• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Wilayah Studi 1 Letak dan Luas Kawasan

5.1.7 Tipe Ekosistem

5.1.7.1 Ekosistem Terumbu Karang

Gugusan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan terumbu karang tepi. Hasil survei yang dilakukan oleh Wildlife Conservation Society (WCS) sepanjang tahun 2003 dan 2004 menemukan 63 genera dari 15 famili karang keras berkapur (scleractinian) dan tiga genera non-scleractinian

yaitu Millepora dari kelas Hydrozoa, Heliopora dan Tubipora dari kelas Anthozoa.

Penutupan karang keras berkisar antara 6,7% hingga 68,9% dan indeks keragaman berkisar antara 0,43 hingga 0,91. Kondisi terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa secara umum mempunyai rata-rata penutupan sekitar 40%. Faktor tama rendahnya persen penutupan karang adalah bencana alam. Hal ini dapat dilihat dari gundukan pecahan karang mati yang cukup luas (coral rubble) di beberapa lokasi seperti di P. Burung, P. Krakal Besar, P. Krakal Kecil, Karang Kapal, P. Bengkoang dan P. Menyawakan. Selain karang keras, di sebagian besar lokasi juga didominasi oleh berbagai jenis alga. Jenis alga dikelompokkan dalam empat kategori yaitu fleshy algae (seperti Caulerpa, Dictyota, Padina Sargassum, Turbinaria, Ulva, dan sebagainya), encrusting red (alga merah yang mengerak pada substrat), coralline algae (misalnya Jania dan

Amphiroa) dan calcareous algae (alga berkapur Halimeda spp.). Penutupan seluruh alga pada rataan terumbu berkisar antara 26,8% di Gosong Tengah hingga 86,2% di P. Seruni dan pada lereng terumbu 24,4% P. Kecil hingga 92,9% di bagian barat P. Menyawakan.

Perkembangan persentase rata-rata tingkat penutupan karang di Karimunjawa yang terdata pada kedalaman 3 dan 10 meter, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi data persentase penutupan karang di Taman Nasional Karimunjawa

Tahun

2001 2002 2003

No Zona

3 m 10 m Rerata 3 m 10 m Rerata 3 m 10 m Rerata

1 Inti 15,18 25,03 20,11 39,88 43,15 41,52 26,29 36,11 31,20

2 Perlindungan 11,16 19,53 15,35 40,48 42,08 41,28 35,35 36,81 36,08

3 Pemanfaatan 63,10 43,45 53,28 46,73 50,18 48,46 44,88 33,23 39,06

4 Penyangga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 42,10 50,66 46,38

Keragaman genera karang keras dinilai dengan menggunakan index keragaman Simpson yang mempunyai kisaran antara 0 hingga 1, dimana 0 artinya tingkat keragaman rendah dan nilai 1 artinya tingkat keragaman tinggi. Pada rataan terumbu (daerah dangkal) di bagian tenggara P. Cendikian, keragaman genera karang keras yang ditemukan sangat rendah yaitu 0,077 dan yang paling tinggi di bagian barat P. Katang yaitu 0,893. Nilai keragaman di daerah rataan terumbu sangat bervariasi, sementara pada lereng terumbu (daerah dalam), nilai keragaman genera karang keras tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Nilai keragaman genera terendah pada lereng terumbu ditemukan di bagian barat laut P. Nyamuk yaitu 0,667 dan keragaman tertinggi sebesar 0,927 di bagian barat Gosong Selikur. Perbedaan keragaman antar wilayah desa juga tidak terlalu menunjukan perbedaan yang signifikan. Dari perbedaan keragaman dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pada rataan terumbu di beberapa lokasi pengamatan (P. Cendikian, P. Genting, Gosong Tengah, P. Kecil, P. Merican, Gosong Selikur dan P. Parang) memiliki keragaman yang rendah. Hal ini menunjukkan adanya dominansi pada genera karang tertentu, sehingga cenderung seragam, walaupun persentase penutupan karangnya memiliki nilai tinggi.

Selain itu, pada umumnya rataan karang di bagian barat cenderung tinggi tingkat kerusakannya akibat gelombang musim barat yang keras dan ekploitasi yang tinggi oleh masyarakat, sehingga hanya jenis karang tertentu saja yang dapat bertahan (misalnya jenis Porites yang masif).

