BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data
2. Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui
MGMP
a. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Mengembangkan
Kompetensi Pedagogik Guru pada Kegiatan MGMP
Kewirausahaan
Pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan melalui kegiatan MGMP dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Biasanya pihak yang dilibatkan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini karena disesuaikan dengan narasumber yang memiliki keahlian dalam memberikan materi dari kegiatan tersebut. Pihak yang terlibat selain dari pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan terdapat pula pihak dari Suku Dinas setempat wilayah Jakarta Timur atau dari LPMP. Hal ini sesuai dari hasil
wawancara yang didapat melalui Rina Kartika bahwa “Dalam
pengembangan kompetensi Pedagogik guru, banyak pihak yang bertanggung jawab, tidak hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja, melainkan juga dari pihak Suku Dinas.”19
Kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dengan berbagai jangka waktu, yaitu terkadang dilaksanakan secara rutin, namun terkadang tidak. Biasanya jika dilakukan secara rutin, maka pihak yang mengembangkan dan membimbing guru lebih sering kepada pengurus MGMP itu sendiri maupun juga dari guru Kewirausahaan yang memiliki keahlian sesuai dengan materi yang dibahas. Berikut ada penjelasan oleh Sri Rahayu, S.E. sebagai anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
periode 2008/ 2012 “Pengembangan biasanya dilakukan dari pihak LPMP maupun perwakilan dari Suku Dinas dalam membantu mengembangkan kompetensi guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pengembangan lebih
sering dilakukan dari pengurus dan guru MGMP itu sendiri.”20
Penjelasan ini pun kemudian diperkuat oleh Hj. Eny Elastri, S.Pd. sebagai anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 bahwa "Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang melakukan pengembangan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri. Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas biasanya ada pengawas yang membantu pengembangan kompetensi
pedagogik guru, tetapi tidak secara intens.”21
Selain itu, terdapat penjelasan oleh Drs. Siti Nurdjanah
Kusumaningsih sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 yang memberikan penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa:
Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang melakukan pengembangan bagi guru Kewirausahaan adalah pengurus dan guru Kewirausahaan. Namun, jika MGMP Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang melakukan pengembangan adalah narasumber dari luar, baik dari
Sudin maupun tidak.22
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa biasanya kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dilakukan pengembangan oleh pengurus maupun guru Kewirausahaan jika kegiatan tersebut bersifat rutin atau sering dilaksanakan. Namun, ada juga pembimbing dari Suku Dinas, seperti halnya pengawas, akan tetapi pelaksanaannya tidak berlangsung secara terus menerus dan tidak dapat
20 Sri Rahayu, S.E., di SMK Negeri 58, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.08 WIB) 21 Hj. Eny Elastri, S.Pd., di SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB) 22 MPA. Saputra, Loc. Cit.
dipastikan waktu pelaksanaan untuk mengembangan kompetensi pedagogik guru oleh pengawas. Pengembangan kompetensi pedagogik guru dari Suku Dinas dilaksanakan biasanya jika ada kerja sama yang akan dicapai dari MGMP maupun dengan pihak yang diajak kerja sama, seperti Suku Dinas. Jika pengembangan dilaksanakan oleh Suku Dinas, untuk narasumber tidaklah diambil dari Suku Dinas saja, namun bisa juga dari pihak lain yang memang memiliki keahlian sesuai dengan materi dari kegiatan yang akan dilakukan.
Secara intensif, pengembangan kompetensi pedagogik guru
Kewirausahaan di MGMP lebih sering dilaksanakan oleh pengurus maupun guru Kewirausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Bukhari sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur
periode 2008/ 2012 bahwa “Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi
pedagogik guru dilakukan oleh pengurus maupun guru di MGMP Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari narasumber yang diundang oleh MGMP.”23
Selanjutnya, hal tersebut diperkuat dengan adanya penjelasan dari Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih bahwa “Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru dilakukan
oleh pengurus maupun anggota di MGMP Kewirausahaan.”24
Jadi, kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru dilaksanakan secara intensif oleh pengurus dan anggota Kewirausahaan, namun juga sering diadakannya kerja sama dari berbagai pihak untuk menyampaikan materi sesuai dengan tujuan yang akan dilakukan.
