• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III MAKNA KANJAN SERAYONG

3.2 Makna Ritual Kanjan Serayong

3.2.5 Makna Kanjan Serayong yang Berkaitan dengan Sosial

Setiap manusia tidak bisa lepas dari kehadiran orang lain di sekitarnya hal ini masih terasa di masyarakat Dayak Pesaguan. Kehidupan sosial dalam masyarakat Dayak khusus Dayak Pesaguan masih terus terjalin sampai sekarang, sikap sosial dalam masyarakat ini

bisa dilihat dari sikap saling membantu antar masyarakat baik dalam suanana duka (kematian, kebakaran dan musibah lainnya) maupun suasana gembira (perkawinan, pesta panen dan suasana kembiralainnya) bantuan yang diberikan bisa berupa materi dan tenaga.

Dalam ritual Kanjan Serayong sikap sosial masyarakat Dayak pesaguan bisa dilihat dan dirasakan. Masyarakat di sekitar memberi bantuan tanpa diminta karena, kehidupan sosial seperti ini sudah menjadi tradisi dalam masyarakat. Dengan kehidupan sososial seperti ini hubungan antar masyarakat semakin terjalin erat. Maka, makna

Kanjan Serayong yang berkaitan dengan sosial adalah dengan adanya ritual Kanjan Serayong hubungan antar masyarakat makin terjalin erat.

52

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dari bab-bab sebelumnya, dapat memberikan beberapa gambaran mengenai ritual Kanjan Serayong yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Pesaguaan dianggap memiliki folk tersendiri. Secara umum Kanjan Serayong diartikan sebagai rangkaian upacara terakhir dari adat kematian. Ritual Kanjan Serayong ini dilakukan oleh masyarakat Dayak Pesaguan ditujukan untuk mengungkapkan rasa iklas terhadap keluarga yang telah lama meninggal dunia agar arwah yang sudah meninggal tersebut bisa tenang di surga.

Secara lebih rinci, penulis menyimpulkan sebagai perikut:

1. Ritual Kanjan Serayong bagi suku Dayak Pesaguan khususnya bagi para keluarga yang masih hidup adalah sebagai tanda ungkapan rasa iklas untuk melepas kepergian keluarganya yang meninggal. Keluarga yang masih hidup dapat melepaskan masa bergabung (patang) setelah mengadakan ritual Kanjan Serayong.

2. Ritual Kanjan Serayong bagi suku Dayak Pesaguan khususnya untuk keluarga yang sudah meninggal dianggap sudah tenang diseruge dalam sebayan tujoh (dalam surga). Keluarga yang masih hidup menganggap sudah menyelesaikan tanggung jawabnya terhadap keluarganya yang sudah meninggal dunia dengan mengadakan ritual Kanjan Serayong.

3. Bagi keluarga yang masih hidup tidak melakukan ritual Kanjan Serayong bukan berarti mereka belum mengiklaskan keluarganya yang sudah meninggal untuk beristirah dengan tenang. Mereka tidak mengadakan ritual Kanjan Serayong kerena keterbatasan biaya. Untuk melakukan ritual Kanjan Serayong memerlukan biaya yang banyak. Keluarga yang masih hidup tidak melakukan ritual Kanjan Serayong karena keterbatasan ekonomi akan berpantang untuk selamanya sampai dia meninggal dunia, keluarga yang berpantang adalah keluarga yang paling dekat dengan orang yang meninggal seperti, bila suami meninggal maka yang berpantang adalah istrinya. Keluarga yang tidak mengadakan ritual Kanjan Serayong hanya mengadakan ritual seratus hari setelah keluarganya meninggal untuk pengungkapan rasa iklas biar yang sudah meninggal bisa beristirat dengan tenang untuk slamanya.

4. Dalam ritual Kanjan Serayong juga ada makna yang berkaitan dengan Ekonomi, Pendidikan, Religi, dan Sosial.

4.2 Saran

Penelitian ini hanya membahas mengenai makna ritual Kanjan Serayong bagi suku Dayak Pesaguan yang ada di Kecamatan Tumbang Titi.penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih luas lagi oleh peneliti selanjutnya. Peneliti berikutnya dapat menggunakan teori dan sudut pandang yang berbeda sehingga hasil penelitian pun menjadi lebih bervariasi misalnya

sosiologi sastra atau psikologi sastra. Dengan kata lain, penelitian ini dijadikan sarana acuan dan panduan untuk penelitian selanjutnya.

