• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN

Semua ini jelas sekali pengaruhnya dalam mempersatukan mereka yang sedang berkumpul di Saqifah. Mereka lebih cepat lagi melangkah mempersatukan diri mengingat Rasulullah sudah memerintahkan Usamah bin Zaid memimpin sebuah pasukan untuk menghadapi Rumawi. Lebih-lebih mereka memahami situasi genting itu serta beratnya tanggung jawab yang mesti dipikul oleh orang yang harus menggantikan Rasulullah. Waktu itu, baik Muhajirin maupun Ansar belum mengenal adanya daya tarik rampasan perang yang melimpah di Medinah dan yang akan mem-buat mereka melihat kekhalifahan itu sebagai hal yang menguntungkan. Oleh karenanya perdebatan mereka berkisar sekitar agama dan pem-belaannya dan siapa yang harus menggantikan Rasulullah.

Di luar itu, yang berhubungan dengan pemerintahan dan kekuasa-annya hanya sepintas lalu saja terlintas dalam pikiran mereka. Pada mulanya pihak Ansar hanya berpegang pada hak mereka sendiri dalam kekhalifahan atau bersama-sama karena Medinah adalah kota mereka dan kaum Muhajirin pendatang baru di tempat itu. Jadi merekalah yang paling berhak memegang dan mengurus kepentingan umat. Sesudah dalam diskusi Saqifah itu tampak bahwa soalnya bukan lagi soal Me-dinah saja melainkan sudah soal agama yang baru tumbuh ini, barulah mereka mengakui hak Muhajirin dalam kekhalifahan, mengingat mereka adalah pelopor-pelopor yang pertama dalam agama dan dalam per-sahabatan mereka dengan Rasulullah.

Ketika Abu Bakr menunjuk Umar sebagai penggantinya, dalam menghadapi Persia dan Rumawi pasukan Muslimin di Irak dan di Syam dalam posisi bertahan. Tak ada yang tahu bagaimana takdir kelak menentukan. Malah pihak Muslimin masih berat hati akan berangkat ke Irak membantu Musanna bin Harisah. Sampai selama tiga hari itu tak ada orang yang memenuhi seruan Umar, sebab mereka masih takut menghadapi Persia dan kehebatannya. Memikul tanggung jawab dalam situasi yang begitu genting bukan hal yang layak diperselisihkan, satu sama lain ingin memonopoli. Perhitungan Abu Bakr melihat situasi yang begitu genting, itulah yang membuatnya menunjuk Umar, sebab di antara sahabat-sahabatnya, dialah yang benar-benar tangguh dan paling mampu mengikuti suatu politik yang harus sukses dengan ketangguhan dan keteguhan hati, seperti yang ada pada Umar. Umat Muslimin dapat menerima kekhalifahan Umar kendati mereka sudah tahu wataknya yang begitu keras dan tegar, dan dalam hal ini tak ada orang yang mau menyainginya. Cemas sekali mereka melihat perang Persia dan Rumawi itu, mereka diliputi rasa khawatir jika pasukan Muslimin kalah dengan segala akibat yang timbul karenanya.

Sesudah kemudian Umar memegang pimpinan temyata sukses meng-adakan penyebaran dan pembebasan serta berhasil membangun sebuah kedaulatan Islam dengan Medinah sebagai ibu kota yang disegani dunia. Di sisi itu, juga sebagai negeri Arab dengan kedaulatannya yang besar dan menjadi pusat perhatian semua bangsa dari segenap penjuru. Karena harta kekayaan yang melimpah berdatangan dari segenap penjuru ke-daulatannya itu, Umar sudah tidak tahu lagi jumlah harta itu harus dengan dihitungkah atau dengan ditimbang? Keadaan sudah berubah dari yang semula. Bukan hal yang mengherankan jika anggota-anggota Majelis Syura kemudian terlibat ke dalam perselisihan yang makin memuncak, masing-masing menginginkan pihaknya yang memegang kekhalifahan.

