• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verivication) Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

E. Instrumen Penelitian

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verivication) Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah hingga ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung. Kesimpulan yang ditarik memungkinkan untuk menjawab rumusan masalah dan kesimpulan itu merupakan pengetahuan baru yang belum pernah ada. Verifikasi data yakni peneliti membuktikan kebenaran data yang bisa diukur melalui informan yang paham akan

44

masalah yang diajukan secara mendalam dengan tujuan untuk menghindari adanya unsur subjektifitas yang bisa mengurangi nilai skripsi ini. Jadi dalam penelitian ini ketika telah melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi di SMK Negeri 3 Gowa, maka peneliti akan menarik kesimpulan serta menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah.

G. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian, setiap hal temuan harus dicek keabsahannya, agar hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan dan tepat dibuktikan keabsahannya, maka peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi artinya tehnik pengumpulan data yang sifatnya menggabungkan beberapa tehnik dan sumber data yang telah ada.

Triangulasi merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan data untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan kredibel.8

Triangulasi dapat dibedakan atas tiga macam, yakni;

1. Triangulasi teknik, yakni pengumpulan data dengan bermacam-macam cara tetapi dengan sumber yang sama, misalnya dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi tetapi berasal dari sumber yang sama.

2. Triangulasi sumber, yakni satu teknik tetapi berasal dari sumber yang berbeda, misalnya dengan cara wawancara tetapi dari sumber yang berbeda, contohnya peneliti melakukan wawancara kepada si A, si B, dan si C.

8A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, h. 395.

3. Triangulasi waktu, yakni suatu data dikumpulkan pada waktu yang berbeda-beda untuk mengetahui apakah tidak ada perubahan data dalam waktu yang berbeda.9

Oleh karena itu peneliti menggunakan triangulasi sebagai pemeriksaan, dalam pelaksanannya peneliti melakukan pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti dan peserta didik yang ada di kelas XI tekstil 2 jurusan kriya tekstil SMK Negeri 3 Gowa.

9Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Pemula, (Cet. I: Sibuku, 2018), h. 89-91.

46 BAB IV

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG APLIKASI GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN A. Persepsi Peserta Didik tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti

Bagian ini akan dijelaskan tentang strategi pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di jurusan kriya tekstil SMK Negeri 3 Gowa. Khususnya pada kelas XI tekstil 2, dilakukan dengan menganalisis hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan.

Guru menggunakan strategi pembelajaran khususnya pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di jurusan kriya tekstil SMK Negeri 3 Gowa. Strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan dengan berbagai rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran penting digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih efektif agar membuat peserta didik tertarik dan juga dengan adanya strategi yang tepat pelajaran akan lebih mudah diterima oleh peserta didiknya.

Guru juga akan lebih mudah menentukan informasi serta mengelola tahap demi tahap pembelajaran yang akan dilakukan dengan efektif.

Peneliti melakukan wawancara terhadap informan yakni peserta didik jurusan kriya tekstil kelas XI tekstil 2 mengenai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran guru melakukan beberapa stretegi yakni kegiatan pembuka yakni guru menyeruh ketua kelas untuk mempersiapkan kelasnya, kemudian dicek kehadirannya, memberikan gambaran mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kemudian kegiatan utama yakni penyampaian bahan ajar kepada

peserta didik, dan kegiatan penutup yakni sebelum menutup pembelajaran guru menyimpulkan hasil pembelajaran, kemudian memberi tugas kepada peserta didik sebagai tugas tindak lanjut setelah kegiatan pembelajaran, dan karena itulah guru menggunakan strategi pembelajaran langsung sebagai strategi pembelajarannya.

Berdoa sebelum belajar memang dianjurkan dalam Islam, tujuannya agar lebih mudah dalam menerima pelajaran dan supaya ilmu yang diterima dapat bermanfaat. Membaca doa sebelum memulai pembelajaran juga dapat membuat kita percaya diri dan ikhlas selama menjalani proses pembelajaran, dan bisa menghindari kita terhadap keragu-raguan dalam pembelajaran, begitu pula jika selesai belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik dikatakan bahwa guru mempersilahkan peserta didik untuk membaca doa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran dan sebelum jam pelajaran selesai. Hal ini diungkapkan oleh Ainun Sabina Hamka bahwa:

Iya, memang benar bahwa guru selalu mengarahkan untuk membaca doa sebelum pelajaran dimulai begitu pula jika jam pelajaran hampir habis guru pasti selalu mengarahkan untuk baca doa sebelum pergantian mata pelajaran.1

Hal tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Silvi Agustiawardani bahwa:

Betul, ibu selalu mengarahkan untuk baca doa baik itu sebelum memulai mata pelajaran maupun sesudah pelajaran dan menurut saya itu bagus karena memang setiap ingin memulai belajar harus berdoa terlebih dahulu.2

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memang benar bahwa guru mengarahkan peserta didiknya untuk melakukan sebuah kebiasaan seperti peserta didik lainnya yakni membaca doa sebelum belajar karena itu merupakan kebiasaan yang diajarkan sejak kita duduk dibangku taman kanak-kanak dan hal tersebut tidak

1Ainun Sabina Hamka. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 31 Januari 2022.