Wilayah Kabupaten Ketapang di Kalimantan Barat terutama Kecamatan Tumbang Titi merupakan salah satu daerah yang masih terus melaksanakan ritual Kanjan Serayong. Studi sastra yang berhubungan dengan folklor dapat menjadikan ritual Kanjan Serayong sebagai suatu objek telaah yang baik mengingat belum banyak yang belum tau ritual Kanjan Serayong dan masih bayak lagi tradisi-tradisi peninggalan nenek monyang yang belum tergali. Kajian folklor dan sastra dapat bermanfaat bagi studi lapangan yang dilakukan di Kecamatan Tumbang Titi dan di daerah Kalimantan Barat lainnya yang masih melaksanakan ritual Kanjan Serayong. Manfaat yang didapat, kita bisa mengenal dan mengetahui proses ritual Kanjan Serayong dalam masyarakat Dayak dari hasil wawancara dengan orang yang tau tentang ritual Kanjan Serayong dan obsevasi yang dilakukan oleh peneliti.

55 Revisi III. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baal, J Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya: Hingga Dekade 1970. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia.

Coomans, Mikhail. 1987. Manusia Dayak : Dulu, Sekarang, dan Masa Depan. Jakarta: Gramedia

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Edisi ke dua. Jakarta: Depdikbud.

Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Grafiti Press.

Dove, Michael R. dkk. 1994. Kebudayaan Dayak : Aktualisasi dan transformasi.

Jakarta: Gramedia

Endraswara, Swardi. 2005. Tradisi Lisan Jawa: Warisan Abadi Budaya Leluhur. Yogyakarta: Narasi.

Fridilin Ukur. 1971. Tantang-Djawab Suku Dayak. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hadi, Sutrisno. 1979. Metodologi Research, jilid II. Yogyakarta: Yayasan

Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Koentjaraningrat. 1967. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Komaruddin, P. 1974. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa. Moeliono, M. Anton dkk. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Susanto, P.S Hary. 1987. Mitos, Menurut Pemikiran Nircea Eliade. Yogyakarta: Kanisius.

Taum, Drs. Yapi. 2002. “Hakekat dan Metodelogi Penelitian Sastra Lisan”. Penelitian Lisan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma.

Wikipedia,ensiklopedia bebas .15 Desember 2008. Geografi dan Topografis Kecamatan Tumbang Titi. (Online), (Http:// ketapang.co.id, diakses jam 07:30)

Makan Bersama

Dalam ritual yang diadakan oleh suku Dayak termasuk Dayak Pesaguan selalu mengawali ritual dengan acara makan besama supaya orang-orang yang akan bekerja tidak kelaparan dan punya tenaga untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Proses bembuatan Tambak

Orang-orang yang membuat Tambak adalah orang-orang pintar memahat dan mengukir.

Tambak

Tambak sudah selesai dibuat dan siap untuk diantar ke kuburan jenazah

Sandong

Sandong yang dibuat di depan rumah keluarga jenazah.

Sandong tidak disimpan di kuburan seperti Tambak

Pembuatan Sesaji

Pembuatan sesaji adalah orang yang tau apa yang dibutukan dan apa mantara yang harus disampaikan ke roh halus biar roh-roh tersebut tidak mengganggu proses berlangsungnya ritual

KanjanSerayong

Sesaji

Sesaji siap diantar keujung kampung biar ritual Kanjan Serayong bisa mulai

Pengambilan Darah Ayam

Unuk pengambilan darah ayam adalah Dukun (Balian) yang memimpin rirual Kanjan Serayong karena sebelum ayam diambil kedarahnya ada mantra yang dibacakan

Darah Ayam

Darah ayam yang disimpan dalam bambu dipakai untuk ritual Menyimak Tihang Sandung (Hanya khusus untuk Ritual

Sandong)

