• Tidak ada hasil yang ditemukan

cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan KATA PENGANTAR"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diberlakukan sejak akhir Desember 2015 yang lalu di tengah situasi ekonomi nasional yang dirundung mendung sebagai akibat dari situasi perekonomian global yang memburuk. Di tengah kekhawatiran terhadap keadaan ekonomi yang tidak bersahabat tersebut, sektor industri nasional masih dapat mencetak angka pertumbuhan positif. Hingga triwulan ke-tiga tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor ini tumbuh 5,21% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 4,73% dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 17,82 persen.

Di tengah optimisme dan respon positif industri nasional terhadap perkembangan ekonomi global, masih tersisa permasalahan yang harus segera dibenahi terutamanya mengenai daya saing. Daya

saing tidak dapat dilepaskan dari rasio cost dan benefit. Dalam

kondisi Business as Usual (BAU) sulit rasanya bagi industri nasional

untuk terus bertahan di tengah dinamika global dan semakin derasnya internalisasi isu lingkungan dalam perdagangan internasional. Kementerian Perindustrian telah merespon hal tersebut dengan memasukkan Industri Hijau sebagai bagian penting dari Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035, sebagai bagian dari implementasi amanat Undang-Undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

Industri Hijau tidak hanya mendorong perusahaan industri

untuk terus melakukan continous improvement di segala lini dalam

rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi, namun juga

memberikan bukti bahwa dengan pendekatan low cost ataupun no

cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan

industri. Tidak hanya keuntungan secara finansial melalui penghematan dan peningkatan produktivitas, namun juga

(2)

Di tengah maraknya headline isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, Industri Hijau mengambil peranan penting dalam meluruskan image negatif pada masyarakat yang menyatakan bahwa industri sebagai kontributor utama pencemaran dan degradasi lingkungan. Ini terbukti dengan banyaknya

perusahaan industri yang mendapat stereotype negatif di masyarakat

ternyata memiliki kinerja pengelolaan lingkungan dan limbah yang sangat baik. Hal ini berjalan dikarenakan Industri Hijau mengedepankan prinsip pencegahan di hulu; bukan di hilir atau preventive is better than currative.

Untuk mendorong industri menerapkan prinsip Industri Hijau, sejak tahun 2010 Kementerian Perindustrian menyelenggarakan kegiatan Penghargaan Industri Hijau. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk insentif non fiskal bagi perusahaan industri dalam rangka mendorong transformasi industri nasional menuju Industri Hijau. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan perusahaan industri dapat mulai melakukan aklimatisasi dan sinkronisasi kebijakan perusahaan dengan prinsip Industri Hijau sebagai tahapan awal menuju pemberlakuan Sertifikasi Industri Hijau.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Haris Munandar N.

iii

LANDASAN PERATURAN

PEDOMAN PENILAIAN

PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

(3)

ii

Di tengah maraknya headline isu lingkungan dan

pembangunan berkelanjutan, Industri Hijau mengambil peranan penting dalam meluruskan image negatif pada masyarakat yang menyatakan bahwa industri sebagai kontributor utama pencemaran dan degradasi lingkungan. Ini terbukti dengan banyaknya

perusahaan industri yang mendapat stereotype negatif di masyarakat

ternyata memiliki kinerja pengelolaan lingkungan dan limbah yang sangat baik. Hal ini berjalan dikarenakan Industri Hijau mengedepankan prinsip pencegahan di hulu; bukan di hilir atau preventive is better than currative.

Untuk mendorong industri menerapkan prinsip Industri Hijau, sejak tahun 2010 Kementerian Perindustrian menyelenggarakan kegiatan Penghargaan Industri Hijau. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk insentif non fiskal bagi perusahaan industri dalam rangka mendorong transformasi industri nasional menuju Industri Hijau. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan perusahaan industri dapat mulai melakukan aklimatisasi dan sinkronisasi kebijakan perusahaan dengan prinsip Industri Hijau sebagai tahapan awal menuju pemberlakuan Sertifikasi Industri Hijau.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Haris Munandar N.

iii

LANDASAN PERATURAN

PEDOMAN PENILAIAN

PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

iii Pedoman Penghargaan Industri Hijau

(4)
(5)

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/M-IND/PER/3/2016

TENTANG

PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Industri Hijau dan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui promosi Industri Hijau sesuai dengan Pasal 3 huruf c dan Pasal 78 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, serta untuk memberikan motivasi kepada perusahaan industri, dipandang perlu untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan prinsip Industri Hijau;

b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap pelaksanaan program Penghargaan Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan adanya perubahan dan dinamika di sektor industri sehingga perlu mengganti

(6)

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M-IND/PER/1/2011;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Penghargaan Industri Hijau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708);

4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

(7)

6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor

107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perindustrian; MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud 1. Penghargaan Industri Hijau adalah program

pemberian penghargaan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan prinsip industri hijau dalam proses produksinya; 2. Perusahaan Industri adalah Setiap Orang

yang melakukan kegiatan di bidang usaha Industri yang berkedudukan di Indonesia; 3. Industri Hijau adalah Industri yang dalam

proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat;

(8)

4. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian.

Pasal 2

Program Penghargaan Industri Hijau bertujuan memberikan motivasi kepada perusahaan industri untuk menerapkan prinsip industri hijau.

Pasal 3

(1) Penghargaan Industri Hijau kepada perusahaan industri dilakukan melalui tahap seleksi dan penilaian

(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan terhadap perusahaan industri di bidang manufaktur yang telah menerapkan prinsip Industri Hijau.

(3) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu:

a. Kategori Industri Besar; b. Kategori Industri Menengah; c. Kategori Industri Kecil.

Pasal 4

Ketentuan dan tata cara penilaian Penghargaan Industri Hijau diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

(9)

Pasal 5

(1) Untuk membantu pelaksanaan tugas kesekretariatan kegiatan Penghargaan Industri Hijau, dibentuk Tim Sekretariat Penghargaan Industri Hijau;

(2) Tim Sekretariat berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dari unit yang membawahi urusan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup;

(3) Tim Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

Pasal 6

(1) Untuk melakukan rangkaian kegiatan mulai dari verifikasi dokumen, verifikasi lapangan dan penilaian terhadap perusahaan industri dibentuk Tim Teknis.

