• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Lokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Komponen Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak

4.1.1 Makna Lokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam

Setiap tindak tutur pada umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat dapat dikaji dari aspek yang tersurat maupun yang tersirat. Kajian tindak tutur dari aspek yang tersurat atau penelahaan teks berdasarkan makna leksikal yang harafiah dalam kajian ini dikenal dengan terminologi makna lokusi (lihat kerangka teori 2.3). Pada hakikatnya para linguis seperti Kempson (1984: 59-60) dan Wijana (1996: 17-18) mengisyaratkan bahwa makna lokusi suatu tindak tutur bisa sama atau berbeda dari makna ilokusinya. Hal ini selain dipengaruhi oleh maksud, niat, dan tujuan penutur yang mengutarakan sebuah tindak tutur, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya penutur, konteks, dan lingkungan penutur seperti pada uraian berikut. 4.1.1.1. Tindak lokusi hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat masyarakat Batak

Toba

(1) Sai jolo ninangnang do ninna asa ninungnung

Sai jolo dipangan do asa sinungkun

Terlebih dahulu baik-baiklah bertanya supaya dibisikkan Terlebih dahulu dimakanlah supaya ditanyakan

Makna umpasa yang dimaksud adalah menginformasikan sebelum memulai rapat adat terlebih dahulu dilaksanakan makan bersama.

(2) Dia ma nuaeng langkatna dia ma unokna

Dia ma hatana dia nidokna Manalah kulitnya manalah isinya

Manalah perkataannya manalah maksudnya

Makna umpasa ini bertanya dan menginformasikan apa maksud kedatangan pihak boru ke rumah pihak hulahula.

(3) Bona ni aek puli dolok ni Sitapongan

Sai tubu ma di hamu angka na uli, jala sai lam tamba ma pansamotan

Sumber air enau di gunung Sitapongan

Semoga lahirlah kepada kalian yang bagus dan bertambah penghasilan

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada boru semoga

mendapat keturunan dan berkat berkelimpahan. (4) Ranting ni bulu jait masijaotan

Siangkup ni hata na uli, dia ma nuaeng sitaringotan Ranting bambu saling berkaitan

Kemudian dari perkataan yang baik, apakah sekarang kita bicarakan

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan apa masalah yang akan dibicarakan.

(5) Ndang tuktuhon batu, dakdahan simbora

Ndang tuturan datu, ajaran na marroha

Jangan memecahi batu, jangan meleburkan timah

Jangan menggurui yang pandai, jangan diukur kekayaan yang kaya

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan bahwa pihak boru tak perlu diajari lagi.

(6) Pat ni gaja tu pat ni hora

Anak ni raja do hamu, pahompu ni namora

Kaki gajah ke kaki musang

Anak rajalah kalian dan cucunya orang kaya

Makna umpasa ini maksudnya bahwa pihak boru adalah anak raja dan keturunan cucu yang kaya.

(7) Balintang ma pagabe tumandangkon sitodoan

Saut hita jala gabe, ai nungga masipaolo-oloan

Kayu yang dijadikan mengapit tiang membelakangi alat bertenun Jadi kita selamat dan berketurunan, karena sudah saling seia sekata

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan semoga mendapat keturunan disebabkan karena sudah saling seia-sekata.

(8) Aek Sidurian marbona di Sitapongan

Tiur ma di hamu pansarian, jala dor nang pangomoan

Air Sidurian berasal dari Sitapongan

Tanpa mengalami kesusahan kalian mencari nafkah dan mendapat untung

besar dari berdagang.

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan semoga mendapat nafkah dan rezeki berkelimpahan.

4.1.1.1Tindak lokusi dongan sabutuha ni hulahula ‘kerabat semarga pemberi istri’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba (13) Barita ni lampedang mardangka bulung bira

Barita ni hamoron muna tarbege do ro di dia

Harum dari bunga Lampedang bercabang kedalam talas

Kekayaan kalian terbakar sampai kemana-kemana

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan bahwa pihak boru terkenal orang kaya.

