Besar dengan status hubungan kerja tetap.

(3) Pembentukan perangkat pendukung organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a dan b beserta tugas dan wewenangnya masing-masing ditetapkan dengan Keputusan MGB.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya MGB berhak:

a. mendapatkan akses informasi kepada MWA, SA dan Pimpinan Institut; dan b. menyelenggarakan fora ilmiah.

(5) MGB dapat memberikan pendapat atau menyampaikan saran kepada MWA, SA dan Rektor mengenai penyelenggaraan atau penyelesaian permasalahan Institut. (6) MGB dapat memberikan pandangannya tentang masalah-masalah yang

berkembang di Institut dan di masyarakat luas kepada MWA, SA, Rektor, masyarakat Institut dan masyarakat luas.

(7) Kewenangan lain yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi dan tugas MGB akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Institut

(8) Anggaran pelaksanaan tugas MGB dibebankan kepada anggaran tahunan Institut.

Pasal 52

(1) MGB menyampaikan laporan tahunannya kepada komponen-komponen sivitas akademika Institut yang relevan dengan kepentingan masing-masing, sebagai bentuk pertanggung-jawaban, paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya tahun anggaran Institut.

(2) Laporan tahunan MGB yang dimaksud dalam ayat (1) mencakup kegiatan yang dilakukan dan hasilnya.

Bagian Kedua

Keanggotaan dan Kewajiban Anggota MGB Pasal 53

(1) Anggota MGB terdiri atas dosen dengan jabatan Guru Besar dan pemegang penghargaan Guru Besar Emeritus.

(2) Guru Besar dengan status hubungan kerja tidak tetap dan pemegang penghargaan Guru Besar Emeritus wajib menyatakan kesediaannya sebelum diangkat menjadi anggota MGB.

(3) Keanggotaan MGB berakhir jika: a. berhenti menjadi dosen Institut; b. berhalangan tetap;

c. diberhentikan oleh MGB.

(4) Keanggotaan MGB untuk Guru Besar dengan status hubungan kerja tidak tetap dan pemegang penghargaan Guru Besar Emeritus berakhir jika mengundurkan diri; (5) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota MGB lebih lanjut diatur dalam

Peraturan MGB.

Pasal 54

(1) Anggota MGB wajib:

a. memberikan keteladanan dalam menegakkan integritas moral, etika dan kesarjanaan dan dalam berkarya sesuai dengan kegurubesarannya;

b. menjunjung tinggi harkat dan martabat Guru Besar;

c. memberikan kontribusi pemikirannya bagi pengembangan kelembagaan MGB; d. menaati semua Peraturan MGB dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

oleh MGB.

(2) Anggota MGB berhak menyampaikan pendapat dan pandangannya dalam sidang dan rapat MGB secara bebas dan bertanggung-jawab, dan sesuai dengan tata-tertib yang berlaku.

Bagian Ketiga Pengurus MGB

Pasal 55

(1) MGB dipimpin oleh seorang Ketua yang dibantu oleh seorang Sekretaris yang dipilih oleh dan dari para anggota untuk masa jabatan 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Pemegang penghargaan Guru Besar Emeritus dan Guru Besar dengan status hubungan kerja tidak tetap tidak dapat menjadi pengurus MGB.

(3) Pengurus MGB tidak dapat dijabat rangkap dengan keanggotaan MWA, Pengurus SA dan Rektor.

(4) Tata cara pemilihan Ketua dan Sekretaris MGB ditetapkan dalam Peraturan MGB.

Bagian Keempat Persidangan dan Rapat MGB

Pasal 56

(1) MGB melaksanakan sidang dan rapat secara reguler dan teratur.

(2) Sidang MGB, terdiri atas Sidang Tertutup dan Sidang Terbuka. Sidang Tertutup adalah sidang yang dihadiri oleh anggota MGB. Sidang Terbuka adalah sidang yang dapat dihadiri oleh masyarakat luas.

(3) Jika diperlukan Sidang Tertutup dapat mengundang pihak-pihak yang diperlukan untuk memberikan informasi sesuai dengan agenda sidang.

