• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Konsep Manajemen Pembelajaran

6. Manajemen dan Mutu Pembelajaran

Semua pakar manajemen belum dapat merumuskan sebuah definisi yang utuh dan paripurna yang dapat disepakati. Hal ini disebabkan oleh karena setiap mereka mendefinisikan manajemen sesuai dengan spesialisasi dan profesi yang ia geluti, maka dari itu kita menemukan berbagai definisi manajemen, antara lain bahwa istilah manajemen berasal dari bahasa latin, manus (tangan) dan agere (melakukan). Kedua kata ini digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata

115Everett M. Rogers, Diffusion of Innovations, 4th Edition (Simon and Schuster, 2010), h. 5.

kerja to manage, dalam kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Terminologi manajemen ini memiliki pengertian yang luas yaitu sebagai proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota utnuk mencapai tuujuan organisasi secara efektif dan efesien.116

Menurut Harold Koontz dan Cyril O’donnel dalam Amirullah, manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian. Sedangkan menurut R. Terry menjelaskan bahwa manajemen itu merupakan suatu proses, khas yang terdiri tinndakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber yang lainnya.117

Dengan demikian istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efesien dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer.

Sementara istilah manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keserdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakar, bangsa, dan Negara.118

Manajemen pembelajaran adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pembelajaran, dalam arti, manajemen merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam

116Usman, Manajemen Teori, Praktek, ..., h. 3-4

117Amirullah, Pengantar..., h. 7.

secara efektif dan efesien. Bisa juga didefenisikan sebagai proses perencanaan, penorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efesien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam mengembangkan pendidikan Islam. Dalam arti, bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu sendiri. Sudah barang tentu aspek manager dan leader yang islami atau yang dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam dan/atau yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen pendidikan Islam.119

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas diartikan sama dengan mutu yaitu suatu hal yang berkaitan dengan baik buruk suatu benda; kadar; atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya.120 Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat.121 Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, saran sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam

119Muhaimin, et-al., Manajemen Pendidikan, Aplikasinya dalam Penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2009), h. 5.

120Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 768.

121 Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Konsep Dasar (Jakarta: Ditjend Pendidikan Dasar dan Menengah, 2002), h. 7.

konteks hasil pengajaran mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu.122

Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat juga dari konsep secara absolut dan relatif. Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang memebihi. Bila diterapkan dalam dunia pendidikan konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas tertinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu membayarnya. Sedangkan, dalam konsep relatif, kualitas berarti memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan (fit for their purpose). Edward dan Sallis dalam Nurkolis,123 mengemukakan kualitas dalam konsep relatif berhubungan dengan produsen, maka kualitas berarti sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pelanggan.

Sementara itu dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam ”proses pendidikan” yang bermutu terlibat dalam berbagai input, seperti bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah dan manajemen kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antar guru, siswa, dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstra kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang non-akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran. Mutu dalam konteks ”hasil pendidikan” mengacu

122B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 210-211.

123Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003), h. 71.

pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ujian Nasional atau Ujian Akhir Sekolah). Dapat pula prestasi dibidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah raga, seni, atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan sebagainya.124