23Drs. Bukhari, SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB)
24Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, SMK Negeri 51, (Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38 WIB)
b. Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru dalam MGMP Kewirausahaan
Kegiatan MGMP dilaksanakan dengan prinsip dari guru, oleh guru,
dan untuk guru sehingga dengan prinsip ini guru dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada hasil pembelajaran yang optimal. Secara
umum, MGMP bertujuan untuk membantu guru-guru dalam
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar, begitu juga sama halnya dengan tujuan dilaksanakan program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan.
Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru, maka
perlu ditetapkan program apa saja yang akan dicapai dengan adanya berbagai kegiatan yang akan dilakukan. Secara umum, MGMP Kewirausahaan memiliki tiga program yang harus dijalankan, yaitu program umum, program inti, dan program penunjang. Dari ketiga program tersebut, maka dapat dihasilkan berbagai kegiatan yang berbeda untuk dilaksanakan walaupun tujuan pengadaan kegiatan tersebut hampir sama, yaitu mengembangkan kemampuan guru.
Namun, untuk MGMP Kewirausahaan terdapat penekanan pada pogram yang dijalankan, berikut hasil wawancara oleh Siti Nurdjanah
Kusumaningsih bahwa “Program yang biasanya dilakukan adalah program
inti, yaitu program yang memang ditujukan untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru.”25
Penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh
MPA. Saputra bahwa “Program inti sering dilaksanakan, karena program
ini yang harus dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan.”26
Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa MGMP Kewirausahaan hanya melaksanakan program lebih kepada
25 Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 26MPA. Saputra, Loc. Cit.
program inti saja karena MGMP Kewirausahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu, yaitu guru dapat memahami materi Kewirausahaan yang akan diajarkan kepada peserta didik, serta guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran Kewirausahaan yang sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Hal ini karena materi Kewirausahaan terbilang masih baru dan guru yang mengajar pun bukanlah ahli dalam bidang Kewirausahaan, maka dari itu melalui MGMP Kewirausahaan dapat meningkarkan pemahaman dan kegiatan pembelajaran bagi guru Kewirausahaan.
Seperti penjelasan oleh Rina Kartika dari wawancara yang telah dilakukan bahwa “MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan silabus dan juga RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan guru terhadap pemahaman akan kewirausahaan itu sendiri.”27
Hal ini kemudian diperkuat dengan adanya
penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “MGMP secara khusus, untuk
pengembangan kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik guru.”28
Selanjutnya, dapat diketahui dari data hasil wawancara tersebut bahwa kegiatan MGMP dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memahami materi Kewirausahaan dan kegiatan dalam pembelajaran sehingga guru tersebut dapat melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ada.
Kegiatan akan terlaksana jika memang sudah menetapkan program yang akan dilaksanakan. Dikarenakan MGMP Kewirausahaan lebih menekankan untuk melaksanakan program inti, maka kegiatan yang dilakukan pun tidak akan jauh berbeda dari program tersebut. Kegiatan
27Rina Kartika, Loc. Cit. 28 MPA. Saputra, Loc. Cit.
yang dilakukan, seperti pembahasan terkait materi pembelajaran, pembahasan mengenai kurikulum, pembahasan terhadap silabus, pembahasan dan penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi dan soal, seminar, pelatihan guru, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk menyatukan persepsi antara guru dari satu sekolah dengan sekolah lainnya agar tidak memiliki penyimpangan dalam menyampaikan materi Kewirausahaan.
Berikut data hasil wawancara dengan Eny Elastri mengenai kegiatan dalam MGMP Kewirausahaan bahwa “Kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pembahasan Kurikulum, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan pembelajaran.”29
Selain itu, ada penjelasan dari Rina Kartika yang menguatkan dan menekankan penjelasan sebelumnya bahwa “MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti pelatihan guru dan seminar.”30
Berdasarkan data wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan kurikulum, penyusunan RPP, dan juga pembahasan mengenai materi dan konsep pembelajaran yang akan dilakukan. Hal ini termasuk ke dalam program rutin dari program inti yang ditetapkan. Ada juga kegiatan seperti pelaksanaan seminar dan juga pelatihan guru, serta kegiatan tersebut termasuk ke dalam program pengembangan dari program inti, akan tetapi lebih sering dilaksanakan oleh tingkat Provinsi.