Di samping itu ada faktor lain yang memicu perselisihan, yang dampaknya kemudian begitu kuat dalam kehidupan negara, yaitu per-saingan keras antara kabilah-kabilah Kuraisy sendiri dengan pengaruh jahiliah yang begitu jelas. Setelah Nabi diutus dan menyerukan

persama-an, kebenaran dan keadilpersama-an, lepas dari segala hawa nafsu, persaingan demikian ini di masa Rasulullah sudah tak terlihat lagi. Kemudian setelah Rasulullah wafat mulai timbul lagi, tetapi masih malu-malu. Sesudah kekhalifahan Abu Bakr dan Umar berlalu dan melihat Arab lebih unggul dari Persia dan Rumawi, fanatisme kekabilahan mulai timbul lagi. Orang mulai mengingat-ingat kembali persaingan dahulu antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah, begitu juga dengan yang Iain-lain di Mekah. Semua mereka terdorong untuk saling berseteru dan bermusuhan.

Persaingan antara Banu Hasyim' dengan Banu Umayyah; sikap orang-orang Arab terhadap kekhalifahan

Persaingan antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah itu sudah berjalan lebih dari seratus tahun sebelum Nabi lahir. Jabatan-jabatan di Rumah Suci semua bertumpu di tangan Qusai bin Kilab. Pada paruh pertama abad kelima Masehi penduduk Mekah sudah mengakui ke-pemimpinannya atas mereka. Ada tiga anak laki-laki Qusai, yakni Abdud-Dar, Abdu-Manaf dan Abdul-Uzza. Sesudah Qusai berusia lanjut dan sudah tidak kuat memikul tugas itu, semua urusan yang menyangkut pimpinan Mekah dan jabatan-jabatan di Rumah Suci diserahkan kepada anak sulungnya, Abdud-Dar. Sementara Banu (keluarga besar) Abdu-Manaf di tengah-tengah masyarakatnya itu paling terpandang dan punya kedudukan paling penting. Anak-anak mereka adalah Abdu-Syams, Naufal, Hasyim dan Muttalib. Kekuatan ini telah menggoda kesepakatan mereka untuk merebut segala yang ada di tangan sepupu-sepupunya itu.

Sekarang Kuraisy terbagi menjadi dua persekutuan: Persekutuan

al-Mutayyabun yang mendukung Banu Abdu-Manaf, dan Persekutuan al-Ahlaf yang mendukung Banu Abdud-Dar. Kemudian mereka

meng-adakan kesepakatan bersama dalam soal logistik: Banu Abdu-Manaf mendapat bagian siqayah dan rifadah,1 sedang bagian Banu Abdud-Dar adalah hijabah, liwa' dan nadwah.2 Hasyim adalah saudara yang tertua dan dia yang memegang urusan siqayah dan rifadah. Sesudah ia ber-usia lanjut, terbayang oleh kemenakannya, Umayyah bin Abdu-Syams, bahwa dia mampu menyainginya untuk memberi makan Kuraisy di musim ziarah seperti yang dilakukan oleh Hasyim. Tetapi ternyata kemudian ia tidak mampu, dan karenanya ia dikutuk orang. Ia pergi ke Syam dan tinggal di sana selama 10 tahun. Al-Maqrizi berkata: "Inilah permusuhan pertama antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah."3

Permusuhan ini berlanjut terus turun-temurun. Orang Arab sangat menghormati persuakaan. Jika seorang orang Arab sudah memberi suaka kepada seseorang, maka orang itu berada di bawah perlindungannya, aman dari segala serangan pihak lain. Di kalangan mereka adat ini sangat dihormati. Sungguhpun begitu, Harb bin Umayyah pernah meng-ganggu Abdul-Muttalib bin Hasyim — kakek Nabi — karena orang Ya-hudi berada di bawah suaka Abdul-Muttalib. Harb bin Umayyah masih juga terus mengganggunya sampai akhirnya Yahudi itu dibunuhnya dan hartanya diambil.

Persaingan antara Banu Umayyah dengan Banu Hasyim ini tetap berlanjut. Sesudah Nabi diutus, Banu Umayyah menjadi golongan yang paling keras memusuhinya. Persaingan mereka terhadap Banu Hasyim itu merupakan pendorong terbesar dalam hal ini.

Abu Sufyan bin Harb, Akhnas bin Syariq dan Abu al-Hakam bin Hisyam mengintai Rasulullah selama tiga malam. Mereka mendengar dari balik tabir Rasulullah sedang membaca Qur'an. Akhnas pergi me-ngunjungi Abu Jahl di rumahnya dan menanyakan:

"Abu al-Hakam, bagaimana pendapat Anda tentang yang kita dengar dari Muhammad?"

