• Tidak ada hasil yang ditemukan

Municipal Orphanage , Amsterdam

BAB III ELABORASI TEMA

3.2. Interpretasi Tema

3.4.2. Municipal Orphanage , Amsterdam

Panti asuhan ini dirancang oleh Aldo Van Eyck pada tahun 1954, mewadahi anak-anak yatim atau dari keluarga broken home dengan rentang usia 4-20 tahun dengan kapasitas 125 orang. Perancangan ini memiliki didedikasikan untuk mengatasi pengalaman buruk yang dialami setelah Perang Dunia Kedua yang berakibat banyak anak-anak kehilangan orangtuanya.

Direktur panti asuhan Frans van Meurs sangat bersemangat dalam mendeskripsikan tentang persyaratan – persyaratan bangunan yang dibutuhkan kepada arsitek. Ia menyatakan keinginannya untuk memindahkan anak – anak yatim pergi dari hiruk pikuk kota ke sebuah dunia yang ideal dan kecil yang bermandikan udara yang sehat, sinar matahari dan hijau. Dan menawarkan penjelasan rinci tentang pola hidup yang akan ditempati. “ Rumah kami harus menjadi rumah yang ramah dalam segala hal, baik di dalam dan di luar. Ini harus menjadi rumah untuk anak – anak dalam jangka waktu pendek atau lama yang akan tidak tinggal bersama orang tua mereka, yang akan merindukan rumah mereka. Saat mendekati rumah kita, anak – anak harus memasukinya dengan senang hati, penampilan luarnya harus mencairkan keramahan, memanggil anak, sebagaimana adanya, untuk masuk.” (Strauven 1996, 5).

Aldo van Eyck, dibesarkan sebagai anak yatim sendiri, mengambil tugas ini. Dia merancang tempat untuk anak – anak untuk hidup di masyarakat. Area tidur dan tinggal dipisahkan menurut usia dan dihubungkan oleh jalan-jalan interior. Rumah bermain, theater boneka, sudut untuk duduk, ceruk baca, kolam pasir, kolam dayung anak-anak ditemukan di lingkungan ini. Penataannya memberikan ketertarikan tersendiri bagi anak-anak. Elemen-elemen ini diorganisasikan dalam pola polisentris (lihat Gambar 3.4). Kompleksitas lingkungan yang tercipta pada bangunan ini memberikan efek yang baik bagi fungsi emosional, kognitif, dan sistem imun anak.

13

Gambar 3.4. Block Plan Municipal Orphanage

Van Eyck mendesain setiap ruang interior agar dapat merespon mobilitas di dalam ruang dan dapat berkomunikasi dengan ruang luar secara individual. Konsep utamanya adalah menciptakan suatu lingkungan rumah yang memilki atmosfir jalanan di luarnya, karena jalanan dianggapnya dapat menciptakan vitalitas sosial (lihat Gambar 3.5). Hal ini membuat panti asuhan ini seperti kota kecil sehingga membuat anak-anak tidak merasa kehilangan kota dan rumah yang dicintainya.

Cahaya alami yang cukup dan suasana alamiah menyediakan lapangan bermain yang bebas dan tenang dapat membantu anak-anak untuk pulih dari rasa traumanya akan perang yang baru terjadi, sebab pencahayaan alami merupakan faktor penting dalam proses pemulihan seperti yang terlihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.5. Suasana Lingkungan Luar Rumah Sumber : dalspace.library.dal.ca/handle/10222/15319

Aldo van Eyck mendemonstrasikan pemahaman yang mendalam atas dunia yang dibentuk oleh anak-anak. Perhatiannya yang dipusatkan pada kebutuhan anak-anak memungkinkan ia menghasilkan sebuah bangunan yang lebih dari sekedar panti asuhan, seperti sebuah kota berskala kecil, sebuah tempat tinggal sebuah komunitas berskalakan anak-anak.

