• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kredit Dalam Meminimalisir Kredit Bermasalah

TINJAUAN KONSEP PENGAMANAN KREDIT BERMASALAH SEHUBUNGAN DENGAN PENYALURAN KREDIT BANK

2.1 Tinjauan Kredit Bank Terkait Kredit Bermasalah

2.1.5 Manajemen Kredit Dalam Meminimalisir Kredit Bermasalah

Manajemen bank yang terpenting adalah mengelola loanable funds, dimana sumber-sumber dana yang ada sebagian besar dialokasikan dalam bentuk kredit. Dari alokasi kredit, bank memperoleh sumber pendapatan terbesar yaitu bunga atas kredit yang dibayarkan oleh Debitur kepada bank.

Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sedangkan dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka terjadi dana yang menganggur (idle money) dan hal ini menyebabkan bank tersebut rugi.

Oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit yang macet. Kegiatan pengelolaan kredit dikenal dengan istilah manajemen kredit.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen kredit pada dasarnya merupakan suatu proses yang terintegrasi antara sumber-sumber dana, alokasi dana yang dapat dijadikan kredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian, administrasi, dan pengamanan kredit.84 Dalam manajemen kredit aspek yang perlu diperhatikan:85

Pertama, perencanaan kredit.86 Kredit merupakan kegiatan dan pendapatan utama dari usaha bank. Perencanaan kredit mutlak harus

84 Muchdarsyah Sinungan, Startegi Manajemen Bank, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal. 173.

85 Lihat Johannes Ibrahim, Op. Cit., hal.115-116

86 Perencanaan kredit dapat diartikan sebagai suatu proses pemikiran dan penentuan bagaimana pelaksanaan pemberian kredit harus dilakukan diwaktu yang akan dating agar tujuan

diperhatikan untuk menentukan kebijaksanaan perkreditan secara menyeluruh. Hal-hal yang patut diperhatikan dalam menyusun suatu rencana kredit yang mantap dan terarah dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian dan perdagangan dalam kurun waktu pemberian fasilitas kredit; line of business berkaitan dengan sektor ekonomi yang menjadi target atau sasaran dari bank, di sector industri, perdagangan real estate dan sebagainya; keadaan para nasabah, untuk menentukan sejauh mana kualitas asset produktif dari bank; dan keadaan keuangan dari bank yang berkaitan dengan cash ratio sebagai cadangan untuk menutupi kewajiban-kewajiban bank.

Kedua, pengorganisasian. Untuk mencapai tujuan organisasi, penyusunan struktur harus dibuat secara sederhana, efektif dan dapat bekerja secara efisien. Oleh karena bidang perkreditan merupakan tugas pokok bank, maka organisasi kredit sangat menentukan kelancaran usaha bank. Berbicara tentang organisasi kredit, harus diketahui terlebih dahulu tentang prosedur kredit, karena di dalam organisasi kredit tercermin pengertian dan penelaahan prosedur, pembagian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antara organisasi kredit dengan unit-unit lain di dalam bank. Organisasi kredit bank, harus mencakup devisi perencanaan kredit, permohonan kredit, administrasi kredit dan pengawasan/pengamanan kredit.

Ketiga, pemberian kredit. Segala bentuk pemberian kredit bank harus dibuat perjanjian atau akad kredit. Dalam perjanjian kredit memuat syarat-syarat pencairan kredit, syarat-syarat pembayaran kredit, plafond atau pagu kredit, jangka waktu kredit, tujuan kredit dan pengikatan jaminan.

Keempat, administrasi kredit.87 Setelah bank mencairkan kredit untuk Debitur, yang patut diperhatikan adalah cara mengadministrasikan pemberian kredit yang telah ditetapkan dapat tercapai. Lihat Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Op. Cit., hal. 113.

87 Administrasi kredit adalah susunan kegiatan dalam proses kegiatan perkreditan, dalam usaha mengumpulkan dan menyajikan informasi, penguasaan dokumen, pencatatan secara

kredit untuk memantau dan mengamankan kredit. Laporan-laporan yang berkaitan dengan pengadministrasian kredit adalah kartu pinjaman atau rekening pinjaman, laporan pemberian kredit, laporan realisasi dan mutasi kredit.

Kelima, pengamanan kredit. Tujuan pemberian kredit bank dari sudut profitability untuk mencapai tingkat keuntungan sesuai dengan target bank. Di samping itu bank yang meyakini dengan seksama atas fasilitas kredit yang disalurkan dapat berjalan dengan lancar. Sehingga dengan demikian bank meninjau dari dua sudut, yaitu profitability dan safety.

Pengamanan kredit berkaitan dengan tingkat risiko atau degree of risk dari setiap fasilitas kredit yang disalurkan ke masyarakat. Oleh karenanya dalam mengalokasikan dana bank mengatur risk spreading dengan tidak berkonsentrasi terhadap kredit skala korporasi tetapi juga menyalurkan dalam skala menengah dan kecil. Selain mengatur risk spreading, pengamanan kredit dilakukan dengan menganalisis kredit dengan baik, mengatur administrasi kredit, mengikat jaminan, mengasuransikan, memberikan pembinaan dan bimbingan dalam memkinimailisir risiko-risiko yang timbul.

Langkah yang ditempuh bank dalam manajemen kredit untuk menjaga kualitas aktiva produktif dan meminimalisir kredit bermasalah dengan melakukan penyelamatan kredit. Langkah-langkah yang ditempuh berupa:88

a. Penjadwalan kembali (Rescheduling)

1. Memperpanjang jangka waktu kredit: dalam hal ini Debitur diberi keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari enam bulan sistematis oleh unit kerja terkait, selain sebagai alat pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di bidang perkreditan. Ibid., hal. 758.

88 Johannes Ibrahim, Op. Cit., hal. 116-117.

menjadi satu tahun sehingga Debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya;

2. Memperpanjang jangka waktu angsuran: memperpanjang jangka waktu angsuran hamper sama dengan memperpanjang jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kredit diperpanjang, pembayarannya pun misal dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

b. Penyesuaian kembali (Reconditioning): dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti:

1. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok;

2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu ntertentu.

Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu ntertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa;

3. Penurunan suku bunga. Dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% (dua puluh per seratus) diturunkan menjadi 18% (delapan belas per seratus). Hal ini tergantung dari pertimbangan bank yang bersangkutan.

Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah;

4. Pembebasan bunga. Dalam pembebasan suku bnga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas

c. Restrukturisasi (Restructuring)

1. Dengan menambah jumlah kredit;

2. Dengan menambah equity, dilakukan dengan menyetor uang tunai atau tambahan dari pemilik.

d. Kombinasi, yang merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas.

2.2 Jaminan Kredit Sebagai Bentuk Pengamanan Kredit Bank