• Tidak ada hasil yang ditemukan

Management’s Discussion and Analysis

Dalam dokumen annual report astra 2010 (Halaman 35-38)

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Management’s Discussion and Analysis

Tinjauan

Kondisi ekonomi yang kondusif di Indonesia, pertumbuhan yang kuat di Cina dan India, serta membaiknya proyeksi di Eropa dan Amerika Serikat membantu dalam meletakkan dasar ekonomi makro bagi pencapaian Astra yang luar biasa di 2010. Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,1% di 2010, didukung oleh berlanjutnya permintaan konsumen yang kuat, aliran investasi bersih asing dan ketersediaan pembiyaan konsumen dengan tingkat suku bunga yang menarik.

Daya belanja konsumen domestik selama 2010 didukung oleh tingkat suku bunga domestik yang stabil, sejalan dengan meningkatnya daya beli, telah membantu mendorong pertumbuhan yang kuat dalam pengeluaran konsumen. Ekonomi domestik yang kuat telah menarik aliran modal asing, yang membantu berkontribusi terhadap likuiditas domestik dan tekanan inflasi. Intervensi Bank Indonesia untuk menjaga tingkat rupiah yang stabil telah mengakibatkan peningkatan yang tajam pada cadangan nilai tukar asing hingga mencapai US$96,2 miliar pada akhir 2010. Berlanjutnya sektor perbankan Indonesia yang sehat dan kuat juga telah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan akses terhadap kredit konsumen.

Penerapan revisi standar dan pencabutan standar akuntansi di tahun 2010, yaitu: PSAK 26 untuk Biaya Pinjaman, PSAK 50 untuk Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, PSAK 55 untuk Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PPSAK 1 untuk Pencabutan atas PSAK 32 untuk Akuntansi Kehutanan dan PSAK 35 untuk Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, serta PSAK 37 untuk Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol tidak memberi pengaruh material dalam neraca atau laporan laba rugi konsolidasian. Selain itu, tidak ada perubahan material dalam struktur modal Perseroan di tahun 2010 atau peristiwa luar biasa, atau aksi korporasi yang diambil Perseroan yang membawa dampak material terhadap laporan keuangan.

Overview

Favorable economic conditions in Indonesia, strong growth in China and India, and an improved outlook in Europe and the United States helped to lay the macroeconomic foundation for Astra’s outstanding 2010 results.

The Indonesian economy grew by 6.1% in 2010, supported by a continuation of robust consumer demand, net foreign investment inflows and the availability of consumer finance at attractive interest rates.

Domestic consumer buying power throughout 2010 was buoyed by stable domestic interest rates, which coupled with rising purchasing power, helped to fuel strong growth in consumer spending. The strong domestic economy has attracted foreign capital inflows, which has helped contribute to domestic liquidity and inflationary pressures. Bank Indonesia interventions to maintain the rupiah at stable levels has resulted in a sharp increase in foreign currency reserves to a record US$96.2 billion at the end of 2010. The continued health and strength of the Indonesian banking sector additionally boosted economic growth nation-wide through improved access to consumer credit.

The adoption of the following revised accounting standards in 2010: PSAK 26 for Borrowing Costs, PSAK 50 for Financial Instruments: Presentation and Disclosures, PSAK 55 for Financial Instruments: Recognition and Measurements, PPSAK 1 for withdrawal of PSAK 32 Accounting for Forestry and PSAK 35 Accounting for Telecommunication Services, and PSAK 37 Accounting for Toll Roads, did not have a material effect on the consolidated balance sheet or financial statements. In addition, there were no material changes to the Company’s capital structure in 2010 nor were there any extraordinary events or major corporate actions which have had a material effect on the financial statements.

DISKUSI & TINJAUAN

Pendapatan Bersih Konsolidasian

Pada tahun 2010 pendapatan bersih konsolidasian naik dari Rp 98,5 triliun menjadi Rp 130 triliun dengan mencatat pertumbuhan yang tinggi di bidang usaha otomotif, jasa keuangan dan alat berat. Bidang usaha tersebut menjadi penyumbang terbesar pendapatan bersih konsolidasian keseluruhan Perseroan, yaitu masing-masing sebesar 53,2%, 7,5% dan 28,7%, dari pendapatan bersih konsolidasian di tahun 2009 sebesar 50,1%, 8,4% dan 29,6%.

Rekor penjualan mobil dan sepeda motor menyebabkan kinerja penjualan bidang usaha otomotif naik signifikan, di mana penjualan mobil Astra naik pesat dari 281.013 unit di tahun 2009 menjadi 426.467 unit di tahun 2010; sedangkan penjualan sepeda motor Honda juga meroket dari 2,7 juta unit di tahun 2009 menjadi 3,4 juta unit di tahun 2010. Peningkatan masing-masing sebesar 51,7% dan 26,5% tersebut selaras dengan pertumbuhan pasar otomotif nasional yang mencapai 57,3% untuk mobil dan 26% untuk sepeda motor.

Kontribusi dari usaha jasa keuangan mencerminkan kuatnya penjualan dengan pembiayaan yang

disediakan perusahaan-perusahaan pembiayaan Astra. Sementara pertumbuhan usaha alat berat yang juga tinggi mencerminkan kebangkitan kembali iklim investasi di sektor pertambangan dan pertanian.

