• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO

Dalam dokumen PT BII FINANCE CENTER (Halaman 53-60)

a. Manajemen risiko modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.

Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang bank yang dijelaskan pada Catatan 13, surat utang jangka menengah yang dijelaskan pada Catatan 18 dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor dan saldo laba yang dijelaskan pada Catatan 20.

Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

Gearing ratio yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Rp Rp Rp

Pinjaman 711.547.388.206 227.604.110.610 30.535.319.636

Modal 183.575.546.559 94.284.552.925 58.242.432.174

Rasio pinjaman terhadap modal 3,88 2,41 0,52

b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Kebijakan manajemen risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai entitas induk yang bergerak dalam bidang jasa perbankan.

Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko.

Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value.

Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:

 Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional.  Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada

aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan.  Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan.

 Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Departemen Keuangan dan otoritas lain.

Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi.

Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Untuk mengatasi perubahan suku bunga, dan mata uang serta menutup suku bunga yang dikenakan kepada konsumen, Perusahaan dalam perjanjian kerjasama joint financing dengan pihak bank memperoleh tingkat suku bunga (cost of fund) yang menggunakan suku bunga tetap (fixed rate), dengan jangka waktu yang sama untuk pembiayaan yang diberikan dan pinjaman dari bank, dan dengan menggunakan pinjaman dalam mata uang Rupiah. Hal ini untuk mencegah risiko yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:

Kurang dari Kurang dari

3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun 3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset keuangan

Kas dan bank 9.031.221.220 - - - - - 9.031.221.220

Piutang sewa pembiayaan - - - - - 1.569.238.737 1.569.238.737 Piutang pembiayan konsumen - - - 17.379.155.102 199.489.061.305 832.469.459.889 1.049.337.676.296 Piutang lain-lain - - - 3.281.270 71.343.800 1.038.553.698 1.113.178.768 Jumlah 9.031.221.220 - - 17.382.436.372 199.560.405.105 835.077.252.324 1.061.051.315.021 Liabilitas keuangan Utang bank - 138.000.000.000 - - - 75.000.000.000 213.000.000.000 Utang lain-lain - - - 460.166.501 2.714.566.196 16.522.018.382 19.696.751.079

Surat utang jangka

menengah - - - - 199.436.249.940 299.111.138.266 498.547.388.206

Jumlah - 138.000.000.000 - 460.166.501 202.150.816.136 390.633.156.648 731.244.139.285

Jumlah-Bersih 9.031.221.220 (138.000.000.000) - 16.922.269.871 (2.590.411.031) 444.444.095.676 329.807.175.736 2011

Suku bunga tetap Suku bunga variabel

Kurang dari Kurang dari

3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun 3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset keuangan

Kas dan bank 14.556.506.337 - - - - - 14.556.506.337

Piutang sewa pembiayaan - - - - - 436.152.679 436.152.679 Piutang pembiayan konsumen - - - 2.315.298.351 76.061.592.384 250.718.934.122 329.095.824.857 Piutang lain-lain - - - - - 993.315.206 993.315.206 Jumlah 14.556.506.337 - - 2.315.298.351 76.061.592.384 252.148.402.007 345.081.799.079 Liabilitas keuangan Utang bank - - - - 4.000.000.000 - 4.000.000.000 Utang lain-lain - - - 468.302.041 8.980.181.700 9.940.744.944 19.389.228.685

Surat utang jangka

menengah - - - - 223.604.110.610 - 223.604.110.610

Jumlah - - - 468.302.041 236.584.292.310 - 246.993.339.295

Jumlah-Bersih 14.556.506.337 - - 1.846.996.310 (160.522.699.926) 252.148.402.007 98.088.459.784

2010

Suku bunga tetap Suku bunga variabel

Kurang dari Kurang dari

3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun 3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset keuangan

Kas dan bank 13.293.449.204 - - - - - 13.293.449.204

Piutang sewa pembiayaan - - - - - 60.311.787 60.311.787 Piutang pembiayan konsumen - - - 635.637.266 31.691.582.235 105.463.953.775 137.791.173.276 Piutang lain-lain - - - 2.564.745 44.023.161 1.231.612.740 1.278.200.646 Jumlah 13.293.449.204 - - 638.202.011 31.735.605.396 106.755.878.302 152.423.134.913 Liabilitas keuangan Utang bank - 5.535.319.636 - - 25.000.000.000 - 30.535.319.636 Utang lain-lain - - - 39.016.283 3.649.517.441 4.633.121.266 8.321.654.990 Jumlah - 5.535.319.636 - 39.016.283 28.649.517.441 - 8.321.654.990 Jumlah-Bersih 13.293.449.204 (5.535.319.636) - 599.185.728 3.086.087.955 106.755.878.302 144.101.479.923 2009

Suku bunga tetap Suku bunga variabel

Perusahaan tidak memiliki aset dan liabilitas keuangan yang jatuh tempo diatas 5 tahun.

