• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

Dalam dokumen AnnualReport Indonesia 2012 part 2 (Halaman 77-86)

TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Terkait dengan risiko kredit, Bank telah

menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut: In relation to credit risk, the Bank has implemented the following Risk Management policies:

 Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit,

temasuk Credit Risk Rating (CRR) serta

General Underwriting Standard (GUS), yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit.

 Establishing lending policy and procedures, including Credit Risk Rating (CRR) and General Underwriting Standard (GUS), which are used as a guideline in analyzing credit.

 Melakukan review dan memutakhirkan

lending policy, sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku.

 Reviewing and updating the lending policy to be in accordance with the recommendations from Compliance Unit of Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations.

 Membentuk Credit Acceptance Unit (CAU),

untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Pemasaran Bank.

 Establishing Credit Acceptance Unit (CAU) to help in reviewing and evaluating the credit applications proposed by the Bank’s Marketing Department.

 Melakukan Loan Committee Meeting untuk

memutuskan pemberian kredit baru,

perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke Kantor Pusat.

 Conducting Loan Committee Meetings to approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval.

 Melakukan analisa portofolio kredit Bank

berdasarkan parameter-parameter yang

senantiasa disesuaikan dengan bisnis dan kompleksitas Bank.

 Performing credit portfolio analysis, based on parameters that are always adjusted to the business and the complexity of the Bank.

 Melakukan analisa Stress Testing yang

dilakukan minimum setahun sekali, Bank juga

dapat melakukan stress test tambahan

sepanjang tahun tergantung pada terjadinya peristiwa ekonomi tertentu yang mungkin mempengaruhi kemampuan debitur untuk

membayar. Dalam stress test tahunan ini, bank

menggunakan dua skenario dasar yaitu:

1. Analisa dampak terhadap rasio

kecukupan modal akibat kenaikan nilai tukar USD/IDR hingga 50% disertai penurunan 1 level kualitas kolektibilitas atas 15 debitur terbesar.

2. Analisa dampak terhadap rasio

kecukupan modal akibat kenaikan nilai tukar USD/IDR hingga 50% disertai penurunan 1 level kualitas kolektibilitas atas 15 debitur terbesar, serta penurunan 2 level kualitas kolektibilitas atas debitur dengan orientasi ekspor ke Amerika, Eropa dan Jepang.

 Performing Stress test in annually basis at the minimum, there is a chance for the Bank to conduct additional stress test throughout the year depending upon the occurrence of economic events. In this annually stress test, Bank uses 2 basic scenarios as follow: 1. Impact to CAR (Capital Adequacy Ratio)

analysis as the result of depreciation of USD/IDR rate up to 50% followed by 1 collectability level decrease upon 15 major debtors.

2. Impact to CAR (Capital Adequacy Ratio) analysis as the result of depreciation of USD/IDR rate up to 50% followed by 1 collectability level decrease upon 15 major debtors and 2 collectability level decrease of export oriented debtors to United States, European Union, and Japan.

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Terkait dengan risiko kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut: (lanjutan)

In relation to credit risk, the Bank has implemented the following Risk Management policies: (continued)

 Melakukan analisa Stress Testing yang

dilakukan minimum setahun sekali, Bank juga

dapat melakukan stress test tambahan

sepanjang tahun tergantung pada terjadinya peristiwa ekonomi tertentu yang mungkin mempengaruhi kemampuan debitur untuk

membayar. Dalam stress test tahunan ini, bank

menggunakan dua skenario dasar yaitu: (lanjutan)

Berdasarkan hasil stress test yang dilakukan

pada bulan Desember 2012, CAR (Capital

Adequacy Ratio/Rasio Kecukupan Modal)

sebelum stress test dilakukan adalah 66.63%.

Skenario 1 memberikan dampak penurunan CAR menjadi 63.23%, sedangkan skenario 2 memberikan dampak penurunan CAR menjadi 61.34%. Namun, tingkat kecukupan modal setelah stress test dilakukan masih lebih besar daripada rasio yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia maupun BASEL 3. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

permodalan bank dipandang sehat dalam menghadapi kondisi stres.

 Performing Stress test in annually basis at the minimum, there is a chance for the Bank to conduct additional stress test throughout the year depending upon the occurrence of economic events. In this annually stress test, Bank uses 2 basic scenarios as follow: (continued)

Based on the stress test conducted on December 2012, CAR before stress test was 66.63%. Scenario 1 would have impact to CAR to 63.23%, while scenario 2 would have decrease CAR to 61.34%. How ever, the impacted CAR is still significantly higher than the regulator requirement and BASEL 3 requirement. Hence we can conclude the Bank’s capital is significantly adequate during stress condition.

Eksposur maksimum terhadap risiko kredit

Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan dalam hal timbul kewajiban atas instrumen yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati

(committed) kepada nasabah.

Maximum exposure to credit risk

For financial asset recognized in the statements of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount. For contingent liabilities, the maximum exposure to the credit risk is the maximum amount that Bank would have to pay if the obligations of the instrument assued are called upon. For credit risk is the full amount granted to customers.

Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan komitmen dan kontinjensi (rekening administratif), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya.

The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of statements of financial position and off-balance sheet financial instrument, without taking into account any collateral held or other credit enhancement.

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Eksposur maksimum terhadap risiko kredit

(lanjutan) Maximum exposure to credit risk (continued)

2012 2011

Laporan Posisi Keuangan Statements of Financial Position

Giro pada Bank Indonesia 211.309.480.036 195.347.989.997 Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank lain 97.343.634.681 41.945.182.118 Current accounts with other banks

Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia

dan bank lain 741.683.632.139 562.891.813.728 and other banks

Investasi keuangan Financial investments

dimiliki hingga jatuh tempo 103.188.396.064 40.830.293.981 held to maturity

Kredit yang diberikan 6.910.355.174.084 4.235.038.737.398 Loans

Tagihan derivatif 49.853.690.275 5.162.943.087 Derivative receivables

Tagihan akseptasi 203.741.254.863 194.797.907.116 Acceptance receivables

Piutang bunga 22.956.025.650 6.607.186.519 Interest receivables

8.340.431.287.792 5.282.622.053.944

Komitmen dan kontinjensi: Commitments and contingencies

Fasilitas kredit kepada debitur

yang belum digunakan 2.737.186.548.432 1.884.578.611.365 Unused loan facilities

Garansi yang diterbitkan 267.730.244.643 231.708.384.302 Guarantees issued

Irrevocable Letter of Credit yang Outstanding irevocables

masih berjalan 483.583.936.010 289.684.865.057 Letters of Credit

3.488.500.729.085 2.405.971.860.724

Total 11.828.932.016.877 7.688.593.914.668 Total

Kualitas kredit dari aset keuangan Credit quality of financial assets

Pada tanggal 31 Desember 2012, eksposur risiko

kredit atas aset keuangan terbagi atas: As at December 31, 2012 credit risk exposures relating to financial assets are devided as follows:

2012

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo atau tidak tetapi tidak mengalami mengalami

penurunan nilai/ penurunan nilai/ Mengalami Neither past due Past due but penurunan nilai/

nor impaired not impaired Impaired Total/Total

ASET ASSETS

Giro pada Bank Indonesia 211.309.480.036 - - 211.309.480.036 Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank lain 97.343.634.681 - - 97.343.634.681 Current accounts with other banks

Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia

dan bank lain 741.683.632.139 - - 741.683.632.139 other banks

Investasi keuangan 103.188.396.064 - - 103.188.396.064 Financial investments

Kredit yang diberikan 6.685.519.326.556 - 224.835.847.528 6.910.355.174.084 Loans

Tagihan derivatif 49.853.690.275 - - 49.853.690.275 Derivative receivables

Tagihan akseptasi 203.741.254.863 - - 203.741.254.863 Acceptance receivables

Piutang bunga 22.956.025.650 - - 22.956.025.650 Interest receivables

Total 8.115.595.440.264 - 224.835.847.528 8.340.431.287.792 Total

Dikurangi: Less:

Penyisihan kerugian Allowance for impairment

penurunan nilai (318.536.204.948) losses

8.021.895.082.844

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) Credit quality of financial assets (continued)

2011

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo atau tidak tetapi tidak mengalami mengalami

penurunan nilai/ penurunan nilai/ Mengalami Neither past due Past due but penurunan nilai/

nor impaired not impaired Impaired Total/Total

ASET ASSETS

Giro pada Bank Indonesia 195.347.989.997 - - 195.347.989.997 Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank lain 41.945.182.118 - - 41.945.182.118 Current accounts with other banks

Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia

dan bank lain 562.891.813.728 - - 562.891.813.728 other banks

Investasi keuangan 40.830.293.981 - - 40.830.293.981 Financial investments

Kredit yang diberikan 3.985.709.096.297 26.808.943.750 222.520.697.351 4.235.038.737.398 Loans

Tagihan derivatif 5.162.943.087 - - 5.162.943.087 Derivative receivables

Tagihan akseptasi 169.037.906.908 - 25.760.000.208 194.797.907.116 Acceptance receivables

Piutang bunga 6.607.186.519 - - 6.607.186.519 Interest receivables

Total 5.007.523.412.635 26.808.943.750 248.280.697.559 5.282.622.053.944 Total

Dikurangi: Less:

Penyisihan kerugian Allowance for impairment

penurunan nilai (269.791.603.044) losses

5.012.830.450.900

b. Risiko konsentrasi kredit b. Credit concentration risks

Pengungkapan risiko kredit maksimum

berdasarkan konsentrasi sebelum

memperhitungkan agunan yang dimiliki.

Tabel berikut menyajikan konsentrasi aset keuangan berdasarkan jenis debitur: (dalam jutaan Rupiah)

The disclosure on the maximum credit risk by concentration without taking into account any collateral held.

The following table presents the concentration of financial assets by type of debtors: (in million Rupiah)

2012

Pemerintah dan

Bank Indonesia/

Korporasi/ Government and Bank-bank/

Corporates Bank Indonesia banks

Giro pada Bank Indonesia Current account with Bank Indonesia

dan bank Ilain - 211.309 97.344 and other banks

Penempatan pada bank lain Placements with other banks

dan Bank Indonesia - 119.802 621.882 and Bank Indonesia

Efek-efek - 309.565 Marketable securities

Tagihan derivatives 49.854 - - Derivatives receivables

Pinjaman yang diberikan 6.910.355 - - Loans

Aset Lain 46.983 - - Other Asset

Tagihan akseptasi 203.741 - - Acceptances receivables

Komitmen dan kontinjensi 3.704.247 - - Commitments and Contingencies

Total 10.915.180 640.676 719.226 Total

Prosentase 90,4% 3,61% 5,98% Percentage

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Risiko konsentrasi kredit (lanjutan) Credit concentration risks (continued)

2011

Pemerintah dan

Bank Indonesia/

Korporasi/ Government and Bank-bank/

Corporates Bank Indonesia banks

Giro pada bank lain Current account with other bank

dan Bank Indonesia - 195.348 41.945 and Bank Indonesia

Penempatan pada bank lain Placements with other banks

dan Bank Indonesia - 380.966 181.926 and Bank Indonesia

Efek-efek - 81.661 - Marketable securities

Tagihan derivatif 5.163 - - Derivatives receivables

Pinjaman yang diberikan 4.235.039 - - Loans

Aset Lain 48.335 - - Other Asset

Tagihan akseptasi 194.798 - - Acceptances receivables

Komitmen dan kontinjensi 2.405.972 - - Commitments and Contingencies

Jumlah 6.889.307 657.975 223.871 Total

Persentase 89,05% 8,01% 2,94% Percentage

Risiko Pasar Market Risk

Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dan portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai

tukar, dan risiko harga option. Bank hanya

mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer.

Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could contribute losses for the Bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. The Bank have exposure only to foreign exchange risk in market risk. Bank is able to manage and control this risk by monitoring the daily report generated by in-house computer system.

Risiko Tingkat Bunga Interest Rate Risk

Risiko tingkat bunga timbul dari adanya kemungkinan bahwa perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi aliran kas di masa depan atau nilai wajar instrumen keuangan. Bank menetapkan batasan atas perbedaan tingkat bunga untuk periode yang ditentukan. Posisi ini dipantau secara

harian dan strategi lindung nilai (hedging)

digunakan untuk memastikan bahwa posisi tersebut tetap berada dalam batasan yang telah ditetapkan.

Interest rate risk arises from the possibility that changes in interest rates will affect future cash flows or the fair values of financial instruments. The Bank has established limits on the interest rate gaps for stipulated periods. Positions are monitored on a daily basis and hedging strategies are used to ensure positions are maintained within established limits.