Aldo van Eyck sendiri menggunakan potensi alam yang ada untuk transformasi ruang, seperti bentuk lingkaran di kolam pasir dijadikan pengumpul air hujan, kolam reflektif dijadikan mainan baru bagi anak-anak yang merupakan artwork tentang alam yang dapat memberikan ketenangan seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.6. Ruangan dengan Suasana Alami Sumber : dalspace.library.dal.ca/handle/10222/15319

Gambar 3.7. Area Lingkaran Kolam Pasir Sumber : dalspace.library.dal.ca/handle/10222/15319

Demikian juga 12 lampu atap yang dapat memantulkan lingkaran-lingkaran cahaya yang dapat bergerak-gerak di ruang bermain indoor dan memberikan warna yang dapat menangani tingkat stress, kelelahan, dan depresi seperti yang terlihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Ruangan dengan 12 Lampu Atap Sumber : dalspace.library.dal.ca/handle/10222/15319

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Eksisting 4.1.1. Analisa Lokasi

Lokasi proyek yang dipilih sebagai lokasi proyek “Xiang Shan Meditation Center “ terletak di Jalan Mimpin Tua, di depan Vihara Dharma Shanti Berastagi. Peta lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 4.1.

4.1.2. Kondisi Eksisting Lahan

Sebelumnya, site ini merupakan lapangan futsal, lapangan basket, dan area parkir. Di belakang (arah utara) merupakan tanah yang konturnya tidak datar. Pada saat hujan, area belakang sering banjir dan longsor sehingga membuat tanahnya rusak. Maka tanah tersebut pun ditimbun hingga memberikan elevasi ketinggian 1 meter dari permukaan tanah area parkir.

Deskripsi singkat dari proyek adalah sebagai berikut : Gambar 4.1. Peta Lokasi Proyek

- Lokasi Tapak : Jln. Mimpin Tua, Berastagi - Luas Lahan : ± 1,2 Ha

- Kontur : Relatif datar - Fungsi Eksisting :

a) Lahan kosong. b) Tempat parkir.

- Batas Tapak :

a) Batas Utara : Areal hijau

b) Batas Timur : Areal hijau dan masjid (di atas lereng) c) Batas Selatan : Permukiman penduduk dan villa d) Batas Barat : Vihara Dharma Shanti

Batas – batas dari site dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4.1.3. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian

Pencapaian ke dalam site hanya dapat dicapai dengan satu jalur, yaitu dari jalur utama Medan – Berastagi lalu belok ke kanan yang merupakan Jalan Mimpin Tua. Jalur dari dan menuju ke dalam site (Jalan Mimpin Tua) adalah jalan 2 arah dengan lebar jalan ± 8 meter.

Pada jalur dengan kepadatan paling tinggi berada pada jalur utama balik itu dari arah Medan maupun yang ke arah Berastagi. Pada jalur dengan kepadatan sedang, area tersebut terdapat area permukiman penduduk dan terdapat 3 villa pada jalur tersebut, sehingga akses kendaraan yang masuk ke daerah tersebut lumayan banyak. Pada jalur dengan kepadatan rendah, daerah ini terdapat ladang penduduk, permukiman penduduk yang tidak terlalu banyak, dan areal hijau.

4.1.4. Analisa View

View ke arah utara sangat bagus karena area ini masih tergolong area yang hijau dan masih merupakan hutan dan ladang penduduk.

View ke arah timur sangat bagus karena area ini juga terdapat area hijau dan jika dilihat dari vihara, akan terlihat satu barisan perbukitan yang indah.

View ke arah barat merupakan vihara itu sendiri dan tergolong bagus, karena desain vihara ini sangat bagus.

View ke arah selatan kurang menarik karena berbatasan dengan permukiman penduduk dan merupakan akses masuk menuju site. Akan tetapi, area ini masih tergolong hijau dan permukiman penduduk juga tidak terlalu rapat.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.

4.1.5. Analisa Vegetasi, Matahari, dan Angin

Untuk vegetasi pada site ini terdapat di arah timur, utara, dan di sebelah barat (kebun sayur).

Bentuk site memanjang dan menghadap utara, sehingga akan lebih baik apabila bangunan utama, yaitu aula meditasi didekatkan ke sebelah timur dan utara agar terkena matahari pagi karena matahari pagi sangat baik.

