• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

6.3. Foto Maket

Foto maket dari Xiang Shan Meditation Center dapat dilihat pada Gambar 6.25 di bawah ini.

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Judul dan Pengertian Judul

Judul dari proyek ini adalah “Xiang Shan Meditation Center” yang merupakan pengembangan desain dari Vihara Dharma Shanti – Berastagi yang menyediakan tempat retret, tempat kursus maupun pelatihan untuk meditasi, tempat membabarkan Dharma, sarana tambahan untuk organisasi BLIA YAD, dan sekaligus sebagai tempat wisata. Dalam judul “Xiang Shan Meditation Center”, mengandung beberapa pengertian utama, yaitu :

a. Xiang Shan atau Xiang Shan Shi merupakan nama lain dari Vihara Dharma Shanti yang dibangun pada akhir tahun 2001 dan diresmikan pada tanggal 19 September 2004, yang berlokasi di Berastagi.

b. Meditation atau meditasi merupakan salah satu ajaran Buddha yang sangat mendasar. Kata meditasi dipergunakan sebagai sinonim dari semadi (samādhi). Meditasi adalah pemusatan pikiran, dinamakan juga konsentrasi. “Memusatkan pikiran pada satu objek yang tunggal, inilah yang disebut semadi.” Tentunya pikiran yang baik atau bersih. Sebagai metode atau cara, dalam bahasa Pāli disebut bhāvanā, artinya “pengembangan batin.”

c. Center berarti pusat.

- Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai - bagai urusan, hal dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994).

- Pusat, sentral, adalah bagian penting dari sebuah kegiatan atau organisasi.

- Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikosentrasikan.

- Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkosentrasi.

Jadi, pengertian dari judul “Xiang Shan Meditation Center” adalah suatu tempat yang menjadi pusat dari kegiatan pelatihan meditasi maupun tempat retret yang disediakan oleh Vihara Dharma Shanti.

2.2. Tinjauan Umum

2.2.1. Sejarah Vihara Dharma Shanti Berastagi1

Pada tahun 2001, Y. A. Ven. Cong Ru mempelopori berdirinya Vihara Dharma Shanti Berastagi, kemudian dilanjutkan dengan acara peletakan batu pertama oleh Y. A. Ven. Cong Ru, ketua BLIA Bapak Earlnus Chen dan Bupati Tanah Karo Bapak Sinar Perangin – Angin. Acara ini dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Y. A. Ven. Cong Ru dengan harapan pembangunan Vihara Dharma Shanti Berastagi akan berjalan lancar di bawah bimbingan Y. A. Ven. Cong Ru dan ketua BLIA periode 2005 – 2008 Bapak Siswanto Thio tanpa ada halangan yang berarti.

Pembangunan Vihara Dharma Shanti Berastagi selesai pada tahun 2004. Kemudian, acara peresmian dilaksanakan pada tanggal 19 September 2004 oleh Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Drs. I. Wajan Suarjaya, M.Si. dan Bupati Tanah Karo Bapak Sinar Perangin – Angin, serta diadakan ritual pemberkahan “Liang Huang Bao Chan” yang dipimpin oleh Y. A. Ven. Hsing Ting dan 10 bhikkhu dan bhikhhuni dari Fo Guang Shan.

Beberapa hal yang unik dan tidak boleh dilewatkan ketika mengunjungi Vihara Dharma Shanti Berastagi :

a. 33 Rupang Bodhisattva Avalokiteshvara.

Latar belakang adanya 33 Rupang Bodhisattva Avalokiteshvara adalah sebagai salah satu tempat wisata dan tempat ibadah yang banyak dikunjungi umat, merupakan sebuah vihara yang terletak di daerah pegunungan dimana terdapat banyak sekali masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Y. A. Ven. Chueh Teng melanjutkan proyek 33 Rupang Bodhisattva Avalokiteshvara dengan harapan agar rupang tersebut dapat melindungi vihara beserta masyarakat, serta menjadi suatu objek wisata bagi para turis.

b. Pelita Hati.

Berdana dengan cara memasang lilin atau pelita akan mendapatkan karma mata yang indah dan terang. Vihara Dharma Shanti

1

Berastagi memberi kesempatan kepada para umat untuk berdana dengan cara memasang pelita yang akan diletakkan di depan altar Sang Tri Ratna. Sebelum kita meletakkan pelita, kita berdoa kepada Sang Tri Ratna dan kemudian meletakkan pelita di depan altar Sang Tri Ratna. Dengan doa dan pemberian pelita yang tulis, semoga saja doa yang kita panjatkan dapat terwujud dan kita juga akan menjalani kehidupan ini dengan lebih baik.

c. Dharma Corner.

