• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Media Pembelajaran

2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Secara khusus media pembelajaran bermanfaat untuk:

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu, peristiwa penting atau objek yang dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa tersebut dapat disimpan dan digunakan jika suatu waktu diperlukan. Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langkah melalui hasil rekaman video tersebut.

12Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Referensi Jakarta, 2012), h. 5-7.

13Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif) (Cet.

I; Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 50.

b. Dengan memanipulasikan situasi, peristiwa, atau objek/benda tertentu dengan menggunakan perlengkapan pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran atau alat peraga yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat dikategorikan menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pembelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan melalui film.

c. Untuk mengatasi situasi tersebut, alat juga dapat menunjukkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat dan sulit untuk diikuti seperti gerakan mobil, gerakan pesawat terbang, gerakan pelari, atau gerakan yang sedang berolahraga, atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan-gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat dan lain sebagainya.

d. Menambah semangat dan motivasi peserta didik untuk belajar.

Penggunaan media dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran. Misalnya, sebelum memberi ceramah/materi tentang topic polusi, untuk menarik perhatian peserta didik pada topik tersebut, guru terlebih dahulu menayangkan film tentang banjir, atau tentang limbah industri dan lain sebagainya.14

Levie dan Lentz dalam buku yang dikutip oleh Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan, mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

14Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2012), h. 70-72.

30

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk fokus kepada materi pelajaran yang berhubungan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai bahan materi pelajaran. Sering kali pada awal pelajaran peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

Fungsi afektif media visual yang bisa dilihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks, membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengunggah emosi dan sikap peserta didik, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesanan yang terkandung.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran sebagai fasilitas berfungsi untuk menerima peserta didik yang lemah dan lambat menangkap serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton dalam buku yang dikutip oleh Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan, dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi, dan

memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.

Sebagai tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam penyajian informasi dihadapan para peserta didik. Isi dan bentuk penyajian materi bersifat sangat umum, agar berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.15

Degend juga mengungkapkan dalam buku yang dikutip oleh Evy Fatimatur Rusydiyah bahwa secara garis besar fungsi media dalam buku yang dikutip adalah sebagai berikut:

a. Menghindari terjadinya verbalisme b. Meningkatkan minat/motivasi c. Menarik perhatian peserta didik

d. Mengatasi keterbatasan ruang waktu bahkan juga ukuran e. Mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran f. Memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk belajar.16

Peneliti dapat menyimpulkan, jika ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsi media pembelajaran adalah membawa informasi dari sumber (guru) ke penerima (peserta didik). Selanjutnya, jika ditinjau dari proses pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,

15Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan, Pengembengan Media Pembelajaran (Cet. I;

Jakarta: Kencana, 2020), h. 16-17.

16Evy Fatimatur Rusydiyah, Media Pembelajaran Problem Based Learning (Cet. I; Surabaya:

Sunan Ampel Press, 2020), h. 12-13.

32

maka untuk mengetahui fungsi dari media pembelajaran dapat dilihat dari kelebihan media serta hambatan komunikasi yang akan timbul selama proses pembelajaran.

D. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata

“pendidikan” dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata education, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

M. Arifin mendefinisikan dalam buku yang dikutip oleh Aat Syafaat, dkk, pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat kemanusiaanya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).

Pendidikan agama Islam, yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun dikehidupan masyarakat.

Menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly yang dikutip dalam buku Aat Syafaat, dkk bahwa karakteristik pendidikan agama Islam itu ada lima, yaitu:

pendidikan Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya, pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti, pendidikan Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah, pendidikan Islam diyakini sebagai tugas suci, dan pendidikan Islam bernuansakan

ibadah.17

Menurut Muhaimin yang dikutip dalam buku Aat Syafaat, dkk, bahwa pendidikan agama Islam merupakan salah satu dari bagian pendidikan Islam.

Pendidikan agama Islam yakni upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.

Pendidikan agama Islam sebagai kegiatan, yakni upaya yang secara sadar disusun untuk menolong seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup (bagaimana sesorang akan menjalani dan memanfaatkan hidup dan kehidupannya), sikap hidup dan keterampilan hidup, baik secara manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.18

Beberapa pengertian dan pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran atau mendidik, membimbing anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.

Dokumen terkait