1 Siqayah, persediaan air, dan rifadah persediaan makanan untuk para peziarah di

Ka'bah.

2 Masing-masing berarti: 'juru kunci,' 'pemegang panji (komandan)' dan 'pimpinan rapat setiap tahun musim.' — Pnj.

3 Lihat al-Maqrizi, an-Niza' wat-Takhasum baina Bani Umayyah wa Bani Hasyim, h. 22-23.

"Yang saya dengar?!" jawab Abu Jahl. "Kami sudah saling mem-perebutkan kehormatan dengan Banu Abdu-Manaf. Mereka memberi makan, kami pun memberi makan, mereka menanggung, kami pun be-gitu, mereka memberi, kami juga memberi, sehingga kami dapat sejajar dan sama tangkas dalam perlombaan itu dan kami seperti dua ekor kuda pacuan." Tetapi tiba-tiba kata mereka: "Di kalangan kami ada seorang nabi yang menerima wahyu dari langit. Kapan kita akan meng-alami yang semacam itu? Tidak! Kami samasekali tidak akan beriman kepadanya dan tidak akan mempercayainya!"

Abu Sufyan

Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah adalah pemuka mereka yang memusuhi Muhammad. Sejak Muhammad masih di Mekah sampai kemu-dian hijrah ke Medinah ia tetap selalu memusuhinya. Cukup kita ingat bahwa dialah yang memimpin Kuraisy dalam Perang Uhud. Setelah Kuraisy mendapat kemenangan dia yang berteriak: "Hari ini sebagai pembalasan Perang Badr. Sampai jumpa lagi tahun depan!" Dia juga lagi yang memimpin Ahzab dalam Perang Khandaq. Sebelum Uhud dan sesudah Khandaq dia yang menghasut orang untuk memusuhi Muhammad dan berusaha membunuhnya. Sesudah Nabi berangkat hendak mem-bebaskan Mekah dan Abu Sufyan juga keluar dan melihat bahwa tak mungkin pihak Mekah dapat melawan Muslimin, dia meminta perlin-dungan kepada Abbas bin Abdul-Muttalib, dan sesudah Abbas memberi perlindungan dibawanya ia kepada kemenakannya itu. Ketika itu Ra-sulullah menanya kepada Abu Sufyan: "Belum waktunyakah Anda me-ngetahui bahwa saya Rasulullah?" Abu Sufyan menjawab: "Demi ibu-bapaku! Sungguh bijaksana Anda, sungguh pemurah. Tetapi mengenai soal ini, masih ada sesuatu dalam hati saya."1

Sesudah jawaban itu ia melihat bahwa ia akan mati kalau tidak masuk Islam. Karenanya ia masuk Islam untuk menyelamatkan diri dari maut, bukan karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesudah pembebasan itu penduduk Mekah semua menerima Islam, termasuk Banu Umayyah, yang jumlah kabilah dan anggotanya terbanyak.

Memperebutkan pengaruh

Setelah Abu Sufyan dan Banu Umayyah masuk Islam fanatisme kesukuan masih tetap merasuk dalam hatinya walaupun untuk meng-ungkap isi hatinya itu kekuatan Rasulullah dan kekuatan Islam sudah 1 At-Tabari, Tarikh, 2/221 (cetakan at-Tijariyah, 1939).

USMAN BIN AFFAN

membuatnya lumpuh. Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakr dibaiat, ia menggunakan kesempatan untuk menyebarkan bibit-bibit fitnah. Di-sebutkan bahwa setelah ada kesepakatan bersama mengenai pelantikan Abu Bakr ia datang dan mengatakan: "Sungguh, hanya darah yang akan dapat memadamkan sampah ini." Kemudian ia memanggil-manggil Keluarga Abdu-Manaf, mengapa mesti Abu Bakr yang memerintah kamu... Mana kedua orang yang ditindas itu, mana orang yang dihina, Ali dan Abbas...?"

Tak seorang pun akan sudi di bawah kezaliman Yang terus-menerus disengajakan

Hanyalah yang dihina menjadi pasak kampung halaman.