(4) Sidang Tertutup MGB sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam 2 (dua) bulan.

(5) Sidang Tertutup dapat diselenggarakan atas permintaan tertulis dari paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota MGB, dan diselenggarakan secepatnya setelah permintaan diterima oleh Pengurus MGB.

(6) Korum Sidang Tertutup MGB tercapai jika dihadiri oleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota MGB ditambah 1 (satu) orang.

(7) Bila suatu Sidang Tertutup MGB tidak mencapai korum, maka penyelenggaraan Sidang Tertutup tersebut ditangguhkan untuk waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam. Apabila sidang ke dua tidak juga mencapai korum, maka sidang tetap dapat dilanjutkan dengan memperhatikan alasan ketidakhadiran anggota lain untuk dimasukkan dalam risalah sebagai bagian dari hasil sidang.

(8) Sidang Terbuka MGB sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan dengan tidak mengambil keputusan.

(9) Rapat MGB adalah Rapat Pimpinan dan Rapat Komisi. Rapat Pimpinan adalah Rapat yang dihadiri oleh Pengurus dan dapat pula dihadiri oleh anggota MGB jika diminta hadir oleh Pengurus MGB. Rapat Komisi adalah Rapat yang dihadiri oleh Anggota Komisi.

(10) Rapat MGB sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) diadakan untuk maksud membahas dan mempersiapkan keputusan yang berhubungan dengan tugas dan wewenang MGB.

Pasal 57

(1) Pimpinan dan Anggota MGB mempunyai hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan berdasarkan pemungutan suara pada Sidang Tertutup MGB, kecuali Guru Besar dengan status hubungan kerja tidak tetap.

(2) Guru Besar dengan status hubungan kerja tidak tetap tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan berdasarkan pemungutan suara pada Sidang Tertutup MGB.

(3) Keputusan dalam Sidang Tertutup MGB dinyatakan sah jika jumlah suara yang setuju lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara yang sah.

Pasal 58

(1) Pimpinan Sidang MGB adalah Ketua MGB dibantu oleh Sekretaris MGB.

(2) Bila Ketua MGB berhalangan memimpin Sidang, maka Ketua MGB dapat menunjuk seorang anggota MGB untuk memimpin sidang.

(3) Bila ketentuan pada ayat (2) tidak dapat dilaksanakan, maka Sidang dipimpin oleh Sekretaris MGB untuk memilih Ketua Sidang dari Guru Besar dengan status hubungan kerja tetap yang hadir.

(4) Ketentuan dan tata tertib pelaksanaan sidang dan rapat MGB lainnya ditetapkan dalam Peraturan MGB

BAB IX PIMPINAN INSTITUT

Bagian Pertama

Tugas, Wewenang dan Tanggung-jawab Pimpinan Institut Pasal 59

(1) Pimpinan Institut terdiri atas seorang Rektor yang dibantu oleh seorang atau lebih Wakil Rektor.

(2) Jumlah dan pembidangan Wakil Rektor ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan MWA.

(3) Masa jabatan Rektor dan Wakil Rektor adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(4) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh MWA.

(5) Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan MWA.

(6) Penetapan Wakil Rektor yang bertugas mengelola kegiatan akademik wajib mendapat persetujuan SA.

Pasal 60

(1) Rektor wajib mewujudkan pembinaan kehidupan akademik dan integritas moral serta etika profesional dalam lingkungan sivitas akademika Institut.

(2) Tugas Rektor mencakup antara lain:

a. menyusun Renstra Institut berdasarkan visi dan misi Institut, kebijakan umum MWA dan kebijakan akademik SA;

b. menyusun RKA Institut;

c. menyelenggarakan fungsi kelembagaan Institut di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

d. menganugerahkan gelar akademik dan sebutan profesional, serta memberikan ijazah dan sertifikat sesuai dengan jenis dan jenjang program pendidikan bergelar berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. menerima, mengangkat dan memberhentikan pegawai Institut;

f. menetapkan penugasan dosen dan tenaga penunjang akademik dalam jabatan akademik;

g. mengangkat dan memberhentikan Pimpinan Fakultas/Sekolah, Lembaga dan pimpinan unit kerja lain yang berada di bawahnya;

