• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI

C. Manajemen Pengembangan Mutu

Pada manajemen pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan tidak lain merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada pelangggannya yang utamanya yaitu kepada mereka yang belajar dalam lembaga pendidikan tersebut.

Para pelanggan layanan pendidikan dapat terdiri dari berbagai unsur paling tidak empat kelompok (Sallis, 1993). Mereka yaitu pertama yang belajar, bisa merupakan mahasiswa/ pelajar/ murid/ peserta belajar yang biasa disebut klien/ pelanggan primer (primary external customers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat layanan pendidikan dari lembaga tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang mengirimnya ke lembaga pendidikan, yaitu orang tua atau lembaga tempat klien tersebut bekerja, dan mereka ini kita sebut sebagai pelanggan sekunder (secondary

external customers). Pelanggan lainnya yang ketiga bersifat tersier yaiyu

lapangan kerja, bisa pemerintah maupun masyarakat pengguna output pendidikan (tertiary external customers). Selain itu, yang keempat, untuk hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu yang berasal dari intern lembaga; mereka itu adalah para guru/ dosen/ tutor dan tenaga administrasi lembaga pendidikan, serta pimpinan lembaga pendidikan

33

Administrator, ”Workshop Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI”, Http://www.ditpais.info/20112008.

(internal customers). Walaupun para guru/ dosen/ tutor dan tenaga administrasi, serta pimpinan lembaga pendidikan tersebut terlibat dalam proses pelayanan jasa, tetapi mereka termasuk juga pelanggan jika dilihat dari hubungan manajemen. Mereka berkepentingan dengan lembaga tersebut untuk maju, karena semakin maju dan berkualitas dari suatu lembaga pendidikan mereka akan diuntungkan, baik kebanggaan maupun finansial.34

Sanusi Uwes, dalam Manajemen Pengembangan Mutu Dosen (1999:15) bahwa Tugas manajemen pengembangan mutu guru ,tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan potensi individu guru, tetapi juga dituntut untuk berusaha melibatkan potensi tersebut secara penuh bagi pengembangan institusinya. Untuk mencapai tingkat profesionalisme guru sebagaimana disebutkan di atas, treatment manajemen menurut Castetter(1981;35) terdiri atas perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelantikan, penilaian, pengembangan, kompensasi, tawar menawar, pengamanan dan kontinyuitas.35

Demikian pula dengan manajemen pengembangan mutu guru yang mana tugasnya tidak terbatas pada pengembangan potensi individu guru sebagaimana sesuai dengan tugas-tugas guru yang dibahas pada pembahasan sebelumnya. Begitu pula dengan manajemenya sesuai dengan fungsi manajemen menurut Castetter. Adapun identifikasi bidang kegiatan dari tiap langkah manajemen pengembangan mutu guru tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Penentuan Kebutuhan Guru

.Kegiatan terdiri atas (a) menentukan jumlah guru yang diperlukan dan (b) Menentukan kualifikasi guru yang dibutuhkan. Untuk menentukan jumlah guru yang diperlukan, didasarkan pada jumlah murid, jumlah mata pelajaran, besar kelas, formasi yang tersedia, persediaan tenaga kerja yang ada saat ini, serta tindakan-tindakan

34Ravik Karsidi,” Profesionalisme Guru”,http://www.uns., 11112008.

35Sanusi Uwis, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.15.

26

tertentu untuk menyeimbangkan kebutuhan dengan persediaan yang tenaga.

2. Rekrutmen dan Seleksi

Kegiatan ini merupakan upaya menarik dan menyeleksi guru yang dibutuhkan baik dari segi jumlah maupun mutunya untuk bekerja di sekolahan. Kegiatannya adalah mencari dan menstimulasi pelamar dan mengadakan testing masuk pegawai. Ujian masuk pegawai terdiri atas ujian yang bersifat umum dan ujian yang bersifat khusus.

3. Penerimaan

Kegiatan ini merupakan proses pengangkatan dan penempatan tenaga edukatif baru sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan sebelumnya. Kegiatanya terdiri atas pengangkatan dan penempatan sesuai hasil penentuan kebutuhan.36

4. Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, ketrampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahan. Proses pelatihan dan pengembangan dilakukan baik bagi karyawan baru ataupun lama.37

Kegiatan pengembangan merupakan usaha yang terus-menerus dalam rangka menyesuaikan kemampuan guru terhadap pengembangan ilmu dan teknologi serta mengembangkan ilmu dan teknologi itu sendiri, khususnya yang bersangkut paut dengan kegiatan pendidikan. 38

Pada bentuk pengembangan mutu guru dapat diklasifikasikan pada dua segi, yakni (a) segi peserta, terdapat dua objek pengembangan yakni guru yang menjabat jabatan struktural,yakni operasional melaksanakan proses pembelajaran, yang biasa disebut jabatan fungsional, dan (b) segi tahapan kegiatan.

