• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRESS

Dalam dokumen MODUL PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI (Halaman 32-36)

PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI

A. MEMBANGUN SIKAP POSITIF (Building Positive Attitude) 1. Berpikir Positif

3. MANAJEMEN STRESS

Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.

3. MANAJEMEN STRESS

Setiap manusia di dunia ini pasti pernah merasakan apa itu yang nama nya stress dalam hidupnya. Stress sendiri banyak dialami individu karena individu tersebut mengalami tekanan hidup. Tetapi walaupun setiap individu pasti pernah mengalami stress, tingkat stress yang dialami oleh masing-masing individu itu pasti berbeda-beda, tergantung pada stressor atau penyebab stress itu sendiri seperti masalah-masalah atau tekanan hidup yang dialami. Sebelum membahas mengenai Stress lebih lanjut, kita lihat terlebih dahulu arti penting stress menurut para ahli.

Stress dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu

31

alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997).

Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu: 1. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang

menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.

2. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.

3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.

Rice (2002) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi stres ini sebagai respon stres.

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stress terjadi karena antara

32

keinginan dan harapan tidak sesuai. Stressor atau penyebab stress sendiri bisa terjadi karena 3 faktor yaitu:

1. Faktor eksternal atau lingkungan 2. Faktor internal (psikologis) 3. Faktor biologis

Jika stress pada individu tidak tertangani maka bukan tidak mungkin stress tersebut akan membuat orang menjadi frustasi. Tingkatan stress pada individu satu sama lain pasti berbeda, individual differences tersebut yaitu adanya faktor jenis kelamin, usia, tingkah laku, intelegensi, afeksi, budaya, dll. Karena stress adalah hal yang alamiah maka bukanlah ketakutan berlebihan yang harus terjadi ketika stress datang. Malah kita harus menjadikan stress sebagai tantangan untuk kita agar kita bisa mengelola stress itu dengan baik karena jika stress bisa dikelola dengan baik, stress tersebut akan bisa menjadi bermanfaat untuk kehidupan kita. Cara mengatasi stress biasa disebut dengan Coping Stress. Apa saja sih yang termasuk dalam jenis-jenis coping stress?

Jenis – Jenis Coping Stress

Individu dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. Karena ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan ketidaknyaman, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping (dalam Jusung, 2006).

Sarafino (2006) menambahkan bahwa coping adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang dipersepsikan adanya

33

kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres. Menurut Sarafino (2006) usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat membawa pada solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. Individu melakukan proses coping terhadap stres melalui proses transaksi dengan lingkungan, secara perilaku dan kognitif.

Menurut Lazarus dan Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu : 1. Emotional-Focused Coping

Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap

situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi. Berikut adalah aspek-aspeknya: a. Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah dengan cara

mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.

b. Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.

c. Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),

34

d. Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.

e. Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya

Dalam dokumen MODUL PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI (Halaman 32-36)

Dokumen terkait