(2) Untuk melakukan tugas review dan evaluasi hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk Dewan Pertimbangan. (3) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan terdiri

dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konsultan dan instansi terkait lainnya.

(4) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

(10)

Pasal 7

(1) Menteri menetapkan penerima Penghargaan Industri Hijau berdasarkan rekomendasi dari Dewan Pertimbangan;

(2) Perusahaan industri yang ditetapkan sebagai penerima Penghargaan Industri Hijau diberikan Piala dan/atau sertifikat yang diserahkan pada acara Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau;

(3) Program Penghargaan Industri Hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan setiap 1 (tahun) sekali.

Pasal 8

Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau dibebankan kepada anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Perindustrian Republik Republik Indonesia Nomor 05/M-IND/ PER/1/2011 tentang Program Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(11)

Pasal 10

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2016 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

SALEH HUSIN Salinan sesuai dengan aslinya

Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

(12)

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

NOMOR 82/BPPI/PER/3/2016 TENTANG

PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan ketentuan

sesuai dengan pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Perindustrian nomor 18/M-IND/ PER/3/2016 Tentang Penghargaan Industri Hijau, perlu disusun pedoman penilaian Penghargaan Industri Hijau Tahun 2016 b. bahwa dalam rangka menuju penilaian

yang lebih objektif, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu melakukan perubahan terhadap kriteria penilaian penghargaan industri hijau

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 19 Jakarta 12950 Kotak Pos : 3538 JKSMG Telp. +62-21-5255509-5251429, Fax. 021-5251429

(13)

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015

tentang Pembangunan Sumber Daya Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor

107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perindustrian;

8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 18/M-IND/PER/3/2016 tentang Penghar-gaan Industri Hijau

(14)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

Pasal 1

Memberlakukan Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ini.

Pasal 2

Dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ini, maka Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor: 49/BPKIMI/ PER/2/2015 Tentang Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 3

Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Maret 2016 KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI,

(15)

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian;

2. Sekretariat Jenderal;

3. Direktur Jenderal Industri Agro;

4. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka;

5. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;

6. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah; 7. Inspektur Jenderal;

(16)

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

NOMOR : 82/BPPI/PER/3/2016 TANGGAL : 17 Maret 2016

PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 2. Tujuan

3. Lingkup Penilaian

BAB II TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Tim Sekretariat

2. Tim Teknis

3. Dewan Pertimbangan

BAB III PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA 1. Tatacara Pengusulan dan Seleksi Peserta 2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran BAB IV KRITERIA DAN CARA PENILAIAN

1. Kriteria Penilaian 2. Cara Penilaian

3. Kualifikasi Hasil Penilaian BAB V PANDUAN TEKNIS PENILAIAN

1. Proses Produksi

2. Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi 3. Manajemen Pengusahaan

(17)

BAB VI MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

1. Sosialisasi

2. Waktu dan Tempat Pendaftaran 3. Seleksi Kelengkapan Administrasi 4. Verifikasi Dokumen

5. Verifikasi Lapangan 6. Evaluasi Hasil Penilaian 7. Penyampaian Hasil Penilaian

8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang

9. Penyampaian Hasil Penilaian kepada Dewan Pertimbangan

10. Review Hasil Penilaian

11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau 12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau 13. Evaluasi

BAB VII AGENDA KEGIATAN Lampiran:

1. Formulir Pendaftaran

2. Kuesioner Penghargaan Industri Hijau 3. Format Sinopsis

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI,

(18)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan industri mempunyai dampak positif dalam skala mikro dan makro terhadap ekonomi. Dampak positif skala mikro terlihat dari hasil-hasil pembangunan industri yang

ditunjukkan terhadap share PDB, share export, dan

terciptanya peluang kerja. Peran strategisnya sebagai penyumbang PDB yang cukup signifikan ditunjukan dengan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir. Sedangkan dampak positif skala makro adalah terjadinya percepatan pertumbuhan fisik dan terciptanya

kesempatan kerja. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya

mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Artinya, industri hijau merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada peningkatan efisiensi melalui tindakan hemat dalam pemakaian bahan/material, air dan energi; penggunaan energi alternatif; penggunaan material yang aman terhadap manusia dan lingkungan; dan penggunaan teknologi rendah karbon dengan sasaran Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

(19)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

1

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Pembangunan industri mempunyai dampak positif dalam skala mikro dan makro terhadap ekonomi. Dampak positif skala mikro terlihat dari hasil-hasil pembangunan industri yang

ditunjukkan terhadap share PDB, share export, dan

terciptanya peluang kerja. Peran strategisnya sebagai penyumbang PDB yang cukup signifikan ditunjukan dengan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir. Sedangkan dampak positif skala makro adalah terjadinya percepatan pertumbuhan fisik dan terciptanya

kesempatan kerja. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya

mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Artinya, industri hijau merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada peningkatan efisiensi melalui tindakan hemat dalam pemakaian bahan/material, air dan energi; penggunaan energi alternatif; penggunaan material yang aman terhadap manusia dan lingkungan; dan penggunaan teknologi rendah karbon dengan sasaran

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(20)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 berbagai tahap seleksi dan verifikasi berdasarkan sistem penilaian yang akan dievaluasi secara berkala.

Agar terlaksananya proses penilaian yang sistematis, konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan suatu pedoman yang memuat ketentuan, tata cara dan kriteria penilaian Penghargaan Industri Hijau.

2. TUJUAN

Pedoman ini bertujuan memberikan acuan yang seragam bagi Tim Teknis, Dewan Pertimbangan, perusahaan industri yang akan mengikuti program penghargaan, dan pihak lain yang terkait dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau sehingga proses penilaian dapat berjalan secara konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. LINGKUP PENILAIAN

Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, maka lingkup penilaian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 peningkatan produktivitas dan minimisasi limbah yang menekankan pendekatan bisnis guna memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan.

Pengembangan Industri Hijau juga merupakan salah satu usaha untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, sebagaimana telah disampaikan oleh Presiden dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim di Paris bulan Desember 2015, bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29% di bawah business as usual pada tahun 2030. Penurunan emisi tersebut dilakukan dengan mengambil langkah, salah satunya di bidang energi berupa pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif, peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23% dari konsumsi energi nasional tahun 2025 dan pengolahan sampah menjadi sumber energi.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong berkembangnya industri hijau, antara lain melalui pemberian Penghargaan Industri Hijau.

Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan yang diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam dan penggunaan energi terbarukan, yang dilaksanakan melalui Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

(21)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

3

berbagai tahap seleksi dan verifikasi berdasarkan sistem penilaian yang akan dievaluasi secara berkala.

Agar terlaksananya proses penilaian yang sistematis, konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan suatu pedoman yang memuat ketentuan, tata cara dan kriteria penilaian Penghargaan Industri Hijau.

2. TUJUAN

Pedoman ini bertujuan memberikan acuan yang seragam bagi Tim Teknis, Dewan Pertimbangan, perusahaan industri yang akan mengikuti program penghargaan, dan pihak lain yang terkait dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau sehingga proses penilaian dapat berjalan secara konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. LINGKUP PENILAIAN

Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, maka lingkup penilaian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

2

peningkatan produktivitas dan minimisasi limbah yang menekankan pendekatan bisnis guna memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan.

Pengembangan Industri Hijau juga merupakan salah satu usaha untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, sebagaimana telah disampaikan oleh Presiden dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim di Paris bulan Desember 2015, bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29% di bawah business as usual pada tahun 2030. Penurunan emisi tersebut dilakukan dengan mengambil langkah, salah satunya di bidang energi berupa pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif, peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23% dari konsumsi energi nasional tahun 2025 dan pengolahan sampah menjadi sumber energi.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong berkembangnya industri hijau, antara lain melalui pemberian Penghargaan Industri Hijau.

Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan yang diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam dan penggunaan energi terbarukan, yang dilaksanakan melalui

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(22)

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

BAB II

TIM PELAKSANA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

1. Tim Sekretariat

Sekretariat bertugas melakukan persiapan, penyebarluasan informasi, menerima pendaftaran, seleksi kelengkapan administrasi, entry database, pengaturan jadwal kegiatan, koordinasi dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau.

2. Tim Teknis

Tim Teknis bertugas melakukan verifikasi dokumen, verifikasi lapangan, dan penilaian. Tim Teknis terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konsultan dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Tim Teknis antara lain adalah sebagai berikut:

a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi

industri.

b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan

lingkungan hidup.

c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri. dan Pengembangan Industri

No.70/BPPI/PER/2/2016

4

a) Kategori Industri Besar

Kriteria industri Besar adalah industri yang memiliki kekayaan bersih atau investasi lebih dari Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Kategori Industri Menengah

Kriteria Industri Menengah adalah industri yang memiliki kekayaan bersih atau investasi lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

c) Kategori Industri Kecil

Kriteria Industri Kecil adalah industri yang memiliki kekayaan bersih atau investasi paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(23)

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

5

BAB II

TIM PELAKSANA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

1. Tim Sekretariat

Sekretariat bertugas melakukan persiapan, penyebarluasan informasi, menerima pendaftaran, seleksi kelengkapan administrasi, entry database, pengaturan jadwal kegiatan, koordinasi dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau.

2. Tim Teknis

Tim Teknis bertugas melakukan verifikasi dokumen, verifikasi lapangan, dan penilaian. Tim Teknis terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konsultan dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Tim Teknis antara lain adalah sebagai berikut:

a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi

industri.

b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan

lingkungan hidup.

c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri. dan Pengembangan Industri

No.70/BPPI/PER/2/2016

4

a) Kategori Industri Besar

Kriteria industri Besar adalah industri yang memiliki kekayaan bersih atau investasi lebih dari Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Kategori Industri Menengah

Kriteria Industri Menengah adalah industri yang memiliki kekayaan bersih atau investasi lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

c) Kategori Industri Kecil

Kriteria Industri Kecil adalah industri yang memiliki kekayaan bersih atau investasi paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(24)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 BAB III

PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA

1. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta

a) Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif dan terbuka bagi semua industri nasional. Setiap perusahaan industri dapat mengajukan diri secara langsung atau dapat juga diusulkan oleh Asosiasi Industri dan Instansi Pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan industri di pusat dan daerah;

b) Pengajuan dan usulan peserta disampaikan kepada

Sekretariat Penghargaan Industri Hijau;

c) Sekretariat akan melakukan seleksi kelengkapan

administrasi terhadap industri yang mendaftar;

d) Sekretariat menyampaikan hasil seleksi kelengkapan

administrasi peserta yang memenuhi persyaratan kepada Tim Teknis;

Gambar 1. Mekanisme Pengusulan Peserta Penghargaan Industri Hijau dan Pengembangan Industri

No.70/BPPI/PER/2/2016

3. Dewan Pertimbangan

Dewan Pertimbangan bertugas melakukan review dan

memberi masukan terhadap hasil penilaian perusahaan industri peserta Penghargaan Industri Hijau yang dilakukan oleh Tim Teknis serta menyampaikan calon penerima penghargaan kepada Menteri Perindustrian. Dewan Pertimbangan terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Dewan Pertimbangan adalah sebagai berikut:

a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi

industri.

b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan

lingkungan hidup.

c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.

d) Memiliki pengetahuan dalam bidang kebijakan publik,

ekonomi, dan hukum. Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(25)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

7

BAB III

PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA

1. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta

a) Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif dan terbuka bagi semua industri nasional. Setiap perusahaan industri dapat mengajukan diri secara langsung atau dapat juga diusulkan oleh Asosiasi Industri dan Instansi Pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan industri di pusat dan daerah;

b) Pengajuan dan usulan peserta disampaikan kepada

Sekretariat Penghargaan Industri Hijau;

c) Sekretariat akan melakukan seleksi kelengkapan

administrasi terhadap industri yang mendaftar;

d) Sekretariat menyampaikan hasil seleksi kelengkapan

administrasi peserta yang memenuhi persyaratan kepada Tim Teknis;

Gambar 1. Mekanisme Pengusulan Peserta Penghargaan Industri Hijau dan Pengembangan Industri

No.70/BPPI/PER/2/2016

6

3. Dewan Pertimbangan

Dewan Pertimbangan bertugas melakukan review dan

memberi masukan terhadap hasil penilaian perusahaan industri peserta Penghargaan Industri Hijau yang dilakukan oleh Tim Teknis serta menyampaikan calon penerima penghargaan kepada Menteri Perindustrian. Dewan Pertimbangan terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Dewan Pertimbangan adalah sebagai berikut:

a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi

industri.

b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan

lingkungan hidup.

c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.

d) Memiliki pengetahuan dalam bidang kebijakan publik,

ekonomi, dan hukum.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(26)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

9

BAB IV PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian dibedakan antara industri besar, industri menengah dan industri kecil.

