• Tidak ada hasil yang ditemukan

b Manajemen Risiko Modal

Pengelolaan modal Perseroan bertujuan untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbal hasil bagi pemegang saham. Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbal modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru.

C. Risiko Usaha

Perseroan dan Entitas Anak tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal sebagaimana dengan dunia usaha pada umumnya, baik kinerja operasional maupun keuangan Perseroan dan Entitas Anak dapat terkena dampak negatif yang signifikan dari semua risiko usaha tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui.

Risiko Perseroan

(a) Risiko sebagai perusahaan induk

Sebagai perusahaan induk, Perseroan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kegiatan dan pendapatan usaha dari Entitas Anak. Apabila kegiatan usaha Entitas Anak mengalami penurunan, maka akan berpengaruh pada kinerja dan prospek Perseroan. Tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak akan selalu konsisten memberikan kontribusi laba secara berkesinambungan. (b) Risiko investasi

Industri properti termasuk salah satu investasi yang dapat mendatangkan banyak benefit. Mengingat industri ini bersifat siklikal, maka keberhasilan dalam industri ini ditentukan oleh berbagai faktor seperti kondisi pasar, sumber dana, strategi pembangunan, kiat pemasaran, serta pengambilan keputusan yang harus tepat waktu. Apabila investasi tersebut dilakukan pada saat kondisi perekonomian Indonesia tidak kondusif untuk bisnis atau pada perusahaan yang tidak menguntungkan maka akan mempengaruhi pendapatan usaha Perseroan.

(c) Risiko operasional

Semua kegiatan operasi yang mencakup perencanaan, pembangunan, pemasaran, pembiayaan dan manajemen

of planning, development, marketing, finance and operational management. Lack of Company supervision for the Subsidiaries’ operations may result in losses being suffered by the Subsidiaries, which in turn affect the Company’s revenues.

Subsidiary Risk

(a) Financing risk

The activities in building and developing properties require a very large capital investment. To meet this demand, the Company’s Subsidiaries may need to seek additional funding, either short or long-term to beable to fulfill the need. There is no guarantee that the additional financing, both short term and long-term can be available for the Subsidiaries. Or even if it is available, the financing can only be obtained with unfavorable terms and conditions. (b) The risk of availability of land

In the property development business, there is competition to acquire strategic sites in certain high growth areas, where the availability of land in the area is also very limited. This can lead to a potential increase in the price of sites to be acquired, which may affect the realization of development plans that have been set by the Subsidiary. If the acquisition is not realized, the development plan may be affected potentially putting at risk the Subsidiaries’ future operating revenues.

(c )The risk of fluctuations in foreign exchange rates All revenues and expenses of Subsidiaries are in the form of Rupiah. If a portion of the Subsidiaries’ liabilities are denominated in U.S. Dollars, the Company will have a foreign exchange risk in fulfilling the obligations of the Company. The weakening of the Rupiah against foreign currencies may negatively affect the Company’s ability to meet these obligations.

(d) interest Rate Risk

The Company’s Subsidiaries are affected by interest rate risk from changes in interest rates on its liabilities. The fluctuation in loan interest rates will affect the amount of financing needed by the Subsidiaries to build and develop their property projects. The Subsidiaries cannot control the rise or fall of interest rates and policies imposed by creditor banks in dealing with this issue. In interest rates set by creditors entail an escalation in incurred costs to the extent that it will have a bearing on the operational activities and financial performance of both the Company and its subsidiaries. To lessen the impact of risks related to interest rate fluctuations, the Company and Subsidiaries have adopted a deferred payment method with a longer duration or has entered into fixed-interest loans.

dalam menjaga efektivitas dari sistem, prosedur, dan kontrol di dalam lingkungan Perseroan dan Entitas Anaknya. Pengawasan yang kurang memadai terhadap operasional Entitas Anak dapat menyebabkan Entitas Anak mengalami kerugian sehingga berpengaruh terhadap pendapatan Perseroan.

Risiko Entitas Anak (a) Risiko pembiayaan

Pembiayaan modal yang besar sangat dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan dan pengembangan properti. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Entitas Anak mungkin saja perlu mencari pembiayaan tambahan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Namun, tidak ada jaminan bahwa pembiayaan tambahan tersebut dapat tersedia untuk Entitas Anak. Atau apabila tersedia, tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh pembiayaan tambahan tersebut dengan persyaratan yang menguntungkan.