29Eny Elastri, Loc. Cit. 30 Rina Kartika, Loc. Cit.
c. Program dan Kegiatan bagi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering Dilakukan
Berikut merupakan dokumen Program Kerja MGMP Kewirausahaan
Sudin Jakarta Timur yang terbaru, yaitu Tahun 2012. Dokumen yang digunakan sebagai data hanya diambil dari tahun 2012 saja karena sifatnya masih baru jika dibandingkan dengan dokumen tahun 2009 atau 2010. Hal ini karena untuk tahun 2013 belum tersedia dokumen kegiatan yang akan dilaksanakan setelah terbentuknya perubahan kepengurusan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Tidak tersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP
Kewirausahaan sehingga mengakibatkan organisasi MGMP
Kewirausahaan priode terbaru, yaitu 2012/ 2015 belum berjalan dengan efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan bagi pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan.
Tabel 4.2
Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur Tahun 2012
No. Program Kegiatan Tempat dan
Waktu Pelaksanaan
Materi Narasumber Ket.
1. Pemilihan kepengurusan baru Februari 2012 di SMK N 51 Kesepakatan menentukan pengurus yang baru atau yang lam dikukuhkan Pengurus MGMP Sudah dilaksanak an
Penunjang media pembelajaran berbasis IT SMK Negeri 5 Teknologi IT dan internet 2. Membuat materi pembelajara n dengan power point Komputer dilaksanak an 3. Program Inti Program Rutin Pembuatan bahan ajar April 2012 di SMK N 26 1. Bedah silabus 2. Merevisi RPP 3. Membuat materi bahan ajar LPMP Sudah dilaksanak an 4. Program Inti Program Pengemba ngan Pelatihan pembuatan produk Mei 2012 1. Membuat produk dari bahan daur ulang 2. Membuat produk jajanan pasar 3. Membuat produk dari bahan baru Produsen dari home industry Belum dilaksanak an 5. Program Inti Program Pengemba ngan Membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Juni 2012 1. Cara membuat PTK yang benar LPMP Sudah dilaksanak an 6. Program Inti Program Pengemba ngan
Studi banding September
2010 di luar Kota Jakarta 1. Berkunjung ke sekolah yang telah melaksanaka n pembelajara n Sekolah yang berhasil Belum dilaksanak an
Kewirausah aan dengan baik 2. Berkunjung ke beberapa home industry yang membuat produk unik dan kreatif 7. Program Inti Program Pengemba ngan Lomba Kewirausahaan TK DKI Jakarta 1.Kegiatan lomba dengan menggunaka n soal yang kreatif dan menantang Siswa dari perwakilan sekolah yang lulus seleksi dari Sudin Belum dilaksanak an
Pada data di atas mengenai kegiatan yang dilakukan tahun 2012, dapat diketahui bahwa kegiatan tersebut lebih banyak dilaksanakan dalam mencapai program pengembangan yang termasuk ke dalam program inti. Jika dilihat dari data tahun 2009 dan 2010 (terlampir 2) dapat diketahui bahwa program kegiatan di tahun 2012 direncanakan untuk dilakukan secara lebih menarik dan bervariasi, dalam artian tidak hanya untuk mengembangkan program rutin dari program inti saja, tetapi juga kepada program pengembangan dan juga penunjang. Sebab, untuk tahun 2009
MGMP Kewirausahaan yang mendapatkan dana dari Block Grant program
yang dilaksanakan hanya pada program rutin dari program inti saja. Hal tersebut dapat diketahui karena kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pada pembahasan silabus, penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi soal dan soal, dan pembuatan modul (bahan ajar). Begitupun sama halnya dengan
program kegiatan yang dilakukan tahun 2010. Walaupun memang untuk kegiatan tahun 2012 belum berjalan secara optimal, namun rencana program yang akan dilakukan dibuat lebih bervariasi untuk pengembangan kompetensi guru secara lebih lanjut.