Biaya Operasional

Beban usaha meningkat sebesar 17,6% dari Rp 10 triliun menjadi 12,1 triliun. Peningkatan biaya operasional di 2010 sebagian besar disebabkan karena terjadinya kenaikan biaya penjualan, yaitu sebesar 29,8% dari Rp 4,8 triliun menjadi Rp 6,2 triliun; terutama karena melakukan promosi dan lebih aktif beriklan.

DISCUSSION & REVIEW

Consolidated Net Revenue

In 2010, consolidated net revenue increased from Rp 98.5 trillion to Rp 130 trillion with strong growth in the Group’s automotive, financial services and heavy equipment and mining businesses. These businesses accounted for the largest contributions to total consolidated revenues at 53.2%, 7.5% and 28.7% respectively, from previously 50.1%, 8.4% and 29.6% in 2009.

Record automobile and motorcycle sales resulted in a strong sales performance throughout the Astra automotive group with automobile sales climbing from 281,013 units in 2009 to 426,467 units in 2010 and Honda motorcycles sales climbing from 2.7 million units in 2009 to 3.4 million units in 2010. These increases of 51.7% and 26.5% respectively were in line with national growth numbers of 57.3% for automobile and 26% for motorcycles.

Contributions from the financial services businesses reflected stronger consumer and business purchases, made through Astra’s financing companies.

The strong growth in heavy equipment sales reflected a resurgent investment climate in the mining and agricultural sectors.

Operating Expenses

Operating expenses increased by 17.6% from Rp 10.0 trillion to Rp 12.1 trillion. The increase in operating expenses was mainly due to higher selling expenses, which increased by 29.8% from Rp 4.8 trillion to Rp 6.2 trillion, mainly driven by a more active approach to promotion and advertising.

Bagian atas Hasil Bersih dari Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities

Di tahun 2010, bagian atas hasil bersih dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities meningkat 48% dibandingkan tahun 2009 menjadi sebesar Rp 4,9 triliun, yang diperoleh dari hasil operasi dengan kapasitas penuh untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.

Laba Bersih

Laba bersih Grup untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 naik sebesar 43% menjadi Rp 14,4 triliun. Pendapatan per lembar saham ikut naik 43% menjadi Rp 3.549.

Otomotif

Laba bersih dari usaha otomotif Grup Astra tumbuh sebesar 55% mencapai Rp 7,1 triliun. Hal ini disebabkan lebih banyaknya penjualan otomotif, seperti telah disebutkan di atas. Astra Otoparts, usaha manufaktur komponen milik Grup Astra yang 95,7% sahamnya dimiliki Perseroan, mendapat keuntungan dari ekspansi pasar otomotif secara besar-besaran, membukukan kenaikan laba bersih 49% menjadi Rp 1,1 triliun.

Jasa Keuangan

Laba bersih dari usaha jasa keuangan Grup Astra naik 77% menjadi Rp 2,9 triliun.

Peningkatan kontribusi dari usaha pembiayaan konsumen yang dikelola Astra tampak jelas dari jumlah pembukuan pinjaman yang bertambah, margin suku bunga bersih yang stabil dan likuiditas yang memadai di sektor perbankan dalam negeri. Jumlah pembiayaan yang disalurkan melalui Federal International Finance, Astra Credit Companies dan Toyota Astra Financial Services pada tahun 2010 naik 39% menjadi Rp 44 triliun, di luar pembiayaan melalui joint bank financing without recourse. Pada Desember 2010, transaksi untuk menambah 47% kepemilikan di Astra Sedaya Finance yang dimiliki oleh General Electric Services, telah rampung. Kini, Astra Sedaya Finance yang merupakan perusahaan terbesar dalam cakupan Astra Credit Companies dimiliki sepenuhnya oleh Astra International.

Share of Results of Associates and Jointly Controlled Entities

In 2010, the share of results of associates and jointly controlled entities increased by 48% as compared to 2009 to Rp 4.9 trillion as manufacturing operations experienced very high levels of utilization to meet domestic demand.

Net Income

The Group’s net income for the year ended 31 December 2010 grew by 43% to Rp 14.4 trillion. Earnings per share were also up 43% to Rp 3,549.

Automotive

Net income from the Group´s automotive businesses grew by 55% to Rp 7.1 trillion, driven by higher automotive sales. Astra Otoparts, the Group’s 95.7% held component manufacturing business, benefited from the expansion in the wholesale automotive market and reported net income up 49% at Rp 1.1 trillion.

Financial Services

Net income from the Group´s financial services businesses grew by 77% to Rp 2.9 trillion. Improved contributions from Astra’s consumer finance operations reflected loan book growth, stable net interest margins and ample liquidity in the local banking sector. The amount financed through Federal International Finance, Astra Credit Companies and Toyota Astra Financial Services in 2010 grew by 39% to Rp 44 trillion, excluding balances financed through joint bank financing without recourse. In December 2010, the transaction to increase the 47% interest in Astra Sedaya Finance through the acquisition of General Electric Services was completed, leaving the largest of the Astra Credit Companies fully owned by Astra International.

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Dalam dokumen annual report astra 2010 (Halaman 35-38)