(b) Risiko ketersediaan lahan

Adanya persaingan untuk mengakuisisi lahan yang strategis di daerah tertentu dengan tingkat pertumbuhan tinggi dapat menimbulkan potensi meningkatnya harga lahan yang akan diakusisi, mengingat ketersediaan lahan di daerah tersebut juga sangat terbatas. Hal ini dapat mempengaruhi realisasi rencana pengembangan yang telah ditetapkan oleh Entitas Anak dan berisiko mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasi Entitas Anak di masa mendatang.

(c) Risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing

Seluruh pendapatan dan beban Entitas Anak berupa mata uang Rupiah. Jika sebagian dari kewajiban Entitas Anak adalah dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing melemah maka muncul risiko nilai tukar valuta asing yang akan dihadapi Perseroan. Kondisi ini tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban tersebut di atas.

(d) Risiko Tingkat Suku bunga

Biaya pembangunan dan pengembangan properti dapat terkena dampak dari fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman. Entitas Anak tidak mempunyai kendali atas fluktuasi tingkat suku bunga dan kebijakan bank-bank kreditur dalam menangani masalah ini. Meningkatnya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka biaya yang dikeluarkan akan ikut meningkat sehingga akan mempengaruhi kegiatan operasional dan kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak. Untuk mengurangi dampak risiko perubahan tingkat suku bunga, Perseroan dan Entitas Anak melakukan metode pembayaran bertahap dengan jangka waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman dengan bunga tetap.

147

PT MNC Land Tbk

Laporan Tahunan 2014 Annual Report

The Risks of the Company’s Properties

(a) Macroeconomic conditions risk

The property sector directly and indirectly affects and is affected by macro economic conditions. Slower economic growth could result in a decline in investment and business activities that will lead to reduced demand for office space rental, apartments and hotels. Weakening macro economic conditions can also result in weakening purchasing power, which in turn can encourage a lower demand for the Company’s properties.

(b) Property development risk

Development of properties such as offices, apartments and hotels involves land acquisition, financing, licensing, planning, construction and completion of the construction. In doing so, the Company must have the ability to identify and develop the properties with a variety of new innovations in a timely and cost-efficient manner. The office, apartment and hotel development activities also depend on collaboration with third parties. The occurrence of any obstacles and or delays in development of the properties will have a negative impact on the Company’s reputation, which in turn will reduce the Company’s revenues.

(c ) Competition Risk

In recent years, the property industry in Indonesia, particularly the development of offices and apartments in major cities, has become increasingly competitive. Not only between local property developers, but foreign developers are also attracted to enter the industry. Increasing competition may spur increased costs for land acquisition and an excess supply of office space/apartments, and lead to a slowdown in getting approvals for new property Risiko Properti Perseroan

(a) Risiko kondisi ekonomi makro

Kondisi ekonomi makro dapat mempengaruhi sektor properti baik secara langsung maupun tidak langsung. Penurunan dan melemahnya tingkat pertumbuhan ekonomi dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat, penurunan investasi dan kegiatan usaha yang akan menyebabkan menurunnya permintaan sewa ruang perkantoran, apartemen dan hotel. Kondisi ini pada gilirannya dapat mendorong turunnya permintaan terhadap properti Perseroan.

(b) Risiko pembangunan properti

Kegiatan pembangunan properti, baik perkantoran maupun apartemen dan hotel, mencakup kegiatan akuisisi tanah, pembiayaan, pengurusan perizinan dan perencanaan sampai proses konstruksi dan penyelesaian yang juga melibatkan kerjasama dengan pihak ketiga. Dalam melakukan kegiatan ini, Perseroan harus memiliki kemampuan untuk mengindentifikasi dan mengembangkan properti tersebut dengan berbagai inovasi baru secara tepat waktu dan melakukan efisiensi biaya. Terjadinya hambatan maupun penundaan pembangunan properti akan menimbulkan dampak negatif terhadap reputasi Perseroan, yang pada akhirnya akan menurunkan pendapatan Perseroan.

(c) Risiko persaingan usaha

Industri properti di Indonesia khususnya pengembangan perkantoran dan apartemen di kota-kota besar Indonesia, semakin didominasi oleh persaingan yang ketat dalam beberapa tahun terakhir. Perseroan harus bersaing tidak hanya dengan sesama pengembang properti lokal, namun juga pengembang mancanegara yang juga tertarik untuk memasuki industri ini. Kondisi ini dapat mendorong peningkatan biaya untuk akuisisi tanah dan adanya

affect the Company’s business performance.