Dari data pada tabel maupun data yang terlampir, dapat diketahui bahwa ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dan belum
dilaksanakan. Kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi guru Kewirausahaan dalam melakukan pembelajaran. Berikut penjelasan pelaksanaan kegiatan yang telah berlangsung, yaitu:
1. Penyusunan bahan ajar (membedah silabus, menyusun RPP, dan
menyusun materi bahan ajar)
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran sebelum dilaksanakan kepada peserta didik. Penyusunan bahan ajar dilaksanakan dengan cara melakukan pertemuan bersama guru Kewirausahaan untuk membahas silabus, menyusun RPP dan materi yang bisa membantu guru dalam memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Biasanya pihak yang mengisi atau menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, yaitu pengurus MGMP itu sendiri, namun jika memang MGMP memiliki dana atau sedang mengadakan kerjasama, maka ada pihak luar yang bertugas sebagai narasumber, seperti data kegiatan tahun 2012 yang diisi oleh LPMP.
Pada pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut, namun ada beberapa guru yang memang tidak hadir. Bagi guru yang menghadiri kegiatan, selain mendapatkan ilmu dan pengalaman mengikuti pelatihan, biasanya guru juga mendapatkan contoh RPP dan materi bahan ajar yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru sesuai dengan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan. Dan bagi guru yang tidak menghadiri kegiatan MGMP, maka diharapkan guru tersebut mencari tahu atau bertanya kepada guru yang mengikuti kegiatan.
2. Pembuatan media pembelajaran berbasis IT.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membantu guru dalam memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan
pembelajaran melalui IT, seperti tampilan materi dalam bentuk power
point. MGMP melakukan pertemuan dengan guru Kewirausahaan
dalam rangka memberikan pelatihan bagi guru dalam membuat power
point. Biasanya pelaksanaan kegiatan ini diisi oleh narasumber, yaitu pengurus MGMP atau guru yang sudah ahli dalam IT. Namun, jika MGMP memiliki dana bisa memanggil narasumber dari luar, seperti dari STI Komputer.
Pelaksanaan kegiatan tersebut biasanya guru diperkenalkan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan komputer dan internet, seperti cara melakukan pencarian materi atau bahan ajar melalui
internet maupun cara membuat materi dengan power point. Setelah
dilakukan pembahasan, maka selanjutnya guru yang hadir diajak untuk
membuat materi yang diberikan dengan menggunakan power point
secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan. Setelah guru melakukan kegiatan ini, maka guru bisa mendapatkan ilmu dalam
membuat pembelajaran secara menarik dengan menggunakan power
point, selain itu guru juga bisa mendapatkan contoh materi power
point dari kelompok yang lainnya.
Dalam pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru Kewirausahaan, namun pada kenyataannya ada beberapa guru yang tidak bisa hadir. Bagi guru yang tidak hadir, MGMP tetap memberikan informasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan, serta guru tersebut
diharapkan mencari tahu dan bertanya kepada guru yang telah mengikuti kegiatan tersebut.
3. Penyusunan kisi-kisi dan soal semester
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pertemuan dengan guru Kewirausahaan untuk membahas mengenai cara penyusunan kisi-kisi beserta soal. Untuk selanjutnya, guru yang hadir dibentuk secara berkelompok untuk menyusun kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan materi yang telah dibahas. Setelah penyusunan kisi-kisi dan soal selesai, maka MGMP mengajukan soal tersebut kepada Sudin. Tujuannya agar soal yang keluar pada saat ujian tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dibahas oleh guru kepada peserta didik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi beserta soal. Biasanya pihak yang membina kegiatan tersebut adalah pengurus MGMP itu sendiri. Sama seperti kegiatan lainnya, MGMP juga mengundang beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut.
4. Pelatihan pembuatan PTK
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru mengenai cara pembuatan PTK yang baik dan benar. Untuk pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibina oleh pihak yang memang memiliki keahlian, seperti LPMP. Walaupun sudah dilakukan pelatihan dalam pembuatan PTK bagi guru Kewirausahaan, namun belum adanya PTK yang dilakukan.