4.1.1.2 Tindak lokusi dongan sabutuha boru ‘kerabat semarga penerima istri’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba (17) Madabu ansosoit tu toru ni pansapansa

So tung didok hamu na tois hapogoson do na mamaksa

Jatuhnya burung kecil ke bawah tempat penghalau burung

Jangan dikatakan kami yang tidak tahu adat, kemiskinanlah yang membuat

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada hulahula bahwa keberadaan keuangan boru-lah yang tidak ada.

4.1.1.3 Tindak lokusi boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(22) Sititi ma sihompa golang-golang pangarahutna

Tung so sadia pe i nuaeng na hupatupa hami i sai godang ma pinasuna

Titi kecil tempat menyeberang, diikat gelang-gelang

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada hulahula agar senang memakan hidangan yang dibawa pihak boru tidaklah mewah tetapi didasarkan ketulusan hati semoga banyak berkatnya.

(23) Ampapaga dolok

Tu ampapaga ni Humbang Ba hita do marsogot Laos hita do nang haduan

Rumput digunung

Ke rumput di Humbang Kita sekarang kita pula besok Lantas kita pula dikemudian hari

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada hulahula bahwa pihak boru dapat menjalin ikatan kekeluargaan.

(24) Pitu ninna lilina paualu jugiana

Na uli do ninna nipina ai dijanghon boru muna do ibana

Tujuh katanya lidinya kedelapan manik-maniknya

Yang indahlah mimpinya sebab diterima putri kalianlah dia

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada pihak hulahula bahwa kasih sayang anak dari pihak boru disambut puteri dari hulahula. (25) Tinapu bulung siarum bahen uram ni pora-pora

Na hansit gabe malum molo dapot sinangkap ni roha

Dipetik daun bayam dibuat sayur untuk ikan kepras

Yang sakit jadi sembuh jikalau dapat apa yang diinginkan dihati

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada hulahula karena mendapat sambutan yang baik dari hulahula.

(26) Sai tu ginjang ninna porda sai tu toru do pambarbaran

Sai naeng mamora ninna roha hape ingkon pogos do ninna sibaran

Terus menerus ke atas dikampak terus menerus ke bawah ditetak

Berharap keinginan menjadi kaya rupanya nasiblah yang membuat miskin

(27) Madekdek ansosoit tongon tu tarumbara

Unang dok hamu parholit silehonon do soada

Jatuhnya burung pipit tepat ke kolong rumah

Jangan dikatakan kalian kami pelit pemberian kamilah yang tidak ada

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan pihak boru tidak mampu memberi banyaknya uang emas kawin yang diminta hulahula.

(28) Ndang adong be i na sili ndang adong be na longa

Nunga be i tung sirsir nunga be i tung hona

Tidak ada yang selisih, tidak ada yang tidak penuh

Sudah demikian sesuai, sudah sangat tepat

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan berterima kasih pihak

boru kepada kawan sekampung mereka karena telah mendukung pendapat

dari pihak boru. (29) Tinapu bulung ni sabi

Dongan ni lompa ni pangula

Sahat ma pasu-pasu na nilehon muna di hami Sai horas nang hamu hulahula

Dipetik daun sawi

Sampailah berkat yang kalian berikan kepada kami Semoga selamat juga kalian hulahula

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada hulahula terlebih-lebih kepada tulang ‘paman’ pihak hulahula yang telah memberi kata-kata petuah.

