• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN KESELAMATAN KERJA

Dalam dokumen METODOLOGI PENGAWASAN JALAN OK.doc (Halaman 36-40)

F.19. PENGENDALIAN WAKTU

E.1.27. MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN KESELAMATAN KERJA

Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang padat memerlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari pembangunan jalan / jembatan itu sendiri.

Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik selama pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula.

Situasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.

Untuk itulah pada proyek pembangunan jalan / jembatan tersebut diatas perlu dibuat sistim pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standard.

Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan terjadi pada masa pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan ada beberapa aktivitas antara lain :

 Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.

 Pekerjaan perkerasan jalan.

 Pekerjaan beton.

 Pekerjaan tanah, galian, timbunan dan mengangkut keluar / masuk lokasi.

Pekerjaan form work / alat bantu pasang.

Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.

Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan sesedikit mungkin akibat yang ditimbulkannya.

PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA, DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA

E-37

SERAH TERIMA PEKERJAAN

Prestasi pekerjaan selesai 100 %

Kontraktor mengajukan PHO

Konsultan Checking lapangan & defect list

Kontraktor Perbaikan / penyempurnaan lap.

Konsultan

Rekomendasi PHO ke Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran

Membentuk Panitia PHO / FHO

Panitia Proses penelitian Administrasi & Teknik

No

Administrasi Teknis ADMINISTRASI PROYEK

(Team A) (Team B) - Dokumen kontrak

- Addendum kontrak - Laporan-laporan - Bukti-bukti penagihan - Instruksi-instruksi TEKNIS - Quality test - Perhitungan quantity - As built drawing - Foto-foto pelaksanaan Maintenance period - 3 bulan proyek-proyek LCB - 1 tahun proyek-proyek ICB

Gambar E.14.

Yes

PHO Panitia Rekomendasi kepada Kuasa Pengguna Anggaran

No

Yes

(Defect list with grace period) No

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur effective, bahu jalan dibagian luar yang sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatip lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut. Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan lingkungan.

Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada. Didalam pelaksanaan “Traffic Management” untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2 bagian :

 Pelayanan Umum

 Keselamatan Kerja.

1. Pelayanan Umum

Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas sistim informasi

Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek pembangunan.

Sistim ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :

 Melalui media cetak yang bersifat pengumuman

Pembagian “pamflet”

b. Mengurangi kemacetan

Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. Keselamatan kerja

Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

 Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan cepat.

 Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

 Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup seluruh aspek terkait.

b. Peniadaan kecelakaan fatal

 Perambuan sesuai dengan standar perambuan.

 Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan kerapian kerja sepanjang daerah proyek yang diperkirakan perlu (kiri dan kanan) dan diberi lampu-lampu agar mudah terlihat pada malam hari. Kecelakaan lalu-lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.

Ketidak-seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan / jembatan pada tahapan pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang sedang beroperasi.

Dalam pelaksanaan proyek, beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara lain :

 Faktor perambuan darurat.

 Sistim transportasi pada lokasi proyek.

 Atribut pada tenaga kerja.

 Astek.

 Dan lain-lain.

Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja daripada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai. Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perambuan darurat

Perambunan pada tahap pelaksanaan mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambuan.

Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone

PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA, DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA

serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti ditunjukan pada keperluan “rambu darurat”.

Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pambatas dicat dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.

2. Sistim transportasi pada lokasi proyek

Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :

 Pintu keluar / masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada prinsipnya tidak boleh ada arah “crossing” sehingga tidak ada konflik.

 Dump truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet ke belakang namun harus masih tetap dalam area perambuan.

 Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck harus dilengkapi dengan penutup bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer dimuka jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja kena air hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.

 Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus memperhatikan keselamatan dari peralatan maupun operatornya, dan bila perlu minta satuan pengawal dari pihak kepolisian.

3. Atribut pada tenaga kerja

Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi refleksionis warna orange menyolok yang harus selalu dikenakan pada saat melaksanakan tugas.

Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat membahayakan dan mengurangi akurasi kerja.

4. Astek (Asuransi tenaga kerja)

Jaminan perlindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tanaga kerja tersebut harus dijamin dengan asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan astek.

Mengingat pentingnya Astek pada pelaksanaan pekerjaan tersebut maka astek tidak bisa dipisahkan dari dokumen kontrak, jadi merupakan satu kesatuan dalam dokumen kontrak.

Dalam dokumen METODOLOGI PENGAWASAN JALAN OK.doc (Halaman 36-40)

Dokumen terkait