2Silvi Agustiawardani. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 10 Februari 2022.

48

bisa dihilangkan sampai kapanpun, begitu pula sebaliknya jika jam pelajaran berakhir gurupun mengarahkan lagi untuk membaca doa agar ilmu yang didapatkan pada hari itu barokah. Juga mereka mempunyai kebiasaan seperti melakukan salat dhuha sebelum memulai pelajarannya, hal tersebut ternyata sudah lama diterapkan.

Lalu strategi lain yang dilakukan oleh guru yaitu pengulangan materi di mana sebelum memulai materi pelajaran guru mengulang kembali sedikit materi yang diajarkannya pada pertemuan sebelumnya, hal tersebut bagus untuk mengasah daya ingat peserta didik akan materi yang telah diajarkannya, hal tersebut sama dengan yang telah disampaikan oleh Kasmita bahwa:

Iya, guru mengulang materi minggu lalu sebelum memulai materi pembelajaran baru, dan itu bagus karena guru menguji ingatan peserta didik sehingga peserta didik dapat memahami materi tersebut.3

Hal tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Indriyanti Kamal bahwa:

Iya, guru selalu mengulang materi pelajaran minggu lalu, karena hal tersebut peserta didik jadi dapat memahami kembali materi pelajaran sebelumnya.4

Hal yang sama pula yang diungkapkan oleh Citra bahwa:

Kadang-kadang, menurut saya hal tersebut bagus karena guru jadi lebih bisa mengetahui kita sudah mengerti akan materi tersebut atau tidak, dan juga memudahkan mengingat materi pelajaran.5

Pengulangan materi baik diterapkan dalam pembelajaran karena peserta didik akan memiliki pemahaman yang baik dan mendalam, dengan demikian peserta didik diharapkan tidak lagi mudah lupa terhadap apa yang telah diajarkan oleh gurunya dan apa yang telah mereka pelajari.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti melihat bahwa memang benar guru mengulang kembali materi pertemuan sebelumnya di mana bertujuan ingin

3Kasmita. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 10 Februari 2022.

4Indriyanti Kamal. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 31 Januari 2022.

5Citra. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 10 Februari 2022.

mengetahui tingkat pemahaman peserta didiknya sudah sampai di mana, dan pengulangan tersebut biasanya dilakukan pada awal pertemuan maupun pada saat akhir pertemuan.

Pemberian motivasi dalam pembelajaran bertujuan untuk menggiring, membawa, mendekatkan, dan memberikan dorongan semangat alam pikiran peserta didik agar masuk ke dalam proses pembelajaran. Dengan adanya pemberian motivasi dalam belajar ini dapat membuat peserta didik lebih semangat dalam belajar, dan hal tersebut sama dengan yang disampaikan oleh salah satu peserta didik jurusan kriya tekstil kelas XI tekstil 2 yakni Nur Insani, bahwa:

Ya, guru memberi motivasi pada saat belajar dan menurut saya itu baik karena menjadi penambah semangat dalam belajar.6

Hasil observasi peneliti pada pemberian motivasi ini memang benar guru memberikan motivasi kepada peserta didiknya baik itu ketika ingin melakukan salat dhuha, ataupun memotivasi dalam pelajarannya, memotivasi tentang bagaimana sikap seorang peserta didik yang baik, dan lain-lain.

Strategi pembelajaran langsung yang digunakan guru ketika proses pembelajaran berlangsung membuat guru menjadi lega dikarenakan dapatnya menjelaskan materi pembelajaran secara langsung dihadapan seluruh peserta didik, sehingga membuat peserta didik nyaman bertanya secara langsung ketika ada yang tak dipahami. Strategi ini juga membuat guru dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didiknya dengan melihat langsung kondisi peserta didik saat belajar. Dan hal tersebut sama dengan yang disampaikan oleh Reski Andini salah satu peserta didik jurusan kriya tekstil kelas XI tekstil 2:

Saat kondisi Covid-19, saya sangat senang jika proses pembelajaran secara

6Nur Insani. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 10 Februari 2022.