TarianBerdansai

Tari Berdansai ini tarian yang dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dari yang tua sampai yang muda. Tarian ini hanya tarian untuk bersuka ria

Tarian Silat

Tarian sialat ini hanya dilakukan oleh orang tua saja anak-anak tidak diperbolehkan takut membahayakan orang karena anak-anak dianggap emosinya belum stabil

TemiangPugu (Bambu)

Tempat menyimpan minuman yang diminum sebelum menari dan hanya yang akan menari saja yang minum air

Tuak(minuman khas orang Dayak) yang disediakan di Temiang Pugu

Tanduk Kerbau

Suku Dayak Peaguan mengunakan tanduk kerbau untuk minum Tuak(minum khas Dayak) sebagai tanda kalau mengadakan ritual Kematian minumnya menggunakan tanduk kerbau.

LumpangTamiang (tempat Minum Tuak)

Selain mengunakan tanduk kerbau suku Dayak Pesaguan juga menggunakan Lumpang Temiang untuk minum

Tuak(minuman khas orang dayak) minuman dalam tanduk kerbau dan Lumpang Temiang bisa dimunum oleh siapa saja yang ikut hadir menyaksikan ritual KanjanSerayong

Tentabohan (alat musik tradisional)

Tentabohan adalah alat musik tradisional yang slalu digunakan oleh orang Dayak untuk mengadakan ritual baik ritual kematian maupun ritual bukan kematian hanya saja setiap ritual bunyi Tentabohan yang dimainkan berbeda biar bisa membedakan antara ritual kematian dan ritual bukan kematian

Selendang

Selendang digunakan oleh para penari wanita

Tekulok (ikat kepala)

Tekulok (ikat kepala) juga digunakan oleh penari wanita

Mandau

Mandau alat yang digunakan untuk menarikan tarian silat dan yang menarikan tarian silat hanya laki-laki dewasa saja

Topi

Topi yang digunakan oleh penari laki-laki

Susana di Tentarok

Tentarok adalah tempat yang disediakan untuk para tamu dan warga yang ingin menyaksikan ritual KanjanSerayong

Natar

Natar adalah tempat yang disediakan untuk tempat menari, menyimpan alat-alat yang digunakan untuk menari seperti, Mandau, TemiangPugu (tempat air Tuak), dan Topi

Mengantar Tambak Kekuburan

Tarian Tapung Tambilai

Tarian Tapung Tambilai adalah tarian yang dilakukan oleh laki-laki dan hanya Dukun dan Domong yang menarikan tarian ini.

Ritual Penutup

Ritual pelepasan masa Berkabung(berpantang) dan pembagian cendara mata untuk para tamu undangan sebagai ungkapan terimakasih telah bersedia datang untuk menyaksikan ritual Kanjan Serayong

Balian(Dukun)

Belian adalah orang yang memimpin ritual Kanjan serayong

Domong

Orang yang dianggap cerdikcendiawan. Orang yang mengerti tentang adat istiadat dan hukum Adat di wilayahnya

Nama : Fransiskus Raji’in Lahir : Jelayan, 14 Januari 1940 Pend : SMA

Peker : PNS

Nama : Siron

Lahir : Serengkah kiri, 03 Maret 1950 Pend : SD

Peker : Wiraswasta

Nama : Huros

Lahir : Serengkah kiri, 10 Juli 1936 Pend : SD

Peker : Wiraswasta

Nama : Antonia Norma

Lahir : Serengkah kanan , 22 Oktober 1962 Pend : Diploma

Nama : Agnesia

Lahir : Sandai, 22 Maret 1987 Pend : Diploma

BIOGRAFI PENULIS

Vinsensia Nanong Astuti lahir di Betenung, tanggal 20 Agustus 1986.

menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 2 Betenug tahun 1998,

kemudian menyelesaikan pendidikan di SMP Usaba 2 Kabupaten

Ketapang tahun 2001, dan menyelesaikan Pendidikan Menengah Atas

di SMAN 2 di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat tahun 2004.

Melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004

mengambil Fakultas Sastra, Program Studi Sastra Indonesia. Lulus tanggal 21 November

2009 dengan judul skripsi Makna Kanjan Serayong bagi Suku Dayak Pesaguan

Dokumen terkait