Untuk industri besar, penilaian didasarkan pada hal-hal berikut:

a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang proses produksi.

b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi program

penurunan emisi CO2e, pemenuhan baku mutu lingkungan, dan sarana pengelolaan limbah/emisi.

c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan karyawan.

Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran

Perusahaan peserta Penghargaan Industri Hijau wajib menyampaikan formulir pendaftaran, kuesioner dan sinopsis yang telah diisi, yang dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:

1) Dokumen legalitas usaha (fotokopi Izin Usaha Industri atau Tanda Daftar Industri, dan HO);

2) NPWP dan SPT Pajak Penghasilan tahun terakhir;

3) Lembar pengesahan terbaru dokumen AMDAL, atau

UKL dan UPL, atau SPPL;

4) Laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup 1 tahun terakhir bagi industri yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL dan UPL;

5) Deskripsi proses produksi yang dilengkapi dengan

diagram alir;

6) Neraca massa/bahan, neraca energi dan neraca air di kegiatan proses produksi;

7)

Matriks self assesment perusahaan industri terhadap

kriteria penilaian;

Catatan :

Seluruh dokumen kelengkapan pendaftaran

Penghargaan Industri Hijau disampaikan dalam bentuk

soft copy (USB atau CD) ke Sekretariat Penghargaan

Industri Hijau.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(27)

dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

9

BAB IV PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian dibedakan antara industri besar, industri menengah dan industri kecil.

Untuk industri besar, penilaian didasarkan pada hal-hal berikut:

a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang proses produksi.

b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi program

penurunan emisi CO2e, pemenuhan baku mutu lingkungan, dan sarana pengelolaan limbah/emisi.

c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan karyawan.

Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

8

2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran

Perusahaan peserta Penghargaan Industri Hijau wajib menyampaikan formulir pendaftaran, kuesioner dan sinopsis yang telah diisi, yang dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:

1) Dokumen legalitas usaha (fotokopi Izin Usaha Industri atau Tanda Daftar Industri, dan HO);

2) NPWP dan SPT Pajak Penghasilan tahun terakhir;

3) Lembar pengesahan terbaru dokumen AMDAL, atau

UKL dan UPL, atau SPPL;

4) Laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup 1 tahun terakhir bagi industri yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL dan UPL;

5) Deskripsi proses produksi yang dilengkapi dengan

diagram alir;

6) Neraca massa/bahan, neraca energi dan neraca air di kegiatan proses produksi;

7)

Matriks self assesment perusahaan industri terhadap

kriteria penilaian;

Catatan :

Seluruh dokumen kelengkapan pendaftaran

Penghargaan Industri Hijau disampaikan dalam bentuk

soft copy (USB atau CD) ke Sekretariat Penghargaan

Industri Hijau.

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(28)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

10

Ta be l 1 Krit eria P enil aian P en gh argaa n Ind us tri H ijau Ka te gori In du st ri B es ar O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R P R OS ES P R OD U KS I 70 1) P rog ra m ef isien si pr od uksi a. Ke bi ja ka n pe ru sa ha an da la m pe ne ra pa n ef isie nsi pr odu ksi -Ad a Ko m itm en m ana je m en pu nc ak (t op m an age m en t), ada pe re nc an aa n (r enc ana ke rj a) , d ila ks ana ka n se sua i de ng an re nc ana s er ta d ila kuka n pem an tau an /e val uas i 4 -Ad a Kom itm en m an aj em en pun ca k (t op m an ag em en t), ada pe re nc an aa n (r enc ana ke rj a) , d ila ks ana ka n se su ai de ng an re nc ana , t ap i t id ak di la kuka n pem an tau an /e val uas i 3 -Ad a Kom itm en m an aj em en pun ca k (t op m an ag em en t), ada pe re nc an aa n (r en ca na k er ja ), ta pi be lu m 2 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(29)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

11

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R di la ks ana ka n -Ad a Kom itm en m an aj em en pun ca k (t op m an ag em en t) ta pi be lu m t erse dia prog ra m a ta u re nc an a ke rj a 1 -Be lum a da ko m itm en m ana je m en pun ca k (t op m an age m en t) 0 b. Ti ng ka t ca pa ia n pe ne ra pa n prog ra m se su ai de nga n ko m itm en pe rusaha an da la m m eni ng ka tka n ef isie nsi pr odu ksi -> 75 % te rca pa i 4 -50 < x ≤ 75 % te rca pa i 3 -25 < x ≤ 5 0% te rca pa i 2 -0 < x ≤ 25 % te rca pa i 1 -Be lu m t erca pa i a ta u tida k ada prog ra m 0 2) Mat erial In pu t a. Sert ifik asi/ izi n Ma te ria l In put - 100 % m at eria l in put ya ng d ig un aka n m em ili ki se rt ifi ka t/ izin 4 - 90 < x < 1 00 % ma te ria l in put ya ng di gu na ka n m em ili ki se rt ifik at /izin 3 - 80 < x ≤ 90% m at er ia l i np ut ya ng di gu na ka n m em ili ki se rt ifik at /izin 2 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(30)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

12

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R - 70 < x ≤ 8 0% m at er ia l i np ut ya ng di gu na ka n m em ili ki se rt ifik at /izin 1 - 0 < x ≤ 7 0% m at er ia l i np ut ya ng di gu na ka n m em ili ki se rt ifik at /izin 0 b. Ra sio produk te rhad ap m at eria l in put -Pe ng gu na an m at er ia l i np ut m en ghasilka n pe r un it prod uk ra ta -ra ta 97 < x ≤ 1 00 % 4 -Pe ng gu na an m at er ia l i np ut m en ghasilka n pe r un it prod uk ra ta -ra ta 90 < x ≤ 97 % 3 -Pe ng gu na an m at er ia l i np ut m en ghasilka n pe r un it prod uk ra ta -ra ta 80 < x ≤ 9 0% 2 -Pe ng gu na an m at er ia l i np ut m en ghasilka n pe r un it prod uk ra ta -ra ta 70 < x ≤ 8 0% 1 -Pe ng gu na an m at er ia l i np ut m en ghasilka n pe r un it prod uk ra ta -ra ta 0 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(31)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

13

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R 0 < x ≤ 70 % c. U pa ya e fisie nsi Pe nggun aa n Ma te ria l In put -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an m at eria l in put (ra w m at eria l in de x re duc tio n) > 7,5 % 4 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an m at eria l in put (ra w m at eria l in de x re duc tio n) 5, 0 < x ≤ 7, 5% 3 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an m at eria l in put (ra w m at eria l in de x re duc tio n) 2, 5 < x ≤ 5, 0% 2 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an m at eria l in put (ra w m at eria l in de x re duc tio n) 0 < x ≤ 2, 5 % 1 -Be lum m el aku ka n up aya e fisie nsi pe nggun aa n m at eria l in pu t 0 d. Su bst itu si m at eria l in put -Te la h m el aku ka n sub st itu si 100 % 4 -Te la h m el aku ka n sub st itu si 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(32)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

14

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R 0 < x < 10 0% -Te la h m el aku ka n sub st itu si 20 < x ≤ 6 0% 2 -Te la h m el aku ka n sub st itu si 0 < x ≤ 20 % 1 -Be lum m el aku ka n sub st itus i 0 e. Pe na ng ana n m at er ia l in put -D ite m pa tk an di gu da ng/ rua nga n khu sus unt uk m at er ia l i np ut , d ila ku ka n pe m ant aua n m ut u m at er ia l, m en era pkan prin sip FI FO (f irst in fir st out ), dip isa hk an be rda sa rk an je nis m at er ia l. 4 -D ite m pa tk an di gu da ng/ rua nga n khu sus unt uk m at er ia l i np ut , d ila ku ka n pe m ant aua n m ut u m at er ia l, m en era pkan prin sip FI FO (f irst in fir st out ) 3 -D ite m pa tk an di gu da ng/ rua nga n khu sus unt uk m at er ia l i np ut , d ila ku ka n pe m ant aua n m ut u m at er ia l 2 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(33)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

15

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R -D ite m pa tk an di gu da ng/ rua nga n khu sus unt uk m at er ia l i np ut . 1 -Be lum a da up aya p ena ng ana n m at er ia l 0 3.) En erg i a. U pa ya e fisie nsi en ergi - Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an en ergi (e ne rgy in de x re du ct ion ) > 7, 5% 4 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an en ergi (e ne rgy in de x re du ct ion ) 5,0 < x ≤ 7 ,5 % 3 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an en ergi (e ne rgy in de x re du ct ion ) 2,5 < x ≤ 5 ,0 % 2 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an en ergi (e ne rgy in de x re du ct ion ) 0 < x ≤ 2, 5 % 1 -Be lu m a da u pa ya e fisie nsi en ergi 0 b. U pa ya P eng guna an -Ra sio pe nggun aa n en ergi te rba ruk an te rhad ap tota l pe nggun aa n en ergi 4 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(34)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

16

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R En ergi Terb aru ka n > 3, 0% -Ra sio pe nggun aa n en ergi te rba ruk an te rhad ap tota l pe nggun aa n en ergi 2,0 < x ≤ 3 ,0 % 3 -Ra sio pe nggun aa n en ergi te rba ruk an te rhad ap tota l pe nggun aa n en ergi 1,0 < x ≤ 2 ,0 % 2 -Ra sio pe nggun aa n en ergi te rba ruk an te rhad ap tota l pe nggun aa n en ergi 0 < x ≤ 1 ,0 % 1 -Be lu m a da pe nggu na an e ne rgi te rba ruk an 0 c. M el akuka n ke gi at an m an aj em en en er gi ya ng dit ua ngkan da la m b ent uk la pora n. -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ene rg i se tiap tah un 4 -M el akuka n ke gi at an m an aj em en en er gi 2 ta hu n se ka li 3 -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ene rg i 3 ta hu n se ka li 2 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(35)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

17

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ene rg i > 3 ta hun se ka li 1 -Be lu m pe rnah me la ku ka n ke gia ta n m ana je m en en ergi 0 4 ) Air a. U pa ya e fisie nsi ai r -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an air (w at er inde x re duc tion ) > 15% 4 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an air (e ne rgy in de x re du ct io n) 10, 0 < x ≤ 15 ,0 % 3 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an air (wat er in de x re duc tion ) 5, 0 < x ≤ 1 0, 0 % 2 -Te la h m el aku ka n ef is ie ns i p eng gu na an air (w at er inde x re duc tion ) 0 < x ≤ 5, 0 % 1 -Be lu m a da u pa ya e fisie nsi air 0 b. Pe nggun aa n air da ur -> 3 0% 4 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(36)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

18

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R ula ng un tu k prose s prod uk si da n/ at au ut ili ta s -20 < x ≤ 30 % 3 -10 < x ≤ 2 0% 2 -0 < x ≤ 10 % 1 -Be lum m el aku ka n da ur ul ang a ir 0 c. U pa ya k on se rv asi su m be r air (m isa ln ya m em buat su m ur re sa pa n, bio pori at au pe na m pun ga n air hu ja n) -U pa ya k on se rv asi su m be r air suda h ber jal an 4 -Su da h m el ak uka n ka jia n, p er enc ana an te kni s da n ko ns tr uks i 3 -Su da h m el ak uka n ka jia n da n pe re nc ana an te kni s 2 -Su da h m el ak uka n ka jia n 1 -Be lum m el aku ka n up aya ko ns er va si a ir 0 d. M el akuka n ke gi at an m an aj em en a ir yang dit ua ngkan da la m be nt uk la pora n. -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ai r se tiap tah un 4 -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ai r 2 ta hun se ka li 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(37)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

