• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rerata Penutupan Karang per Tahun 0,

5.3 Manfaat Ekonomi Wilayah

Keberadaan Kawasan Konservasi Taman Nasional Laut berdampak pada ekonomi dan pengembangan wilayah setidaknya dapat dilihat dalam dua hal, yaitu dampak keberadaannya secara spasial dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya.

Secara spasial, keberadaan kawasan konservasi laut, dimana terdapat pembatasan berbagai aktifitas dan jumlah input, akan dapat menolong melindungi habitat-habitat dan contoh-contoh perwakilan tipe kehidupan lautan, dan dapat membantu menjaga produktifitas lautan di wilayah sekitarnya dan menghindarkan dari kerusakan yang lebih jauh. Di Laut Jawa, kepulauan Karimunjawa diyakini merupakan satu-satunya kawasan terumbu karang yang dianggap masih relatif utuh, sehingga kawasan ini merupakan salah satu penyuplai utama sumberdaya perikanan di Laut Jawa.

Selain dampak keberadaannya secara spasial, secara ekonomi keberadaan kawasan konservasi laut dapat menghasilkan income untuk ekonomi wilayah, khususnya dari pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan dan aktifitas wisata.

Salah satu cara untuk melihat bagaimana dampak suatu sektor atau sub sektor berperan dalam perekonomian adalah dengan melihat sektor-sektor basis, yaitu sektor-sektor yang mampu menarik pendapatan yang berasal dari luar daerah, sehingga mampu memberikan peningkatan pada perputaran konsumsi yang ada pada suatu daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan multiplier effect bagi perekonomian daerah. Karena besarnya peran sektor-sektor tersebut terhadap proses peningkatan output suatu wilayah, melalui proses multiplier, maka sektor basis tersebut sering di sebut sebagai leading sector bagi perekonomian daerah tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut biasanya sektor

basis diidentikkan dengan sektor-sektor yang mampu dikirim keluar daerah dan dapat menciptakan aliran pendapatan yang berasal dari luar daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai siklus konsumsi di wilayah itu.

Salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor-sektor basis yang ada dalam suatu perekonomian wilayah adalah dengan metode Location Quotient (LQ). Analisis LQ ini merupakan suatu metode statistik yang menggunakan karakteristik output/nilai tambah untuk menganalisis dan menentukan keberagaman dari basis ekonomi (economic base) masyarakat daerah/lokal.

Analisis basis ekonomi ini diperlukan untuk dapat melihat sektor -sektor basis atau yang menjadi unggulan pada wilayah Kabupaten Jepara, dengan berpedoman pada nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah tersebut. Kemudian juga dilihat apakah sub sektor perikanan yang dalam hal ini dikaitkan dengan keberadaan kawasan konservasi laut Taman Nasional Karimunjawa berperan secara dominan dalam perekonomian wilayah Kabupaten Jepara. Dari data PDRB Kabupaten Jepara memang tidak menjelaskan berapa kontribusi masing-masing Kecamatan (termasuk Karimunjawa), termasuk dalam sub sektor perikanan dimana produksi ikan Kabupaten Jepara tidak seluruhnya berasal dari Karimunjawa, namun demikian didasarkan atas asumsi bahwa pada dasarnya kawasan konservasi laut merupakan kawasan perlindungan yang dapat mmberi manfaat limpahan bagi wilayah sekitarnya, maka sedikit banyak nilai yang tercantum dapat dikaitkan dengan kondisi kawasan perlindungan tersebut.