Jika kita ingin menyimpan kenang – kenangan dari Vihara Dharma Shanti Berastagi, di sinilah tempat yang tepat. Dharma Corner merupakan tempat dimana kita dapat menemukan berbagai souvenir khas dari Fo Guang Shan, Taiwan yang dapat kita jadikan cenderamata untuk keluarga maupun teman – teman kita. Baik rupang Buddha dan rupang para Bodhisattva maupun berbagai bentuk souvenir dapat kita dapatkan di sini. Ini merupakan salah satu bentuk berdana yang dapat kita lakukan dan dana yang diberikan akan dipergunakan untuk pembangunan vihara serta berbagai keperluan vihara.

d. Kartu Harapan.

Kartu harapan atau biasanya yang dikenal dengan xu yan merupakan salah satu ciri khas Vihara Dharma Shanti Berastagi. Biasanya para umat ataupun pengunjung menggunakan kartu harapan ini sebagai bentuk dari doa dan harapan mereka untuk keluarga, teman, dan kehidupan mereka. Pada kartu harapan ini, para umat atau pengunjung menuliskan nama mereka ataupun nama keluarga yang mewakili seluruh keluarga. Kemudian sebelum meletakkannya di depan altar Sang Tri Ratna, mereka memanjatkan doa dan harapan mereka. Kemudian kartu harapan ini akan digantung pada rangkaian pohon yang ada di Vihara Dharma Shanti Berastagi. Kartu harapan ini juga merupakan salah satu bentuk berdana yang dapat dilakukan.

e. Lonceng Kebahagiaan.

Lonceng yang terdapat di depan beranda Vihara Dharma Shanti Berastagi ini, merupakan lonceng kebahagiaan, dimana sebelum memukul lonceng ini, kita akan melafalkan mantra. Para makhluk menderita yang mendengar suara lonceng ini akan terbebas dari

penderitaan seketika. Ini juga merupakan salah satu bentuk pelimpahan jasa dalam bentuk lainnya.

f. Ruang Bhaktisala.

Ruang Bhaktisala yang tenang dan damai, itulah yang selalu diucapkan ketika para pengunjung mengunjungi ruang bhaktisala ini. Di dalam ruang bhaktisala terdapat tiga rupang Buddha, yaitu Buddha Sakyamuni, Buddha Amitabha, dan Buddha Bhaisajyaguru. Kemudian terdapat pula empat rupang Bodhisattva, yaitu Bodhisattva Avalokiteshvara, Bodhisattva Ksitigarbha, Skandra Bodhisattva, dan Sangharama Bodhisattva. Terdapat pula tiga relik, yaitu relik Sang Buddha Sakyamuni beserta relik murid – murid Sang Buddha, yaitu Moggallana dan Sariputra. Ruang bhaktisala adalah tempat unutk melaksanakan kebaktian, berdoa ataupun memberi penghormatan pada Sang Buddha dan para Bodhisattva.

2.2.2. Sejarah BLIA YAD Indonesia2

BLIA YAD (Buddha’s Light International Association Young Adult Division) didirikan oleh Ven. Master Hsing Yun pada tahun 1996 di Fo Guang Shan, Taiwan. BLIA YAD didirikan dengan tujuan untuk menyebarkan Buddha Dharma kepada kalangan muda – mudi di seluruh dunia dengan menjadikan BLIA YAD sebagai panggung besar bagi muda – mudi untuk berekspresi dan berkreativitas.

Di Indonesia, khususnya di Medan, muda – mudi vihara mulai aktif pada tahun 1992 di bawah bimbingan Ven, Cong Ru, dengan Gunawan sebagai ketua pertama dari muda – mudi vihara. Pada tahun 2005, muda – mudi vihara diresmikan dengan nama BLIA YAD Indonesia dan di bawah bimbingan Ven. Chueh Teng. Di bawah bimbingan Ven. Chueh Teng, BLIA YAD Indonesia melanjutkan menyebarkan Buddha Dharma terutama ke muda – mudi melalui berbagai kegiatan positif.