Perusahaan terpapar risiko suku bunga karena piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, utang bank memiliki suku bunga tetap dan mengambang dan surat utang jangka menengah memiliki suku bunga tetap.

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 6, 7, 8, 13 dan 18.

Analisis sensitivitas

Untuk utang bank suku bunga mengambang, analisis sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah utang bank terutang pada tanggal laporan posisi keuangan adalah yang terutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 50 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 sebesar Rp 690.000.000, Rp 20.000.000 dan Rp 152.676.598. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya, terutama kurs mata uang asing, tetap konstan. Perubahan terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel.

Untuk modal kerja, utang dan pinjaman investasi, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga kompetitif. Risiko kredit

Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dengan proses awal penerimaan aplikasi pembiayaan yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, dimana aplikasi pembiayaan akan melalui proses survei dan analisis pembiayaan untuk kemudian disetujui oleh komite kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri keuangan No.74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Manajemen risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada:

1. Menjaga agar eksposur kredit kepada setiap nasabah berada dalam limit yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai dengan perhitungan customer credit risk rating.

2. Memproses setiap pengajuan aplikasi pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan memperhatikan identifikasi risiko awal pada nasabah tersebut.

3. Melakukan pengawasan dan review terhadap nasabah secara berkala dalam jangka waktu yang wajar serta melakukan analisis deteksi dini atas pembiayaan yang mengarah kepada pembiayaan bermasalah.

4. Melakukan pengelolaan risiko kredit yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan:

2011 2010 2009

Rp Rp Rp

Piutang sewa pembiayaan 1.894.289.996 522.936.000 64.391.998

Piutang pembiayaan konsumen

Korporasi 272.853.768.788 79.436.101.075 32.924.515.733

Individu 1.063.613.837.052 390.078.288.361 125.014.916.730

Jumlah 1.338.361.895.836 470.037.325.436 158.003.824.461

Risiko Iikuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah dalam bentuk fasilitas pinjaman untuk pembiayaan bersama (joint financing) maupun demand loan dan term loan.

Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.

Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 505%, 384% dan 280%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 83%, 79% dan 74%.

Tabel berikut menyajikan sisa umur kontraktual liabilitas keuangan Perusahaan yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

Sampai dengan

1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Utang bank - - 138.000.000.000 75.000.000.000 213.000.000.000

Utang usaha 91.394.965.909 - - - 91.394.965.909

Utang asuransi mobil 59.566.671.031 - - - 59.566.671.031

Utang lainnya 34.133.771.467 - - - 34.133.771.467

Biaya masih harus

dibayar 2.640.133.512 - - - 2.640.133.512

Surat utang jangka

menengah - - 199.436.249.940 299.111.138.266 498.547.388.206 Jumlah 187.735.541.919 - 337.436.249.940 374.111.138.266 899.282.930.125

Sampai dengan

1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Utang bank - - 4.000.000.000 - 4.000.000.000

Utang usaha 42.584.898.346 - - - 42.584.898.346

Utang asuransi mobil 33.624.398.414 - - - 33.624.398.414

Utang lainnya 40.628.263.811 - - - 40.628.263.811

Biaya masih harus

dibayar 827.620.968 - - - 827.620.968

Surat utang jangka

menengah - - 223.604.110.610 - 223.604.110.610

Jumlah 117.665.181.539 - 227.604.110.610 - 345.269.292.149

2010

Sampai dengan

1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Utang bank - - 30.535.319.636 - 30.535.319.636

Utang usaha 9.497.102.206 - - - 9.497.102.206

Utang asuransi mobil 35.583.607.647 - - - 35.583.607.647

Utang lainnya 11.549.097.197 288.378.747 17.817.596.537 51.781.970.690 81.437.043.171 Biaya masih harus

dibayar 110.000.000 - - - 110.000.000

Jumlah 56.739.807.050 288.378.747 48.352.916.173 51.781.970.690 157.163.072.660

2009

Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

Tidak memiliki tanggal jatuh

tempo Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d

kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset keuangan

Kas dan bank 615.264.168 9.031.221.220 - - 9.646.485.388

Piutang sewa pembiayaaan - - - - 1.569.238.737 1.569.238.737

Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - - - - (228.071) (228.071)

Piutang pembiayaan

konsumen - 2.332.332.590 15.046.822.512 199.489.061.305 832.469.459.889 1.049.337.676.296

Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - (2.597.963) (16.760.515) (222.209.000) (927.279.950) (1.168.847.428) Piutang lain-lain 2.191.802.106 3.288.463.110 1.473.934 71.343.800 1.038.553.698 6.591.636.648 Jumlah 2.807.066.274 14.649.418.957 15.031.535.931 199.338.196.105 834.149.744.303 1.065.975.961.570 Liabilitas keuangan Utang bank - - - 138.000.000.000 75.000.000.000 213.000.000.000 Utang usaha - 91.394.965.909 - - - 91.394.965.909 Utang lain-lain - 74.043.866.448 419.991.472 2.714.566.196 16.522.018.382 93.700.442.498

Biaya masih harus dibayar - 2.640.133.512 - - - 2.640.133.512

Surat utang jangka menengah - - - 199.436.249.940 299.111.138.266 498.547.388.206

Jumlah - 168.078.965.869 - 340.150.816.136 390.633.156.648 899.282.930.125

Perbedaan jatuh tempo 2.807.066.274 (153.429.546.912) 15.031.535.931 (140.812.620.031) 443.516.587.655 166.693.031.445 2011

Tidak memiliki tanggal jatuh

tempo Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d

kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset keuangan

Kas dan bank 567.378.968 14.556.506.337 - - - 15.123.885.305 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - (145.565.064) - - - (145.565.064) Piutang sewa pembiayaaan - - - - 436.152.679 436.152.679 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - - - - (114.140) (114.140) Piutang pembiayaan

konsumen - 410.036.309 1.905.262.042 76.061.592.384 250.718.934.122 329.095.824.857 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - (860.970) (4.000.554) (159.709.542) (526.444.490) (691.015.556) Piutang lain-lain 968.187.736 90.383.322.219 - - 993.315.206 92.344.825.161 Jumlah 1.535.566.704 105.203.438.831 1.901.261.488 75.901.882.842 251.621.843.377 436.163.993.242 Liabilitas keuangan Utang bank - - - 4.000.000.000 - 4.000.000.000 Utang usaha - 42.584.898.346 - - - 42.584.898.346 Utang lain-lain - 54.998.565.801 323.169.780 8.990.181.700 9.940.744.944 74.252.662.225 Biaya masih harus dibayar - 827.620.968 - - - 827.620.968 Surat utang jangka menengah - - - 223.604.110.610 - 223.604.110.610 Jumlah - 98.411.085.115 323.169.780 236.594.292.310 9.940.744.944 345.269.292.149 Perbedaan jatuh tempo 1.535.566.704 6.792.353.716 1.578.091.708 (160.692.409.468) 241.681.098.433 90.894.701.093

2010

Tidak memiliki tanggal jatuh

tempo Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d

kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset keuangan

Kas dan bank 1.179.229.071 13.293.449.204 - - 14.472.678.275 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - (132.934.492) - - - (132.934.492) Piutang sewa pembiayaaan - - - - 60.311.787 60.311.787 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - - - - (603.118) (603.118) Piutang pembiayaan

konsumen - 64.046.527 571.590.739 31.691.582.235 105.463.953.775 137.791.173.276 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - (797.300) (7.115.594) (394.520.775) (1.312.895.027) (1.715.328.696) Piutang lainnya 130.007.387 13.478.179.955 1.926.484 44.023.161 1.231.612.740 14.885.749.727 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - (6.383) (19.265) (440.231) (12.316.127) (12.782.006) Jumlah 1.309.236.458 26.701.937.511 566.382.364 31.340.644.390 105.430.064.030 165.348.264.753 Liabilitas keuangan

Utang bank - - - 30.535.319.636 - 30.535.319.636 Utang usaha - 9.497.102.206 - - - 9.497.102.206 Utang lain-lain - 47.132.704.844 288.378.747 17.817.596.537 51.781.970.690 117.020.650.818 Biaya masih harus dibayar - 110.000.000 - - - 110.000.000 Jumlah - 56.739.807.050 - 48.352.916.173 - 157.163.072.660 Perbedaan jatuh tempo 1.309.236.458 (30.037.869.539) 566.382.364 (17.012.271.783) 105.430.064.030 8.185.192.093

Risiko operasional

Risiko operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional Perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, Perusahaan melakukan beberapa hal:

 Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.

 Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku Perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.

Perusahaan menggunakan Confins System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk mengurangi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan/atau kebijakan Perusahaan.

 Perusahaan membuka sarana bagi karyawan untuk melaporkan potensi terjadinya kecurangan (fraud) yang dapat merugikan Perusahaan melalui portal internal Perusahaan yang diberi nama Jembatan Komunikasi (JEKO), dengan demikian Perusahaan dapat melakukan tindakan preventif risiko dan memitigasi risiko yang mungkin terjadi.

Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.

 Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian keuangan yang diakibatkan oleh hal tersebut.

Dalam dokumen PT BII FINANCE CENTER (Halaman 53-60)

Dokumen terkait