Tabel 11. Hasil Analisis LQ Kabupaten Jepara Tahun 1999 dan 2004

Tahun

Lapangan Usaha

1999 2004

Sektor Pertanian

- Tan bahan makanan 0,953502 1,01897

- Tan Perkebunan 0,966771 0,98582

- Peternakan 0,988794 1,04564

- Kehutanan 1,078694 0,80188

- Perikanan 1,244179 0,9692

Sektor Pertambangan & Penggalian 0,934234 1,07767

Sektor Industri Pengolahan

- Industri Besar/Sedang 1,205604 1,15193

- Industri Kecil/Rumah Tangga 1,226764 1,15205

Sektor Listrik, gas dan air bersih

- Listrik 0,797135 1,14224

- Air Minum 0,732223 1,21089

Sektor Bangunan 0,801653 1,24888

Sektor Perdagangan, Hotel & restoran

- Perdag. Besar & eceran 1,960267 1,87151

- Restoran 2,309442 2,06471

- Hotel 2,102756 1,85462

Sektor Pengangkutan & Komunikasi

- Pengangkutan 1,070499 0,93075

- Komunikasi 0,680069 1,31242

Sektor Keuangan, Persewaan Bangunan

dan Jasa Perusahaan

- Bank 1,935262 2,58022

- Lembaga Keuangan, Tanpa Bank 1,614169 1,58729

- Sewa Bangunan 1,762646 1,91823

- Jasa Perusahaan 1,972479 1,87876

Sektor Jasa-jasa

- Jasa Pemerintahan 1,005854 1,02899

- Jasa Sosial Kemasyarakatan 1,011257 0,96558

- Jasa Hiburan dan Kebudayaan 0,799868 1,4104

- Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 1,038841 0,97229

Berdasar hasil analisis LQ dari setiap sub sektor yang ada pada PDRB Kabupatn Jepara tahun 1999, ternyata terdapat 15 sub sektor yang merupakan sub sektor basis karena memiliki nilai LQ lebih dari 1 yaitu sektor pertanian (terdapat 2 sub sektor), sektor industri pengolahan (2 sub sektor), sektor perdagangan, hotel dan restoran (3 sub sektor), sektor pengangkutan dan komunikasi (1 sub sektor), sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan (4 sub sektor) dan

sektor jasa-jasa (3 sub sektor). Pada PDRB Tahun 2004, terdapat peningkatan jumlah sub sektor basis, yaitu berjumlah 18 sub sektor.

Yang terjadi pada sub sektor perikanan, nilai LQ pada tahun 1999 adalah diatas 1, yang artinya sub sektor tersebut menjadi salah satu sektor basis perekonomian, namun pada tahun 2004 sub sektor perikanan memiliki nilai LQ dibawah 1, artinya sub sektor tersebut tidak lagi menjadi salah satu sektor basis di Kabupaten Jepara.

Kenyataan tersebut dapat dikaitkan dengan keberadaan kawasan konservasi laut Karimunjawa, yang merupakan salah satu penyumbang sumberdaya perikanan, baik secara langsung yang ditangkap di kawasan tersebut maupun di wilayah sekitarnya. Menjelang awal tahun 2000, di Karimunjawa memang marak penangkapan ikan dengan metode destructive fishing, seperti penggunaan potasium sianida, dan penggunaan alat tangkap bom ikan, cantrang dan muroami yang dilakukan nelayan-nelayan pendatang. Penggunaan alat-alat tersebut memang bisa dengan cepat menghasilkan ikan dalam jumlah banyak, namun demikian memberi dampak buruk untuk masa-masa kedepan bagi stok sumberdaya ikan di kawasan tersebut.

Dampak tersebut salah satunya tercermin dari nilai LQ pada tahun 2004 yang kurang dari 1, sementara pada tahun 1999 sub sektor perikanan masih merupakan salah satu sub sektor basis bagi perekonomian wilayah Kabupaten Jepara. Dalam hal ini dampak positif keberadaan kawasan konservasi laut Taman Nasional Karimunjawa bagi perekonomian wilayah Kabupaten Jepara memang belum bisa diperlihatkan dalam data PDRB yang ada, hal ini memang sesuai dengan prinsip kawasan konservasi laut yang bersifat investasi untuk masa depan, dimana manfaat ekonomi akan didapatkan dalam jangka panjang seiring dengan semakin baiknya manajemen pengelolaan dan kondisi lingkungan di kawasan tersebut.

Dokumen terkait