19

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ai r 3 ta hun se ka li 2 -M el akuka n ke gi at an m ana je m en ai r > 3 ta hun se ka li 1 -Be lu m pe rnah me la ku ka n ke gi at an m ana je m en ai r 0 5 ) Tek no log i P rose s a. Pe ne ra pa n Re duc e, Reu se, Rec yc le ( 3R ) -M el akuka n Red uc e, Reu se, R ec yc le (3R ) da la m k egia ta n prose s prod uk si 4 -M el akuka n Re cy cl e da la m k egia ta n prose s prod uk si 3 -M el akuka n Re us e da la m ke gi at an prose s prod uk si 2 -M el akuka n da la m R educ e ke gi at an prose s prod uk si 1 -Be lum m el aku ka n Re du ce , R eu se , Re cy cle (3R ) da la m k egia ta n prose s prod uk si 0 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(38)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

20

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R b. Segr ega si air buanga n da ri pr ose s prod uk si -Su da h m ela ku ka n se gre ga si air buanga n da ri pr ose s prod uk si , d an pe ngola ha n di IP AL s uda h te rpisa h de nga n air hu ja n da n lim ba h dom est ik 4 -Su da h m ela ku ka n se gre ga si air buanga n da ri pr ose s prod uk si, na m un pe ngola ha n di IP AL m asih be rca m pur de nga n air hu ja n da n lim ba h dom est ik 3 -Su da h ada fa silita s se gre ga si, na m un be lu m /t ida k be rope ra si 2 -Su da h ada pe re nc an aa n se gre ga si air buanga n 1 -Be lu m a da pe re nc an aa n se gre ga si air buanga n 0 c . In ov asi Te kn olog i Prose s U nt uk Ja ng ka W akt u 1 Ta hun -M el akuka n pe ng ga nt ia n m esin /pe ra la ta n 4 -M el akuka n m od ifi ka si m es in/ pe ra la ta n 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(39)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

21

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R Te ra khi r -Su da h ada pe re nc an aa n pe ngga nt ia n m esin /pe ra la ta n 2 -Su da h ada pe re nc an aa n m odif ik asi m esin /pe ra la ta n 1 -Be lum a da p er enc ana an pe ng ga nt ia n at au m odif ik asi m esi n/ pe ra la ta n 0 d. Kiner ja P era la ta n 1. ) Ba tc h Sy st em - Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess ≥ 8 5, 0% 4 -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess 60, 0 ≤ x < 85 % 3 -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess 40, 0 ≤ x < 60 ,0 % 2 -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess 20, 0 ≤ x < 40 ,0 % 1 -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess 0 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(40)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

22

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R < 2 0, 0% 2.) Con tin uou s Sy st em -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess ≥ 9 5, 0% 4 -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess 70, 0 ≤ x < 95 % 3 -Ov er all Eq uipment E ffe ct iv en ess 50 ,0 ≤ x < 70 ,0% 2 -Over all Equipme nt E ffe ct iv en ess 30, 0 ≤ x < 5 0, 0% 1 -Over all Equipme nt E ffe ct ive ne ss 0 < x < 30 ,0 % 0 e. Pe ne ra pa n SOP pe na ng ana n m at er ia l in put, pr ose s prod uk si, da n m ai nt ena nc e -Te rse dia t iga SOP (p en an ga na n m at eria l in put, prose s pr od uk si da n m ai nt ena nc e) ; di la ks ana ka n 4 -Te rse dia dua SOP (p en an ga na n m at eria l in put da n/ at au pro se s prod uk si da n/ at au m ain te na nc e); 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(41)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

23

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R di la ks ana ka n -Te rse dia sa tu SOP (p en an ga na n m at eria l in put/ prose s prod uk si/ m ai nt ena nc e) ; di lak san ak an 2 -Te rs ed ia m in im al s at u je ni s SO P (p en an ga na n m at eria l in pu t/ prose s prod uk si/ m ai nt ena nc e); te ta pi tida k di la ks ana ka n 1 -Be lu m m em ili ki S O P pe na ng an an m at eria l in put da n/ at au pro se s prod uk si da n/ at au m ai nt en anc e 0 f. In ov asi pr odu k -D al am t ah ap su da h at au se da ng m em pe role h pa te n 4 -Kom ersia l 3 -Seda ng da la m t ah ap uj i c oba 2 -Ma sih da la m t ah ap kajian 1 -Be lu m a da in ov asi 0 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(42)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

24

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R g. Ti ng ka t pr od uk re je ct /d efe ct te rhad ap tota l prod uk -≤ 0, 5 % 4 -0,5 < x ≤ 1 ,0 % 3 -1,0 < x ≤ 1 ,5 % 2 -1, 5 < x ≤ 2,0 % 1 -> 2, 0% 0 6) S um be r Da ya Manusia a. Pe nin gkat an k apa sit as SD M pr ose s prod uk si ya ng m em enu hi pe rsyar at an -Pe nin gkat an k apa sit as SD M prose s prod uk si m em enu hi p er sya ra ta n eks te rn al d an int er na l 100 % 4 -Pe ni ng ka ta n ka pa sit as SD M prose s prod uk si m em enu hi p er sya ra ta n eks te rn al d an int er na l 65 < x < 1 00 % 3 -Pe nin gkat an k apa sit as SD M prose s prod uk si m em enu hi p er sya ra ta n eks te rn al d an int er na l 35 < x ≤ 65 % 2 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(43)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

25

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R -Pe nin gkat an k apa sit as SD M prose s prod uk si m em enu hi p er sya ra ta n eks te rn al d an int er na l 0 < x ≤ 35 % 1 -Be lum a da up aya P eni ng ka ta n ka pa sit as SD M pr ose s prod uk si m em enuhi p er sya ra ta n eks te rn al d an in te rnal 0 b Jum la h SD M ya ng su da h m em pe role h pe la tiha n ko m pe te ns i -Jum la h SD M ya ng s ud ah m em pe role h pel at ih an k om pet en si > 1 5% 4 -Jum la h SD M ya ng s ud ah m em pe role h pel at ih an k om pet en si 10, 0 < x ≤ 15 ,0 % 3 -Jum la h SD M ya ng s ud ah m em pe role h pel at ih an k om pet en si 5, 0 < x ≤ 1 0, 0% 2 -Jum la h SD M ya ng s ud ah m em pe role h pel at ih an k om pet en si 1 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(44)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