50

tatap muka meskipun hanya terbatas, dikarenakan penjelasan materi dijelaskan secara langsung dihadapan saya, dan apabila ada yang kurang jelas bisa juga saya tanyakan secara langsung. Kemudian ketika diberi tugas bisa juga saya kumpulkan langsung pada saat itu ketika saya selesai menjawab, saya rasa strategi Ibu ini menurut saya sangat bagus.7

Strategi pembelajaran langsung yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan ajarnya memang sangat efektif dengan kondisi kelasnya yakni menjelaskan secara tegas akan materi yang dibahas serta menggunakan strategi tanya jawab yang membuat penjelasan guru digabung dengan latihan serta umpan balik peserta didik guna membantu peserta didik cepat tangkap akan materi pembelajaran dan keterampilan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang diberikannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran guru menerapkan begitu banyak yang membuat pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar serta membuat pembelajaran efektif seperti mengarahkan membaca doa bersama sebelum belajar, dan mengabsen untuk mengetahui kehadiran peserta didiknya, melakukan pengulangan materi, kemudian melakukan pembelajaran dimana menggunakan strategi pembelajaran langsung di mana guru menjelaskan materi secara langsung kepada peserta didik yang membuat peserta didik dapat menangkap dan memahami sebuah ilmu secara baik, karena jika ada yang kurang jelas peserta didik dapat menanyakannya secara langsung, bahkan guru memberikan motivasi agar peserta didik semangat dalam belajar.

B. Persepsi Peserta Didik tentang Aplikasi Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Bagian ini akan dijelaskan tentang aplikasi google classroom yang digunakan guru sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam di jurusan kriya tekstil

7Reski Andini. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 06 September 2022.

SMK Negeri 3 Gowa. Khususnya pada kelas XI tekstil 2 yang dilakukan dengan menganalisis hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan.

Media pembelajaran penting untuk digunakan oleh guru, di mana media ini sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yang bisa digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap dan tujuan pembelajaran agar dapat tercapai dengan baik.

Proses pembelajaran di jurusan kriya tekstil khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, guru menggunakan berbagai macam media dalam menyampaikan materi ajar, salah satu media yang digunakan adalah aplikasi google classroom. Karena penggunaan media aplikasi google classroom dapat memudahkan peserta didik untuk mengirim tugas yang diberikan oleh gurunya, dan melalui aplikasi google classroom guru juga dapat memberikan lampiran bahan ajar, link, gambar, serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran dan dapat menjadi sarana komunikasi antara guru dengan peserta didik meskipun dengan jarak jauh.

Guru tidak lagi memberi tugas melalui papan tulis, tetapi melalui aplikasi google classroom hal ini dilakukan karena dapat lebih efisien dalam memberikan tugas dan peserta didik hanya perlu mengakses melalui aplikasi google classroom secara langsung tanpa harus mendatangi gurunya untuk mengumpulkan tugasnya. Hal ini sesuai dengan persepsi Sri Nengsih yang merupakan salah satu peserta didik jurusan kriya tekstil kelas XI tekstil 2 yang mengatakan bahwa:

Ya, Ibu guru selalu menggunakan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran dan menurut saya sangat baik, karena memudahkan saya dan

52

peserta didik lainnya untuk mengirim tugasnya secara daring.8 Hal tersebut diungkapkan juga oleh Nur Amalia bahwa:

Iya, memang Ibu guru menggunakan aplikasi google classroom sebagai media pembelajarannya dan saya rasa itu bagus karena peserta didik sudah dapat mengirim tugas secara tepat waktu karena tidak harus lagi ke sekolah yang pasti akan mengambil waktu.9

Menurut pendapat Sri Agusti ketika diwawancarai oleh peneliti, yakni:

Bagus, saya senang ketika belajar online itu mengguakan aplikasi Google Classroom karena lebih rapih untuk pengiriman tugasnya jadi efektif aja proses pembelajarannya.10

Proses penyampaian materi atau bahan ajar saat menggunakan aplikasi Google Classroom dijelaskan dengan baik dan jelas agar peserta didik bisa memahami pembelajaran, dan hal tersebut sama dengan pendapat yang diberikan oleh Chaerunnisa dan Sri Nuranggreani Kanaya yang mengatakan bahwa:

Ibu biasanya memberikan kami catatan yang sebelumnya pasti dijelaskan terlebih dahulu dengan cara vidio, gambar, ataupun PPT pembelajaran yang dibuatnya di aplikasi Google Classroom, dan jika ada diantara kami yang kurang jelas nanti dijelaskan kembali ketika pembelajaran tatap muka terbatas berlangsung.11

Pendapat tersebut yang dikatakan oleh informan mengatakan bahwa memang guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti khususnya di jurusan kriya tekstil kelas XI tekstil 2 menggunakan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran, hal tersebut dikatakan oleh informan bahwa sangat baik jika ibu menggunakan media tersebut karena memudahkan mereka untuk mengirim tugas yang diberikan oleh gurunya tanpa harus datang langsung ke sekolah dan penjelasan materi atau bahan ajar yang cukup bagus.