Arah angin pada komplek Vihara Dharma Shanti Berastagi cenderung tidak tentu. Hal ini dikarenakan letak vihara yang berada di atas bukit dan lahan sekitarnya masih hijau.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini.

4.1.6. Analisa Kebisingan

Pada sisi utara dan timur, memiliki tingkat kebisingan yang rendah. Hal ini dikarenakan pada sisi ini didominasi oleh area hijau.

Pada sisi barat juga memiliki tingkat kebisingan yang sedang karena pada sisi ini terdapat area jalan yang kadang dilalui oleh kendaraan.

Pada sisi selatan, memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi, karena berbatasan dengan permukiman penduduk serta merupakan jalur masuk kendaraan menuju vihara. Dimana ada anak – anak yang bermain di jalan dan aktivitas penduduk sekitar (misalnya menembak).

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini. Gambar 4.5. Analisa Vegetasi, Matahari, dan Angin

4.2. Analisa Fisik Bangunan 4.2.1. Bentuk dan Massa Eksisting

Eksisting dari Vihara Dharma Shanti Berastagi terdiri dari 3 lantai dengan luas rata – rata per lantai adalah ± 2.200 m2. Pada lantai 1 terdiri dari ruang makan, ruang ridur tamu, area privat untuk Sangha. Pada lantai 2 merupakan ruang baktisala dan area privat untuk Sangha. Pada lantai 3 adalah beranda luas dan void untuk ruang baktisala. Material yang digunakan merupakan batu alam, genteng metal, dinding bata, dan atap baja ringan. Untuk tampak bangunan, dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.6. Analisa Kebisingan

4.2.2. Sirkulasi

Sirkulasi dalam bangunan dibagi menjadi 3 zona, yaitu : - Zona publik.

Zona publik diperuntukkan untuk tamu / umat yang datang ke Vihara Dharma Shanti Berastagi. Untuk zona ini, terdiri dari : Ruang makan (lantai 1), Dharma Corner (lantai 1), dan ruang baktisala (lantai 2).

- Zona semi – publik.

Untuk zona ini diperuntukkan untuk peserta jika ada acara di Vihara Dharma Shanti Berastagi. Misalnya acara yang diadakan oleh BLIA YAD Indonesia. Untuk zona ini, terdiri dari ruang tidur untuk perserta yang

Gambar 4.8. Tampak Belakang Vihara Dharma Shanti

Gambar 4.9. Tampak Samping Kiri Vihara Dharma Shanti

terdiri dari 10 ruangan (5 ruangan untuk pria dan 5 ruangan untuk wanita) dengan total dapat menampung sekitar ± 160 orang.

- Zona privat.

Zona privat merupakan area yang tidak boleh diakses oleh pengunjung maupun peserta acara di Vihara Dharma Shanti Berastagi. Pada zona ini hanya khusus untuk Sangha dan pengelola Vihara Dharma Shanti Berastagi. Ruang itu terdiri dari ruang tidur untuk Sangha dan pengelola serta fungsi lainnya.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.11 di bawah ini.

4.2.3. Struktur

Untuk struktur dari bangunan Vihara Dharma Shanti Berastagi menggunakan sistem beton. Sedangkan untuk kedalaman pondasinya mencapai 25 meter dari ground. Sedangkan untuk bagian atap menggunakan genteng metal. Dan untuk lantai pada interior menggunakan granit sedangkan untuk ruangan baktisala menggunakan wood finishing pada lantainya.

4.2.4. Utilitas

Untuk utilitas pada bangunan, tersedia tempat penampungan air berupa drum besar. Karena lokasi dari Vihara Dharma Shanti Berastagi letaknya jauh dari permukiman penduduk. Sehingga pada waktu liburan, akan kesulitan air karena pasokan air yang masuk digunakan oleh pihak

villa. Untuk instalasi listrik, Vihara Dharma Shanti Berastagi menggunakan daya sebesar 25.000 KW untuk memenuhi kebutuhan listrik.