Program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan memiliki intensitas yang berbeda, ada yang sering dilakukan dan ada juga yang jarang. Pelaksanaan kegiatan MGMP biasanya tergantung pada kebutuhan yang dirasakan oleh guru, serta perlu dilaksanakan bagi pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan. Berikut penjelasan oleh Siti Nurdjanah
Kusumaningsih mengenai kegiatan yang paling sering dilakukan bahwa “Pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus, dan
menyusun RPP.”31
Penjelasan tersebut dikuatkan kembali oleh Rina
Kartika bahwa “Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus,
dan juga penyusunan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.”32
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan yang paling sering dilaksanakan pada MGMP Kewirausahaan tidak terlepas dari tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru Kewirausahaaan dalam melakukan pembelajaran. Maka dari itu kegiatan yang dilakukan pun, seperti pembahasan materi Kewirausahaan, pembahasan berita atau informasi penting terkait Kewirausahaan, pembahasan silabus, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada materi yang ada. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan MGMP memang ditujukan untuk pengembangan kompetensi guru dalam bidang pedagogik yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Selain diketahuinya kegiatan yang sering dilaksanakan, maka dapat diketahui juga kegiatan yang jarang dilakukan, yakni kegiatan yang tidak berhubungan dengan kemampuan mengajar guru. Berikut ini telah dilakukan wawancara dengan Rina Kartika yang menjelaskan bahwa “Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan belum
31 Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 32 Rina Kartika, Loc. Cit.
pernah.” 33
Selain itu, ada juga dari interviewe lain, yaitu Bukhari
menjelaskan “Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah
adalah pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri, dimana berkaitan dengan peluang usaha.”34
Ada penjelasan dari interviewe
lain, yaitu Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang memperkuat penjelasan sebelumnya bahwa “Kegiatan paling jarang dilakukan adalah kegiatan bazaar bersama, yaitu pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di Jakarta Timur.”35
Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara dengan interviewe
tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya masih banyak kegiatan yang jarang bahkan belum pernah dilakukan pada MGMP Kewirausahaan. Padahal kegiatan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan mata pelajaran Kewirausahaan dan dapat membantu bagi guru Kewirausahaan
untuk dapat mengembangkan kompetensi pedagogiknya serta
meningkatkan kemampuan dirinya dalam keterampilan berwirausaha. Kegiatan yang paling jarang dilakukan, seperti kegiatan studi banding ke MGMP Kewirausahaan yang berada di wilayah lain, kegiatan bazaar produk hasil peserta didik, mapun kegiatan kunjungan bagi guru ke tempat industri.
Hal ini dipertegas oleh MPA. Saputra bahwa:
Pelaksanaan MGMP Kewirausahaan lebih sering dilakukan kepada program inti. Program penunjang merupakan program yang paling jarang dilaksanakan karena program inti saja terkadang masih sulit untuk terlaksana. Jadi untuk melaksanakan program penunjang pun juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum biasanya lebih
dilaksanakan dari pihak Pemerintah.36
33 Ibid.
34 Bukhari, Loc. Cit. 35 Siti Nurdjanah, Loc. Cit. 36MPA. Saputra, Loc. Cit.
Dari penjelasan tersebut, memberi penguatan kembali bahwa selain adanya permasalahan dari kehadiran guru dan juga dana, terdapat masalah lain, yaitu karena pelaksanaan program inti masih belum berjalan optimal bahkan masih sulit untuk dilaksanakan. Hal itu kembali lagi pada permasalahan sebelumnya, yakni kehadiran guru dan dana yang dimiliki. Sehingga MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur belum mampu untuk beranjak melakukan kegiatan selain dari program rutin pada program inti.
d. Kendala yang Dihadapi MGMP dalam Mengembangkan
Kompetensi Guru
Dari kegiatan yang jarang dilakukan tersebut biasanya ada berbagai kendala yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan sehingga tidak bisa melakukan berbagai kegiatan tersebut. Hal ini kemungkinan karena guru Kewirausahaan masih kurang terlibat untuk aktif dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Selain itu, karena dana yang dimiliki belum mencukupi, sebab dana MGMP Kewirausahaan itu sendiri lebih banyak ditunjang dari kas para guru dan anggota MGMP Kewirausahaan yang disetorkan kepada MGMP pada saat pertemuan dilaksanakannya kegiatan. Namun, jika pada saat pelaksanaan kegiatan ada guru yang tidak hadir, maka otomatis kas MGMP pun tidak bertambah sehingga menyebabkan dana sulit terkumpul dan kegiatan sulit terlaksana. Berikut diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa :
Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk guru itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam