• Tidak ada hasil yang ditemukan

51 Sedangkan untuk industri kecil penilaian berdasarkan sebagai

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN

C. MANAJEMEN PERUSAHAAN

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sertifikasi a. Produk 75 < x ≤ 100% produk memiliki sertifikat 4 50 < x ≤ 75% produk memiliki sertifikat 3 25 < x ≤ 50% produk memiliki sertifikat 2 0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat 1 Belum ada sertifikat 0 Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sarana Pengelolaan Limbah/Emisi b. Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai persyaratan yang berlaku) Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin 4 Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin

3

Terdapat sarana, memiliki izin tapi tidak beroperasi

2

Terdapat sarana, tapi tidak memiliki serta izin dan tidak beroperasi

1

Belum ada sarana

pengolahan 0

Penjelasan:

1. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Oleh karena itu setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah B3 secara spesifik telah diatur dalam PP 101 tahun 2014. Pada PP tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan limbah B3 merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan pengelolaan tersebut harus memiliki perizinan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sarana Pengelolaan Limbah/Emisi b. Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai persyaratan yang berlaku) Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin 4 Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin

3

Terdapat sarana, memiliki izin tapi tidak beroperasi

2

Terdapat sarana, tapi tidak memiliki serta izin dan tidak beroperasi

1

Belum ada sarana

pengolahan 0

Penjelasan:

1. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Oleh karena itu setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah B3 secara spesifik telah diatur dalam PP 101 tahun 2014. Pada PP tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan limbah B3 merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan pengelolaan tersebut harus memiliki perizinan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:

 Jenis limbah B3 yang dihasilkan

 Perizinan pengelolaan limbah, manifest pengiriman limbah B3, dan keterangan pendukung lain yang dimiliki

 Laporan operasional sarana pengelolaan limbah B3 Data Primer:

Hasil pengujian kualitas limbah B3

Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3

Wawancara terkait dengan perizinan dan sarana pengelolaan limbah B3.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

Evaluasi jenis limbah B3 yang dihasilkan, dokumen perizinan, manifest pengiriman limbah B3, keterangan pendukung lain dan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3.

C. MANAJEMEN PERUSAHAAN

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sertifikasi a. Produk 75 < x ≤ 100% produk memiliki sertifikat 4 50 < x ≤ 75% produk memiliki sertifikat 3 25 < x ≤ 50% produk memiliki sertifikat 2 0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat 1 Belum ada sertifikat 0 Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sarana Pengelolaan Limbah/Emisi b. Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai persyaratan yang berlaku) Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin 4 Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin

3

Terdapat sarana, memiliki izin tapi tidak beroperasi

2

Terdapat sarana, tapi tidak memiliki serta izin dan tidak beroperasi

1

Belum ada sarana

pengolahan 0

Penjelasan:

1. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Oleh karena itu setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah B3 secara spesifik telah diatur dalam PP 101 tahun 2014. Pada PP tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan limbah B3 merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan pengelolaan tersebut harus memiliki perizinan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sertifikasi b . Sistem manajemen yang dibuktikan dengan dokumen Memiliki perencanaan, mengimplementasik an, melakukan monev dan melakukan rencana aksi sistem manajemen 4 Memiliki perencanaan, mengimplementasik an dan melakukan monev 3 Memiliki perencanaan dan sudah mengimplementasik an 2 Memiliki perencanaan sistem manajemen 1

Belum ada sertifikat 0 Penjelasan:

1. Beberapa Sertifikasi Sistem Manajemen:

 EMS (Environment Management System) adalah sistem manajemen lingkungan (SML) yang dilakukan perusahaan meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan (mulai dari masuknya bahan baku, proses sampai dengan penangangan limbah). Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 14001.

 QMS (Quality Management System) adalah sistem manajemen mutu (SMM) yang dilakukan untuk membantu Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 Penjelasan:

1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API, JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku.

Bagi perusahaan industri yang tidak memiliki sertifikat produk karena produk yang dihasilkan merupakan pesanan langsung dari buyer, maka dinilai not applicable (skor 4).

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki Data Primer:

Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan 3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki

 Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

129

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sertifikasi b . Sistem manajemen yang dibuktikan dengan dokumen Memiliki perencanaan, mengimplementasik an, melakukan monev dan melakukan rencana aksi sistem manajemen 4 Memiliki perencanaan, mengimplementasik an dan melakukan monev 3 Memiliki perencanaan dan sudah mengimplementasik an 2 Memiliki perencanaan sistem manajemen 1

Belum ada sertifikat 0 Penjelasan:

1. Beberapa Sertifikasi Sistem Manajemen:

 EMS (Environment Management System) adalah sistem manajemen lingkungan (SML) yang dilakukan perusahaan meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan (mulai dari masuknya bahan baku, proses sampai dengan penangangan limbah). Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 14001.

 QMS (Quality Management System) adalah sistem manajemen mutu (SMM) yang dilakukan untuk membantu Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 Penjelasan:

1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API, JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku.

Bagi perusahaan industri yang tidak memiliki sertifikat produk karena produk yang dihasilkan merupakan pesanan langsung dari buyer, maka dinilai not applicable (skor 4).

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki Data Primer:

Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan 3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki

 Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

 Dokumen sistem manajemen

 Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001, SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, atau dokumen (laporan) lain yang relevan dengan standar sistem manajemen tersebut diatas.

Data Primer:

Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan)  Identifikasi dokumen yang berisi perencanaan,

pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 memenuhi kualitas sesuai peraturan dan persyaratan yang relevan, juga untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 9001.  Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

(SMK3) merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja sehingga timbulnya kecelakaan dan penyakit dapat dikurangi yang pada akhirnya berdampak pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, efektif, dan produktif dalam bekerja. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi SMK3 oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau standar ISO 18001 (OHSAS).  Untuk industri makanan dan minuman, penilaian sertifikasi

lebih ditekankan pada SMKP (Sistem Manajemen Keamanan Pangan) yaitu sistem manajemen yang diterapkan dalam rangka menjamin mutu dan keamanan dari produk pangan dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan mutu pangan.

Akan tetapi, karena penerapan sertifikasi sistem manajemen di atas ada yang belum diwajibkan di Indonesia, maka sistem manajemen cukup dibuktikan dengan adanya dokumen yang berisi perencanaan, pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen yang cara pelaporannya dapat mengacu/mengadopsi sistem manajemen seperti tersebut di atas.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

131 2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:

 Dokumen sistem manajemen

 Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001, SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, atau dokumen (laporan) lain yang relevan dengan standar sistem manajemen tersebut diatas.

Data Primer:

Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas. 3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan)  Identifikasi dokumen yang berisi perencanaan,

pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 memenuhi kualitas sesuai peraturan dan persyaratan yang relevan, juga untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 9001.  Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

(SMK3) merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja sehingga timbulnya kecelakaan dan penyakit dapat dikurangi yang pada akhirnya berdampak pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, efektif, dan produktif dalam bekerja. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi SMK3 oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau standar ISO 18001 (OHSAS).  Untuk industri makanan dan minuman, penilaian sertifikasi

lebih ditekankan pada SMKP (Sistem Manajemen Keamanan Pangan) yaitu sistem manajemen yang diterapkan dalam rangka menjamin mutu dan keamanan dari produk pangan dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan mutu pangan.

Akan tetapi, karena penerapan sertifikasi sistem manajemen di atas ada yang belum diwajibkan di Indonesia, maka sistem manajemen cukup dibuktikan dengan adanya dokumen yang berisi perencanaan, pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen yang cara pelaporannya dapat mengacu/mengadopsi sistem manajemen seperti tersebut di atas.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 kegiatan CSR, maka pelaksanaannya harus berkelanjutan

(suistanable). Kegiatan CSR yang berkelanjutan akan

memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik bagi perusahaan maupun stakeholder yang terkait. CSR yang berkelanjutan akan bisa membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera. Perusahaan yang semula memposisikan diri sebagai pemberi donasi melalui kegiatan charity dan phylanthrophy, kini memposisikan komunitas sebagai mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi perusahaan.

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

 Program pengembangan CSR perusahaan.

 Laporan pelaksanaan program yang pernah dilakukan dalam 5 tahun terakhir.