4.3. Analisa Kebutuhan Ruang 4.3.1. Besaran Ruang

Kebutuhan ruangan yang diperlukan oleh Xiang Shan Meditation Center ini tidak begitu banyak. Sebab Xiang Shan Meditation Center merupakan pusat meditasi yang terdiri dari beberapa massa bangunan. Beberapa ruangan yang terdapat pada Xiang Shan Meditation Center ini adalah pos jaga, gedung fasilitas pendukung (gabungan dari gerbang, area souvenir, dan area perpustakaan), bangunan utama yang merupakan gabungan 3 massa bangunan (aula makan, aula tidur, area kumpul yang atasnya merupakan aula meditasi) yang dihubungkan oleh 3 jembatan.

Total luasan untuk ketiga bangunan ini sekitar ± 845,5 meter sedangkan luasan site ini sekitar ± 1,2 hektar. Dan sisa lahan tersebut akan digunakan untuk area taman, area prasasti, area bermain, area patung, area kolam, area gazebo yang digunakan untuk meditasi outdoor, area refleksi, dan lainnya yang akan disesuaikan pada saat peletakkan massa bangunan.

Untuk detail besaran ruang pada Xiang Shan Meditation Center dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tabel Besaran Ruang

Jenis Ruang Kapasitas Standar Sumber

Luas Ruang

(m2) Aula

Meditasi Aula Meditasi 100 orang Ø 15 m III 176,625

Aula Makan

Aula Makan (+ Dapur &

Toilet)

100 orang Ø 15 m III 176,625

Aula Tidur Aula Tidur (+

Toilet) 100 orang

Ø 15 m x

2 aula III 353,25

Pos Jaga Pos Jaga (+

Gedung Faslitas Pendukung Perpustakaan 12 orang 2 m 2 / orang I 24 2.000 buku 100 buku / m2 II 20 Area Souvenir - ± 45 m 2 III 45 TOTAL 845,5 SIRKULAS 20 % 169,1 TOTAL KESELURUHAN 1014,6 Keterangan tabel :

I : Neufert Data Architect

II : Joseph de Chiara, Time Saver Standard III : Asumsi dan Pengamatan Studi

4.3.2. Besaran Parkir

Kebutuhan parkir yang ditentukan oleh pihak Vihara Dharma Shanti adalah ± 4 bus, ± 18 mobil, dan ± 20 sepeda motor.

- Parkir Mobil.

Dimensi parkir mobil = 3 m x 5 m = 15 m2. Kebutuhan ruang = 18 x 15 m2 = 270 m2. Sirkulasi 30% = 30% x 270 m2 = 81 m2. Total luas kebutuhan parkir mobil = 351 m2. - Parkir Sepeda Motor.

Dimensi parkir sepeda motor = 1 m x 2 m = 2 m2. Kebutuhan ruang = 20 x 2 m2 = 40 m2.

Sirkulasi 30% = 30% x 20 m2 = 12 m2.

Total luas kebutuhan parkir sepeda motor = 52 m2. - Parkir Bus.

Dimensi parkir bus = 5 m x 12 m = 60 m2. Kebutuhan ruang = 4 x 60 m2 = 240 m2. Sirkulasi 30% = 30% x 240 m2 = 72 m2. Total luas kebutuhan parkir bus = 312 m2.

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Tapak

5.1.1. Konsep Zoning dan Tata Ruang Luar

Pada Xiang Shan Meditation Center ini, tapak ini dibagi menjadi area publik, area semi privat, dan area privat. Area publik meliputi area parkir, pos jaga, gedung fasilitas pendukung, area refleksi, area bermain, dan area taman. Area semi privat meliputi area kumpul dan aula makan dimana area semi privat dan area publik dipisahkan oleh aliran air sehingga dihubungkan oleh sebuah jembatan. Pada saat ada kegiatan retret meditasi, para pengunjung tidak diperbolehkan melewati area jembatan tersebut sebab akan mengganggu ketenangan para meditator. Untuk area privat merupakan aula tidur, aula meditasi, dan area meditasi outdoor. Aula meditasi ditempatkan di atas area kumpul agar lebih terhindar dari kebisingan suara dari para pengunjung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.1 di bawah ini.