4.1.1.4 Tindak lokusi dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(32) Aek godang, aek laut

Dos ni roha do sibahen na saut

Air sungai, air laut

Kesamaan hatilah membuat jadi bersatu

(33) Ai nungga jumpa tali apsa

Bahen ihot ogung oloan

Nungga denggan marujung hata Jala masipaolooloan

Sudah jumpa tali lingkaran

Untuk pengikat jadi gendang Sudah berakhir bagus pembicaraan Dan saling seia-sekata

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada kedua belah pihak supaya ada kesepakatan uang emas kawin yang dimusyawarahkan. (34) Sai masiamin-aminan ma hamu songon lampak gaol

Jala masitungkol-tungkolan songon suhat di robean

Semoga saling mendukunglah kalian seperti kulit pisang

Dan saling menyokong seperti keladi ditepi jurang

Makna umpasa ini menyarankan kepada kedua belah pihak supaya saling bekerja sama nantinya dalam mengadakan pesta.

4.1.1.6. Tindak lokusi raja ni hulahula/tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(44) Lam godang niula tano lam godang mapanganhononho

Lam godang sinamot jinalo lam godang ma sisarihononho

Semakin banyak tanah yang dikerjakan semakin banyaklah diperoleh hasil

Semakin banyak uang emas kawin diterima semakin banyaklah yang dipikirkan

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada boru-nya

‘pemberi istri’ kalau banyak harta kita banyak juga kegunaannya. (45) Sai masiaminan-aminan ma hamu di ulaon sangon lampak gaol

Jala masitungkol-tungkolan songon suhat di robean

Saling dukung mendukunglah kalian dipekerjakan seperti kulit pisang

Dan saling menyokonglah seperti keladi ditepi jurang

(46) Sisada urdot hamu, sisada tortoran

Sisada tahi ma hamu sisada oloan

(47) Ansimun sisada holbung tu pege na sangkarimpang

Rap manimbung ma hamu ia tu toru, rap mangangkat ia tu ginjang

Bergabung mentimun melengkung ke jahe yang sekeranjang

Bersama-samalah kalian melompat ke bawah, bersama-sama naik ke atas

Makna umpasa (45), (46), dan (47) ini maksudnya menginformasikan paman ‘pemberi istri’ kepada kedua belah pihak supaya saling kerja sama dan saling pengertian.

(48) Urat ninangkat ma tu urat ni hotang

Ba tusi hami mangalangka, ba sai ma hamu dapotan

Tubu simatangan di julu ni tapian

Sai horas hamu di pardalanan jala sai tiur ma pansarian Urat damaklah ke urat rotan

Ya kesana kami melangkah, ya semoga kalian berhasil

Tumbuh pohon simatangan (untuk tembakau rokok) di hulu tepi pancuran Semoga selamat di perjalanan dan semoga berhasil mendapat nafkah

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan paman ‘pemberi istri’

kepada pihak boru ‘pemberi istri’ bila bepergian semoga mendapat perlindungan dan mendapat keselamatan.

(49) Ba sai marrongkap ma nasida songon bagot

Sai marsibar songon ambalang Sai saut ma nasida gabe ripe na uli

Ripe na denggan halomoan ni roha ni Tuhan dohot sipalas rohanta saluhutna

Ya semoga jodoh mereka seperti pohon enau

Semoga berbentuk ali-ali

Semoga jadi keluarga yang baik

Keluarga yang taat kepada Tuhan serta kebanggaan kita semua

Makna umpasa ini maksudnya menginformasikan kepada kedua calon pengantin supaya perkawinan mereka diberkati Tuhan dan mendapat keturunan.

4.1.1.7. Makna ilokusi umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat

Subbagian ini lebih dititik beratkan pada kajian makna ilokusi yang

terkandung pada penggunaan umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat. Wijana (1996: 19) mengisyaratkan bahwa tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi dan sebagainya. Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. Hal ini senada dengan klaim Kempson (1984: 50) yang menganggap bahwa makna ilokusi sebuah tindak tutur merupakan sumber utama atau pusat wilayah terhadap makna lokusi dan makna perlokusi.

Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, makna ilokusi menurut prespektif teori tindak tutur dapat ditelaah melalui fenomena linguistik dan fenomena nonlinguistik selama tindak tutur berlangsung seperti pada uraian berikut.