8Sri Nengsih. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 31 Januari 2022.

9Nur Amalia. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 31 Januari 2022.

10Sri Agusti. Peserta didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 6 September 2022.

11Chaerunnisa Armadila dan Sri Nuranggreani Kanaya. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 6 September 2022.

Hasil wawancara lain ada juga yang mengatakan bahwa memang memudahkan mereka dalam mengirim tugas yang diberikan oleh gurunya akan tetapi ada pula beberapa dari mereka mengalami beberapa kendala misalnya seperti jaringan yang kurang baik, serta keterbatasan data internet hal tersebut bisa dilihat dari persepsi Nurhalisa Widya Astuti yang merupakan salah satu peserta didik di jurusan kriya tekstil kelas XI tekstil 2 mengatakan:

Baik jika guru menggunakan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran karena memudahkan peserta didik dan guru dalam berkomunikasi dan mengirim tugas, namun terkadang biasa ada kendala yaitu jaringan yang biasanya putus-putus.12

Kendala lain juga dirasakan oleh Nurul Hikmah Alhidayanti yang mengatakan bahwa:

Saat aplikasi google classroom digunakan atau diterapkan guru, saya mengalami sedikit kendala seperti mengalami sedikit kesusahan untuk memahami materi yang diajarkan karena tidak ada penjelasan dari gurunya dan juga tidak bisa mengajukan pertanyaan .13

Pendapat tersebut yang dikatakan oleh informan mengatakan tidak hanya memudahkan mereka dalam pembelajaran namun ada juga beberapa yang mengalami kendala seperti terkendala oleh jaringan dan keterbatasan data internet yang membuat mereka untuk sulit mengakses aplikasi tersebut karena ketika ingin membuka atau menggunakan aplikasi google classroom tersebut memang membutuhkan data internet serta jaringan yang cukup bagus.

Aplikasi google classroom merupakan layanan berbasis internet yang disediakan dan dikembangkan oleh google untuk kegiatan e-learning (pembelajaran daring), sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas, dan meningkatkan

12Nurhalisa Widya Astuti. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 10 Februari 2022

13Nurul Hikmah Alhidayanti. Peserta Didik, Wawancara, SMK Negeri 3 Gowa, 10 Februari 2022

54

komunikasi dengan peserta didik tanpa menggunakan kertas dan tatap muka secara langsung.

Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan aplikasi google classroom guru bisa membuat kelas maya, mengajak peserta didik bergabung dalam kelas, dapat memberikan informasi terkait kelas belajar mengajar, memberikan materi ajar yang bisa dipelajari peserta didik baik berupa file dan paparan video pembelajaran, memberikan tugas kepada peserta didik serta membuat jadwal pengumpulan tugas.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa guru penggunaan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran memang memudahkan proses pembelajaran apalagi disaat pandemi covid-19 yang terjadi serta adanya anjuran pemerintah yang membuat peserta didik belajar dari rumahnya masing-masing, sehingga membuat kendala pada gurunya yakni susahnya dalam pemberian tugas serta pengumpulan tugas.

Adanya aplikasi google classroom jadi membuat proses pemberian tugas dan pengumpulan tugas tersebut jadi lebih efektif kembali di mana guru mata pelajaran bisa menilai peserta didiknya melalui tugas yang diberikan, namun tak hanya pemberian dan pengumpulan tugas kadang pemberian bahan ajar/materi ajarpun diberikan lewat aplikasi google classroom tersebut seperti file-file buku paket yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung, bahkan vidio-vidio pembelajaran yang bersangkutan dengan materi dikirimkan melalui aplikasi google classroom.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dikatakan peserta didik berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti di jurusan kriya tekstil SMK Negeri 3 Gowa memang menggunakan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran

dikhususkan untuk pemberian tugas serta mengirim tugas, serta pengiriman bahan/materi pembelajaran serta vidio-vidio pembelajaran.

C. Faktor Penghambat Guru dalam Pengunaan Media Aplikasi Google

Dokumen terkait