BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data
1. Manajemen MGMP Kewirausahaan
a. Proses Pembentukan Pengurus dan Anggota MGMP
Kewirausahaan
Setelah terbentuknya MGMP Kewirausahaan secara sementara, yakni belum disahkannya melalui Surat Keputusan, maka MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur melakukan pendekatan kepada berbagai guru Kewirausahaan untuk membentuk pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan. Dalam pembentukan pengurus MGMP Kewirausahaan ada beberapa hal yang harus dilewati, berbeda dengan menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.
Berikut terdapat penjelasan dari Siswanto, S.E. sebagai Bidang Hubungan Masyarakat periode kepengurusan tahun 2008/ 2012 bahwa “Pada saat pemilihan, kita berkumpul secara bersama-sama secara aklamasi, yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih secara langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus. Ketika sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus MGMP selama masa kepengurusan”.1
Selanjutnya ada penjelasan kembali dari Rina Kartika, S.Pd. sebagai Bidang Pendidikan dan Pelatihan periode kepengurusan 2008/ 2012 bahwa:
Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih bersifat kesadaran dalam arti jika seorang guru yakin memiliki kemampuan dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan mengajukan dirinya sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga dilakukannya voting atau demokrasi dengan memilih suara terbanyak mengenai siapa saja yang berhak untuk menjadi
pengurus MGMP kewirausahaan.2
1 Siswanto, S.E., Wawancara, SMK Negeri 52, (Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB). 2 Rina Kartika, S.Pd., Wawancara. SMK Negeri 24, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB).
Sejalan dengan penjelasan tersebut, hal ini diperkuat dengan pernyataan MPA. Saputra bahwa:
Dalam pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan secara demokrasi, yaitu memilih dengan berkumpul antar sesama guru Kewirausahaan. Sebenarnya untuk pengurus tidak memiliki syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang harus dimiliki,
pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi
pengurus inti guru tersebut diharuskan sudah PNS. Hal ini karena ketika ada kegiatan yang dikelola oleh Suku Dinas (Sudin), guru tersebut lebih mampu untuk dihubungi dan bisa melaksanakan kegiatan yang harus dilakukan dalam MGMP. Selain itu, untuk menjadi pengurus harus siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan waktu, tenaga, dan siap jika dipanggil oleh Suku Dinas jika ada keperluan tertentu. Sebab, MGMP merupakan organisasi yang non
profit, dalam artian tidak mencari keuntungan dalam hal material.3
Berdasarkan uraian data di atas, nampak secara umum pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan sama halnya dengan pemilihan yang biasanya terjadi dalam suatu organisasi, yakni semua anggota berkumpul dan bebas untuk memilih siapa saja yang dianggap memiliki kemampuan, selanjutnya barulah dipilih melalui voting, yaitu ditentukan dari suara terbanyak anggota yang hadir pada acara tersebut. Jadi, sebenarnya pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini lebih fleksibel, karena anggota MGMP Kewirausahaan dapat mengajukan diri sebagai pengurus jika memang yakin memiliki kemampuan manajerial dan dapat bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Namun, memang tidak semua anggota MGMP dapat berkecimpung untuk menjadi pengurus karena ada beberapa penekanan, yaitu anggota MGMP memang benar-benar guru Kewirausahaan, serta sudah menjadi guru PNS. Akan tetapi, jika memang ada guru PNS yang belum bersedia menjadi pengurus MGMP, maka diperbolehkan memilih guru honorer jika
bersedia menjadi pengurus MGMP, namun tidak bisa menjadi ketua. Beberapa penekanan atau syarat itu memang harus dipenuhi karena organisasi MGMP Kewirausahaan bukanlah organisasi yang menghasilkan profit, jadi dibutuhkan pengurus yang memang mau merelakan pikiran, tenaga, dan juga waktunya demi keberlangsungan kegiatan MGMP dalam membantu guru Kewirausahaan.
Sebenarnya, untuk guru honorer bukanlah tidak diperbolehkan menjadi ketua atau pengurus, sebab, biasanya guru honorer memiliki jadwal yang tidak pasti jika dibandingkan dengan guru PNS. Padahal pengurus MGMP itu harus aktif, tidak hanya bagi ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur, melainkan juga harus aktif jika memang ada undangan dari Suku Dinas Pendidikan.
Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 terdiri dari 5 orang pengurus inti, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, serta 4 orang pengurus penunjang, yaitu Bidang Pendidikan dan Pelatihan 2 orang, serta Bidang Hubungan Masyarakat 2 orang. Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya data mengenai kepengurusan terbaru dan hanya tersedia data kepengurusan pada periode 2008/ 2012. Hal ini karena untuk kepengurusan terbaru belum dibentuk dan juga disahkan oleh Suku Dinas. Padahal untuk pemilihan Ketua MGMP terbaru telah dilaksanakan dan diputuskan kepada Adju Sasmita untuk menjadi Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2012/ 2015, namun karena kurang koordinasi dengan para pengurus dan anggotanya, maka sampai saat ini belum ada data mengenai susunan kepengurusan terbaru, yaitu periode
2012/ 2015. Oleh sebab itu, keterangan dari interviewe dan data yang
tersedia hanya diperoleh dari periode lama, yaitu 2008/ 2012.
Dari informasi yang didapat diketahui bahwa Ketua MGMP periode 2012/ 2015 yang telah terpilih, yaitu Adju Sasmita telah pensiun atau masa
jabatannya telah berakhir tahun 2014 sebagai guru Kewirausahaan, begitu juga berakhir pula sebagai Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Namun, sampai saat ini belum dilaksanakannya pemilihan ulang untuk Ketua MGMP Kewirausahaan yang terbaru. Tidak hanya mengenai data atau dokumen terkait susunan pengurus, melainkan untuk data mengenai
kegiatan MGMP periode 2012/2015 saja tidaklah tersedia.
Ketidaktersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP Kewirausahaan yang mengakibatkan organisasi MGMP Kewirausahaan ini belum berjalan dengan efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan. Padahal MGMP Kewirausahaan dibentuk untuk melakukan berbagai kegiatan demi terwujudnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Kewirausahaan.
Selanjutnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang dijelaskan oleh Rina
Kartika bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP
Kewirausahaan.”4
Sama halnya seperti yang dipaparkan oleh Siswanto bahwa “Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran anggota MGMP, sebab jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait kegiatan MGMP, maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.”5
Hal ini juga diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari MGMP, namun semua itu balik lagi ke individu apakah mau terlibat aktif dalam kegiatan MGMP ataukah tidak.”6
Berdasarkan hasil wawancara dapat
4 Rina Kartika, Loc.Cit. 5 Siswanto, Loc. Cit. 6 MPA. Saputra, Loc. Cit.
diketahui secara umum, untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur tidaklah memerlukan berbagai persyaratan yang berlebihan. Syarat utama yang harus dimiliki adalah guru tersebut mengajar mata pelajaran Kewirausahaan dan mengumpulkan data diri. Jadi, siapa pun guru yang memang mengajar mata pelajaran Kewirausahaan merupakan bagian dan anggota dari MGMP Kewirausahaan itu sendiri. Namun, semua ini kembali lagi pada pribadi guru, jika memang guru tersebut merasa perlu untuk mengikuti kegiatan MGMP, maka guru tersebut secara sadar akan aktif dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan MGMP.
b. Pelaksanaan Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP
Kewirausahaan
Kegiatan MGMP yang dilaksanakan tidak terlepas dari berbagai rencana yang dilakukan sebelumnya. Biasanya dalam pembahasan rencana kegiatan dilakukan terlebih dahulu oleh pengurus yang memang bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memotori suatu kegiatan di MGMP Kewirausahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membahas mengenai hal-hal penting yang memang harus dilaksanakan oleh pengurus, salah satu caranya adalah melalui pertemuan khusus bagi pengurus MGMP Kewirausahaan. Jadi, pengurus tidak hanya melakukan pertemuan dengan para anggota saja, melainkan juga dengan para pengurus lainnya melalui pertemuan khusus bagi pengurus.