(d) Risks of legal certainty

In property development, the Company and its Subsidiaries constantly strive to obtain the required rights of use title to sites called “Hak Guna Bangunan (HGB)” and to develop acquired sites. Nevertheless, the lack of certainty in law enforcement and the various land laws on land rights in Indonesia may raise the risk of disputes of land purchased from a previous owner.

(e) Risks of public lawsuits and government fines In terms of land development and construction of a

property, the Company and its Subsidiaries must meet all requirements laid down by the government, especially those relating to limiting negative impacts on communities and the environment. If the Company and its Subsidiaries do not comply with these requirements, they will face the risk of a possible revocation of the permit to develop the property as well as the risk of a lawsuit lodged by local residents. This can affect the course of the Company’s operations activities as the failure to achieve complete a project realization that may hamper the achievement of the Company’s targets.

(f) interest rate risks

Fluctuations in interest rates will adversely impact the amount of interest and installments to be paid by apartment buyers. Rising loan interest rates for apartment ownership may dissuade people from buying an apartment. In turn, this condition will reduce the financial performance of the Company and its Subsidiaries.

Risks Related to investments in the Company’s Shares

Risks of Shares becoming illiquid

The capital market in Indonesia may be less liquid and more fluctuative, as well as having a different reporting standard compared to those in developed countries.

Under these circumstances and with the Company’s shares being relatively less liquid, the Company cannot assure that the Company’s shareholders will be able to sell shares of the Company at a specified price or at a desired time in comparison to shareholders in a more liquid market.

dapat menyebabkan lambatnya proses persetujuan untuk pengembangan properti baru oleh pihak yang berwenang sehingga dapat berpengaruh buruk terhadap kinerja usaha Perseroan.

(d) Risiko kepastian hukum

Dalam pengembangan properti, Perseroan dan Entitas Anak senantiasa berusaha untuk memperoleh Hak Guna Bangunan (HGB) dan hak pengembangan atas tanah Yang diakuisisi. Meskipun demikian, risiko perselisihan tanah yang dibeli dari pemilik sebelumnya kemungkinan dapat terjadi sebagai akibat dari ketiadaan kepastian dalam penegakan hukum undang-undang pertanahan dan tidak seragamnya hak atas tanah di Indonesia.

(e) Risiko gugatan masyarakat dan sanksi pemerintah Dalam hal pengembangan lahan dan pembangunan

properti, semua persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah terutama yang berhubungan dengan penanggulangan dampak negatif pada masyarakat dan lingkungan harus dipenuhi oleh Perseroan dan Entitas Anak. Apabila Perseroan dan Entitas Anak tidak mampu memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut, maka akan menghadapi risiko berupa kemungkinan dicabutnya ijin untuk melakukan pengembangan properti tersebut, serta risiko munculnya gugatan/protes dari masyarakat dilingkungan tersebut. Hal ini dapat menghambat jalannya kegiatan operasional karena tidak terealisasinya proyek sehingga menyebabkan target Perseroan tidak tercapai. (f) Risiko tingkat suku bunga

Besarnya bunga dan cicilan yang harus dibayar oleh pembeli apartemen sangat dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman. Kenaikan tingkat suku bunga pinjaman pemilikan apartemen dapat menyebabkan orang menahan atau mengurungkan niatnya untuk membeli apartemen sehingga pada akhirnya kondisi ini dapat mengganggu kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak.

Risiko Terkait investasi Pada Saham Perseroan

Risiko Kemungkinan Tidak Likuidnya Saham

Pasar modal di Indonesia memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah dan bersifat fluktuatif serta memiliki standar pelaporan yang berbeda dibandingkan dengan pasar modal dinegara-negara maju.

Hal ini dapat berpengaruh kurang baik terhadap harga atau likuiditas saham Perseroan, dimana perdagangan saham Perseroan relatif kurang likuid. Sehingga Perseroan tidak dapat menjamin bahwa para pemegang saham Perseroan akan dapat melakukan penjualan saham Perseroan pada harga tertentu atau pada waktu yang diinginkan dibandingkan dengan pemegang saham dalam pasar yang lebih likuid.

149

PT MNC Land Tbk

Laporan Tahunan 2014 Annual Report

Akses