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued)

Risiko Tingkat Bunga (lanjutan) Interest Rate Risk (continued)

Manajemen risiko suku bunga atas limit repricing

gap dilakukan dengan memonitor sensitifitas aset

dan liabilitas keuangan atas berbagai skenario suku bunga baik standar dan non-standar. Skenario standar yang dilakukan tiap bulan mencakup kenaikan atau penurunan paralel 100 basis poin pada kurva imbal hasil. Analisa atas sensitivitas Bank atas kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga pasar, dengan asumsi bahwa tidak ada pergerakan asimetris di kurva imbal hasil dan posisi laporan posisi keuangan yang tetap adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):

The management of interest rate risk against repricing gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 100 basis points parallel fall or rise in all curves. An analysis of the Bank’s sensitivity to an increase or decrease in market interest rates, assuming no assymetrical movement in curves and a constant statements of financial position position is as follows (in million Rupiah): Kenaikan/penurunan paralel 100 basis poin/ Parallel increase/decrease 100 basis point (Tidak diaudit/Unaudited) 2012 2011

Sensitivitas atas proyeksi Sensitivity of projected pendapatan bunga - neto net interest income

Per 31 Desember 24.167/(24.167) 14.209/(14.209) As of December 31

Rata-rata 12 bulan 19.587/(19.587) 12.496/(12.496) Average 12 months

Risiko Nilai Tukar Currency Risk

Risiko nilai tukar merupakan risiko di mana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan kurs nilai tukar. Bank telah menetapkan batasan posisi berdasarkan mata uang. Posisi ini dipantau secara harian dan strategi lindung nilai (hedging) digunakan untuk memastikan bahwa posisi tersebut tetap berada dalam batasan yang telah ditetapkan.

Currency risk is the risk that the value of financial instruments will fluctuate due to changes in foreign exchange rates. The Bank has set limits on positions by currency. Positions are monitored on a daily basis and hedging strategies are used to ensure positions are maintained within established limits.

Tabel dibawah menggambarkan posisi mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter yang tidak diperdagangkan per tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dimana Bank memiliki risiko yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Analisa tersebut menghitung pengaruh dari pergerakan wajar mata uang asing yang memungkinkan

The table below indicates the foreign currencies position of non-trading monetary assets and liabilities as of December 31, 2012 dan 2011 which the Bank has significant exposure against its forecast cash flows. The analysis calculates the effect of a reasonably possible movement of the currency rate against the Indonesian Rupiah, with

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued)

Risiko Nilai Tukar (lanjutan) Currency Risk (continued)

terhadap Rupiah, dengan seluruh variabel lain dianggap konstan, terhadap laporan laba-rugi (akibat adanya perubahan nilai wajar aset dan liabilitas moneter yang tidak diperdagangkan yang sensitif terhadap nilai tukar).

all variables held constant, on the statements of comprehensive income (due to change of the fair value of currency sensitive non-trading monetary assets and liabilities).

Kenaikan/ Sensitifitas dalam laporan laba rugi/

(penurunan) Sensitivity of profit (loss)

dalam basis poin/ (Tidak diaudit/Unaudited)

Increase/(decrease)

in basis points 2012 2011

Mata uang Currency

Dolar Amerika Serikat 100 / (100) (114.209.962)/114.209.962 (5.889.730)/5.889.730 United States Dollar

Euro Eropa 100 / (100) (45.894.554)/45.894.554 (18.267)/18.267 European Euro

Yen Jepang 100 / (100) (38.539.345)/38.539.345 204.150/(204.150) Japanese Yen

Risiko Likuiditas Liquidity Risk

Risiko likuiditas merupakan risiko atas

ketidakmampuan Bank dalam memenuhi kewajiban pembayaran saat jatuh tempo baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan tertekan. Untuk membatasi risiko ini, manajemen memperbanyak sumber dana tambahan selain dari simpanan utama yang dimiliki, mengelola aset dengan memperhatikan tingkat likuiditas dan memantau aliran kas di masa depan dan likuiditas harian.

Liquidity risk is the risk that the Bank will be unable to meet its payment obligations when they fall due under normal and stress circumstances. To limit this risk, management has arranged diversified funding sources in addition to its core deposit base, manages assets with liquidity in mind, and monitors future cash flows and liquidity on a daily basis.