Sumber-sumber yang mengutip cerita ini sependapat, bahwa Ali menolak ajakan Abu Sufyan itu, dan ia berkata kepadanya: Anda me-mang mau membuat fitnah dengan cara itu. Anda selalu mau membawa Islam ke dalam malapetaka. Dan katanya lagi: "Anda selalu memusuhi Islam dan pemeluknya, tetapi Anda tak akan berhasil. Saya berpendapat Abu Bakr memang pantas untuk itu."

Mengenai sikap Abu Sufyan terhadap kaum Muslimin sesudah pelantikan Abu Bakr, sumber-sumber itu masih saling berbeda. Ada yang berpendapat bahwa dia menjadi seorang Muslim yang baik, dan dia yang mengerahkan Muslimin di Syam untuk menghadapi Rumawi. Cerita ini diperkuat karena kedua anaknya, Yazid dan Mu'awiyah, yang memimpin pasukan di Syam itu. Setelah Yazid meninggal, pimpinan Syam oleh Umar bin Khattab diserahkan kepada Mu'awiyah. Yang lain berpendapat bahwa Abu Sufyan berbeda kulit dari isi, dan bahwa dia merupakan tempat perlindungan kaum munafik. Kalau dia melihat pihak Rumawi muncul ia berkata: Ya Banu al-asfar!1 Kalau mereka dipergoki kaum Muslimin ia membaca sajak Nu'man bin Imru'ul Qais bin Aus — salah seorang raja Hirah:

Banu al-asfar, raja-raja, para raja Rumawi

Tiada lagi mereka yang dapat diingat

Setelah Allah memberikan kemenangan kepada Muslimin dan Zubair bin Awwam diajak bicara tentang Abu Sufyan ia berkata: Terkutuk orang itu. Yang datang hanya orang munafik? Bukankah kita lebih baik dari bangsa Banu al-asfar?

1 Sebutan untuk orang-orang Rumawi di Asia Kecil, Konstantinopel dan sekitarnya, kemudian menjadi sebutan bagi semua ras kulit putih. — Pnj.

Jelas, sumber terakhir ini dibuat-buat kemudian oleh pendukung-pendukung Banu Abbas. Sangat tidak wajar Abu Sufyan akan lebih ber-sikap fanatik terhadap pihak Rumawi daripada terhadap golongannya sendiri sementara anak-anaknya memimpin pasukan berperang melawan Rumawi. Juga sumber yang dikatakan dari Hasan bahwa Abu Sufyan menemui Usman bin Affan sesudah ia menjadi Khalifah dengan me-ngatakan: "Sekarang sudah menjadi giliran Anda sesudah Banu Taim dan Banu Adi. Gulirkanlah bola itu dan jadikanlah Banu Umayyah tali busumya. Dijawab oleh Usman dengan suara keras: "Pergilah kau dari sini!"

Persaingan Banu Hasyim dan Banu Umayyah

Tetapi kalaupun kita dapat menerima bahwa sumber pertama itu palsu karena berlawanan dengan logika peristiwa, namun kita tak dapat menerima kepalsuan sumber yang kedua karena memang, Abu Sufyan orang yang sangat fanatik terhadap golongannya, Banu Umayyah.

Sungguhpun begitu persaingan antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah ini tidak merintangi segolongan kerabat dekat Rasulullah untuk menyatakan permusuhan secara terbuka, sebab dia mengecam agama mereka dan mencela segala yang disembah nenek moyang mereka. Abu Lahab, pamannya, dan istrinya tukang fitnah1 selalu mengganggu Nabi melebihi Banu Umayyah dan orang-orang Kuraisy lainnya. Pamannya Abu Talib, kendati ia tetap bertahan dengan agamanya, ia melindungi Nabi dengan segala kedudukan dan kemampuannya itu di Mekah. Sebaliknya pamannya Hamzah, ia masuk Islam karena solider kepada kemenakannya itu ketika dilihatnya Abu Jahl memaki dan mengganggu Muhammad, sementara pamannya Abbas baru masuk Islam setelah pasukan Muslimin berangkat akan membebaskan Mekah.