Seperti yang diungkapkan oleh Rina Kartika bahwa “Pertemuan
pengurus MGMP itu dilaksanakan sebulan sekali dengan cara Ketua
MGMP memberikan kabar melalui sms (short message service) mengenai
kapan waktu dan tempat pelaksanaan untuk pertemuan pengurus MGMP.”7
Berikut sama halnya dengan penjelasan oleh Siswanto yang
mengungkapkan bahwa “Terdapat adanya pertemuan yang dilakukan oleh pengurus dan dilakukan paling tidak sebulan sekali atau ketika akan melaksanakan suatu kegiatan di MGMP Kewirausahaan. Sebelum pertemuan dilakukan, Ketua terlebih dahulu memberikan informasi mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, setelah ditetapkan barulah kegiatan pertemuan pengurus dilaksanakan.”8
Hal ini kemudian diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa:
Iya, memang terdapat adanya pertemuan bagi pengurus MGMP Kewirausahaan dan pertemuan tersebut dilakukan seminggu sekali atau setidaknya sebulan sekali harus dilakukan. Sebelum dilakukan pertemuan pengurus, biasanya kita menyepakati terlebih dahulu untuk melakukan pertemuan di sekolah mana dengan cara memberikan informasi melalui telepon atau sms, serta memberikan surat undangan bagi pengurus agar bisa mendapatkan izin keluar
dari pihak sekolah.9
Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui secara umum bahwa ada kegiatan yang dilakukan secara intensif oleh pengurus MGMP Kewirausahaan dimana biasanya dilakukan dalam kurun waktu minimal sebulan sekali. Untuk mengadakan pertemuan dengan pengurus tersebut tetap dipelopori oleh Ketua MGMP yang mengelola pertemuan dengan cara menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan MGMP dan selanjutnya diinformasikan kepada pengurus melalui sms, telepon, dan surat undangan yang ditujukan kepada pihak sekolah untuk memberikan izin bagi guru tersebut mengikuti pertemuan pengurus MGMP.
Dalam melakukan pertemuan pengurus tidak hanya untuk menjalin silahturahmi dengan sesama pengurus, melainkan ada beberapa yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
Siswanto bahwa “Ada beberapa pembahasan yang dilakukan pada
8 Siswanto, Loc. Cit. 9 MPA. Saputra, Loc. Cit
pertemuan pengurus, yaitu membahas terkait kurikulum karena kurikulum bersifat dinamis, membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan oleh MGMP beserta materi apa yang ingin dibahas. Biasanya teknik yang dilakukan hanya bersifat pada kegiatan pembahasan dan berdiskusi bersama.”10
Lebih lanjut, terdapat penjelasan terkait pelaksanaan pengurus MGMP oleh MPA. Saputra bahwa:
Pada pertemuan pengurus MGMP dilakukan pembahasan mengenai kegiatan apa saja yang akan dan harus dilakukan, mengapa perlu dilakukan kegiatan tersebut, serta berapa kisaran dana yang harus dikeluarkan. Selain itu, untuk membahas terkait masalah pembelajaran, seperti penyusunan RPP yang belum dilaksanakan, maka pengurus membahasnya terlebih dahulu
sebelum mengundang para guru untuk hadir.11
Kemudian, penjelasan tersebut juga diperkuat oleh Rina Kartika bahwa “Pelaksanaan pertemuan pengurus MGMP lebih membahas terkait kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menyamakan persepsi guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan apa saja yang memang
dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian baru kita mem-follow up
untuk dilakukan.”12
Jadi, dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan oleh berbagai
interviewe dapat diketahui bahwa pertemuan pengurus MGMP
Kewirausahaan Jakarta Timur terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, yakni lebih terkait pada pembahasan kurikulum, membahas kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan serta materi yang ingin dibahas dengan disesuaikan pada kebutuhan guru Kewirausahaan. Baru langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah menetapkan kegiatan dan mengajukan dana kepada Suku Dinas Jakarta Timur agar dapat terlaksana.
10Siswanto, Loc. Cit. 11MPA. Saputra, Loc. Cit 12Rina Kartika, Loc.Cit.
c. Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan
Pertemuan pengurus MGMP dilakukan karena mengemban berbagai tujuan yang harus terlaksana. Tujuan yang ingin terlaksana semata-mata untuk mempererat hubungan antar pengurus dan dapat tercapainya kegiatan yang memang dibutuhkan bagi pengembangan guru Kewirausahaan.
Berikut ada penjelasan yang dikemukakan oleh Rina Kartika terkait perlu diadakan pertemuan khusus bagi pengurus MGMP, yaitu:
Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi dengan manusia lainnya. Untuk itu, sama halnya dengan pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru dari berbagai sekolah dapat saling bertemu dan membahas mengenai kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk kemajuan
dan peningkatan guru Kewirausahaan.13
Lebih lanjut, terdapat penjelasan dari Siswanto yang memberi penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa:
Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari Suku Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui terlebih dahulu sehingga bisa disampaikan kepada guru Kewirausahaan. Selain itu, jika memang MGMP akan mengadakan suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan pertemuan agar dapat memahami terlebih dahulu materi apa saja yang akan dibahas sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berbeda jika
kegiatan sedang berlangsung.14
Selain itu, ada penjelasan dari MPA. Saputra yang lebih menguatkan dari penjelasan sebelumnya bahwa:
Diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP karena memiliki beberapa masalah, baik teknik maupun non teknik untuk
kegiatan MGMP yang akan dilakukan, supaya tidak terjadi miss
communication. Jadi, sebelum dibahas kepada guru lain, maka
13Rina Kartika, Loc.Cit. 14Siswanto, Loc. Cit.