5.1.2. Konsep Entrance

Entrance menuju Xiang Shan Meditation Center ini ada 2. Yang pertama merupakan entrance yang terdapat di Jalan Mimpin Tua (sebelah selatan pada site) dimana pada entrance ini lebih diprioritaskan untuk kendaraan bermotor karena dekat dengan area parkir, dan pada sisi selatan ini juga terdapat jalur keluar untuk kendaraan bermotor. Untuk entrance yang kedua terletak di depan Vihara Dharma Shanti Berastagi yang terdapat tangga dimana entrance ini juga sekaligus jalur keluar yang digunakan untuk para pejalan kaki. Untuk akses menuju bangunan utama, hanya diperbolehkan untuk para pengunjung apabila sedang tidak ada kegiatan retret meditasi dimana entrance menuju bangunan utama merupakan sebuah jembatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.2.

5.1.3. Konsep Orientasi Bangunan

Massa bangunan utama berada di sebelah utara site sebab pada sisi ini merupakan sisi yang lebih dekat dengan areal hijau dan merupakan area dengan tingkat kebisingan paling rendah serta view yang bagus. Untuk semua pintu masuk bangunan menghadap ke arah selatan sebagai sisi depan dari bangunan agar para pengunjung dapat mengetahui langsung akses bangunan tersebut. Bangunan fasilitas pendukung yang sekaligus berfungsi sebagai gerbang berada di sebelah selatan site yang di depannya terdapat area plaza agar para pengunjung dapat beristirahat sejenak maupun mengambil foto – foto. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.3.

5.1.4. Konsep Sirkulasi

5.1.4.1. Konsep Sirkulasi Kendaraan Bermotor

Area parkir bus, mobil, dan kendaraan bermotor berada di sisi selatan dan sisi barat site. Pada kedua sisi ini berbatasan langsung dengan Jalan Mimpin Tua. Akan tetapi, area parkir utama terletak di sisi selatan site sedangkan area parkir yang terdapat pada sisi barat site merupakan area parkir di sisi jalan. Sirkulasi masuk kendaraan ke dalam site dan sirkulasi kendaraan keluar kendaraan ke luar site hanya terdapat di sisi selatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.4.

5.1.4.2. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki

Terdapat dua area untuk pejalan kaki, yaitu pada sisi selatan yang merupakan area parkir serta area barat yang merupakan area tangga yang menghubungkan site dengan vihara eksisting. Pada sisi selatan, setelah pengunjung memarkirkan kendaraan mereka,

mereka bisa berjalan kaki menuju area plaza yang dapat diakses dengan tangga serta ramp untuk pernyandang cacat. Pada sisi barat, dapat diakses langsung dengan menuruni tangga dari jalan yang berada di tengah – tengah dan vihara. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.5.

5.1.5. Konsep Tata Hijau

Pada area site terdapat banyak vegetasi yang berfungsi sebagai elemen estetis dan juga sebagai shading atau buffer pada site. Selain di dalam site, pada sisi utara dan timur juga dikelilingi oleh areal. Pada bangunan utama, dikelilingi oleh pohon – pohon, area taman, dan sungai kecil yang memisahkan area bangunan utama dengan area publik. Di tengah – tengah site terdapat area kolam teratai dan area taman yang dapat diakses oleh para pengunjung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.6.

5.2. Konsep Bentukan Massa

Bangunan utama pada Xiang Shan Meditation Center ini adalah ketiga aula yang terdapat di sisi utara site, yaitu aula meditasi, aula makan, dan aula tidur. Ketiga massa tersebut dikelilingi oleh aliran air sehingga ketiga bangunan tersebut dihubungkan dengan sebuah jembatan. Bentuk dasar bangunan merupakan lingkaran dengan maksud menghindari sudut yang tajam yang dianggap tidak baik.

Adapun penggunaan atap bertingka agar mendapatkan cahaya yang cukup dan udara di dalam tetap sejuk dan tidak terlalu dingin. Bangunan vihara eksisting juga menggunakan atap bertingkat. Mengapa tiga tingkat? Karena adanya filosofi buddhis yang mengatakan atap bertingkat yang bagus itu adalah bilangan ganjil, yaitu 3, 5, dan seterusnya dan memiliki makna tersendiri sedangkan sisinya merupakan bilangan genap.