Hak dan batil

Tidak heran jika paman-paman Rasulullah bersikap demikian ke-padanya. Kekuasaan dan pengaruh kepercayaan itu memang besar sekali dalam hati orang. Sebagian besar orang tidak mau memperdebatkan apa yang sudah diwarisinya dari nenek moyangnya untuk mengetahui mana yang hak dan mana yang batil, mana yang benar dan mana yang tidak. Dan yang sebagian kecil adalah mereka yang dengan hati nurani sudah

1 Harfiah, 'pembawa kayu bakar,' arti kiasan dalam Qur'an, yakni sering membawa kayu-kayu berduri yang diikat lalu diletakkan di jalan yang biasa dilalui Nabi; atau tukang memanas-manasi hati orang untuk memusuhi Nabi. — Pnj.

USMAN BIN AFFAN

mendapat cahaya ilahi, mereka yang oleh Allah sudah diberi hidayah, diberi petunjuk kepada kebenaran dengan bukti yang nyata. Mereka tidak akan bersikap fanatik terhadap kebatilan bilamana kebenaran itu sudah jelas dan sudah menerangi cita-citanya dengan cahaya-Nya. Mereka ini tidak akan terpengaruh oleh fanatisme pada suatu kabilah, ras atau kepercayaan untuk menerima kebenaran yang telah disampai-kan kepada mereka. Kalau mereka yakin, mereka adisampai-kan mempercayainya dan akan menjadi orang-orang beriman dan akan menjadi penganjurnya yang tangguh.

Itulah yang telah terjadi dengan Usman bin Affan, Abdur-Rahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa'd bin Abi Waqqas dan Zubair bin Awwam. Tak seorang pun dari sahabat-sahabat itu yang termasuk Banu Hasyim. Usman dari Banu Umayyah, yakni Usman bin Affan bin Abi al-As bin Umayyah bin Abdu-Syams. Abu Bakr laki-laki pertama yang masuk Islam ketika diajak oleh Rasulullah setelah diutus membawa risalah Islam. Secara terbuka dakwah kebenaran itu disampaikan oleh Abu Bakr kepada sahabat-sahabatnya, lalu diikuti oleh kelima orang itu, dengan dipelopori oleh Usman. Mereka masuk ke dalam agama Allah serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kelima orang itulah yang mula-mula masuk Islam dan berpegang teguh, dan demi agama itu pula mereka berjuang mati-matian. Rasulullah wafat pun sudah merasa lega terhadap mereka. Mereka itulah yang didudukkan dalam Majelis Syura oleh Umar bin Khattab, termasuk Ali bin Abi Talib, sepupu dan me-nantu Rasulullah dari pernikahannya dengan putrinya Fatimah. Soalnya Ali adalah Muslim pertama dari Banu Hasyim dan dalam semua per-tempuran ia bersama Rasulullah.

Ali bin Abi Talib

Karena kesertaan mereka yang mula-mula dalam Islam dan per-sahabatan mereka dengan Rasulullah, mereka mendapat tempat di hati kaum Muslimin. Di antara mereka ada yang masih dalam hubungan kerabat dengan Rasulullah. Ini juga yang menambah kedekatan mereka di hati orang, dan sudah tentu Ali bin Abi Talib adalah kerabat dan hubungan keluarga terdekat dengan Rasulullah. Dia anak pamannya Abu Talib bin Abdul-Muttalib, dan Abu Talib inilah yang mengasuh Muhammad sejak mudanya setelah kakeknya Abdul-Muttalib mening-gal, dan dia pula yang melindunginya dari gangguan Kuraisy setelah kerasulannya, ketika Kuraisy selalu mengganggunya sampai berlebihan. Dalam pada itu Rasulullah juga mengasuh Ali di masa mudanya. Dengan demikian ia telah membalas budi pamannya Abu Talib dengan

sebaik-15

baiknya. Kedudukan Ali dengan sepupunya itu, itu pula yang membuat-nya orang pertama masuk Islam dari kalangan anak muda, yang ketika itu umurnya belum mencapai akil balig. Sesudah memasuki usia muda remaja oleh Rasulullah ia dinikahkan dengan putrinya Fatimah, yang terus bersamanya sampai ia meninggal enam bulan sesudah kematian ayahnya. Fatimah ini ibunda Hasan dan Husain putra-putra Ali.