pengurus harus memahami terlebih dahulu materi yang akan
menjadi bahan pembahasan.15
Setelah dipaparkan hasil wawancara dengan para narasumber, maka dapat dipahami bahwa pelaksanaan pertemuan khusus bagi pengurus
MGMP memang penting. Pertama, hal ini memang dilandasi dari
kebutuhan setiap individu yang memerlukan adanya hubugan silahturahmi untuk saling bertemu dan berkomunikasi satu sama lain dengan guru dari
berbagai sekolah. Kedua, MGMP Kewirausahaan juga perlu adanya
kegiatan yang harus dilakukan demi membantu masalah yang dialami oleh guru ketika mengajar Kewirausahaan, serta memfasilitasi kebutuhan guru untuk mengajar. Maka diperlukan adanya suatu kegiatan dalam MGMP Kewirausahaan, namun sebelum terlaksananya kegiatan tersebut sangat dianjurkan adanya perencanaan terlebih dahulu dengan pembahasan secara bersama antar pengurus untuk memilih kegiatan dan materi seperti apa
yang akan dilaksanakan. Ketiga, sebelum melaksanakan kegiatan, maka
pengurus juga perlu untuk memahami apa saja materi yang akan dibahas
agar tidak terjadi miss communication secara teknik maupun non teknik
dalam pelaksanaan kegiatan.
d. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Pertemuan Khusus Bagi
Pengurus MGMP Kewirausahaan
Dalam pelaksanaaan pertemuan pengurus MGMP, walaupun hanya dihadiri oleh beberapa orang saja yang termasuk dalam pengurus, namun tetap ada pihak yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan dan
membina terhadap pertemuan tersebut. Seperti yang telah dikemukakan
oleh MPA. Saputra melalui kegiatan wawancara bahwa “Pihak yang
15MPA. Saputra, Loc. Cit
bertanggung jawab terhadap pertemuan pengurus MGMP bisa dari pihak
sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin maupun LPMP.”16
Lalu, diperjelas kembali dengan adanya penekanan yang sedikit
berbeda oleh Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP yang
dilaksanakan terkadang dilakukan pembinaan oleh Kasi SMK, namun ini tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih sering membina, yaitu dari pengurus MGMP itu sendiri.”17
Berikut pernyataan dari Rina Kartika yang
memperkuat pernyataan Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP
Kewirausahaan dilaksanakan dan dibina oleh pengurus MGMP
Kewirausahaan .”18
Dari berbagai pendapat narasumber, maka secara umum diketahui bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam pertemuan pengurus MGMP bisa dari berbagai pihak, mulai dari Kepala Sekolah, yaitu jika sekolah yang dipimpinnya dijadikan sebagai tempat pertemuan pengurus MGMP. Bisa juga dari Kasi SMK atau dari Dinas, jika memang MGMP Kewirausahaan mengundang pihak tersebut atau memang sedang ada kerjasama dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan. Namun, berbagai pihak tersebut tidaklah begitu sering bertanggung jawab ataupun membina pertemuan pengurus MGMP, karena biasanya yang paling sering melakukan, yakni dari pihak pengurus MGMP Kewirausahaan.
Pertanggung jawaban yang diemban oleh pihak lain, yakni bukan dari pengurus hanya lebih bersifat membantu dan memperlancar kegiatan pertemuan bagi pengurus MGMP, seperti memberikan fasilitas berupa tempat, peralatan, konsumsi, atau alat lainnya yang menunjang pertemuan pengurus MGMP. Akan tetapi, berbeda dengan pengurus MGMP yang
16MPA. Saputra, Loc. Cit. 17 Siswanto, Loc. Cit. 18 Rina Kartika, Loc. Cit.
memiliki tanggung jawab terhadap hasil yang dibahas dalam pertemuan pengurus untuk dilaksanakan dan diterapkan bagi guru Kewirausahaan.