h. mengelola semua kegiatan operasional Institut di dalam Satuan Akademik, SKD dan SUK;

i. mengelola seluruh kekayaan Institut, dan secara optimal memanfaatkannya untuk kepentingan Institut;

j. membina dan meningkatkan kemampuan dosen, tenaga penunjang akademik, tenaga penunjang non-akademik dan mahasiswa;

k. mengembangkan tenaga, sumber daya, dan sarana keilmuan serta pengorganisasian untuk meningkatkan modal intelektual Institut;

l. menyelenggarakan pembukuan Institut;

m. mengangkat dan memberhentikan Pimpinan SPI dan tenaga audit internal; n. mengangkat dan memberhentikan Pimpinan SPM;

o. mengangkat dan memberhentikan Pimpinan SKD dan SUK dengan persetujuan MWA;

p. membina hubungan dengan alumni, lingkungan Institut dan masyarakat pada umumnya;

q. mendelegasikan pelaksanaan tugas Pimpinan Institut di tingkat Fakultas/Sekolah, Lembaga dan unsur penunjang akademik kepada Dekan dan pimpinan unit kerja di lingkungan Institut;

r. melaporkan secara berkala kepada MWA mengenai kemajuan Institut;

s. bersama dengan MWA menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan kepada Menteri.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Rektor wajib mengutamakan kepentingan Institut dan tindakan Rektor wajib taat azas dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh MWA dan kebijakan akademik yang ditetapkan oleh SA serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Institut.

Pasal 61

Ruang lingkup pengelolaan Institut yang wajib dilaksanakan Rektor mencakup antara lain:

a. kegiatan bidang akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

b. kegiatan bidang administrasi umum dan keuangan;

c. kegiatan bidang pembinaan dan pelayanan kesejahteraan mahasiswa; d. kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia; e. kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan aset Institut;

f. kegiatan pengelolaan dan pengembangan dana lestari dan kekayaan intelektual Institut;

g. kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan usaha komersial Institut; h. kegiatan kerjasama dengan alumni yang terkait dengan kepentingan Institut; i. kegiatan kerjasama dengan pihak ketiga.

Pasal 62

(1) Rektor berhak mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Institut, baik di dalam maupun di luar pengadilan, semata-mata demi kepentingan Institut.

(2) Rektor dapat menunjuk secara tertulis seorang Wakil Rektor untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Institut baik di dalam maupun di luar pengadilan semata-mata demi kepentingan Institut, jika Rektor berhalangan tidak tetap karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain.

(3) Jika terdapat benturan kepentingan yang menyangkut Rektor, seorang Wakil Rektor berhak mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Institut.

(4) Jika terdapat benturan kepentingan yang menyangkut Rektor dan semua Wakil Rektor, MWA menunjuk seorang atau lebih untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Institut.

Pasal 63

(1) Rektor dapat melakukan perubahan struktur organisasi Institut dengan persetujuan MWA, sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.

(2) Perubahan struktur organisasi Institut seperti dimaksud dalam ayat (1) yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kegiatan akademik perlu mendapat persetujuan SA.

(3) Rektor dapat mengenakan sanksi kepada pegawai Institut dan mahasiswa yang melakukan perbuatan tercela, melanggar peraturan dan ketentuan yang berlaku di Institut dan/atau melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

(4) Tata cara pemberian sanksi seperti yang dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan dalam Peraturan Institut.

Pasal 64

(1) Rektor bertanggung-jawab kepada MWA.

(2) Rektor memberikan laporan tahunan Institut kepada MWA paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya tahun anggaran Institut yang baru berlaku.

(3) Laporan tahunan Institut yang dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas:

a. laporan manajemen pengelolaan Institut untuk semua organ Institut, yang mencakup aspek kegiatan, ketenagakerjaan dan aset, yang meliputi rencana, kinerja, dan kemajuan yang telah dicapai;

b. laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan arus kas, dan laporan perubahan aktiva bersih;

c. laporan akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang meliputi rencana, kinerja, serta hasil-hasil yang telah dicapai Institut. (4) Wakil Rektor bertanggung-jawab kepada Rektor.