26

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R 0 < x ≤ 5, 0% -Be lu m a da SD M ya ng m em pe role h pel at ih an k om pet en si 0 7) L ing kung an Kerja di R uan g P rose s P ro du ksi M el akuka n pe m ant aua n da n pe ni la ia n ki ne rj a K3 L se su ai Pe ra tur an M en te ri Te na ga Ke rj a da n Tra nsm igra si No . 13 Ta hu n 201 1 -Ad a prog ra m , dij ala nk an se ca ra be rkala se tia p 6 bu la n se ka li 4 -Ad a prog ra m , dij ala nk an se ca ra be rkala se tia p 1 ta hu n se ka li 3 -Ad a prog ra m , dij ala nk an se ca ra be rkala se tia p 2 ta hu n se ka li 2 -Ad a prog ra m , dij ala nk an se ca ra be rkala le bih da ri 2 ta hu n se ka li 1 -Be lu m a da prog ra m pe m an ta ua n da n pe ni la ia n ki ne rj a K3 L 0 KINERJ A P ENGEL OL AA N L IMBA H / EM IS I 20 1. P rog ra m P enur u nan Emi si U pa ya p en ur una n em is i CO 2 e -M em enuhi t arge t pe nur una n em is i CO 2 e: > 9 9 % 4 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(45)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

27

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R C O 2 e -M em enuhi t ar ge t pe nur una n em is i CO 2 e: 66 < x ≤ 9 9% 3 -M em enuhi t ar ge t pe nur una n em is i CO 2 e: 33 < x ≤ 6 6% 2 -M em enuhi t ar ge t pe nur una n em is i CO 2 e: 0 < x ≤ 3 3% 1 -Be lum me me nu hi t ar ge t pe nur una n em isi C O2 e 0 2. P em enu han Ba ku M ut u Ling ku ng an a. a. Li m ba h Ca ir -100 % m em en uhi 4 -98 < x < 1 00 % m em enu hi 3 -95 < x ≤ 98 % m em en uhi 2 -90 < x ≤ 95 % m em en uhi 1 -≤ 90 % m em en uhi 0 b. b. Li m ba h Ga s da n De bu -100 % m em en uhi 4 -98 < x < 1 00 % m em enu hi 3 -95 < x ≤ 98 % m em en uhi 2 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(46)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

28

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R -90 < x ≤ 95 % m em en uhi 1 -≤ 90 % m em en uhi 0 3. S ara na P eng elo laa n Limb ah / E misi a. Op era sion al sa ra na pe nge lola an lim ba h da n em isi (se su ai pe rsyar at an y an g be rla ku ) -Sar an a le ngkap da n se lu ru hn ya be rope ra si de nga n ba ik 4 -Sar an a le ngkap , ta pi ha ny a be rope ra si se ba gia n 3 -Sar an a tida k le ngkap da n se m ua sa ra na be rope ra si de nga n ba ik 2 -Sar an a tida k le ngkap da n tida k diope ra sik an 1 -Be lu m a da sa ra na pe nge lol aa n lim ba h / em isi 0 b. Pe ng el ol aa n Li m ba h B3 (pe riz in an da n pra sa ra na se su ai -Te rda pa t sa ra na , be rope ra si se rt a m em ili ki iz in 4 -Te rda pa t sa ra na , be rope ra si ta pi tida k m em ili ki iz in 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(47)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

29

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R pe rsyar at an y an g be rla ku ) -Te rda pa t sa ra na , me m ilik i i zin tida k be rope ra si 2 -Te rda pa t sa ra na , ta pi tida k m em ilik i izin da n tida k be ro pe ra si 1 -Be lu m a da sa ra na pe nge lol aa n lim ba h B3 0 C MANAJ EME N P ER U SA H A AN 10 1) S ert ifika si a. Produk -75 < x ≤ 1 00 % p ro du k m em ili ki se rt ifik at 4 -50 < x ≤ 7 5% p ro du k m em ili ki se rt ifik at 3 -25 < x ≤ 5 0% p ro du k m em ili ki se rt ifik at 2 -0 < x ≤ 25 % p ro duk m em ili ki se rt ifi ka t 1 -Be lu m a da prod uk m em ili ki se rt ifik at 0 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(48)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

30

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R b. Si ste m M an aj eme n ya ng d ib ukt ika n de ng an do kum en -M em ili ki p er en ca na an , m eng im pl em ent as ika n, m el akuka n m on ev da n m el aku ka n re nc ana a ks i siste m m an aj em en 4 -M em ili ki p er en ca na an , m eng im pl em ent as ika n da n m el akuka n m one v 3 -M em ili ki p er en ca na an da n sud ah m eng im pl em ent as ika n 2 -M em ili ki p er en ca na an s is te m ma na je me n 1 -Be lu m m em ili ki p er en ca na an s is te m ma na je me n 0 2) CS R a. Pe ne ra pa n CSR ya ng be rkela nj ut an -Ad a ke bi ja ka n CS R y an g be rkela nj ut an , di la ks ana ka n, d ila ku ka n pe m ant aua n da n ev alu asi se rt a ada pe la pora n 4 -Ad a ke bi ja ka n CS R y an g be rkela nj ut an , sud ah di la ks ana ka n, d ila ku ka n 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(49)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

31

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R pem an tau an d an e val uas i, t ap i ti da k ada pe la pora n -Ad a ke bi ja ka n CS R y an g be rkela nj ut an , su da h dila ksa na ka n, na m un be lu m di la kuka n pe m ant aua n, e va lua si d an pe la pora n 2 -Ad a ke bi ja ka n CS R y an g be rkela nj ut an na m un be lum d ila ks ana ka n 1 -Be lum a da ke bi ja ka n CS R ya ng be rkela nj ut an 0 b. Progr am CSR ya ng be rkela nj ut an -Me m ilik i > 3 Progr am C SR ya ng be rkela nj ut an 4 -Me m ilik i 3 P rogra m CSR y an g be rkela nj ut an 3 -Me m ilik i 2 P rogra m CSR y an g be rkela nj ut an 2 -Me m ilik i 1 P rogra m CSR y an g 1 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(50)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