Adapun Invertebrata yang mempunyai nilai kepadatan cukup tinggi di Karimunjawa adalah kima dan bulu babi, masing-masing dengan rata-rata kelimpahan 23 dan 66 ind/100m2. Daerah dengan kepadatan kima tertinggi adalah

P. Seruni sebesar 248 ind/100m2. Empat jenis kima ditemukan selama survei yaitu Kima Pasir (Hippopus hippopus), Kima Lubang (Tridacna crocea), Kima Besar (Tridacna maxima) dan Kima Sisik (Tridacna squamosa).

Kepadatan teripang di Kepulauan Karimunjawa sangat rendah dengan rata-rata hanya 0,1 ind/100m2 atau 10 ind/Ha. Kondisi ini diduga akibat tingginya aktifitas pengambilan teripang. Berdasarkan informasi dari aspek sosial-ekonomi masyarakat, pengambilan teripang tidak hanya dilakukan di perairan dangkal (gleaning) tetapi juga di perairan dalam dengan menggunakan alat bantu kompresor.

Ikan karang yang ditemui di perairan Karimunjawa merupakan jenis-jenis yang biasa hidup pada perairan yang cenderung tenang, dengan arus yang tidak terlalu kencang. Kondisi terumbu karang yang memiliki rataan yang luas dengan dasar perairan yang landai namun dangkal juga menyebabkan jenis-jenis ikan yang ditemui di Karimunjawa cenderung seragam.

Pada perairan dangkal Karimunjawa ditemukan 43 famili ikan karang, terutama ikan-ikan yang berasosiasi erat dengan terumbu karang. Dalam satu kali penyelaman selama 60 menit, dapat ditemukan 69 sampai 141 spesies ikan karang.

Dari 138 spesies Pomacentridae yang ditemukan di Indonesia, di Karimunjawa terdapat 71 spesies. Famili ini merupakan komponen terbanyak ikan karang. Selain itu, komponen ikan karang terbesar lainya adalah Labridae 52 spesies, Chaetodontidae 25 spesies, Scaridae 27 spesies, Serranidae 24 spesies. Secara total jumlah spesies ikan karang yang ditemukan selama survei di seluruh perairan Karimunjawa adalah 353 species, yaitu di sebelah timur P. Sintok.

Total kehadiran spesies ikan pada suatu daerah tertentu sangat tergantung pada ketersediaan makanan, perlindungan dan keragaman substrat (Hopley and Suharsono,2000). Perairan yang berdekatan dengan pemukiman memiliki total kehadiran spesies ikan karang yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang jauh dari pemukiman.

Biomassa ikan karang terbesar di Karimunjawa berasal dari Famili Scaridae dan Pomacentridae. schooling ikan Scaridae dalam jumlah besar sering

sekali dijumpai di rataan karang dengan rata -rata biomassa ikan di setiap lokasi berkisar antara 143,21 kg/ha dan 1040,71 kg/ha.

5.1.7.2 Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove di Karimunjawa menyebar di seluruh kepulauan dengan luasan yang berbeda-beda. Pulau-pulau yang memiliki ekosistem mangrove adalah P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Cemara Kecil, P. Cemara Besar, P. Krakal kecil, P. Krakal Besar, P. Merican, P. Menyawakan dan P. Sintok. Hutan mangrove terluas terdapat di P. Kemujan dan P. Karimunjawa seluas 396,90 Ha (BTNKJ, 2002).

Jenis mangrove yang ditemukan sebanyak 25 spesies dari 13 famili mangrove sejati, dan sembilan spesies dari tujuh famili mangrove ikutan di dalam kawasan, serta lima spesies dari lima famili mangrove ikutan di luar kawasan (BTNKJ, 2002).

5.1.7.3 Ekosistem Padang Lamun

Ekosistem padang lamun di Karimunjawa memiliki pola penyebaran yang mengelompok berdasarkan kesamaan jenis atau spesies. Sugiarianto (2000) menemukan delapan spesies lamun di tiga lokasi yaitu: Pancuran, Legon Lele dan Ujung Gelam. Hasil studi awal WCS pada tahun 2003 di empat lokasi

(Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Alang-alang dan Legon Nipah) ditemukan enam spesies dari empat famili.