4.1.1.8. Tindak ilokusi hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat adat masyarkat Batak Toba

(9) Pitu lili nami paualu jugia nami

Na uli do nipi nami ai gohan muna ma hajut nami

Tujuh lidi kami, kedelapan manik-manik kami.

Yang indahlah mimpi kami karena akan kalian penuhi permintaan kami

Makna umpasa ini memohon supaya menyanggupi uang emas kawin yang diminta.

(10) Nunga disi talina, disi rompuna

Nunga disi daina, disi holpuna

Sudah disitu talinya, disitu kumpulannya

Sudah disitu rasanya, disitu pula nikmatnya

Makna umpasa ini memohon supaya mengabulkan uang emas kawin yang diusulkan dari kawan sekampung mereka.

(11) Hauma na tardas dipaullusullus alogo

Molo aek na bagas sai niulakulak do nidodo

Sawah yang datar dihembus-hembus angin

Kalau air yang dalam terus menerus diukur dalamnya

Makna umpasa ini meminta menambahi jumlah uang emas kawin kepada pihak boru.

(12) Marbunga ma lasuna dompak mata ni ari

Atik na maruba do pe roha muna sinungkun jo sahali nari

Berbunga berambang menghadap matahari

Apakah masih berubah hati kalian, ditanya sekali lagi

Makna umpasa ini bertanya apakah masih bisa menambahi jumlah uang emas kawin yang diminta.

4.1.1.9Tindak ilokusi dongan sabutuha ni hulahula ‘kerabat semarga pemberi’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(14) Anak ni raja do hamu pinompar ni na mora

Molo na manambai hamu ba naeng ma umpola

Anak raja kalianlah, keturunan orang kaya

Kalaulah harus kalian menambahi, ya hendaklah lebih lumayan banyaknya

Makna umpasa ini memohon kepada pihak boru menambahi uang emas kawin yang diminta hulahula.

(15) Sapala na mardalani unang holan sahat tu Sigalangan

Sapala menambahi ba unang ma diparang-alangan

Kalau harus menjalani, jangan hanya sampai ke Sigalangan

Kalau harus menambahi, ya janganlah setengah-setengah

Makna umpasa ini memohon kepada pihak boru supaya memenuhi uang emas kawin yang ditentukan dari hulahula.

(16) Lasiak na rara binahen tu panutuan

Raja pe na raja sai suhut do sibahen putusan

Cabai yang merah dibuat kegilingan

Raja adalah raja alangkah baiknya tuan rumah yang membuat keputusan

Makna umpasa ini memohon supaya yang membuat keputusan dari pihak

suhut “tuan rumah”.

4.1.1.10. Tindak ilokusi dongan sahuta boru ‘kerabat semarga penerima istri’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(18) Ndang taranggur be na gantung di dolok ni Sipakpahi

Ndang taringot be na dung songon bongka siapari

Tidak terlempar lagi yang tergantung di gunung Sipakpahi

Tidak diteringati lagi seperti hal yang baru dibicarakan hal yang dulu

Makna umpasa ini meminta maaf bahwa keadaan pihak boru tidak seperti dahulu lagi.

(19) Niluluan tandok hape dapot parindahanan

Tolap pamangan do nian mando alai ndang tuk jamaon ni tangan

Dicari karung nasi rupanya dapat bakul

Mampunya mulut mengatakan tetapi tangan tidak sampai memberi

Makna umpasa ini meminta maaf kepada hulahula ingin memberi tetapi keadaan keuangan yang tidak ada.

(20) Duru ni harangan hatutubuan ni tada tada

Hansit do tangan raja nami mandanggurhon na so ada

Di tepi hutan tempatnya tumbuh pohon tada tada

Makna umpasa ini meminta maaf kepada pihak hulahula permintaan pihak

hulahula tidak dapat disanggupi.