 Data pendukung lainnya. Data Primer:

Wawancara terkait dengan program CSR dan hasil penerapan yang telah dilakukan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis kegiatan CSR

 Evaluasi hasil pelaksanaan program CSR dan Pengembangan Industri

No.70/BPPI/PER/2/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

CSR a.

Penerapan CSR Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,

dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan

4

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan

3

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan

pemantauan, evaluasi dan pelaporan

2

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan namun belum dilaksanakan

1

Belum ada kebijakan CSR yang berkelanjutan 0 Penjelasan:

1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan sebagai perwujudan kepedulian terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memacu pencapaian ekonomi atau bisnis semata, tetapi juga memberikan perhatian terhadap pengembangan sosial, ekonomi masyarakat sekitar dan pengelolaan lingkungan.

Kebijakan CSR Perusahaan akan dituangkan dalam berbagai bentuk kegiatan bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Agar masyarakat bisa merasakan hasil yang maksimal dari

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

CSR a.

Penerapan CSR Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,

dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan

4

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan

3

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan

pemantauan, evaluasi dan pelaporan

2

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan namun belum dilaksanakan

1

Belum ada kebijakan CSR yang berkelanjutan 0 Penjelasan:

1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan sebagai perwujudan kepedulian terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memacu pencapaian ekonomi atau bisnis semata, tetapi juga memberikan perhatian terhadap pengembangan sosial, ekonomi masyarakat sekitar dan pengelolaan lingkungan.

Kebijakan CSR Perusahaan akan dituangkan dalam berbagai bentuk kegiatan bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Agar masyarakat bisa merasakan hasil yang maksimal dari Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 kegiatan CSR, maka pelaksanaannya harus berkelanjutan

(suistanable). Kegiatan CSR yang berkelanjutan akan

memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik bagi perusahaan maupun stakeholder yang terkait. CSR yang berkelanjutan akan bisa membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera. Perusahaan yang semula memposisikan diri sebagai pemberi donasi melalui kegiatan charity dan phylanthrophy, kini memposisikan komunitas sebagai mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi perusahaan.

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

 Program pengembangan CSR perusahaan.

 Laporan pelaksanaan program yang pernah dilakukan dalam 5 tahun terakhir.

 Data pendukung lainnya. Data Primer:

Wawancara terkait dengan program CSR dan hasil penerapan yang telah dilakukan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis kegiatan CSR

 Evaluasi hasil pelaksanaan program CSR dan Pengembangan Industri

No.70/BPPI/PER/2/2016

132

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

CSR a.

Penerapan CSR Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,

dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan

4

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan

3

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan

pemantauan, evaluasi dan pelaporan

2

Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan namun belum dilaksanakan

1

Belum ada kebijakan CSR yang berkelanjutan 0 Penjelasan:

1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan sebagai perwujudan kepedulian terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memacu pencapaian ekonomi atau bisnis semata, tetapi juga memberikan perhatian terhadap pengembangan sosial, ekonomi masyarakat sekitar dan pengelolaan lingkungan.

Kebijakan CSR Perusahaan akan dituangkan dalam berbagai bentuk kegiatan bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Agar masyarakat bisa merasakan hasil yang maksimal dari

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi program yang terkait dengan CSR  Evaluasi program

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Penghargaan Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima selama 1 tahun terakhir > 3 penghargaan 4 3 penghargaan 3 2 penghargaan 2 1 penghargaan 1 Belum ada penghargaan 0 Penjelasan:

1. Penghargaan terkait produksi dan pengelolaan lingkungan industri adalah salah satu bukti upaya perusahaan dalam menerapkan konsep industri hijau dalam kegiatan industrinya. Beberapa bentuk penghargaan terkait dengan penerapan konsep industri ramah lingkungan mulai berkembang. Beberapa bentuk kegiatan pemberian penghargaan terkait dengan pengembangan industri yang ramah lingkungan mulai dan terus berkembang saat ini, antara lain:

 Penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian RI.

 Penghargaan Perusahaan Hijau (Green Business )/SRI-Kehati.

 Penghargaan Energi Bersih oleh Kementerian ESDM RI.  Penghargaan Pengelolaan Minyak Sawit Berkesinambungan

- Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

CSR b.