Bagian Kedua

Persyaratan Calon Rektor dan Calon Wakil Rektor Pasal 65

(1) Persyaratan calon Rektor: a. warga negara Indonesia; b. sehat jasmani dan rohani; c. bergelar Doktor;

d. memiliki integritas, komitmen dan kepemimpinan yang tinggi; e. memiliki kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan; f. berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi;

g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan;

h. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan anggota MWA baik karena kelahiran maupun karena perkawinan;

i. pernah memimpin lembaga pendidikan dan/atau penelitian sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun.

(2) Persyaratan calon Wakil Rektor: a. warga negara Indonesia; b. sehat jasmani dan rohani;

c. memiliki integritas, komitmen dan kepemimpinan yang tinggi; d. memiliki kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan; e. berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi;

f. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan;

g. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Rektor baik karena kelahiran maupun karena perkawinan.

(3) Rektor dan Wakil Rektor dapat berasal dari luar Institut.

(4) Calon Rektor diajukan oleh SA kepada MWA melalui proses pemilihan.

(5) Pemilihan Rektor diselenggarakan oleh MWA selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum jabatan Rektor berakhir.

(6) Tata cara pemilihan Rektor diatur dalam Ketetapan MWA berdasarkan usulan SA.

Bagian Ketiga

Pemberhentian Rektor dan Wakil Rektor Pasal 66

(1) Masa jabatan Rektor dan Wakil Rektor berakhir jika: a. habis masa jabatannya;

b. berhalangan tetap; c. mengundurkan diri;

d. dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mendapatkan kekuatan hukum tetap;

e. diberhentikan karena melanggar AD/ART atau tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Rektor dan Wakil Rektor.

(2) Pemberhentian Rektor karena sebab sebagaimana diatur dalam ayat (1) butir e. ditetapkan dengan Keputusan MWA yang diambil melalui Rapat dengan Menteri yang diadakan khusus untuk keperluan itu.

(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Rektor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir b, c, d, e , SA mengusulkan calon pejabat Rektor yang berasal dari Wakil Rektor kepada MWA untuk ditetapkan, sebelum dipilih dan diangkat Rektor tetap yang baru untuk menyelesaikan masa jabatan sisa.

(4) Apabila Wakil Rektor yang ada tidak memenuhi syarat, MWA menetapkan Pejabat Rektor dari calon yang diusulkan SA sampai dengan diangkatnya Rektor yang baru. (5) MWA dapat meminta pertimbangan MGB mengenai calon Pejabat Rektor yang

diusulkan oleh SA.

(6) Penggantian Rektor sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (4) dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal berhenti.

(7) Wakil Rektor dapat diberhentikan oleh Rektor karena dinilai tidak mampu membantu tugas Rektor.

(8) Pemberhentian Wakil Rektor sebelum jabatannya berakhir dilakukan atas persetujuan MWA.

(9) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Rektor, penggantiannya dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal berhenti.

Bagian Keempat Manajemen Institut

Pasal 67

(1) Manajemen Institut merupakan tanggung-jawab Rektor.

(2) Manajemen Institut terdiri atas Kantor Pimpinan Institut dan beberapa Direktorat di tingkat Institut, serta Bagian di tingkat Fakultas/Sekolah, Lembaga dan unit kerja lain sesuai dengan kebutuhan.

(3) Kantor Pimpinan Institut terdiri atas seorang Sekretaris Eksekutif dan unit pelaksana administrasi yang mengkoordinasikan semua kegiatan Pimpinan Institut. (4) Direktorat di tingkat Institut dipimpin oleh seorang Direktur dan bila diperlukan

Direktorat dapat membentuk Direktorat yang dipimpin oleh Kepala Sub-Direktorat, dan/atau Seksi yang dipimpin oleh Kepala Seksi.

(5) Bagian di tingkat Fakultas, Lembaga atau unit kerja lain dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang bertanggung-jawab kepada Dekan, Ketua Lembaga atau pimpinan unit kerja, yang bila diperlukan dapat membentuk Sub-Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub-Bagian.