32

O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R be rkela nj ut an -Ti da k m ene ra pka n CS R 0 3) P eng har gaa n Pe nghar ga an t erkait bida ng pr odu ksi da n pe nge lola an ling kung an ind us tr i ya ng pe rnah dit erim a da la m ja ngka w ak tu 1 ta hu n te ra khi r -> 3 pe nghar ga an 4 -3 pe nghar ga an 3 -2 pe nghar ga an 2 -1 pe nghar ga an 1 -Be lu m a da pe nghar ga an 0 4) Keseha ta n kary awa n Pe m eriksaa n ke se ha ta n ka rya w an -D ila ku ka n m ed ic al c he ck up se ca ra pe riodik set ia p 1 ta hu n se ka li 4 -D ila ku ka n m ed ic al c he ck up se ca ra pe riodik set ia p 2 ta hu n se ka li 3 -D ila ku ka n m ed ic al c he ck up se ca ra pe riodik set ia p 3 ta hu n se ka li 2 -D ila ku ka n m ed ic al c he ck up se ca ra pe riodik > 3 ta hu n 1 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(51)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6

33

N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R -Be lu m pe rnah dila ku ka n m ed ic al c he ck up 0 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

(52)

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016 Sedangkan untuk industri menengah penilaian didasarkan pada hal-hal berikut:

a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang proses produksi.

b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi pemenuhan baku mutu lingkungan dan sarana pengelolaan limbah/emisi.

c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan karyawan.

Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016

(53)

Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016

30

Sedangkan untuk industri menengah penilaian didasarkan pada hal-hal berikut:

a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang proses produksi.

b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi pemenuhan baku mutu lingkungan dan sarana pengelolaan limbah/emisi.

c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan karyawan.

Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

dan Pengembangan Industri No. 82/BPPI/PER/3/2016 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016 La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6 31 Ta be l 2 Krit eria P enil aian P en gh argaa n Ind us tri H ijau Ka te gori In du st ri Me ne ng ah N O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R A P R OS ES P R OD U KS I 70 1) P rog ra m ef isien si pr od uksi a. Ke bi ja ka n pe ru sa ha an da la m pe ne ra pa n ef isie nsi pr odu ksi - Ad a Kom itm en m an aj em en pun ca k (t op m an age m en t), ada pe re nc an aa n (r enc ana ke rj a) , d ila ks ana ka n se sua i de ng an re nc ana s er ta d ila kuka n pem an tau an /e val uas i 4 -Ad a Kom itm en m an aj em en pun ca k (t op m an ag em en t), ada p er en can aan (r enc ana ke rj a) , d ila ks ana ka n se sua i de ng an re nc ana , t ap i t id ak di la kuka n pem an tau an /e val uas i 3 -Ad a Kom itm en m an aj em en pun ca k (t op m an ag em en t), ada pe re nc an aa n 2

(54)

La mp ira n Pe ra tur an Kep ala Ba dan P en el iti an dan Pe ng em ba nga n In dus tr i No .7 0/BPP I/P ER /2/201 6 32 O AS P EK P ENIL AIAN KRITE R IA BOBO T (% ) INDIKA TO R SKO R (r en ca na k er ja ), ta pi be lu m di la ks ana ka n -Ada K om itm en ma na jem en pun ca k (t op m an ag em en t) ta pi be lu m t erse dia prog ra m a ta u re nc an a ke rj a 1 -Be lum a da ko m itm en m ana je m en pun ca k (t op m an age m en t) 0 b. Ti ng ka t ca pa ia n pe ne ra pa n prog ra m se su ai de nga n ko m itm en pe rusaha an da la m m eni ng ka tka n ef isie nsi pr odu ksi -> 7 5% t erca pa i 4 -50, 1 < x ≤ 7 5% te rca pa i 3 -25 < x ≤ 5 0% te rca pa i 2 -0 < x ≤ 2 5% t er ca pa i 1 -Be lu m t erca pa i a ta u tida k ada prog ra m 0 2) Mat erial Inp u t a. Sert ifik asi/ izi n Ma te ria l In put - 100 % m at eria l in put ya ng d ig un aka n m em ili ki se rt ifi ka t/ izin 4 - 90 < x < 1 00 % ma te ria l in put ya ng di gu na ka n m em ili ki se rt ifik at /izin 3 Lampir an P er atur an K epala B adan P enel itian dan P engembangan I ndustri No . 82/BPPI/PER/3/2016

Gambar

Gambar 1. Mekanisme Pengusulan Peserta             Penghargaan Industri Hijau dan Pengembangan Industri
Tabel 1 Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau  Kategori Industri Besar OASPEK  PENILAIANKRITERIABOBOT (%) INDIKATORSKOR PROSES PRODUKSI 70 1) Program  efisiensi produksi a.Kebijakan perusahaan dalam penerapan  efisiensi produksi
Tabel 2 Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau  Kategori Industri Menengah NOASPEK  PENILAIANKRITERIABOBOT (%) INDIKATORSKOR APROSES PRODUKSI   70 1) Program  efisiensi produksi a.Kebijakan perusahaan dalam penerapan  efisiensi produksi
Tabel 3 Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau  Kategori Industri Kecil  OASPEK PENILAIANKRITERIABOBOT  (%) INDIKATORSKOR
+3

Referensi

Dokumen terkait

selain itu mereka tak lupa untuk menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang diberi pasta gigi sehingga gigi mereka menjadi putih dan kuat bobi dan nita juga terhindar dari

ini juga dibagi dua macam, yaitu: (1) kaidah yang bersumber dari al-nus } ûs } al-shar‘îyah secara tidak langsung (kontekstual), dan (2) kaidah yang bersumber ijtihad ulama

Kajian ini menunjukkan terdapat perbezaan signifikan perspektif pelajar yang berdasarkan aspek kaum, tempat tinggal dan pendapatan keluarga terhadap 11 domain kepelbagaian sekolah

Proses ini juga ditujukan untuk membuat biskuit tile lebih kuat dari green tile, karena dalam pembakaran kadar air yang terdapat dalam green tile terserap sehingga membuat

Salah satu media informasi berbasis internet yang dapat dimanfaatkan adalah situs web yang manfaatnya dapat diakses oleh pengguna untuk mendapatkan dan memenuhi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi dan ketimpangan pendapatan pedagang kaki lima di Kota Kuala Tungkal. Data yang digunakan bersumber dari

Meskipun pada pendistribusian dana zakat untuk usaha produktif yang dilakukan amil belum menyertakan kesepakatan peminjaman dana atau barang dengan tuntutan waktu, pada dasarnya

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penlis memiliki tingkat kesukaan paling tinggi terhadap perlakuan (P0.T2), hal ini disebabkan karena pada perlakuan ini tidak ada