(21) Mangula ma pangula di rura Pangaloan

Molo mangido hulahula, dae do so oloan

Berjalan pekerja di lembah Pangaloan

Bila meminta hulahula patutlah harus diberi

Makna umpasa ini berjanji kepada hulahula memenuhi uang emas kawin yang diminta.

4.1.1.11. Tindak ilokusi boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(30) Hudali ni pangula peak diginjang parapian

Molo tinuruti poda hulahula sai na ro ma parsaulian

Cangkul pekerja terletak di atas perapian

Jikalau dipatuhi nasehat dari hulahula, selalu mendapat kebaikan

Makna umpasa ini berjanji untuk menyanggupi uang emas kawin yang diminta hulahula.

(31) Pusuk ni jabi-jabi tu bulung ni simarlasuma

Tung otik pe na husombahon hami, sai godang ma na pinasuna

Daun pucuk beringin, ke daun berambang

Walaupun sedikit yang kami berikan, semoga banyaklah berkatnya

Makna umpasa ini memohon kepada hulahula supaya mau menerima uang emas kawin yang diberi pihak boru.

4.1.1.12. Tindak ilokusi dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(35) Sihingkit sinalenggam

Ba sai tapaune-une, asa dapot dumenggam

Sedikit menjadi penuh

Makna umpasa ini memohon supaya dipilih yang paling baik di antara permintaan dari hulahula.

4.1.1.13. Tindak ilokusi dongan sahuta boru ‘kawan sekampung penerima istri’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba (36) Sambil na tartondong dapot sa papaluan

Asa denggan martondong unang masipailaan

Jerat yang tertendang, dapatlah dilepaskan

Supaya bagus berfamili, jangan saling memalukan

Makna umpasa ini memohon kemufakatan dari kedua belah pihak supaya jangan saling mencari kekurangan.

(37) Lubuk Siguragura denggan do panjalaan

Molo sai mangigil hulahula olat ni na boi tinambaan

Lubuk Sigura-gura, baik tempat manjala

Jikalau masih terus menerus memohon hulahula, dapat diberi sesuai dengan kesanggupan

Makna umpasa ini memohon supaya permintaan hulahula dapat diberi sesuai kesanggupan.

(38) Sinuan bulu, sibahen nalas

Sinuan partuturan sibahen na horas

Ditanam bambu, untuk penghangat

Diciptakan kekeluargaan untuk keselamatan

Makna umpasa ini menasehati kepada kedua belah pihak kalau sudah berfamili supaya saling menyayangi.

(39) Dolok ni Pangaloan, hatubuan nib hau toras

Halak na masipaolo-oloan, ido na saut horas Gunung Pangaloan, tempat tumbuhnya kayu keras

Orang yang saling seia sekata, itulah yang memperoleh keselamatan

Makna umpasa ini menasehati kepada kedua belah pihak kalau saling menyayangi akan mendapat berkat dari Tuhan.

4.1.1.14. Tindak ilokusi raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba (40) Ndada ala ni godangna umbahen na nieahon

Ndada ala ni otikna umbahen na tindingkon

Bukan karena banyaknya, untuk jadi dipaksakan

Bukan karena sedikitnya untuk jadi tidak diterima

(41) Amporik marlipik, habang-habang tingki haleon

Na godang do na otik, asal las roha mangalehon

Burung pipit, terbang ke sana-sini sewaktu paca kelik

Banyak maupun sedikit, asal senang hati memberikannya

Makna umpasa ini paman menasehati dan menyarankan boru-nya ‘pemberi istri’ supaya menerima kesanggupan uang emas kawin yang diberikan pihak boru/paranak ‘penerima istri’.