1. Peserta Pengembangan

36

Ibid, hlm.17

37Moh Agus Tulus, op. cit. hlm. 88. 38Sanusi Uwis, op.cit. hlm.18.

Bagi jabatan struktural, pengembangan ditujukan kepada pemantapan keterampilan pada penanganan tugas dan masalah-masalah strategis organisasi, sehingga berbagai segi yang berkaitan dengan kerja kepemimpinan bisa lebih efektif. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Jan A. Stoner yang menyatakan bahwa ”management

development is designed to improve the overallevectiveness of managers”. Diakui bahwa tekanan pada efektivitas, akan mendorong

kecenderungan istilah pengembangan yang suka diartikan sebagai indoktrinasi dan juga kadang-kadang pengisian waktu kosong, sekedar untuk menghindari tuduhan bahwa manajemen tidak efektif.

Sedangkan bagi jabatan fungsional pengembangan ditujukan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan teknis, khususnya proses belajar mengajar, penelitian, pengabdian, dan pembimbingan sehingga performance kerja lebih baik.

2. Tahapan Pengembangan

Idealnya pengembangan mutu guru diawali oleh pengembangan pimpinan-pimpinan puncak yang langsung berhubungan dengan guru, seperti kepala sekolah dan pimpinan-pimpinan lainnya sebagai orang yang mendapat program pengembangan paling dahulu. Kemudian secara bertahap pengembangan diarahkan pada person-person di bawahnya dilihat dari tingkat keorganisasian. Melalui tahapan model demikian, prinsip-prinsip pengembangan staf dapat lebih siap untuk diimplementasikan dan diaplikasikan.

Terdapat dua pendekatan untuk proses seleksi peserta pengembangan. Pertama melalui seleksi pribadi peserta itu sendiri dan kedua seleksi berdasarkan saringan pimpinan institusi. Untuk pertama ditempuh, manakala minat peserta sedikit, tidak memenuhi jumlah yang ditentukan sesuai dengan dukungan dana dan daya yang tersedia.

28

Sedangkan yang kedua justru sebaliknya yakni manakala peserta jumlahnya melebihi kapasitas dana dan daya yang tersedia. 39

Konteks manajemen mutu terpadu pendidikan mengemukakan bahwa pada dasarnya pendidikan harus diberdayakan. Pemberdayaan guru yaitu dengan melalui pembagian tanggung jawab, yakni guru harus diberi peluang untuk memperbaiki pembelajaran murid dengan memberikan otonomi kelas, pengembangan kemampuan pendidik serta meningkatkan penghargaan terhadap prestasinya.40

Pemberdayaan guru sangat penting dalam manajemen mutu. Karena dengan adanya pemberdayaan guru berarti memberi kesempatan kepada guru untuk mencoba ide-ide baru meskipun tantangan yang dihadapi kegagalan. Akan tetapi tidak menyurutkan kepada sekolah untuk mewujudkan tujuannya meraih mutu. Dan begitu juga sebagai guru, tujuannya mendidik anak-anak menjadi anak didik yang unggul dan berprestasi harus terlaksana, serta memberikan peluang dan kesempatan kepada anak didik untuk terus belajar dan menggali potensi yang dimilikinya.41

Pengembangan atau pembinaan merupakan salah satu fungsi dari pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia disuatu lembaga pendidukan. Pengembangan termasuk fungsi yang harus secara terus menerus diselenggarakan baik bagi guru baru ataupun lama. Karena dengan pengembangan ini akan meningkatkan mutu atau kualitas guru, yang merupakan ujung tombak keberhasilan proses belajar mengajar, terutama bagi guru PAI sangat berperan dalam mencerdaskan murid dari segi keagamaan serta mampu memberi tauladan bagi muridnya dalam berakhlak, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT.

39 Ibid, hlm.54-55. 40Syafaruddin, op.cit. hlm. 57. 41 Ibid, hlm.103.

29

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal

Dokumen terkait