(6) Struktur organisasi Bagian sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) untuk unit kerja yang kecil, dapat disesuaikan dengan beban kerja.

(7) Pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian dikoordinasikan oleh Pimpinan unit kerja dan Direktorat di tingkat Institut sesuai dengan bidang urusannya masing-masing. (8) Pengaturan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung-jawab Kantor Pimpinan

Institut, Direktorat dan Bagian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dalam Peraturan Institut.

(9) Ketentuan mengenai persyaratan dan kriteria yang wajib dimiliki oleh Sekretaris Eksekutif, Direktur, Kepala Sub-Direktorat, Kepala Bagian, dan Kepala Sub-Bagian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), (4) dan (5) diatur dalam Peraturan Institut.

Bagian Kelima Satuan Penjaminan Mutu (SPM)

Pasal 68

(1) SPM merupakan perangkat Rektor yang berfungsi menyelenggarakan proses penjaminan mutu terhadap program dan kegiatan Institut di Satuan Akademik, SKD dan SUK dalam upaya mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu.

(2) SPM menjamin perbaikan secara menerus pelaksanaan dan capaian program dan kegiatan Institut.

(3) SPM bertugas untuk:

a. mengembangkan perangkat dan panduan penjaminan mutu program akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta program dan kegiatan non-akademik, yang sifatnya umum;

b. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu program akademik dan non akademik Satuan Akademik, SKD dan SUK;

c. melaksanakan kajian-kajian terhadap hasil pelaksanaan penjaminan mutu yang dilaksanakan Satuan Akademik, SKD dan SUK;

d. menyampaikan hasil kajiannya kepada Rektor, dengan tembusan sebagai masukan untuk SA dan MWA.

(4) Pengembangan perangkat dan panduan penjaminan mutu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir a. dilakukan dengan mempertimbangkan capaian program akademik dan non-akademik yang dilaksanakan oleh Satuan Akademik, SKD dan SUK, dan indikator kinerja yang telah dirumuskan dalam Renstra Institut untuk kurun waktu tertentu.

(5) Kajian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir c. wajib disertai dengan usulan kebijakan normatif dan kebijakan operasional yang perlu ditetapkan oleh SA, MWA dan Rektor.

(6) SPM bekerja sama dengan Gugus Kendali Mutu di organ-organ Satuan Akademik, SKD dan SUK untuk menyesuaikan sistem penjaminan mutu yang telah dikembangkan dengan keadaan di Satuan Akademik, SKD dan SUK, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.

(7) SPM dapat bekerjasama dengan SPI dalam memonitor pelaksanaan program akademik dan non-akademik oleh organ pelaksana kegiatan yang terkait untuk mengetahui kesesuaiannya dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Pasal 69

(1) SPM dibentuk oleh Rektor dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung-jawab kepada Rektor.

(2) SPM dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang atau lebih Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja SPM ditetapkan oleh Rektor.

Pasal 70

(1) Gugus Kendali Mutu dibentuk di unit kerja pada Satuan Akademik, SKD dan SUK bekerjasama dengan SPM untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu di unit kerja masing-masing.

(2) Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Rektor.

(3) Gugus Kendali Mutu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk oleh pimpinan unit kerja, terdiri atas seorang Ketua dan seorang Sekretaris, dan beranggotakan sejumlah pegawai di masing-masing unit kerja, yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan unit kerja.

(4) Gugus Kendali Mutu menyusun perangkat penjaminan mutu yang sesuai dengan keadaan di masing-masing unit kerja dengan mengacu pada panduan penjaminan mutu dari SPM.

Bagian Keenam Satuan Pengawas Internal (SPI)

Pasal 71

(1) SPI merupakan perangkat Rektor yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengawasan internal kegiatan Institut untuk semua organ Institut, yang tercakup dalam Satuan Akademik, SKD, SUK dan unit lain yang dibentuk dengan persetujuan MWA.

(2) Sistem pengawasan internal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bidang akademik, manajemen, keuangan, kepegawaian, dan aset.