Program CSR Memiliki >3 Program CSR yang berkelanjutan 4 Memiliki 3 Program CSR yang berkelanjutan 3 Memiliki 2 Program CSR yang berkelanjutan 2 Memiliki 1 Program CSR yang berkelanjutan 1 Tidak menerapkan CSR 0 Penjelasan:

1. Program CSR berkelanjutan yang dimaksud adalah program CSR yang mempunyai dampak besar terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan. Contoh:

a. Penciptaan/pengembangan desa mandiri energi

b. Upaya pelestarian lingkungan (misalnya penanaman bibit untuk hutan bakau)

c. Pemanfaatan lahan kritis dengan penanaman tanaman jatropa

d. Pembangunan sarana pendidikan yang berkembang 2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:

 Program CSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir  Laporan pelaksanaan CSR dalam 3 tahun terakhir

Data Primer:

Wawancara terkait dengan program CSR.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

CSR b.

Program CSR Memiliki >3 Program CSR yang berkelanjutan 4 Memiliki 3 Program CSR yang berkelanjutan 3 Memiliki 2 Program CSR yang berkelanjutan 2 Memiliki 1 Program CSR yang berkelanjutan 1 Tidak menerapkan CSR 0 Penjelasan:

1. Program CSR berkelanjutan yang dimaksud adalah program CSR yang mempunyai dampak besar terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan. Contoh:

a. Penciptaan/pengembangan desa mandiri energi

b. Upaya pelestarian lingkungan (misalnya penanaman bibit untuk hutan bakau)

c. Pemanfaatan lahan kritis dengan penanaman tanaman jatropa

d. Pembangunan sarana pendidikan yang berkembang 2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:

 Program CSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir  Laporan pelaksanaan CSR dalam 3 tahun terakhir

Data Primer:

Wawancara terkait dengan program CSR. Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

135 3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi program yang terkait dengan CSR  Evaluasi program

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Penghargaan Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima selama 1 tahun terakhir > 3 penghargaan 4 3 penghargaan 3 2 penghargaan 2 1 penghargaan 1 Belum ada penghargaan 0 Penjelasan:

1. Penghargaan terkait produksi dan pengelolaan lingkungan industri adalah salah satu bukti upaya perusahaan dalam menerapkan konsep industri hijau dalam kegiatan industrinya. Beberapa bentuk penghargaan terkait dengan penerapan konsep industri ramah lingkungan mulai berkembang. Beberapa bentuk kegiatan pemberian penghargaan terkait dengan pengembangan industri yang ramah lingkungan mulai dan terus berkembang saat ini, antara lain:

 Penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian RI.

 Penghargaan Perusahaan Hijau (Green Business )/SRI-Kehati.

 Penghargaan Energi Bersih oleh Kementerian ESDM RI.  Penghargaan Pengelolaan Minyak Sawit Berkesinambungan

- Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

CSR b.

Program CSR Memiliki >3 Program CSR yang berkelanjutan 4 Memiliki 3 Program CSR yang berkelanjutan 3 Memiliki 2 Program CSR yang berkelanjutan 2 Memiliki 1 Program CSR yang berkelanjutan 1 Tidak menerapkan CSR 0 Penjelasan:

1. Program CSR berkelanjutan yang dimaksud adalah program CSR yang mempunyai dampak besar terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan. Contoh:

a. Penciptaan/pengembangan desa mandiri energi

b. Upaya pelestarian lingkungan (misalnya penanaman bibit untuk hutan bakau)

c. Pemanfaatan lahan kritis dengan penanaman tanaman jatropa

d. Pembangunan sarana pendidikan yang berkembang 2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:

 Program CSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir  Laporan pelaksanaan CSR dalam 3 tahun terakhir

Data Primer:

Wawancara terkait dengan program CSR.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Kesehatan karyawan Pemeriksaan kesehatan karyawan Dilakukan medical check up secara

periodik setiap 1 tahun sekali

4

Dilakukan medical

check up secara

periodik setiap 2 tahun sekali

3

Dilakukan medical

check up secara

periodik setiap 3 tahun sekali 2 Dilakukan medical check up secara periodik >3 tahun 1

Belum pernah dilakukan

medical check up 0

Penjelasan:

1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja.

Dokumen terkait