2

Sejak tahun 1992 hingga sekarang, BLIA YAD Indonesia telah diketuai oleh 7 orang ketua umum, 3 di antaranya merupakan pelopor berdirinya BLIA YAD di mana pada masa jabatan mereka belum ada sistem organisasi yang terarah, yaitu : Gunawan, Ferry, dan Wilson.

Tahun 2005, setelah BLIA YAD Indonesia diakui secara internasional oleh BLIA YAD Internasional, BLIA YAD Indonesia terus mengalami kemajuan pesat di bawah pimpinan 3 orang ketua umum, dan dimulai sejak tahun 2005 pula, BLIA YAD Indonesia telah memiliki sistem organisasi yang terarah. Tiga orang ketua umum BLIA YAD Indonesia yang resmi yaitu :

a. Chandra Salim (Pembina I). b. Hendry Willy Nasrun (Pembina II), c. Suryono Lee (Pembina III).

d. Robin (Ketua Umum BLIA YAD Indonesia).

Dalam Buddha Dharma tentu saja tidak terlepas dari berdana. Bentuk dana yang diberikan bermacam – macam, dapat berupa uang, tenaga, waktu, dan ketulusan hati. Hal inilah yang pernah didanakan oleh muda – mudi BLIA YAD Indonesia. BLIA YAD Indonesia mengunjungi panti – panti tuna netra dan mendanakan bukan hanya bahan sandang dan pangan, juga menikmati waktu bersama anak – anak yang kurang beruntung itu serta menyebarkan cinta kasih yang tulus kepada mereka.

Berikut ini merupakan kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi BLIA YAD Indonesia :

a. Dharma Discussion.

Kelas dharma dimana para muda – mudi dapat memberikan opini dan berdiskusi banyak hal tentang Buddha Dharma dalam kehidupan sehari – hari.

b. Sunday Class.

Kelas mingguan yang selalu diadakan untuk menenangkan kembali emosi para muda – mudi yang labil, dimana mereka akan melewati

waktu 2 jam untuk berdoa pagi hari, mendengarkan ajaran Dharma melalui cara yang unik dan mudah dipahami. Setelah mendengar khotbah Dharma setiap minggu, Team Activity menyediakan suatu acara tambahan antara lain : Teamwork Games, Creativity Games, Debate, dan lainnya.

c. Class Learning.

Kelas khusus yang dibuka untuk para anggota BLIA YAD Indonesia dimana kelas ini akan diajarkan banyak hal tergantung kriterianya, dalam bakat seni, mental, pengetahuan, dan sebagainya. Beberapa contoh kelas yang ada, yaitu : Dharma Class, Guitar Class, Debate Class, Mandarin Class, Vocal Class, Photography Class, IQ Club, Handmade Club, Futsal Club, dan masih banyak lagi.

d. Acara tahunan.

Acara yang dilakukan oleh BLIA YAD Indonesia untuk para muda – mudi yang diselenggarakan satu tahun sekali, yaitu :

- Independence Day.

Acara yang dilakukan oleh BLIA YAD Indonesia dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan di Vihara Dharma Shanti Berastagi.

- Harmonize Camp.

Setiap orang mendambakan keharmonisan, mendambakan kebahagiaan dan bekerja keras untuk mencari kebahagiaan dalam kehidupan ini. Bukanlah hal yang tidak mungkin mendapatkan kebahagiaan, kebahagiaan sebenarnya adalah kebahagiaan dalam berbagi, kebahagiaan memberi. Harmonize Camp menunjukkan kepada kita apa itu kebahagiaan dalam harmonisasi, kebahagiaan sesungguhnya yang bahkan tidak bisa dinilai dengan materi.

- Old and New Party.

Dalam rangka menyambut tahun baru yang penuh impian, BLIA YAD Indonesia mengadakan acara Old and New Party dengan puncak acara Outstanding Fireworks. Acara ini diadakan pada akhir bulan Desember.

- TaMaRin.

Serve all the mankind” adalah tema acara TaMaRin, yang diadakan pada libur hari raya Idul Fitri setiap tahunnya. Diadakan di Vihara Dharma Shanti Berastagi, muda – mudi menyediakan berbagai macam menu vegetarian (food bazaar) untuk dicicipi pengunjung vihara.

- Wishing Candle.

Acara pemberkahan bagi muda – mudi, khususnya bagi mereka yang akan menghadapi ujian. Para peserta berdoa bersama agar dapat melewati ujian dengan sukses, baik itu ujian akademis, maupun ujian kehidupan. Selain itu, BLIA YAD Indonesia juga menghadirkan pembicara spektakuler untuk berbagi pengalaman kepada para peserta.