(3) Dalam melaksanakan fungsinya, SPI mengacu kepada ketentuan-ketentuan Institut serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) SPI bertugas untuk:

a. mengembangkan sistem pengawasan internal kegiatan Institut; b. melaksanakan pengawasan internal kegiatan Institut;

c. mendampingi DA, akuntan publik yang ditunjuk oleh MWA, dan/atau badan pemeriksa pemerintah yang berhak, dalam melakukan audit atas kegiatan Institut;

d. melaporkan hasil pengawasannya kepada Rektor.

(5) Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) butir d. wajib disertai dengan usulan kebijakan normatif dan operasional, tindakan perbaikan, dan/atau sanksi kepada pegawai Institut yang perlu diputuskan oleh Rektor, SA dan MWA.

(6) Dalam melaksanakan tugasnya SPI berkoordinasi dengan DA dan Komisi SA yang bertugas melaksanakan fungsi pengawasan.

Pasal 72

(1) SPI dibentuk oleh Rektor dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung-jawab kepada Rektor.

(2) SPI dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang atau lebih Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor dengan persetujuan MWA untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja SPI ditetapkan oleh Rektor dengan persetujuan DA dan MWA.

BAB X SATUAN AKADEMIK

Bagian Pertama

Fungsi dan Organisasi Satuan Akademik Pasal 73

(1) Satuan Akademik merupakan organ Institut yang melaksanakan tridarma Institut melalui penyelenggaraan berbagai program akademik sebagaimana termaksud dalam Bab V ART.

(2) Satuan Akademik merupakan wahana masyarakat akademik untuk bekerja dan berkarya dalam pelaksanaan misi Institut untuk mengembangkan keilmuan dan budaya akademik Institut.

(3) Satuan Akademik melaksanakan kebijakan yang ditetapkan MWA dan SA serta memberikan umpan balik penyelenggaraan program akademik.

(4) Satuan Akademik menyediakan informasi yang diperlukan oleh MWA, DA dan SA sesuai dengan fungsi masing-masing.

Pasal 74

(1) Satuan Akademik terdiri atas Unsur Pelaksana Akademik yang didukung oleh Unsur Pelaksana Administrasi, Unsur Penunjang Akademik, dan unsur lain yang dipandang perlu oleh Rektor dengan persetujuan MWA.

(2) Unsur Pelaksana Akademik merupakan unit-unit terstruktur yang dibentuk untuk menyelenggarakan kegiatan akademik.

(3) Unsur Pelaksana Akademik terdiri atas Fakultas/Sekolah, SPS, LTPB, LP4, LK, Pusat-Pusat dan bentuk lain yang dipandang perlu oleh Rektor setelah mendapat persetujuan SA.

(4) Unsur Pelaksana Administrasi merupakan unit-unit terstruktur yang dibentuk untuk memfasilitasi kebutuhan administrasi Unsur Pelaksana Akademik dalam menjalankan tugasnya.

(5) Unsur Pelaksana Administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) berbentuk Bagian.

(6) Unsur Penunjang Akademik merupakan unit-unit terstruktur yang dibentuk dan disiapkan untuk menunjang kegiatan akademik, yang antara lain dapat berbentuk laboratorium, bengkel, studio, kebun percobaan di tingkat Fakultas/Sekolah, dan Perpustakaan, USDI, UPT, dan Unit Usaha Penunjang di tingkat Institut.

Bagian Kedua Fakultas/Sekolah

Sub-Bagian 2.1

Kedudukan, Fungsi dan Organisasi Fakultas/Sekolah Pasal 75

(1) Fakultas/Sekolah merupakan unsur pelaksana akademik yang menghimpun, membina dan mengembangkan komunitas akademik dalam rumpun keilmuannya. (2) Fakultas dibedakan dari Sekolah berdasarkan tingkat keragaman dan penerapan

bidang keilmuan yang ada dalam keserumpunannya.

(3) Ketentuan tentang kriteria, persyaratan, tata cara pembentukan, pengelolaan, penggabungan dan penutupan Fakultas/Sekolah ditetapkan oleh SA.

(4) Pembentukan, penggabungan dan penutupan Fakultas/Sekolah ditetapkan dengan

Dokumen terkait