Zubair bin Awwam

Dalam kekerabatannya dengan Rasulullah sesudah Ali, adalah Zu-bair bin Awwam. Ibundanya Safiyah adalah putri Abdul-Muttalib, bibi Muhammad. Jadi dia anak Awwam bin Khuwailid, saudara Khadijah Ummulmukminin. Kekerabatan ini juga yang mendorongnya masuk Islam ketika umurnya baru enam belas tahun. Di samping itu, dia juga tak pernah ketinggalan dalam setiap pertempuran yang dialami oleh Rasulullah. Kejadian itu sesudah ia mengalami dua kali hijrah1 ke Abisi-nia, berlindung kepada Allah dengan agamanya, dari gangguan Kuraisy. Ketika dalam Perang Uhud, ia pun telah berikrar setia kepada Rasulul-lah dalam menghadapi kabiRasulul-lah-kabiRasulul-lah Arab. Dalam Perang Khandaq Rasulullah menugaskan orang yang dapat membawa berita tentang pa-sukan Ahzab yang mengepung Medinah, maka tugas itu dipercayakan-nya kepada Zubair. Seperti dikatakan oleh Rasulullah: "Setiap nabi punya seorang pembantu dekat,2 maka pembantu dekatku adalah Zubair bin Awwam." Ketika pembebasan Mekah, salah satu bendera dari tiga bendera Muhajirin dipegang oleh Zubair.3 Zubair dengan kekuatan fisik dan keberaniannya, juga sangat murah hati dan penuh rasa kasih sayang kepada orang. Oleh karena itu Nabi sangat dekat kepadanya dan saling mencintai. Tatkala di Medinah diadakan pembagian tanah ia mendapat sebidang yang cukup luas dan sebuah kebun kurma. Seperti Rasulullah,

1 Hijrah pertama terdiri dari 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan ke Abisinia ketika gangguan Kuraisy makin meningkat terhadap Muslimin. Setelah terbetik berita bahwa Kuraisy Mekah sudah tidak lagi mengganggu, mereka kembali. Tetapi ternyata sikap Kuraisy terhadap Muslimin tidak berubah. Terpaksa mereka kembali lagi ke Abisinia dengan 80 orang bersama istri dan anak-anak mereka. Ini yang disebut hijrah

kedua. Mereka tinggal di sana sampai kemudian Nabi hijrah ke Medinah dan mereka

pun kembali langsung ke Medinah. — Pnj.

2 Hawari (jamak hawariyun), 'yang murni, tersaring dari segalanya, banyak dipakai

untuk pengikut-pengikut para nabi' (MAQ). —Pnj.

3 Ketiga orang Muhajirin itu ialah Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Zubair bin Awwam. — Pnj.

Abu Bakr dan Umar juga sangat mencintainya. Abu Bakr memberinya sebidang tanah di Jauf dan Umar memberinya di Aqiq.

Usman bin Affan

Kekerabatan Usman bin Affan dengan Rasulullah tidak sedekat mereka itu. Kakeknya, Abu al-As bin Umayyah bin Abdu-Syams bin Abdu-Manaf bin Qusai kakek Rasulullah yang kelima. Tetapi dia juga menantu Nabi yang menikah dengan putrinya Ruqayyah dan kemudian dengan Um Kulsum. Sebelum kerasulannya Rasulullah sudah me-nikahkan kedua putrinya dengan kedua anak pamannya, Abu Lahab. Sesudah ia menjadi Rasul permusuhan Abu Lahab begitu sengit ke-padanya dan menyuruh kedua anaknya itu menceraikan kedua putri Nabi. Lalu Usman menikah dengan Ruqayyah dan ikut bersama-sama dalam dua kali hijrah ke Abisinia, dan tetap bersamanya sampai se-sudah hijrah ke Medinah. Sebelum terjadi Perang Badr Ruqayyah jatuh sakit. Usman tidak ikut dalam perang itu dengan izin Rasulullah karena akan merawat istrinya. Tetapi Ruqayyah menemui ajalnya juga. Oleh Rasulullah ia dinikahkan kepada Um Kulsum, adik Ruqayyah, yang tetap bersamanya sampai ia meninggal sebelum ayahnya. Rasulullah berkata menghibur Usman: "Kalau kami punya tiga anak putri juga akan kami nikahkan kepada Anda." Terjadi demikian ini karena Usman seorang laki-laki yang saleh, lemah-lembut, mudah bergaul dan murah hati. Ra-sulullah sangat mencintainya, mengenal jasanya, otaknya yang tajam dengan imannya yang sungguh-sungguh.

Bukan karena semenda Usman kepada Nabi itu saja yang membuat

Dokumen terkait