Bank memelihara portofolio aset yang sangat likuid dan dapat dipasarkan, yang dengan mudah dapat dicairkan apabila terjadi gangguan pada aliran kas yang tidak terduga. Bank juga memiliki fasilitas kredit dari bank-bank afiliasi lain yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan

likuiditasnya. Selain itu, Bank memiliki simpanan wajib pada Bank Indonesia yang setara dengan persentase tertentu dari simpanan yang diterima. Posisi likuiditas diawasi dan dikelola dalam berbagai skenario, dengan mempertimbangkan

faktor-faktor penyebab tekanan yang

mempengaruhi pasar pada umumnya dan Bank pada khususnya. Aset yang likuid terdiri dari kas, simpanan di Bank Indonesia, penempatan pada bank-bank dan efek-efek yang sangat likuid.

The Bank maintains a portfolio of highly liquid and marketable assets that can be easily liquidated in the event of unforeseen interruption of cash flow. The Bank also has lines of credit from other affiliated banks that it can access to meet liquidity needs. In addition, the Bank maintains a statutory deposit with Bank Indonesia equal to a certain percentage of deposit liabilities. The liquidity position is assessed and managed under a variety of scenarios, giving due consideration to stress factors relating to both the market in general and specifically to the Bank. Liquid assets consist of cash, deposits with Bank Indonesia, placements with banks and highly liquid investment securities.

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Likuiditas (lanjutan) Liquidity Risk (continued)

Risiko Operasional Operational Risk

Risiko operasional merupakan risiko kerugian atas kegagalan sistem, kesalahan manusia, kecurangan atau kejadian eksternal. Apabila pengendalian ini gagal diterapkan, risiko operasional dapat merusak reputasi, berimplikasi pada pelanggaran hukum atau peraturan, atau mengakibatkan kerugian finansial. Bank tidak diharapkan akan dapat menghilangkan seluruh risiko operasional, akan tetapi melalui kerangka pengendalian dan dengan memantau serta menanggapi risiko yang potensial terjadi, Bank diharapkan dapat mengelola risiko- risiko tersebut. Pengendalian tersebut mencakup pembagian tugas, pembatasan akses, otorisasi dan prosedur rekonsiliasi, proses pendidikan dan evaluasi karyawan yang efektif, termasuk penggunaan audit intern.

Risiko operasional merupakan risiko kerugian atas kegagalan sistem, kesalahan manusia, kecurangan atau kejadian eksternal. Apabila pengendalian ini gagal diterapkan, risiko operasional dapat merusak reputasi, berimplikasi pada pelanggaran hukum atau peraturan, atau mengakibatkan kerugian finansial. Bank tidak diharapkan akan dapat menghilangkan seluruh risiko operasional, akan tetapi melalui kerangka pengendalian dan dengan memantau serta menanggapi risiko yang potensial terjadi, Bank diharapkan dapat mengelola risiko- risiko tersebut. Pengendalian tersebut mencakup pembagian tugas, pembatasan akses, otorisasi dan prosedur rekonsiliasi, proses pendidikan dan evaluasi karyawan yang efektif, termasuk pengunaan audit interim.

Operational risk is the risk of loss arising from systems failure, human error, fraud or external events. When controls fail to perform, operational risks can cause damage to reputation, have legal or regulatory implications, or lead to financial loss. The Bank cannot expect to eliminate all operational risks, but through a control framework and by monitoring and responding to potential risks, the Bank is able to manage the risks. Controls include effective segregation of duties, access, authorization and reconciliation procedures, staff education and assessment process, including the use of internal audit

Operational risk is the risk of loss arising from systems failure, human error, fraud or external events. When controls fail to perform, operational risks can cause damage to reputation, have legal or regulatory implications, or lead to financial loss. The Bank cannot expect to eliminate all operational risks, but through a control framework and by monitoring and responding to potential risks, the Bank is able to manage the risks. Controls include effective segregation of duties, access, authorization and reconciliation procedures, staff education and assessment process, including the use of internal audit.

Risiko Hukum Legal Risk

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral.

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Hukum (lanjutan) Legal Risk (continued)

Dalam mengelola risiko hukum, Bank memastikan bahwa pengikatan kredit telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan mengacu kepada prinsip kehati-hatian dalam upaya melindungi kepentingan Bank.

To manage legal risk, the Bank ensuring credit binding contract comply with regulation refer to prudential Banking principle in line with Bank’s purpose.

Risiko Reputasi Reputation Risk

Dalam dokumen AnnualReport Indonesia 2012 part 2 (Halaman 77-86)

Dokumen terkait