4.1.1.15. Makna perlokusi umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat Seperti yang sudah diutarakan di depan, makna perlokusi lebih berorintasi pada penutur atau dampak yang ditimbulkan dari sebuah tuturan. Secara eksplisit dapat dikatakan bahwa makna perlokusi merupakan dampak atau akibat yang diharapkan dari makna (tindak) ilokusi. Wijana (1996: 19-20) mengisyaratkan sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja dikreasikan oleh penuturnya seperti pada uraian berikut.

4.1.1.16. Tindak perlokusi raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’

dalam rapat adat masyarakat Batak Toba (42) Tuat raja martua, marabit tiga bolit

Anggo tu hulahula, tung so boi do mangkolit

Turun raja bertuah, berpakaian dan berikat kepala tiga warna Kalau kepada hulahula, tidak dapat memberi terlalu pelit

(43) Bona ni aek Puli di dolok ni Sitapongan

Ingkon saut ma hita dapotan uli molo masipaolo-oloan

Mata air Puli (enau) dari gunung Sitapongan

Pasti dapat kita peroleh yang baik, jikalau kita saling seia-sekata

Makna umpasa ini memohon dan menasehati borunya ‘penerima istri’

supaya jangan pelit jikalau memberi kepada hulahula ‘pemberi istri’ dan menasehati supaya saling seia-sekata agar mendapat berkat.

4.1.1.17. Tindak perlokusi raja ni hulahula/tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba

(50) Nidurung situma laos dapot pora-pora

Molo buas iba tu hula-hula na pogos hian iba gabe mamora

Ditangkap ikan situma, dapat juga ikan kepras

Kalau kita dermawan kepada hulahula, yang miskin kian tadinya kita menjadi kaya

Makna umpasa ini paman memohon kepada pihak boru ‘penerima istri’

supaya dikabulkan apa yang diminta dari boru-nya ‘pemberi istri’. (51) Marasar ma aili ditarui bulung singkoru

Sai naeng ma nian sihar panaili horhonon ni tuhor ni boru

Bersaranglah babi hutan, dihantarnya daun jelai

Semoga gembiralah hendaknya, disebabkan uang emas kawin putri

Makna umpasa ini paman menyampaikan terima kasih kepada boru-nya

‘pemberi istri’ sudah menerima uang emas kawin semoga gembiralah hendaknya.

(52) Panggu marlatang amporik marlipik

Gabe do partuhor na godang laos gabe do partuhor na otik

Cangkul ynag berdentang, burung emprit berciap

Jadilah pembeli yang banyak, jadi juga pembeli yang sedikit

Makna umpasa ini paman mengesahkan uang emas kawin yang sudah dimusyawarahkan.

4.1.2 Jenis Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat

Menurut pendapat Wijana (1996), Tindak Tutur dapat dikategorikan kedalam delapan jenis Tindak Tutur yakni: (1) tindak tutur langsung, (2) tindak tutur tidak langsung, (3) tindak tutur literal, (4) tindak tutur tidak lateral, (5) tindak tutur langsung literal, (6) tindak tutur tidak literal, (7) tindak tutur langsung literal, dan (8) tindak tutur tidak langsung tidak literal.

Berdasarkan hasil penelitian jenis tindak tutur menggunakan umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat terdapat hanya: (1) tindak tutur langsung, (2) tindak tutur literal, dan (3) tindak tutur langsung literal. Ketiga jenis tindak tutur tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.

4.1.2.1. Tindak tutur langsung pada umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat

Seperti yang sudah diutarakan pada subbagian 2.3.2, tidak tutur dikatakan tindak tutur langsung Wijana (1996: 29) mengisyaratkan apabila ada kesesuaian antara modus yang digunakan dengan konvensi sintaksis memiliki kesesuaian modus kalimatnya, misalnya modus imperatif untuk perintah, modus deklaratif

untuk memberitahukan sesuatu, dan modus interogatif untuk bertanya seperti pada uraian berikut.

4.1.2.2 Tindak tutur langsung hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat masyarakat Batak Toba

(1) Sai jolo ninangnang do ninna asa ninungnung

Dokumen terkait