5.1.7.4 Ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah

Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah menempati ketinggian 0 - 500 m dpl di Pulau Karimunjawa. Berdasarkan hasil eksplorasi flora yang dilakukan oleh LIPI tahun 2003 (Djarwaningsih, 2003) ditemukan 124 spesies dan lima genus flora di kawasan hutan hujan tropis dataran rendah Karimunjawa. Jenis pohon yang sering dijumpai adalah Sentul (Sandoricum koetjape), Ande -ande (Antidesma montanum), Berasan (Gomphia serrata), Gondorio (Bouea macrophylla). Termasuk di dalamnya keberadaan flora khas Karimunjawa yaitu

Dewadaru (Fragrarea eleptica), Sawo Kecik (Manilkaya kauki) dan Kalimosodo (Cordia subcordata) yang populasinya mulai menurun karena banyak digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan oleh masyarakat. Dewadaru tidak ditemukan dalam kawasan konservasi kecuali tunggaknya, umumnya tumbuh di luar kawasan yaitu di daerah Alang-Alang, Ujung Gelam, Nyamplungan, dan Legon Nipah (Farid et al., 2002).

5.1.7.5 Ekosistem Hutan Pantai

Vegetasi hutan pantai dicirikan oleh adanya Ketapang (Terminalia cattapa), Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), Kelapa (Cocos nucifera), Jati Pasir (Scaerota frustescens), Setigi (Pemphis acidula) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).

5.1.7.6 Sumberdaya Perikanan

Menurut Purwanto (2004) terdapat empat jenis sumberdaya ikan di Karimunjawa, yaitu pelagis kecil, pelagis sedang, demersal dan ikan karang.

Sumberdaya perikIkan-ikan pelagis penting di Karimunjawa adalah ikan Tongkol, Tenggiri dan Teri. Penangkapan ikan-ikan pelagis ini umumnya terjadi di musim timur untuk jenis ikan Teri dan di musim barat untuk kelompok ikan Tongkol.

Ikan karang yang ditemui di perairan Karimunjawa merupakan jenis-jenis yang biasa hidup pada perairan yang cenderung tenang, dengan arus yang tidak terlalu kencang. Kondisi terumbu karang yang memiliki rataan yang luas dengan dasar perairan yang landai namun dangkal juga menyebabkan jenis-jenis ikan yang ditemui di Karimunjawa cenderung seragam.

Dari hasil penelitian yang dilakukan WCS (2003), pada perairan dangkal Karimunjawa ditemukan 43 famili ikan karang, terutama ikan-ikan yang berasosiasi erat dengan terumbu karang. Dalam satu kali penyelaman selama 60 menit, dapat ditemukan 69 sampai 141 spesies ikan karang. Dari 138 spesies Pomacentridae yang ditemukan di Indonesia, di Karimunjawa terdapat 71 spesies. Famili ini merupakan komponen terbanyak ikan karang. Selain itu, komponen ikan karang terbesar lainya adalah Labridae 52 spesies, Chaetodontidae 25

spesies, Scaridae 27 spesies, Serranidae 24 spesies. Secara total jumlah spesies ikan karang yang ditemukan selama survei di seluruh perairan Karimunjawa adalah 353 species, yaitu di sebelah timur P. Sintok.

Total kehadiran spesies ikan pada suatu daerah tertentu sangat tergantung pada ketersediaan makanan, perlindungan dan keragaman substrat (Hopley and Suharsono, 2000). Perairan yang berdekatan dengan pemukiman memiliki total kehadiran spesies ikan karang yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang jauh dari pemukiman. Biomassa ikan karang terbesar di Karimunjawa berasal dari Famili Scaridae dan Pomacentridae. schooling ikan Scaridae dalam jumlah besar sering sekali dijumpai di rataan karang dengan rata -rata biomassa ikan di setiap lokasi berkisar antara 143,21 kg/ha dan 1040,71 kg/ha.

5.1.8 Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Kawasan

Dokumen terkait