- Dharma Tour.

Dharma yang nan indah dan maha sempurna, tidak akan bisa habis untuk dipelajari oleh kita hanya dalam satu kehidupan. Jalan menuju pencerahan memang tidak mudah, tetapi kita bisa memuliakannya dengan satu langkah kecil untuk menempuh perjalanan yang nan jauh ini. Dharma Tour merupakan perwujudan dari penerapan sederhana dari Dharma, bagaimana kita berbuat dan bersikap sesuai Dharma. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menerapkan Dharma dalam kehidupan kita.

2.2.3. Meditasi

Salah satu ajaran Buddha yang sangat mendasar adalah meditasi. Kata meditasi dipergunakan sebagai sinonim dari semadi (samādhi). Meditasi adalah pemusatan pikiran, dinamakan juga konsentrasi. “Memusatkan pikiran pada satu objek yang tunggal, inilah yang disebut semadi.” Tentunya pikiran yang baik atau bersih. Sebagai metode atau cara, dalam bahasa Pāli disebut bhāvanā, artinya “pengembangan batin.”

Secara umum, meditasi Buddhis dibagi 2 jenis berdasarkan tujuannya yaitu samatha bhāvanā dan vipassanā bhāvanā. Samatha bhāvanā adalah meditasi dengan tujuan mencapai ketenangan batin. Oleh

sebab itu, samatha bhāvanā sering disebut sebagai meditasi ketenangan. Vipassanā bhāvanā adalah meditasi untuk mencapai pencerahan atau kebijaksanaan, jadi sering disebut sebagai meditasi pandangan terang atau cerah.

Meskipun meditasi menjadi salah satu ciri khas ajaran Buddha, tetapi meditasi sebenarnya bukan hanya monopoli umat Buddha semata. Dewasa ini sudah banyak sekali orang – orang di luar lingkungan Buddhis yang belajar meditasi. Semua orang, apapun agama yang dianutnya, asalkan mempraktikkan meditasi dengan tujuan dan langkah – langkah yang tepat, akan memetik manfaatnya.

Mengapa meditasi dapat dilakukan oleh semua orang, bahkan yang bukan beragama Buddha? Bukankah meditasi adalah ajaran Buddha? Benar, meditasi memang adalah salah satu unsur jalan pencerahan yang diajarkan Buddha, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa sesungguhnya ajaran Buddha itu sifatnya sangat universal. Jadi dapat dijalani oleh siapa saja, dan hasilnya dapat dituai oleh siapa saja.

Mengapa Bermeditasi ?3

Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari ketenangan batin dan keselarasan hidup. Tidak sedikit di antara mereka berusaha mencarinya, walau mungkin mereka tidak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dicarinya, atau mungkin cara mendapatkannya.

Mereka sering merasa bingung, merasa banyak menjumpai kekacauan dan kekalutan batin. Mereka diserang oleh bermacam-macam perasaan yang tidak memuaskan atau yang kurang menyenangkan hatinya. Secara singkat mereka ini tidak mendapatkan ketenangan dan kesejahteraan dalam batinnya.

3

Kebanyakan mereka ini kemudian menempuh cara yang salah untuk mendapatkan ketenangan batin dan keselarasan hidup ini. Mereka cenderung melihat dan mencari di luar dirinya sendiri. Akibatnya, dunia ini merupakan sumber semua kegelisahan.

Mereka mencari penyelesaian persoalannya dalam keluarganya, di dalam pekerjaannya,atau di dalam pergaulan dan sebagainya. Mereka beranggapan kalau dapat mengubah keadaan sekelilingnya, mereka akan menjadi tenang dan bahagia.

Sekarang sudah banyak dijumpai orang yang telah menyadari kenyataan dan berpaling, yaitu menunjukkan perhatiannya kepada sumber yang sebenarnya dari kebahagiaan dan kegelisahan, ialah PIKIRANNYA SENDIRI. Menunjukkan perhatian ke dalam diri sendiri, dalam pikirannya sendiri, inilah yang dinamakan dengan meditasi.

Dewasa ini meditasi telah banyak dipraktekkan oleh orang-orang dari berbagai bangsa dan agama. Mengapa demikian? Karena kerja pikiran itu tanpa memakai corak bangsa atau agama tertentu. Jadi tugas meditasi adalah untuk mengerti atau menghayati sifat pikiran di dalam kehidupan sehari-hari.