Pada sisi dinding juga digunakan batu alam agar memiliki keselarasan dengan vihara eksisting. Elemen – elemen cina juga diterapkan pada pintu bangunan tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Bangunan fasilitas pendukung pada Xiang Shan Meditation Center ini merupakan gerbang yang diapit oleh area souvenir dan area perpustakaan. Di tengah bangunan ini terdapat moon gate yang merupakan salah satu elemen penting dalam penerapan chinese garden.

Penerapan atap bertingkat juga terdapat di sini, namun bukan merupakan tingkatan ganjil seperti bangunan utama, tetapi merupakan

penerapan dari bentuk atap vihara eksisting sebagai penyelarasan dengan vihara tersebut. Pada dinding juga digunakan batu alam.

Pada lantai dua, bisa diakses oleh pengunjung sehingga pengunjung bisa menikmati view dari atas dan pada dinding lantai 2 ini juga terdapat elemen cina di jendelanya yang berbentuk swastika. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 5.8.

5.3. Konsep Struktur

Konsep struktur pada Xiang Shan Meditation Center meliputi : a) Struktur pondasi.

- Struktur bagian pondasi menggunakan dua jenis pondasi, yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi telapak seperti pada Gambar 5.9 dan Gambar 5.10.

- Pondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. - Tiang pancang bentuknya panjang dan langsung menyalurkan

beban ke tanah yang lebih dalam.

- Bagian kolom yang menerima beban langsung dari atap akan menggunakan pondasi tiang pancang (bangunan utama), sedangkan bagian yang tidak langsung menerima beban dari atap akan menggunakan pondasi telapak (bangunan fasilitas pendukung, pos jaga, dan gazebo).

b) Dinding.

- Struktur dinding menggunakan dinding bata.

- Pada sisi dalam dinding dilapisi dengan cat tembok. Gambar 5.10. Pondasi Telapak Gambar 5.9. Pondasi Tiang Pancang

- Pada sisi luar dinding bangunan juga menggunakan cat tempok dan pada area dinding di bawah jendela akan ditonjolkan dengan menggunakan batu alam seperti pada Gambar 5.11.

c) Penutup lantai.

Penutup lantai di dalam bangunan akan menggunakan granit seperti yang terdapat pada vihara eksisting.

d) Rangka atap.

Rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan. e) Penutup atap.

Penutup atap menggunakan atap genteng metal.

5.4. Konsep Utilitas

Untuk utilitas pada bangunan, tersedia tempat penampungan air berupa drum besar yang akan didistribusikan ke bangunan – bangunan. Karena lokasi dari Vihara Dharma Shanti Berastagi letaknya jauh dari permukiman penduduk, maka dibuat tempat penampungan air tersebut. Selain hal itu, ada juga sebab lainnya yaitu pada saat waktu liburan, akan kesulitan air karena pasokan air yang masuk digunakan oleh pihak villa. Untuk pembuangan air kotor, pada akan langsung dibuang ke saluran pembuangan.

5.4.1. Konsep Elektrikal

Sumber arus listrik pada bangunan dapat diperoleh melalui : - Arus PLN,

- Generator (tenaga cadangan).

Generator terdapat di gedung vihara eksisiting sehingga tidak menimbulkan polusi dan kebisingan untuk para meditator dan pengunjung. Untuk instalasi listrik, Vihara Dharma Shanti Berastagi menggunakan daya sebesar 25.000 KW untuk memenuhi kebutuhan listrik.

5.4.2. Konsep Pengkondisian Udara

Sistem pengkondisian udara yang dipakai merupakan pengkondisian udara alami sebab site ini terletak di area gunung dan masih mendapatkan yang sejuk dan dingin. Untuk memaksimalkan udara yang masuk, diberi bukaan yang secukupnya agar para meditator tidak kedinginan pada malam hari.

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1. Gambar Perancangan

Hasil gambar perancangan dari Xiang Shan Meditation Center ini berupa site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana, dan detil dari bangunan yang ada. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada gambar berikut :

6.1.1. Site Plan

6.1.2. Ground Plan

6.1.3. Bangunan Pendukung

Gambar 6.3. Denah Bangunan Pendukung

Dokumen terkait