Pikiran adalah kunci kebahagiaan, sebaliknya juga merupakan sumber penderitaan / malapetaka.

Untuk mengetahui dan mengerti perihal pikiran dan menggunakannya dengan seksama tidaklah hubungannya dengan agama. Jadi meditasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang tanpa menghiraukan corak agamanya.

Kesalahpahaman Tentang Meditasi4

Ada banyak sekali kesalahpahaman terhadap meditasi. Beberapa di antaranya yaitu :

- Meditasi adalah mengosongkan pikiran.

Banyak orang yang keliru mengatakan bahwa meditasi adalah mengosongkan pikiran, lalu mereka melakukan meditasi dengan cara berusaha mengosongkan pikiran, tidak memikirkan apapun. Hal ini sungguh keliru dan tidak akan membuahkan hasil apapun. Pikiran tidak mungkin dapat dikosongkan.

- Meditasi bertujuan menjadi orang sakti.

Memang benar seseorang yang melaksanakan meditasi ketenangan bisa mendapatkan kekuatan batin tertentu. Akan tetapi, kalau kesaktian dijadikan tujuan untuk berlatih meditasi, maka meditasi tersebut menjadi salah.

- Meditasi sangat berbahaya.

Tidak ada bahaya apapun yang ditimbulkan oleh meditasi karena meditasi sesungguhnya hanyalah berlatih mengarahkan pikiran menjadi lebih tenang dan terkosentrasi pada apa yang sedang dikerjakan. Meditasi hanya akan menjadi bahaya apabila orang yang melaksanakan tidak mempunyai tujuan yang benar, misalnya ingin melarikan diri dari masalah kehidupan yang tengah dihadapinya atau mencari pengalaman gaib dan kesaktian tertentu. Jadi jangan pernah takut untuk berlatih meditasi. Belajarlah dari guru – guru meditasi dan berkonsultasi dengannya. Tidak cukup hanya belajar dari buku – buku meditasi saja. - Meditasi adalah pekerjaan para biarawan dan orang suci.

Semua orang tanpa kecuali bisa berlatih meditasi demi kebahagiaanya. Bahkan anak – anak juga bisa. Meditasi tidak terbatas untuk orang tertentu saja.

4

Objek Meditasi5

Cara melakukan meditasi ketenangan adalah dengan memusatkan pikiran pada satu objek. Secara pelan – pelan seorang meditator (orang yang berlatih meditasi) memusatkan objek pikiran pada objek meditasi yang dipilihnya untuk kemudian merenungkan atau menyadari objek tersebut.

Objek meditasi adalah sesuatu yang menjadi sasaran atau pusat pemikiran atau perenungan kita selama meditasi. Kitab Visuddhimagga menyebutkan ada 40 macam objek meditasi yang membahas pokok- pokok objek yang digunakan dalam meditasi ketenangan. Keempat puluh objek itu dikelompokkan dalam 7 kategori, yaitu :

1. 10 wujud benda (kasina).

- Pathavi kasina = wujud tanah. - Apo kasina = wujud air. - Teja kasina = wujud api.

- Vayo kasina = wujud udara atau angin. - Nila kasina = wujud wana biru.

- Pita kasina = wujud warna kuning.

- Lohita kasina = wujud warna merah. - Odata kasina = wujud warna putih. - Aloka kasina = wujud cahaya.

- Akasa kasina = wujud ruangan terbatas.

Dalam kasina tanah, dapat dipakai kebun yang baru dicangkul atau segumpal tanah yang dibulatkan. Dalam kasina air, dapat dipakai sebuah telaga atau air yang ada di dalam ember. Dalam kasina api, dapat dipakai api yang menyala yang di depannya diletakkan seng yang berlobang. Dalam kasina angin, dapat dipakai angin yang berhembus di pohon – pohon atau badan. Dalam kasina warna, dapat dipakai benda – benda seperti bulatan dari kertas, kain, papan, atau bunga yang berwarna biru, kuning, merah, atau putih. Dalam kasina cahaya, dapat dipakai cahaya matahari atau bulan yang memantul di dinding atau di lantai melalui jendela dan lainnya. Dalam kasina ruangan terbatas, dapat

5

dipakai ruangan kosong yang mempunyai batas – batas di sekelilingnya seperti drum dan lainnya. Disini, mula – mula orang harus memusatkan seluruh perhatiannya pada bulatan yang berwarna biru misalnya. Selanjutnya, dengan memandang terus pada bulatan itu, orang harus berjuang agar pikirannya tetap berjaga – jaga, waspada, dan sadar. Sementara itu, benda – benda di sekeliling bulatan tersebut seolah – olah lenyap, dan bulatan tersebut kelihatan menjadi makin semu dan akhirnya sebagai bayangan pikiran saja. Kini, walaupun mata dibuka atau ditutup, orang masih melihat bulatan biru itu di dalam pikirannya, yang makin lama makin terang seperti bulatan dari rembulan.

2. 10 wujud kekotoran (asubha).

- Uddhumataka = wujud mayat yang membengkak.

- Vinilaka = wujud mayat yang berwarna kebiru-biruan. - Vipubbaka = wujud mayat yang bernanah.

- Vicchiddaka = wujud mayat yang terbelah di tengahnya. - Vikkahayitaka = wujud mayat yang digerogoti binatang-

binatang.

- Vikkhittaka = wujud mayat yang telah hancur lebur.

- Hatavikkhittaka = wujud mayat yang busuk dan hancur. - Lohitaka = wujud mayat yang berlumuran darah. - Puluvaka = wujud mayat yang dikerubungi belatung. - Atthika = wujud tengkorak.

Dalam sepuluh asubha ini, orang melihat atau membayangkan sesosok tubuh yang telah menjadi mayat diturunkan ke dalam lubang kuburan, membengkak, membiru, bernanah, terbelah di tengahnya, dikoyak – koyak oleh burung gagak atau serigala, hancur dan membusuk, berlumuran darah, dikerubungi oleh lalat dan belatung, dan akhirnya merupakan tengkorak. Selanjutnya, ia menarik kesimpulan terhadap badannya sendiri, "Badanku ini juga mempunyai sifat – sifat itu sebagai kodratnya, tidak dapat dihindari". Disinilah hendaknya orang memegang dengan teguh di dalam pikirannya obyek yang berharga yang telah timbul, seperti gambar pikiran mengenai mayat yang membengkak dan lain-lain.

- Buddhanussati = perenungan terhadap Buddha. - Dhammanussati = perenungan terhadap Dhamma. - Sanghanussati = perenungan terhadap Sangha. - Silanussati = perenungan terhadap sila.

- Caganussati = perenungan terhadap kebajikan.

- Devatanussati = perenungan terhadap makhluk-makhluk agung atau para dewa.

- Marananussati = perenungan terhadap kematian. - Kayagatanussati = perenungan terhadap badan jasmani. - Anapananussati = perenungan terhadap pernapasan.

- Upasamanussati = perenungan terhadap Nibbana atau Nirvana. Dalam Buddhanussati, direnungkan sembilan sifat Buddha. Kesembilan sifat Buddha tersebut adalah maha suci, telah mencapai penerangan sempurna, sempurna pengetahuan dan tingkah lakunya, sempurna menempuh jalan ke Nibbana, pengenal semua alam, pembimbing manusia yang tiada taranya, guru para dewa dan manusia, yang sadar, yang patut dimuliakan.

Dalam Dhammanussati, direnungkan enam sifat Dhamma. Keenam sifat Dhamma itu adalah telah sempurna dibabarkan, nyata di dalam kehidupan, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan, menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.

Dalam Sanghanussati, direnungkan sembilan sifat Ariya-Sangha. Kesembilan sifat Ariya-Sangha itu adalah telah bertindak dengan baik, telah bertindak lurus, telah bertindak benar, telah bertindak patut, patut menerima persembahan, patut menerima tempat bernaung, patut menerima bingkisan, patut menerima penghormatan, lapangan untuk menanam jasa yang tiada taranya di alam semesta.

Dalam silanussati, direnungkan sila yang telah dilaksanakan, yang tidak patah, yang tidak ternoda, yang dipuji oleh para bijaksana, dan menuju pemusatan pikiran.

Dalam caganussati, direnungkan kebajikan berdana yang telah dilaksanakan, yang menyebabkan musnahnya kekikiran.

Dalam devatanussati, direnungkan makhluk – makhluk agung atau para dewa yang berbahagia, yang sedang menikmati hasil dari perbuatan baik yang telah dilakukannya.

Dalam marananussati, orang harus merenungkan bahwa pada suatu hari, kematian akan datang menyongsongku dan makhluk lainnya;

Dokumen terkait